Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Salib yang Terkutuk
Yesaya 53:1-7 “Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan? Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.”
Banyak pandangan mengenai siapa Yesus. Bahkan mungkin sampai sekarang begitu banyak orang terus mempertanyakan tentang pribadi Yesus. Ada yang berkata Yesus itu hanyalah manusia, ada pula yang berkata Yesus itu separuh manusia separuh Tuhan, tetapi ada yang berkata bahwa Yesus itu seratus persen manusia dan seratus persen Tuhan. Bagaimana dengan kita? Mana yang kita percaya? Kepada siapa kita bertanya? Karena kepada siapa kita bertanya, menentukan apa yang akan kita percayai dari jawaban yang kita terima.
Banyak orang mempertanyakan, bagaimana mungkin Yesus adalah Tuhan, kenapa Tuhan harus melakukan hal itu, kenapa Tuhan harus menjadi manusia dan mati disalibkan, dan begitu banyak pertanyaan lainnya. Jika kita bertanya kepada manusia, ketahuilah pengetahuan manusia itu terbatas. Tetapi jika kita bertanya kepada Tuhan, maka Dia sanggup menjawab segala sesuatu, karena Dia pencipta langit dan bumi. Salah besar jika kita bertanya tentang kemustahilan kepada manusia, tentu kita harus bertanya kepada Tuhan tentang hal itu.
Apakah kita percaya kepada Tuhan? Jika Abraham tidak mempercayai Tuhan dan lebih mempercayai perkataan manusia, tentu Abraham tidak akan percaya bahwa ia akan mempunyai anak, tetapi Abraham mempercayai Tuhan. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan! Jadi jika Tuhan menjadi manusia, apakah itu mungkin? Tentu saja!
Kenapa Tuhan Yesus datang ke dunia? Untuk menebus dosa kita.
Manusia telah jatuh ke dalam dosa dan upah dosa adalah maut. Bahkan tidak ada manusia yang dapat melakukan 10 perintah Allah dengan sempurna. Jangan berzinah, jangan bersaksi dusta, dan yang lainnya, sukar dilakukan oleh manusia yang mempunyai kecenderungan untuk melakukan kejahatan dan dosa. Mungkinkah manusia melakukan perbuatan-perbuatan yang berkenan kepada Tuhan? Mungkinkah kita dengan perbuatan-perbuatan baik dapat menyelamatkan hidup kita? Jawabannya adalah “tidak mungkin.”
Bukan hanya kecenderungan dosa, manusia juga mempunyai dosa keturunan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Oleh karena itu, hanya Yesus, Anak Domba yang tidak bercacat cela dan yang tidak mempunyai dosa warisan, yang sanggup untuk menebus dosa manusia. Dosa kitalah yang ditanggung-Nya. Pengorbanan-Nya sekali untuk selama-lamanya. Sehingga kita manusia yang seharusnya masuk dalam penghukuman akan dosa dan binasa, kini memiliki pengharapan akan masa depan.
Roma 8:28 “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Tetapi apakah kita percaya kepada-Nya? Apakah dengan mengetahui bahwa Yesus telah mati menebus dosa-dosa kita, mengubah hidup kita? Dikatakan “Allah turut bekerja”, artinya kita bekerja bersama-sama dengan Tuhan, Tuhan membutuhkan respons dari kita. Sudahkah kita merespons kasih dan panggilan Tuhan buat kita?
Galatia 3:13 “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!”
