Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Janji Tuhan dalam Peperangan
Tuhan berbicara pada Yeremia dalam Yeremia 33, bukan saat Yeremia sedang bersukacita, melainkan saat Yeremia sedang terkurung di pelataran. Tuhan sedang memberi kekuatan kepada Yeremia.
Pernahkah kita mengalami sebuah kondisi peperangan yang tiada henti hingga kita merasa sangat letih? Bahkan untuk melayani Tuhan, mencintai dan mengasihi Tuhan terasa sangat sulit. Kita mengalami kehampaan yang membuat kita tidak niat. Yeremia sedang mengalami hal yang sama saat Tuhan berbicara kepadanya saat itu, Israel sedang berperang. Peperangan pasti memakan korban jiwa. Ia sedang menyaksikan kota-kotanya berperang sementara ia dikurung dan tidak bisa bergerak.
Tuhan memiliki rencana pemulihan dan tidak ada satupun rencana Tuhan yang gagal.
Tuhan menegaskan kepada Yeremia bahwa Ia adalah Tuhan, pemilik segala sesuatu. Sekalipun Yeremia sudah tahu, tetapi bagi orang-orang yang sedang mengalami peperangan dan masa-masa sulit, mereka mengalami kelemahan secara mental dan saat itulah pikiran-pikiran negatif datang menyerang, “jangan-jangan Tuhan meninggalkan aku,” “Jangan-jangan aku ditinggalkan Tuhan,” “jangan-jangan aku disingkirkan Tuhan” dan lain sebagainya, tetapi Tuhan tahu bahwa pikiran Yeremia sedang diliputi pikiran-pikiran negatif.
Orang-orang seperti ini perlu diteguhkan sekali lagi bahwa Tuhan adalah pencipta dan pemilik segala sesuatu. Tuhan memperkenalkan diriNya sekali lagi pada Yeremia bahwa “Aku adalah Tuhan, Akulah Tuhan yang menciptakan segalanya.”
Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui. (Yeremia 33:3)
Saat kita mengalami peperangan yang sangat menguras energi kita, kita mungkin sangat letih untuk percaya kepada Tuhan, kita merasa doa kita tidak ada artinya, tetapi Tuhan katakan “berserulah kepadaKu.” Artinya Tuhan mendengar semua seruan doa kita.
Dalam masa kesesakan, jangan pernah mengurangi kepercayaan kita kepada Tuhan. Ketika kita putus pengharapan, apakah kita memilih tergeletak dalam masalah kita atau kita mau bangkit dan berseru kepada Tuhan?
Banyak orang fokus dengan masalah, padahal masalah itu tidak akan menambah apapun dalam hidup kita. Fokuslah pada kehidupan yang diberikan Tuhan. Ketika kita sakit parah, jangan fokus pada penyakit kita, tapi fokuslah pada anugerah yang Tuhan berikan tiap hari. Fokus ada kematian adalah kebodohan, fokuslah pada kehidupan yang dianugerahkan Tuhan selagi kita diberi kesempatan dengan menjadi berkat untuk orang-orang di sekitar kita.
Masalah akan selalu ada. Jangan berusaha menyelesaikannya dengan kepandaian kita, tapi kita bertindak dengan iman dan berdoa menyerahkan kepada Tuhan. Ketika kita menyerahkan kepada Tuhan, beban kita berkurang meski tidak hilang, tetapi ada kelegaan. Tuhan mengerti masalah yang kita hadapi dan Tuhan memegang kendali atas kehidupan kita.
Seringkali kita melupakan tujuan hidup kita dengan mengambil beban-beban yang berlebihan melebihi kapasitas kita. Seperti kapal yang kelebihan muatan, kita akan tenggelam.
Kapal bertujuan agar orang-orang dan dapat sampai tujuan dengan selamat. Tetapi banyak orang-orang yang memanfaatkan kapal itu untuk tujuan yang lain. Dengan alasan ekonomi, mereka mengangkut barang dan orang secara berlebihan, di luar kapasitasnya. Mereka tidak peduli jika kapal tersebut kelebihan beban karena mereka memiliki tujuan yang salah. Kapal tersebut berubah fungsi menjadi alat ekonomi dan tidak memperhitungkan resiko yang ada, sehingga kapal itu karam.
