Khotbah Ev. Christin Jedidah : Keseimbangan Kharisma dan Karakter
Diibaratkan suatu produk komersil, kharisma adalah desain kemasan; sesuatu yang tampak dari luar dan menarik. Sedangkan, karakter adalah seperti isi produk tersebut; kualitas dan kegunaan produk tersebut. Kedua hal ini tak bisa dipisahkan dan harus berjalan seimbang bersama-sama.
Sebuah makanan dari seorang chef akan dilihat dari penampilan dan rasanya. Penampilan yang begitu bagus, tetapi memiliki rasa yang tidak enak, tentu akan memiliki nilai minus. Demikian juga makanan yang memiliki rasa enak, tetapi dengan penampilan yang tidak menarik, tidak akan disentuh oleh orang lain. Untuk memiliki nilai perfect dibutuhkan keseimbangan akan keduanya. Demikian juga pada gereja Tuhan tidak boleh hanya berfokus pada salah satu saja. Contohnya, hanya pada kharismanya saja tanpa mempedulikan keunggulan atau karakternya, dan sebaliknya.
Gereja Tuhan pertama kali dilihat dari kharismanya. Dari besarnya gedung gereja, banyaknya jumlah jemaat, karunia-karunia yang dimilikinya. Kharisma perlu ada dalam suatu gereja, karena itulah yang disorot banyak orang. Kharisma suatu gereja dibutuhkan juga untuk misi dan memperlebar kerajaan Tuhan. Lain pula dengan yang hanya fokus pada karakter. Hidup berkenan di hadapan Tuhan, tetapi tidak ada variasi-variasi yang membuatnya bertumbuh.
Karakter seorang anak Tuhan mempengaruhi ketepatan dan kemurnian kita untuk mendengar suara Tuhan.
Pada waktu itu ada seorang dari Zora, dari keturunan orang Dan, namanya Manoah; isterinya mandul, tidak beranak. Dan Malaikat TUHAN menampakkan diri kepada perempuan itu dan berfirman kepadanya, demikian: “Memang engkau mandul, tidak beranak, tetapi engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Oleh sebab itu, peliharalah dirimu, jangan minum anggur atau minuman yang memabukkan dan jangan makan sesuatu yang haram. Sebab engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki; kepalanya takkan kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibunya anak itu akan menjadi seorang nazir Allah dan dengan dia akan mulai penyelamatan orang Israel dari tangan orang Filistin.”
Hakim-hakim 13:1-5
Simson lahir dari suatu mujizat dan sejak dalam kandungan, ia sudah dikuduskan. Tuhan memiliki ketetapan untuk Simson, yakni pembebas bangsa Israel dari orang Filistin. Kekuatannya bukan karena ia makan banyak, tetapi itu adalah karunia Tuhan kepadanya–kharisma yang dimilikinya. Tetapi Simson tidak seimbang dalam karakternya. Simson merupakan contoh dari ketidakseimbangan karakter dan kharisma. Akibatnya, ia harus berakhir tragis.
Simson pergi ke Timna dan di situ ia melihat seorang gadis Filistin. Ia pulang dan memberitahukan kepada ayahnya dan ibunya: “Di Timna aku melihat seorang gadis Filistin. Tolong, ambillah dia menjadi isteriku.”
Tetapi ayahnya dan ibunya berkata kepadanya: “Tidak adakah di antara anak-anak perempuan sanak saudaramu atau di antara seluruh bangsa kita seorang perempuan, sehingga engkau pergi mengambil isteri dari orang Filistin, orang-orang yang tidak bersunat itu?” Tetapi jawab Simson kepada ayahnya: “Ambillah dia bagiku, sebab dia kusukai.”
Hakim-hakim 14:1-3
Simson yang mulai beranjak dewasa jatuh cinta dengan gadis Filistin. Ia adalah orang yang mudah untuk jatuh cinta, ini merupakan avon yang dimilikinya. Tanpa proses pengenalan, tanpa berdoa, tanpa pertimbangan orang tua, ia langsung ingin menikahinya. Ia tidak sabar dan tidak memiliki pengendalian diri, bahkan ia tidak mau mendengarkan nasihat orang tuanya.
Kita harus belajar untuk mendengarkan gembala, orang tua rohani kita. Simson adalah orang yang sangat keras, tidak mau mendengarkan suara orang lain. Akhirnya, dengan terpaksa, orang tuanya melamar gadis Filistin itu.