Yesus telah menanggung kutuk kita, salib yang terkutuk itu menjadi bukti kasih-Nya. Sudahkah kita percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan secara pribadi? Hidup di bumi begitu singkat. Hidup yang telah ditebus ini adalah sebuah kesempatan, apakah kita memilih untuk hidup bagi dosa atau hidup bagi kemuliaan dan panggilan Tuhan? Masa lalu kita tidak bisa terulang kembali, tetapi kita bisa menulis masa depan kita yang penuh harapan bersama dengan Tuhan. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru; yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (2 Korintus 5:17). Jangan lagi hidup dalam penjara masa lalu yang penuh dosa dan ikatan, tetapi kita adalah orang-orang yang sudah dimerdekakan dan dibebaskan. Setiap hari manusia sangat mungkin untuk melakukan dosa. Kita semua membutuhkan Yesus. Mulai hari ini hiduplah dan berlarilah dalam kasih dan panggilan Tuhan dalam hidup kita.
Kita adalah orang-orang yang sudah ditebus oleh Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena itu, berlakulah seperti orang yang sudah ditebus.
Tuhan Yesus memberkati.
By Ps. Daniel Hadi Shane
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Pdm. Christin Jedidah : Mengenal dan Dikenal Yesus
Kita bisa mengagumi seseorang, tetapi berbahaya jika kita mengagungkannya dan bahkan mengutamakan dia lebih dari segalanya. Bisa jadi seorang selebriti, rekan pelayanan, gembala atau pembimbing kita, atau hamba Tuhan. Tentu kita harus menghormati hamba Tuhan, tapi kita salah besar jika kita mengagungkan dia seperti seolah-olah ia menjadi Tuhan dalam hidup kita. Kita telah menjadikannya sebagai berhala dalam hidup kita. Yang seharusnya menjadi idola kita adalah Tuhan kita, Yesus Kristus.
Kalau kita terlalu mengagungkan seseorang, kita akan mudah kecewa. Karena kita memberikan pengharapan yang lebih pada seseorang, sehingga ketika seseorang yang kita idolakan itu jatuh, kita akan sangat kecewa.
SUDAHKAH KITA MENGENAL YESUS?
Kristus telah memberikan teladan yang sempurna bagi hidup kita. Kita bisa mengetahuinya dari membaca Firman Tuhan. Kita mengetahui bagaimana perlakuan Yesus terhadap orang berdosa, ajaran-ajaran Yesus, dan itulah yang harus kita lakukan dalam hidup kita.
Kuasa penerimaan
Yesus mencintai orang berdosa dan gereja juga harus menerima dan menampung orang-orang yang berdosa. Tetapi Yesus tidak mau kita tetap tinggal dalam dosa kita. Kita harus berubah, itulah yang diinginkan Tuhan.
Namun seringkali konsep penerimaan disalahartikan dan menjadi senjata pembelaan untuk tetap tinggal di dalam dosa. Tuhan mengasihi kita, tetapi ia tidak ingin kita tetap tinggal di dalam dosa. Tuhan menghendaki perubahan dalam hidup kita untuk hidup kudus.
Jangan kita mencobai Tuhan dengan menjadi bebal dan mempermainkan kasih karunia Tuhan. Kita sudah tahu bagaimana kita harus hidup, tetapi kita tetap hidup dalam dosa. Kita sudah mempermainkan kasih karuniaNya
Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” Matius 5:48
Dalam hidup kita, Tuhan menuntut kesempurnaan kita. Tuhan adalah sempurna. Jika kita anak Tuhan, maka kita juga harus menjadi sempurna. Kekristenan kita harusnya bukan hanya sekadar menjadi identitas dalam kartu identitas kita saja, tetapi Tuhan ingin hidup kita benar-benar menjadi Kristen.
1 Yohanes 3:1-10
Kita harus mengetahui posisi kita sebagai anak-anak Allah. Kita adalah orang-orang yang dibenarkan oleh Yesus. Awal mula Adam Hawa diciptakan, mereka adalah ciptaan yang sempurna tanpa dosa. Tetapi iblis merusaknya dengan membuat Adam Hawa jatuh dalam dosa dengan keinginan dan nafsunya, sehingga manusia terpisah dari Tuhan. Dan Yesus telah menjadi pendamai dan menyucikan dosa-dosa kita ketika Ia mati di kayu salib. Kita ditebus dan kita telah menjadi orang yang benar. Jika kita telah mengerti hal ini, kita akan enggan untuk berbuat dosa lagi.