Kita sering seperti kapal itu, mengambil beban-beban yang melebihi kapasitas kita. Kita berusaha mengurusi urusan orang lain. Kita berusaha menjadi juruselamat yang mampu menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan orang lain, orang tua kita, teman-teman kita. Kita harus ingat bahwa setiap orang memiliki peperangan sendiri-sendiri. Jangan berusaha mengambil alih peperangan mereka, karena tujuan peperangan adalah melatih iman mereka. Tuhan lebih daripada cukup untuk kita dan mereka.
Sadari kapasitas diri kita. Ketika kita tidak sadar dengan kapasitas diri kita, tidak ada satupun yang bisa kita lakukan dengan baik dan kita tidak bisa menjadi berkat.
Sebagai pemimpin, tidak ada tindakan kita yang bisa menjadi contoh. Kita terlalu sibuk menghias kapal kita dengan furnitur-furnitur agar orang nyaman, sehingga kita tidak bisa memuat lebih banyak orang karena penuh dengan furnitur-furnitur yang tidak penting.
Mari kembali pada tujuan kita semula, yaitu memberkati orang lain. Seringkali tujuan kita dibelokkan dengan hal-hal duniawi, mencari harta di bumi. Mari kita kumpulkan harta yang kekal di surga. Harta di bumi tidak akan dibawa mati, tetapi harta di surga bernilai kekal.
Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah.
Yeremia 33:6
Tuhan pasti memulihkan kita, karena itu adalah rencana Tuhan pada setiap kita. Ketika kita belum melihat itu terjadi, bukan berarti itu pasti tidak terjadi. Tunggu. Tuhan pasti bekerja. Tuhan bukan berhala yang tidak bisa mendengar doa. Dia Tuhan yang bisa menjawab doa. Ia sedang menampung doa-doa kita. Berserulah, Tuhan akan menjawab doa-doa kita.
Tuhan tidak menghendaki kita menderita. Penderitaan dalam Tuhan memberikan kita damai sejahtera, tetapi jangan buat dirimu sangat menderita seakan-akan Tuhan tidak ingin kita bahagia. Tuhan mengasihi kita, karena itu Tuhan ingin kita bahagia.
Pemimpin harus belajar menghargai kelemahan anak-anak. Seringkali pemimpin memiliki standar yang tinggi dan tanpa sadar merusak anak-anak di bawah kita. Latih mereka dengan kasih. Jangan berkata “gitu saja tidak bisa” dan menuntut mereka mencapai standar kita. Itu hanya membuat mereka merasa tidak bernilai dan tidak berdayaguna. Kita bisa ada seperti saat ini, bekerja di ladang Tuhan, karena Tuhan menilai kita berharga. Ketika kita yang hanya debu dianggap bernilai oleh Tuhan, mengapa kita menilai rendah orang lain.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Pdm. Evie Mehita : Krisis Iman
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. (1 Korintus 10:13)
Pencobaan-pencobaan di muka bumi ini adalah pencobaan biasa. Tidak ada pencobaan yang baru di dunia ini, bahkan pergumulan kita satu sama lain bisa saja sama. Firman Tuhan berkata bahwa Tuhan akan memberikan jalan keluar dan kekuatan sehingga kamu dapat menanggungnya.
Tuhan tidak hanya peduli dalam hal-hal besar saja dalam kehidupan kita. Tuhan sangat peduli kepada setiap kita bahkan hal yang paling kecil dalam kehidupan kita.
Firman Tuhan katakan sehelai rambut kita tidak akan terjatuh tanpa seijin Tuhan. Tuhan tidak mencintai kita karena kita melayani Dia, karena hal-hal besar yang kita lakukan, tetapi Tuhan memperhatikan segala hal dalam hidup kita meskipun kita tidak melayani Tuhan. Tuhan tahu semuanya dan Tuhan peduli, Tuhan merancangkan kebahagiaan kita. Tuhan ingin kita kuat dan bahagia dalam rencanaNya.
Setiap kita memiliki jalur pertandingan masing-masing yang harus kita menangkan.