Tetapi kasih karunia Tuhan atas Simson sangat besar meskipun ia berdosa. Roh Tuhan tetap menguasai dia, sehingga ia dapat mengalahkan 1000 orang tentara Filistin dan bahkan memberinya minum ketika ia sangat kehausan.
Tuhan mengasihi kita apa adanya, tetapi tidak mau membiarkan kita apa adanya.
Jangan sombong ketika kita dipakai Tuhan. Tuhan bisa memakai siapa saja.
Simson tidak mau menyadari kesalahannya dan tetap melakukan kegagalan-kegagalan yang sama. Ia bahkan jatuh hati kepada perempuan sundal bernama Delila. Ia langsung tertarik kepada perempuan yang akan membuat kekuatannya berakhir dan selesailah pertandingan hidupnya.
Simson memiliki tujuan hidup, dilahirkan dengan mujizat. Seandainya karakter Simson baik, Simson dapat melakukan rencana Tuhan dengan cara yang berbeda, bukan melalui perempuan. Jangan jadikan ayat ini menjadi pembenaran. Ketika karakter kita tidak seperti karakter Tuhan, kita akan membuat jalan-jalan Tuhan sesuai karakter kita. Tuhan memang bisa membuat hal yang besar melalui kesalahan kita, tetapi itu bukan rencana Tuhan yang semula. Simson tidak perlu buta dan dipermalukan.
Tuhan tidak memilih orang-orang yang sempurna, karena Ia tahu, tidak ada orang yang sempurna. Jika Ia menanti orang yang sempurna, tidak ada yang bisa Ia pakai. Simson tidak sempurna, tetapi ia pun tidak mau dibentuk dan diubahkan. Itulah yang menjadi kegagalan terbesarnya.
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Sumur Yusuf
Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya.
Sebab Dialah yang mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
“Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?” “Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.
Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia.
Mazmur 24:1-5
Yesus harus naik ke surga agar Roh Kudus dapat hadir. Tidak ada kasih dari Tuhan yang diawali dari sebuah dosa. Kasih yang diawali dengan dosa bukanlah kasih dari Kristus melainkan dari hawa nafsu yang menghancurkan manusia.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Evie Mehita : Rahasia Kekuatan
Kita beberapa kali sering merasa tidak kuat, lemah iman, bosan dan lain sebagainya. Kalau KKR, iman kita kuat, kalau bukan saat KKR, kita merasa lemah iman. Kita perlu untuk mengalami rahasia kekuatan.
Rahasia kekuatan kita adalah tinggal di dalam Yesus.
Ada seorang wanita berusia 28 tahun dan telah menikah selama 10 tahun. Kedua anaknya gugur dalam kandungan, mertuanya setengah lumpuh dan parahnya, ia berada di dalam ambang perceraian ketika ayahnya baru saja meninggal. Suatu ketika dalam sebuah perjalanan di pesawat, ia bertemu dengan seorang pria yang berasal dari Jepang. Mereka mengobrol dan hingga akhirnya pria Jepang itu bertanya “apakah kamu sudah mengenal Yesusku?”.
Wanita ini begitu terusik dengan pertanyaan pria Jepang itu. Ia adalah seorang Kristen dan pelayan Tuhan, ia sudah mengenal Yesus, tetapi pertanyaan itu sangat mengganggunya.
Begitu ia sampai, ia mengunjungi bapak gembala gerejanya dan meminta agar bapak gembala ini mendoakannya untuk bisa mengenal Yesus, menghancurkan kepahitan hatinya dan pemulihan akan hidupnya. Ia juga bercerita mengenai segala permasalahannya dan membuat bapak gembalanya terkejut. Wanita ini adalah ketua pemuda wanita dan seorang guru sekolah minggu yang aktif. Seluruh gereja telah menganggap pasangan suami istri ini adalah keluarga yang patut diteladani, tidak bermasalah dan aktif melayani Tuhan.
Setelah wanita ini keluar dan pulang, ia mengalami sukacita yang luar biasa.
Jadi, apakah kita sudah mengenal Yesus yang sejati?
Kalau kita sudah mengenal Yesus, mungkin kita sudah lupa bahwa kita telah mengenal Yesus.
Bukan berarti kita melayani, kita benar-benar hidup untuk Tuhan dan telah mengenal Yesus.