Ketika seseorang mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan, maka ia terpisahkan dari dunia. Dunia bukan lagi menjadi habitat kita. Alkitab berkata dunia tidak mengenal kita. Karena itu kita harus tampil berbeda dari dunia ini, seperti identitas baru yang Tuhan berikan.
Banyak gereja yang menjadikan dirinya serupa dengan dunia, dengan membawa cara-cara dunia ke dalam gereja dengan alasan penjangkauan. Jangan sampai gereja atau anak Tuhan menjadi serupa dengan dunia ini. Seharusnya kitalah yang menjadikan dunia serupa dengan Kristus.
MENGENAL DIA DENGAN BENAR.
Efesus 1:17-19 – Yesus memberikan roh hikmat dan wahyu untuk kita mengenal Kristus dengan benar. Kita harus mengenalNya dengan benar.
Sebelum kita menjalin persahabatan dengan seseorang, kita pasti membutuhkan waktu untuk mengenalnya dengan benar terlebih dahulu. Menghabiskan waktu bersama terlebih dahulu, untuk mengenal kepribadiannya. Tetapi terkadang dalam usaha kita mengenal, ternyata kita tidak sungguh-sungguh mengenal dia dengan benar. Kita mengenal seseorang sebagai seorang yang sabar, tapi ternyata setelah sekian lama, ia seorang yang pemarah.
Demikian juga, kita harus mengenal Kristus dengan benar. Apakah kita sudah benar-benar mengenal Yesus yang benar dengan benar, bukan Yesus yang palsu yang seperti pemikiran kita sendiri. Di akhir jaman ini, penyesat-penyesat datang dari gereja Tuhan untuk menyesatkan orang-orang yang tidak benar-benar mengenal Yesus dengan benar. Pemahaman kita tentang Tuhan harus terus bertambah. Dengan cara apa kita bergaul dengan Tuhan, mengenal kehendakNya, mengenal apa yang menjadi kerinduanNya.
Ketika kita sudah mengenal Kristus dengan benar, Firman Tuhan mengatakan, Ia akan menjadikan mata hati kita terang. Dalam hidup kita, mata hati kita tertutup oleh pengajaran-pengajaran dari dunia. Bagaimana pergaulan kita, lingkungan kita, itu akan membentuk kita. Karena itu hati-hati dalam pergaulan kita.
Berapa persen dalam hidup kita, kita bergaul dengan Kristus, dengan komunitasNya. Berapa persen kita bergaul dengan sosial media, dengan informasi-informasi dari dunia yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Jika kita lebih banyak menghabiskan waktu kita bergaul dengan Tuhan, maka sinar kemuliaan dalam diri kita itu akan keluar. Sehingga bukan kita yang dipengaruhi oleh dunia, tetapi dunialah yang dipengaruhi oleh kita.
Hidup kita dipengaruhi oleh apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar dari lingkungan kita. Karena itu, kita harus berada dalam komunitas yang benar, untuk membangun kita, memiliki pembicaraan yang membangun diri kita, untuk kita mengenal Kristus lebih lagi di dalam panggilanNya.
MENJADI TERANG UNTUK ORANG DI SEKITAR KITA.
Orang yang mengenal Allah, hidupnya akan tetap kuat dan akan bertindak. Orang yang tidak mengenal Allah dengan benar, akan cepat mudah putus asa. Dengan cepat ia akan mundur ketika menghadapi masalah. Tapi orang yang sungguh-sungguh mengenal Allah, akan tetap kuat dalam segala masalah.
