Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Kembali di Titik Nol
Ada yang berkata bahwa iblis sudah tidak ada dan selesai sampai di Alkitab dan kita sudah selamat. Namun Alkitab mencatat bahwa peperangan kita bukanlah melawan darah dan daging, melainkan penguasa-penguasa di udara.
Setelah Yesus naik ke surga dan nantinya turun kembali, para rasul masih terus berhadapan dengan penguasa-penguasa di udara. Penguasa-penguasa di udara adalah iblis dan roh-roh kegelapan yang terus berusaha menarik kita berbelok dari rencana Tuhan dengan cara membuat manusia menggangap segala sesuatu di pikiran kita seperti suara Tuhan. Hanya orang yang bergaul dekat dengan Tuhan yang bisa membedakan dan mengenalinya.
Pada tahun ini, kita akan mengalami perkenanan Tuhan yang luar biasa dalam hidup kita. Tuhan akan memberikan visinya untuk setiap kita, kita akan mengenal rencana dan kerinduan Tuhan dengan jelas.
Visi adalah penerang. Jalan kita dulu yang gelap, akan diberikan penerang oleh Tuhan. Kita bisa menolak visi dari Tuhan karena kita tidak suka, kita tidak nyaman. Karena itu, dibutuhkan kerendahan hati untuk melihat visi dari Tuhan.
Kita bukan hanya fans dari Tuhan Yesus, tetapi kita adalah anak-anakNya.
Follower adalah kemanapun Tuhan pergi, kita pergi. Fans adalah Ketika Yesus membuat keramaian, kita berbondong-bondong melihat. Tetapi kita adalah murid Kristus. Suka tidak suka, hati kita akan dibentuk oleh Tuhan dan diperbarui pola pikir kita yang lama. Seorang fans, meskipun ia mengikuti Yesus kemana-mana, ia tidak mengalami pembaruan pola pikir dan hidupnya tetap sama, tidak ada pengaruh dari Tuhan Yesus yang berimbas dalam dirinya, karena hidupnya suka-suka dia saja, bukan suka-suka Tuhan. Murid yang sejati benar-benar mendedikasikan hidupnya untuk sang Guru, yaitu Yesus.
Keadaan bisa berubah kapan saja, apalagi saat-saat pandemi seperti ini. Tetapi ketika kita percaya kepada Tuhan, perkenanan yang hebat dan luar biasa akan terjadi dalam hidup kita.
Dalam badai yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita, Tuhan bisa memberikan penglihatan yang lebih jelas. Pandangan kita yang buram karena badai akan diperjelas oleh Tuhan. Tuhan perbaiki penglihatan kita yang buram karena badai, kita akan dapat melihat lebih jelas dalam badai itu. Jangan lagi kita mengandalkan pemikiran-pemikiran kita, karena pikiran Tuhan tidak terselami.
Mungkin kita merasa mengambil waktu untuk berbicara dengan Tuhan itu sia-sia. Kita merasa bisa menggunakan waktu itu untuk bekerja dan memperlebar kerajaan Tuhan. Tapi, orang yang bekerja keras dengan otot dan otak akan kalah dengan orang yang bekerja dengan mengandalkan Tuhan dan hikmat dari Tuhan. Ketika kita mengutamakan Tuhan dalam segala sesuatu, Tuhan akan memberikan hikmatNya. Hikmat itulah yang akan membuat pekerjaan kita berjalan baik, bahkan sangat baik, lebih daripada kita bekerja keras mengandalkan otot dan otak kita. Perkenanan Tuhan ada bagi orang-orang yang mengutamakan dan mengandalkan Dia.
Hari-hari ini benar-benar sudah hari-hari terakhir akan kedatangan Tuhan. Bumi akan ditimpa kemalangan dan sakit penyakit. Kitab Wahyu mulai digenapi sedikit demi sedikit. Kita butuh perkenanan Tuhan. Perkenanan Tuhan akan memberikan kita hikmat. Hikmat akan membantu kita melewati badai. Cara mendapatkan perkenanan Tuhan adalah mengutamakan Tuhan dalam segala sesuatu.