Hati wanita ini telah mati. Kekecewaan yang diberikan dunia ini membuat hatinya perlahan-lahan mati. Kerohanian kita dikatakan hidup bukan karena perkataan-perkataan kita yang baik dan rohani, recom yang ramai dan meriah atau khotbah-khotbah yang bagus, tetapi kehidupan kerohanian kita adalah pengalaman kita bersama Tuhan. Kita hidup bukan hanya melalui firman yang disampaikan oleh pengkhotbah saja.
Bagaimana pengalaman pribadi kita dengan Tuhan?
Apakah pengalaman kita bertumbuh atau stagnan?
Banyak orang mati rohani sekarang. Dimulai dari patah semangat menghadapi kehidupan, dunia kerja, kuliah, dalam menantikan janji Tuhan dan lain sebagainya. Patah semangat terus menerus, hingga akhirnya bingung akan jati dirinya. Tidak percaya akan Firman Tuhan dan panah-panah masuk.
“Firman itu bukan untuk aku…” “Janji Tuhan itu bukan untuk aku…” “Aku nggak bisa dipulihkan…“
Kemudian menjadi sinisme dan hati menjadi mati.
Seseorang dapat dimenangkan jika mau mengubah pola pikirnya. Pikiran kita tidak sama dengan pikiran Tuhan.
Kalau Tuhan mau ada gereja, meskipun gereja sudah banyak, maka dirikanlah gereja.
Meskipun sudah banyak orang berjualan makanan, kalau Tuhan kehendaki, juallah makanan.
Jangan hanya menjadi orang rata-rata, tetapi bergeraklah menembus ke atas, selaras dengan Tuhan.
Gunung Sinai atau Gunung Horeb adalah tempat Musa menggembalakan kambing dombanya. Horeb memiliki arti tandus, kering, mandul, padang pasir, padang gurun. Ketika itu Musa mengalami titik rendah dalam hidupnya, dari seorang raja menjadi pengasingan menggembalakan kambing domba. Sebenarnya apakah arti tempat Horeb itu?
Tempat padang gurun
Seperti tidak dikasihi, dibiarkan dan ditinggalkan oleh Tuhan. Tetapi saat kita mengalami hal ini, inilah saatnya kita mengalami Tuhan. Yang terpenting adalah penantian. Tuhan mau membentuk ketahanan dalam kerohanian kita untuk bertahan di tempat ini.
Tempat di mana visi Tuhan diperbarui
Di Gunung Horeb ini juga Elia bersembunyi dalam pelariannya, juga tempat Israel membuat lembu emas.
Kita perlu mengecek kembali visi yang kita miliki dari Tuhan atau tidak dengan cara :
- Mimpi itu baik
- Mimpi itu berdampak
- Berserah dan doakan
- Menjadi penyelesai visi Tuhan
Tempat Kemuliaan Tuhan
Tuhan menjumpai Musa untuk pertama kali melalui semak yang terbakar. Tuhan tahu, jika Musa dihadapkan langsung dengan kemuliaanNya yang besar, Musa akan kaget. Ketika Tuhan menampakkan diri dengan kemuliaan yang kecil, Musa masih dapat berdebat dengan Tuhan. Musa masih memakai luka dan kekecewaan dan belum dipulihkan, karena itu Tuhan hadir dengan semak yang terbakar.
Tapi saat kedua kalinya Tuhan menjumpai Musa, kemuliaan Tuhan menyelimuti gunung dan Musa naik ke atas gunung dan berjumpa muka dengan muka dengan Tuhan. Tak ada lagi tawar menawar dengan Tuhan dan mempercayai Tuhan sepenuhnya.
Kita lihat cara Tuhan bekerja. Kita mau kemuliaan Tuhan datang dalam hidup kita seperti apa. Bangsa Israel menolak untuk dekat dengan Bapa karena takut mati. Bangsa Israel menolak anugerah terbesar untuk berjumpa muka dengan muka dengan Bapa.
Perjumpaan kita dengan Bapa juga seharusnya semakin besar, tidak semak terbakar terus menerus.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Batu Penyusun
“Ah ini sudah hari Minggu, waktunya ke gereja“
Seringkali kita ke gereja hanya sebatas rutinitas. Ada beberapa orang yg tidak ke gereja dengan alasan tidak bisa bangun pagi, capek dan lain sebagainya. Sebenarnya apa makna kita ke gereja dan berjemaat?