Kaca pembesar berfungsi untuk membesarkan agar kita melihat dengan lebih jelas. Ketika kita diberikan kaca pembesar oleh Tuhan, kita akan membesarkan masalah kita atau kuasa dan kasih Tuhan dalam hidup kita? Ketika kita diberikan kesempatan untuk mengalami masalah untuk mendewasakan kita, seberapa sering kita membesarkan masalah kita. Kita tidak berdoa dan memberontak pada Tuhan, mengatakan Tuhan tidak adil dan jahat. Padahal Tuhan ingin memurnikan dan mendewasakan setiap kita agar kita makin serupa dengan Kristus.
APAKAH KITA SUDAH DIKENAL OLEH KRISTUS?
Ketika Yesus datang kedua kalinya, apakah Yesus mengenal kita dan menyambut kita? Ataukah kita tidak dikenal oleh Kristus? Hidup ini sangat singkat, waktu berjalan dengan sangat cepat. Kita tidak akan tahu kapan Tuhan memanggil kita. Seperti gadis bijaksana, kita mempersiapkan diri kita untuk menyambut Tuhan dengan sungguh-sungguh. Mereka membawa pelita dengan minyaknya. 5 gadis bodoh hanya membawa pelita tanpa minyak cadangan, sehingga pelita itu mati ketika minyak tersebut habis.
Jangan sampai kita memulai dengan roh dan mengakhirinya dengan daging. Kita berapi-api dengan Tuhan pada awalnya, tetapi Tuhan tidak mengenal kita, karena api kita padam. Tuhan akan menilai setiap hidup kita. Tuhan tidak melihat seberapa hebat pelayanan kita, tetapi Tuhan melihat kedalaman hati kita.
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Ikut Tuntunan Tuhan
Bacaan : Yohanes 6:50-52, 60-61
Yesus berkata kepada murid-muridNya untuk “makan dagingNya dan minum darahNya” (ay 54). Perkataan Yesus ini keras, sehingga banyak muridNya yang mengundurkan diri. Mereka membayangkan Yesus datang sebagai Raja dan menyelamatkan dunia, tapi mereka melihat kenyataan Yesus harus disalibkan; Mereka menjadi kecewa dan meninggalkan Yesus.
Murid itu seperti halnya anak Tuhan yang tidak mengalami Kristus secara pribadi; mereka membaca Firman, merasa mengenal Kristus, tetapi tidak pernah mengalami Kristus dalam hidupnya.
Apa yang menjadi mimpimu? Kita seringkali kecewa ketika apa yang kita mimpikan tidak terjadi. Tetapi mari kita serahkan mimpi kita untuk diselaraskan dengan mimpi Tuhan. Mimpi pribadi yang tidak diserahkan hanya akan bertujuan untuk pembuktian diri dan kepuasan pribadi. Tetapi mimpi Tuhan selalu bertujuan untuk kemuliaan nama Tuhan.
Maukah engkau mengenal mimpi Tuhan?
MimpiNya adalah menjadikan semua bangsa murid Kristus. Kita diciptakan bukan untuk sebuah tujuan yang fana, tetapi untuk tujuan kekalNya. Karena itu, mari mengikuti tuntunanNya; Dia adalah gembala Agung Kita. Jangan menjadi domba yang bebal, yang tidak mau mengikut tuntunan gembalanya. Yang maunya berjalan sendiri dengan caranya, sehingga dia tidak sadar sedang makan rumput yang beracun.
Tuntunan Tuhan tidak pernah salah. Tuhan sanggup pakai kita sebagai saluran bagi Dia menyatakan kuasaNya. Tuhan tidak nilai seberapa tinggi prestasi kita, tetapi berapa banyak kamu mau memikul salib untuk kemuliaan namaNya.
Kita lemah, namun dalam kelemahan, kuasaNya sempurna. Mari minta tuntunan Tuhan; Tuhan yang akan memampukan kita. Tuhan tidak lihat seberapa sering kamu gagal, tetapi seberapa kamu berpegang kepadaNya. Dia sedang bekerja sekalipun nampaknya Dia tidak bekerja.