Karena itu kita tidak boleh merasa bahwa beban kita yang paling berat dan beban orang lain lebih ringan. Jangan kita membanding-bandingkan panggilan kita, karunia ataupun talenta kita dengan orang lain. Kita perlu mengenali diri kita masing-masing agar tidak terus hidup di bawah bayang-bayang orang lain.
Iblis telah merusak gambar diri atau self image kita sehingga gambaran Tuhan dalam hidup kita juga ikut menjadi rusak. Hal ini menyebabkan munculnya banyak masalah emosi, tidak percaya diri, hati yang terluka dan sebagainya yang kemudian membuat kita sulit untuk mengetahui tujuan hidup kita di dalam Tuhan. Hidup kita sangat berharga di mata Tuhan, karena itu kita harus menggunakan potensi, talenta dan semua yang kita miliki dalam hidup ini untuk kemuliaan nama Tuhan, bukan hanya untuk kepentingan pribadi kita saja agar kita tetap kuat di dalam Tuhan dan dapat memenangkan pertandingan iman kita.
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. (Ibrani 12:1-2)
Ada 4 hal yang harus dilakukan dalam pertandingan iman
Harus dilakukan dengan mata yang tertuju kepada Tuhan
Jika kita mengalami masalah yang terdesak, apakah kita datang kepada Tuhan dan memohon pertolonganNya ataukah kita justru mengalihkannya pada hal-hal lain yang dapat menyenangkan hati kita? Jika kita tidak pernah datang kepada Tuhan, maka kita tidak akan mengalami kemenangan atas persoalan yang kita hadapi.
Kecepatan dan strategi
Dalam perlombaan kita butuh kecepatan dan strategi untuk dapat memenangkannya. Begitu pula dengan perlombaan iman, jika kita berlambat-lambat dan tidak memiliki strategi, maka kita tidak akan dapat memenangkannya dan kehilangan apa yang terbaik dari Tuhan.
Latihan
Kita perlu melatih hidup kita agar semakin bertumbuh dan berbuah didalam Tuhan. Jika kita tidak pernah berlatih maka kita tidak akan pernah mengalami perubahan. Kita tidak bisa merubah hal-hal buruk yang ada dalam hidup kita hanya dalam sekejap saja, oleh karena itu latihan terus menerus diperlukan agar kita dapat mengalami pemulihan.
Asupan
Tanpa asupan makanan yang sehat, maka kita akan sulit untuk bertanding. Makanan yang kita perlukan dalam pertandingan iman adalah firman Tuhan.
Kedatangan Tuhan tidak lama lagi. Gereja harus dipersiapkan untuk menghadapi masa-masa sukar karena akan datang masa-masa yang begitu mengerikan sebelum kedatangan Tuhan. Kasih yang menjadi dingin, dosa yang merajalela dan dunia menjadi semakin jahat. Banyak orang di akhir zaman mengalami kemerosotan dan krisis iman, lesu, hampa, depresi dan sebagainya karena tidak mempunyai iman.
Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” (Lukas 18:8)
Ada beberapa tokoh dalam Alkitab yang mengalami kegagalan ketika berada pada masa krisis yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup mereka.
Saul
Saul adalah orang yang diurapi dan dipilih oleh Tuhan, namun mengalami kegagalan dalam kepemimpinannya karena tidak taat kepada Tuhan. Ia tidak sabar untuk menunggu waktu Tuhan sehingga ia bertindak sesuai keinginannya sendiri ketika harus menghadapi peperangan. Tidak hanya itu, Saul juga lebih mementingkan apa yang dikatakan oleh rakyat daripada apa yang dikatakan oleh Tuhan karena ia menginginkan dukungan dan penghargaan dari rakyat. Akhirnya kepemimpinan Saul menjadi hancur dan ia kehilangan perkenanan Tuhan.
Simson
Simson mempunyai karakter yang cukup buruk, ia dipenuhi oleh kepedihan dan kesedihan dalam hidupnya tetapi tidak membawanya kepada Tuhan. Ia malah mencari kesenangan-kesenangan diluar Tuhan dan melakukan hal-hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan sehingga menyebabkannya mengalami kejatuhan.