Meminta bukanlah hal yang salah. Sebagai anak, meminta kepada adalah wajar. Justru sebuah hal yang aneh jika anak tidak pernah meminta kepada orangtuanya. Dikabulkan atau tidak, semua kembali kepada Tuhan karena Tuhan tahu yang terbaik bagi setiap kita.
Yeremia 7 berbicara teguran Tuhan atas bangsa Israel dan menginginkan mereka kembali ke titik nol.
Terkadang Tuhan mengijinkan kita untuk gagal. Kita mencoba dengan berbagai cara, namun tetap gagal. Kita kebingungan dan panik, apa yang harus kita lakukan. Kita seakan kembali ke titik nol, ke titik mula-mula sebelum kita memiliki segalanya.
Setiap orang punya titik nol dalam kehidupannya, termasuk dalam hal rohani sekalipun. Kita merasa sudah intim dan dekat dengan Tuhan. Kita punya status sebagai gembala, pelayan Tuhan, pemimpin rohani. Kita melayani dengan luar biasa, tetapi tiba-tiba kita merasa begitu hambar. Meskipun orang-orang yang kita layani merasa diberkati, tapi kita sendiri merasa hambar.
Terkadang, kita harus kembali ke titik nol, meninggalkan segala yang kita miliki. Semua terasa sulit ketika kita telah merasa nyaman dengan keadaan yang bagi kita ideal. Tetapi, kita harus ingat bahwa titik nol itu bukanlah untuk menghancurkan kita. Justru dalam titik nol itulah, kita dikembalikan dalam ketergantungan akan Tuhan. Tuhan mau bawa kita ke titik nol agar kita bisa terbang lebih tinggi bersamaNya.
Titik nol berarti kita memperbaiki cara pandang kita pada kerinduan Tuhan.
Banyak orang di rumah Tuhan memuji-muji nama Tuhan dengan luar biasa, seakan dirinya sangat intim dengan Tuhan, tapi dalam kehidupannya, ia begitu jauh dari Tuhan. Gereja memang bukanlah tempat orang-orang suci, melainkan orang-orang berdosa yang bersedia dibentuk dan dimurnikan oleh Tuhan.
Tuhan menentang ibadah tanpa kesungguhan kepadaNya. Memakai topeng agar terlihat intim dengan Tuhan padahal sebenarnya sangat jauh Tuhan. Banyak orang yang berada dalam gereja, mendengar Firman, namun tidak mau Firman itu masuk lebih dalam dan mengubah kehidupannya. Mengetahui panggilan Tuhan, tapi tidak mau masuk dalam panggilan itu.
Berhenti gosip, fitnah dan kepo yang tidak memberi faedah dalam kehidupan kita. Itu hanya akan menghalangi berkat Tuhan dalam hidup kita. Iblis akan memberikan panah-panah dusta kepada kita. “Kamu sudah kalah…” “Tuhan itu kudus, kamu tidak kudus, kamu sudah menajiskan bait suci Tuhan.” Firman Tuhanlah yang patut kita dengarkan. Apa kata Alkitab, itu yang kita ikuti karena itulah Firman Tuhan.
Buanglah semua kepahitan dalam hidup kita. Kepahitan tidak selalu muncul karena orang melukai kita, tapi bisa karena pikiran kita yang tidak benar, lalu kita menjadi pahit. Ada juga yang ikutan pahit karena cerita dari orang lain, padahal perkataan orang belum tentu benar. Tuhan tidak bertahta dalam kepahitan anak-anakNya. Mari kita belajar mengampuni dan bertobat. Kepahitan hanya akan menghalangi berkat Tuhan dalam hidup kita.