Jadilah orang Kristen yang ambil bagian dalam daging dan darah Kristus.
Kamu akan dimampukan dalam mengikut Dia. Jadilah saksi yang hidup dan berkat yang mulia. Kemurahan Tuhan sanggup melepaskan orang-orang yang terikat. Jangan menjadi percaya dengan tipu daya Iblis : “kamu tidak bisa dipakai Tuhan.” Tetapi Lawanlah iblis dan dia akan lari daripadamu. Jangan menunggu sempurna dulu untuk di pakai Tuhan. Gereja bukan untuk orang kudus dan sempurna, tetapi tempat untuk orang yang tidak sempurna namun mau disempurnakan oleh Tuhan.
Mari menjadi saksi-saksi Kristus. Menjadi sarana pemberitaan Injil yang terus setia menabur Firman Tuhan, sehingga taburan itu bertumbuh dan buahnya dapat dipersembahkan kepada Tuhan kita.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Mengenal Yesus
Bacaan : Matius 16 : 5 – 12 (Tentang ragi Orang Farisi dan Saduki)
Dalam Matius 16 : 5 -12, Yesus menjelaskan kepada murid-muridNya untuk tidak mengikuti cara-cara Orang Farisi dan Saduki. Yesus berbicara kepada murid-muridNya melalui perumpamaan ragi. Tetapi rupanya murid-muridnya salah menangkap apa yang Yesus katakan; Murid-muridNya tidak sungguh-sungguh memahai Yesus sebagai orang yang selama ini dekat dengan mereka. Bahkan dalam Matius 16:5-12 Yesus kembali mengingatkan mereka tentang kejadian dan mujizat-mujizat yang mereka lihat dan rasakan bersama dengan Yesus. Mereka bersama dengan Yesus, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh mengenal Yesus.
Sudahkah kita sungguh-sungguh mengenal pribadi Yesus dan mengenal rencanaNya dalam hidup kita?
Dalam Markus 8:14-21, yang juga bercerita tentang Yesus yang memperingatkan murid-muridNya tentang ragi Orang Farisi dan Saduki, Yesus mengatakan “kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidak ingat lagi,..” (ayat 18). Terkadang kita seperti murid-murid Yesus. Kita mungkin mengaku anak Tuhan, tetapi seringkali kita tidak bisa melihat perbuatan-perbuatan Tuhan yang ajaib, kita juga tidak mendengarkan Tuhan dengan baik.
Yesus mengecam pada Ahli Taurat dan Orang Farisi karena mereka begitu mengikuti tradisi keagamaan, tetapi tidak sungguh-sungguh mengenal pribadi Yesus.
Mereka selalu protes kepada Yesus karena merasa Yesus tidak mematuhi hukum taurat: ketika Yesus makan bersama dengan pemungut cukai (Matius 9:11), ketika murid-muridNya memetik gandum pada hari Sabat (Matius 12:2), Ketika Yesus tidak membasuh tangan ketika makan (Markus 7:3). Mereka terlalu berpegang kepada tradisi, dan mengira Yesus telah melanggar dan mengacaukan hukum taurat yang selama ini mereka pegang.
Hati-hati dengan kebiasaan Orang Farisi ini! Mereka rajin beribadah, bahkan hafal semua isi kitab, tetapi tidak hidup dibawah pimpinan Tuhan. Mereka suka menceritakan isi Taurat, tetapi mereka sendiri tidak melakukannya (Matius 23:1); semua dilakukannya supaya dilihat oleh orang lain dan dipandang hebat. Jangan menjadi orang Kristen Farisi! Yang hidupnya hanya penuh dengan pencitraan dan penghormatan diri sendiri. Jika kita diberi kesempatan untuk melayani, biarlah semua penghormatan hanya milik Tuhan.
Kita seringkali berpikir apa yang orang lain pikirkan tentang kita, tetapi kita yang perlu kita pikirkan adalah “Apa yang Tuhan pikirkan tentang Saya”.
