Manusia seringkali menggunakan pemikiran-pemikirannya sendiri untuk memikirkan apa yang terjadi di sekelilingnya. Kemudian menjadi sangat khawatir dan tanpa sadar ragu, bahkan tidak percaya dengan janji-janji Tuhan. Kita sibuk waspada dengan apa yang akan kita hadapi, hingga lupa akan berkat-berkat Tuhan yang setiap hari datang menyertai kita. 1 Petrus 2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat
2 Tawarikh 9:1-12 bercerita mengenai kunjungan Ratu Syeba. Ratu Syeba sangat tertegun dan kagum dengan hikmat yang dimiliki Salomo serta apa yang dilakukannya dalam tatanan kerajaannya. Ia kagum dengan bagaimana kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi kerajaan yang berubah dalam Kerajaan Salomo. Salomo telah berhasil mengubah tradisi-tradisi kerajaan yang tidak bisa diubah oleh generasi sebelumnya. Mengubah tradisi bukanlah
“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.” (Matius 5:13) Mengapa garam merupakan hal yang penting dalam sebuah masakan? Karena garam memiliki rasa yang sangat kuat. Ketika kita memakan sesuatu yang diberi garam di dalamnya, maka lidah kita akan merasakan rasa
Ada yang berkata bahwa iblis sudah tidak ada dan selesai sampai di Alkitab dan kita sudah selamat. Namun Alkitab mencatat bahwa peperangan kita bukanlah melawan darah dan daging, melainkan penguasa-penguasa di udara. Setelah Yesus naik ke surga dan nantinya turun kembali, para rasul masih terus berhadapan dengan penguasa-penguasa di udara. Penguasa-penguasa di udara adalah iblis
Bacaan : Ibrani 10:1-9 Yesus adalah korban paskah terakhir Tidak mungkin manusia dapat berkenan kepada Tuhan hanya dengan melakukan hukum taurat. Ketika manusia berusaha melakukannya, hanya kegagalan-kegagalan yang terjadi. Tuhan tidak menghendaki korban dari hukum taurat, sehingga Yesus turun menjadi manusia. Dia mengambil bagian dalam keseharian manusia, mengerti semua penderitaan dosa manusia. Ia mengambil bagian
“Rendah hati mendahului Kehormatan. Tinggi hati mendahului kehancuran.” (Amsal 18:12-13) Tinggi hati seringkali tidak disadari, tetapi tindakannya dapat dikenali Dari gaya bicaranya sangat tinggi dan membuat segan, tetapi ternyata omongannya kosong dan tidak ada artinya. Ia tidak memandang dirinya perlu untuk belajar, sehingga ia akan sulit untuk dibentuk oleh Tuhan. Tidak bisa melihat kesalahannya sendiri,
Hidup ini penuh dengan kejadian ironis. Banyak kenyataan yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Ada teman baik yang dipercaya, namun justru dialah yang mencelakai. Orang tua yang menyayangi dan membesarkan anaknya, berharap anak itu akan menyayanginya, namun ternyata anak itu tidak terlalu menyayangi orang tuanya. Pelayan Tuhan menggembalakan jiwa-jiwa dengan sepenuh hati, namun
Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara. (Yesaya 61:1) Tuhan datang untuk membebaskan yang tertawan. Siapakah orang yang tertawan? Orang