Tuhan tidak pernah menolak anak-anakNya, tapi kita perlu kembalikan sikap hati kita. Mari kita kembali ke titik nol, di mana kita bersungguh-sungguh bergantung kepada Tuhan. Kita ubah pola pikir dan cara pandang kita.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Menjadi Murid Kristus
Bacaan : Lukas 14 : 25-35
Ada banyak alasan orang-orang mengikut Yesus. Ada yang menginginkan makan, mujizat, dan lain sebagainya. Tetapi Tuhan tidak menghendaki kita hanya sekedar menjadi “pengikut” Kristus, tetapi menjadi murid Kristus yang sejati. Bagaimana menjadi murid Kristus yang sejati?
Membenci Semua Berhala
“Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Lukas 14:26)
Apakah ada yang kita kasihi lebih dari Tuhan? Tuhan mau kita membenci itu. Maksud dari membenci ini supaya itu tidak menjadi berhala kita. Allah kita adalah Allah yang cemburu. Ia begitu mengasihi dan menginginkan kita. Ia mau kita mencintai-Nya lebih dari segalanya. Kita harus menempatkan Tuhan di atas segalanya. Keluarga merupakan salah satu orang yang paling kita kasihi. Tapi Firman Tuhan berkata barangsiapa mengasihi keluarga daripada Yesus, maka ia tidak layak untuk menjadi Murid Kristus.
Mungkin ada berhala-berhala di hidup kita: raksasa. Ada yang memiliki raksasa keluarga, raksasa persahabatan, dll, sehingga hati kita bisa terikat oleh keterikatan duniawi. Ketika hati kita sudah terikat, kita jadi tidak bisa menempatkan Yesus menjadi yang pertama dan satu-satunya.
Kalau kita lebih mengasihi berhala-berhala kita, rencana Tuhan tidak dapat terjadi di dalam hidup kita.
Banyak orang yang tidak mau menerima panggilan Tuhan hanya karena lebih memilih orang-orang yang ia kasihi di dunia. Banyaknya pilihan sulit yang membuat kita harus memutuskan apakah kita mau taat kepada Tuhan atau manusia. Berapa banyak orang yang dipengaruhi oleh apa kata orang? Menjadi murid Kristus harus meninggalkan apa kata orang. BELAJAR MENDENGARKAN SUARA TUHAN! Maukah kita sungguh-sungguh mempertahankan panggilan kita? Ini membutuhkan PROSES.
Memikul Salib
“Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Lukas 14:27)
Memikul salib berarti kita mau menderita untuk Tuhan. Kekristenan bukan hanya berbicara tentang berdoa meminta kepada Tuhan lalu dikabulkan, tetapi berbicara tentang BAYAR HARGA. Belajarlah untuk mengikut Kristus dengan membayar harganya. Dalam setiap pelayanan, pengerjaan visi, kita perlu bayar harga.
Visi tidak cukup hanya dibayangkan, tetapi juga harus dilakukan, dan itu membutuhkan bayar harga. Belajar mengandalkan Tuhan, dan Ia yang akan mencukupi kebutuhan kita.
“Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.” (Lukas 14:28-31)
Dalam mengikut Yesus kita perlu punya perhitungan; punya perencanaan. Kita harus siap dalam membayar harganya. Siap mental dan penuh persiapan supaya tidak putus di tengah jalan dalam perjalanan memenuhi panggilan Tuhan. Selesaikan panggilan kita sampai akhir.
Mengosongkan Diri
“Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Lukas 14:33)
Serahkan semua yang ada padamu kepada Tuhan. Apa berhala yang menghalangimu untuk dekat dengan Tuhan? Belajar merelakan semuanya dan kosongkan dirimu. Sehingga rencana Tuhan yang sempurna dapat terjadi dalam hidupmu.
Menjadi Garam
“Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja. Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!” (Lukas 14:34-35)
Ketika kita menjadi murid, kita harus menjadi DAMPAK bagi orang lain. Jangan kita menjadi tawar yang tidak memberikan pengaruh apapun; semuanya hanya menjadi sia-sia. Jadilah dampak dimanapun kita berada, dan nama Tuhan dipermuliakan.
JADILAH MURID KRISTUS SEJATI YANG MENJADIKAN TUHAN YANG TERUTAMA DALAM HIDUPMU
- Published in Sermons