Bergantung dengan apa opini orang lain, tetapi tidak mengindahkan apa yang Tuhan katakan. Seperti itulah sifat orang Farisi dan ahli taurat. Ketika kita selalu memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentang kita, kita hanya akan berfokus pada diri sendiri dan akan mengusahakan diri terlihat baik (pencitraan). Hati-hati terhadap jebakan sombong rohani! Bahkan hal rohani pun bisa menjadi sebuah kedok bagi kita meninggikan diri. Karena itu, kita harus senantiasa menjaga hati kita tetap murni di hadapan Tuhan.
Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: “Hai kamu keturunan ular beludak, Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan (Matius 3:7-8)
Mari kita menghasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan. Hasilkanlah buah-buah yang baik di hadapan Tuhan supaya jangan kita “ditebang” saat kedatangan Tuhan yang kedua kalinya. Jangan biarkan hal-hal kecil yang bersifat buruk dalam hidup kita. Karena ketika kita biarkan, itu bisa menjadi dosa yang semakin berkembang dan berbuah-buah dalam hidup kita.
Kita tidak pernah tahu sampai kapan kita hidup di dunia ini. Karena itu, mari kita berikan yang terbaik buat Tuhan. Kita sungguh-sungguh mengenal Tuhan dan mengasihiNya dengan segenap hati kita. Dengan kita sungguh-sungguh mengenalNya, maka kita mengerti kerinduan dan hatiNya bagi setiap kita.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Mengasihi Yesus
Kita semua memiliki orang kita kasihi. Mungkin itu orang tua, sahabat, anak-anak, atau pasangan kita. Dan setiap orang punya cara yang berbeda-beda untuk menunjukkan kasih sayang kepada orang-orang yang mereka kasihi. Demikian juga dengan Yesus. Apakah kamu juga mengasihi Yesus?
Kita tidak dapat mencintai Yesus yang tidak kelihatan jikalau kita tidak pernah menunjukkan kasih kepada orang yang kelihatan.
Yesus pun bertanya kepada Petrus, “Apakah engkau mengasihiKu?” dan Dia berkata, “Jikalau engkau mengasihiKu, gembalakanlah domba-dombaKu.” Yesus sendiri meminta bukti kepada Petrus, bahwa jika dia sungguh-sungguh mengasihi Yesus, dia akan menunjukkan cintanya kepada kehendak dan kerinduan Tuhan.
Sudahkah kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan?
Yesus sudah mengasihi kita. Dia merelakan dirinya untuk menebus dosa-dosa kita di atas kayu salib. Dia melakukannya dengan cinta yang total untuk setiap kita. Tuhan mau kita mencintai Dia sepenuhnya, dan Dia bisa cemburu ketika melihat kita mencintai yang lain.
Bagaimana cara kita mencintai Tuhan?
Memberikan Pujian Penyembahan yang Terbaik
Cinta identik dengan memberikan yang terbaik. Ketika kita mencntai seseorang, kita pasti ingin memberikan yang terbaik. Seperti orang tua kepada anaknya, pasti rindu memberikan makanan dengan gizi yang terbaik, pendidikan yang terbaik, dan barang-barang yang terbaik. Mari kita berikan yang terbaik untuk Tuhan. Saat kita datang ke gereja, kita memuji dan menyembah Tuhan dengan totalitas. Mari dalam setiap ibadah kita, kita memuji Tuhan dengan semarak dan penuh keagungan kepada Tuhan.
Tuhan rindu ada pemulihan pondok Daud, karena itu kita harus belajar sungguh-sungguh mengasihi Tuhan dan memberikan yang terbaik lewat pujian dan penyembahan kita. Pujilah Tuhan dengan segenap hati, dengan semangat. Kita memuji Tuhan bukan dengan mulut kita, tetapi dengan hati kita. Maka Tuhan akan disenangkan dengan pujian yang keluar dari hati kita.