Efesus 2:19-22 mengingatkan kepada lagu lama dengan lirik “gereja bukanlah gedungnya…”
Benar, gereja bukanlah tentang gedung, gereja adalah kita semua. Tetapi gereja bukanlah diri kita pribadi sehingga kita bisa berkata “saya adalah gereja, saya tidak perlu ke gereja karena saya adalah gereja itu“.
- Published in Sermons
Pesan Bapak Gembala 2008
“Beberapa waktu lalu ketika saya sedang memuji Tuhan, tiba-tiba Bapa membawa saya ke kebun buah-buahan. Ya, Bapa senang menunjukkan sebuah penglihatan, saya melihat sinar matahari yang menyinari benih, petani yang menitikkan air mata dan belalang perusak.
Benih berbicara tentang visi. Saya percaya tanpa kematian dan penyerahan, visi tidak mungkin menjadi kenyataan. Kematian, salib adalah langkah penting dalam lahirnya sebuah visi yang akan mengguncangkan dunia.
Air mata berbicara tentang tanah hati kita, seberapa sering hati kita dilembutkan dengan air mata kita. Ya, air mata karena kerinduan akan kebangunan rohani. Kerinduan supaya semua orang mengenal kasih Kristus, seperti kerinduan seorang bapa yang menantikan kedatangan anaknya yang terhilang lama.
Belalang perusak berbicara benih-benih dari si jahat, roh kekecewaan, roh gosip, roh kenajisan. Sahabat, pernahkah kita tahu, secara tidak sadar kitalah yang menjadi belalang tersebut? Bagaimana tumbuhan bisa berbuah, bagaimana gereja bisa berdampak, kalau belalang perusak itu masih ada di dalam hati kita? Ketidak puasan, kekecewaan yang tidak segera diberikan kepada Bapa untuk dihancurkan. Kalau kita kecewa dengan tema, sahabat, bahkan pemimpin kita janganlah menimbulkan akar pahit yang meracuni semua orang dengan pikiran kita yang sedang tercemar.
Sinar matahari berbicara tentang kasih Kristus. Kehangatan dari cinta-Nya akan memberikan energi pertumbuhan untuk benih dan petani. Dan energi cinta-Nya membuat belalang perusak itu pergi dari hati kita untuk selamanya.
Ketika penglihatan ini selesai, Roh Allah dalam diri saya begitu membakar hati saya dan memutuskan untuk memberikan semua waktu saya untuk-Nya. Tuhan Yesus menjanjikan benih visi di tempat ini, dengan air mata kerinduan akan menjadi kebun buah-buahan yang lebat, yang berdampak dan dikunjungi banyak orang, bahkan dibagikan ke semua bangsa. Menjadi sebuah gereja yang Rasuli, Rahmani dan Rajani, itulah yang harus terjadi di gereja ini.
Rasuli (Mercy) berbicara penjangkauan, penginjilan dan pendirian gereja-gereja hati yang baru (tidak sekadar bangunan).
Rahmani (Movement) adalah pusat dari kemurahan, anugerah, itu ada di tempat ini, yang memampukan kita mencapai semuanya.
Rajani (Miracle) adalah dampak yang luas pada dunia yang membuat semua bangsa mengenal kuasa-Nya. Rajani berbicara karakter dan kualitas yang luar biasa.
Selamat datang pembaharuan visi di Christ Mercy Center, tetap tinggal dalam kemurahan-Nya, bergerak dalam kegerakan yang dasyat di gereja ini”
Ps. Daniel Shane
- Published in The Shepherd's Voice
Heart Of Worship
Kita dapat memuji siapapun tapi tidak dapat menyembah kepada siapapun.
Apakah artinya hati yang menyembah? Seringkali kita mendengar bagaimana kita menyembah Tuhan dengan menyanyikan lagu-lagu penyembahan yang syahdu, lambat dan penuh penghayatan.
Penyembahan seringkali diartikan kita mengucapkan haleluyah.. halleluyah setelah lagu penyembahan berakhir atau penyembahan diartikan apabila kita berbahasa roh.
Yohanes 4:1-23
Dalam ayat ini dikatakan Allah mencari penyembah-penyembah yang BENAR yang menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran. Jadi ada penyembah yang tidak benar.
Bapa mencari penyembah-penyembah (YANG BENAR) (Yoh 4:23)
Bagaimanakah penyembah yang benar itu?
- Published in Sermons