Memberikan Waktu yang Terbaik
Waktu itu sangat berharga, karena itu berikanlah waktumu yang terbaik untuk Tuhan. Berikan quality time-mu bersama Tuhan. Banyak sekali hubungan di dunia ini mulai rusak karena tidak ada quality time. Quality time sangat diperlukan untuk membangun sebuah hubungan, karena tidak ada kedekatan tanpa quality time. Demikian juga dengan hubungan kita dengan Tuhan. Hidup kita bukan hanya ke gereja sebagai orang Kristen, tetapi juga membangun hubungan dengan Tuhan. Yesus bisa sebagai sahabat, kadang sebagai kekasih, kadang sebagai Bapa. Kita perlu komunikasi dengan Tuhan. Seringkali kita salah paham, kita curiga kepada Tuhan karena kita jarang bergaul dengan Tuhan.
Kalau kita sungguh-sungguh mengasihi Yesus, dia akan mencari tahu apa yang menjadi kesukaanNya. Untuk mengetahui apa yang Tuhan sukai, kita perlu berkomunikasi dan bergaul dengan Dia. Seperti kisah Maria dan Marta (Lukas 10:38-42), kita seringkali sibuk seperti Marta. Kita bahkan sibuk melayani, tetapi Yesus lebih menghargai orang yang dekat dengan Dia.
Melayani belum tentu mencintai, tetapi ketika kita mencintai seseorang, pasti kita melayani orang itu
Apakah kita memberikan waktu-waktu sisa untuk Tuhan? Ataukah waktu terbaik yang kita berikan untuk Tuhan? Tuhan menghargai dan menyukai ketika kita memberikan waktu terbaik kita buat Tuhan. Kita akan memberikan waktu-waktu kita jika menganggap hal itu berharga bagi kita. Apa yang kita anggap itu penting, kita akan meluangkan banyak waktu untuk itu.
Jika Yesus adalah pribadi yang berharga untuk kita, kita pasti akan selalu sediakan waktu untuk Dia.
Memberikan Korban yang Terbaik
Pada jaman dulu, korban yang dipersembahkan kepada Tuhan memiliki syarat-syarat tertentu. Orang pada jaman itu mengikuti segala peraturan karena mereka ingin memberikan persembahan yang terbaik kepada Tuhan. Bagaimana dengan kita? Mari kita berikan tubuh kita sebagai korban persembahan yang hidup, yang kudus, dan berkenan kepada Tuhan.
Korban yang dapat kita persembahkan kepada Tuhan adalah hati kita dan hidup kita
Korban adalah ketika diri kita berkata “Apapun yang Tuhan mau, aku mau berikan untuk Tuhan. Berapapun harga yang harus aku bayar untuk Tuhan, akan aku berikan.” Inilah tujuan hidup kita, yaitu menyenangkan hati Tuhan. Mari kita maksimalkan potensi yang kita punya untuk memiliki dan dimiliki visi Tuhan. Mari kita mengerjakan mimpi-mimpi Tuhan.
Dalam pelayanan ada 3D yang harus dimiliki, yaitu Doa, Daya, dan Dana. Mari kita ambil bagian berdoa untuk gereja kita. Daya berbicara tentang sumber daya manusia. Kita memberikan diri untuk melayani Tuhan di ladang-ladangNya. Dan sudahkah kita memberikan dana yang terbaik untuk Tuhan? Seperti seorang Janda yang memberikan persembahannya yang terbaik. Dia memberikan persembahan dari kekurangannya, bukan dari apa yang menjadi kelimpahannya.
Sudahkah kita mengasihi Tuhan? Berikanlah yang terbaik bagi Tuhan. Ketika kita mengasihiNya dengan tulus, apapun yang harus kita berikan tidak menjadi berat. Mengasihi Tuhan jangan hanya di bibir saja, tapi buktikan itu dengan seluruh hidup kita.
- Published in Sermons