Salomo
Salomo berada pada masa kesuksesannya, ketika ia jatuh dan mengalami krisis karena ketidaktaatannya. Tuhan telah memperingatkan Salomo untuk tidak memperistri wanita dari bangsa-bangsa lain, tetapi Salomo tidak taat dan lebih memilih untuk mengikuti keinginannya daripada apa yang menjadi kehendak Tuhan.
Jika kita berada pada masa-masa sukar dalam hidup kita dan mengalami banyak kegagalan, tidak usah malu untuk datang kepada Tuhan. Ijinkan Tuhan yang melatih dan mengubah hidup kita sehingga kita dapat menjadi berkat bagi orang lain.
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Evie Mehita : Hati-Hati dengan Roh Pengendali!
Setiap anak Tuhan dipanggil dan diberikan perlengkapan untuk melakukan kehendak Tuhan, tetapi masih banyak yang tidak tahu cara mengaktifkan dan menggunakannya, bahkan ada yang tidak mendapatnya karena tidak mau berjalan dalam panggilan Tuhan. Langkah pertama mendapatkan perlengkapan dari Tuhan adalah belajar melangkah dalam panggilan Tuhan.
Ada juga yang takut dan kuatir ketika berjalan dalam rencana Tuhan dan panggilan Tuhan. Jangan takut dulu!!! Percaya kalau Tuhan memanggil kita, Dia pasti akan perlengkapi. Tuhan yang menciptakan kita, Tuhan yang paling mengetahui apa yang menjadi tujuan hidup kita. Seringkali kita sulit mengerti rencana Tuhan karena memiliki Roh pengendali.
Seperti namanya, roh pengendali adalah yang mengendalikan dan mengikat kita, sehingga kita tidak bisa berjalan sesuai dengan rencana Tuhan. Ia mengendalikan perasaan, pikiran atau tindakannya, sehingga hidupnya terikat. Pelayan Tuhan bisa saja melayani dengan luar biasa, tetapi ia tidak bisa melangkah lebih maju karena ia sedang terikat. Orang-orang yang terikat ini seringkali tidak menyadari bahwa ia sedang diikat.
Sebenarnya, dari mana asal Roh Pengendali?
-
Roh jahat (1 Korintus 10:20-21)
Kita bisa membuka celah bagi roh jahat untuk masuk dalam hidup kita, misalnya dengan melakukan praktek okultisme, perdukunan, dan percaya pada peruntungan dan ramalan. Tanpa kita sadari, kita dikendalikan oleh roh jahat tersebut. Intimidasi iblis membuat kita sulit untuk menyembah dan mempercayai Tuhan. Tetapi jangan khawatir, Tuhan sanggup membebaskan setiap orang yang berseru kepada Tuhan, namun kita tetap harus bertanggung jawab atas dosa yang kita lakukan.
-
Adat istiadat dan mitos (Kolose 2:8 & Galatia 4:9-10)
Hal ini berbicara mengenai roh-roh dunia. Di dalam kitab Galatia 4:9-10 mengatakan bahwa roh dunia yang sebenarnya lemah dan miskin dapat mengikat hidup banyak orang yang lemah hati dan tidak diisi oleh Firman Tuhan. Roh ini menjadi pengendali banyak orang bahkan anak-anak Tuhan. Adat istiadat dan mitos budaya yang tidak sesuai Firman Tuhan juga bisa menjadi celah yang membuat seseorang terikat kuat. Oleh karena itu, janganlah kita dikendalikan oleh Roh jahat maupun adat istiadat yang tidak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.
-
Dosa (Ibrani 12:1-2)
Upah dosa adalah maut. Dosa membuat kita tidak dapat berlari karena ia mengikat kita dan menghalangi berkat Tuhan turun atas kita. Tidak semua beban adalah dosa, tetapi dosa pasti menjadi beban bagi kita. Misalnya, perasaan khawatir berlebihan dalam pergumulan yang tidak esensial dan berupa ikatan jiwa dari hubungan yang melelahkan.
Bebas dari dosa begitu indah dan nikmat. Kita dapat melayani dengan bebas. Yesus telah mati untuk setiap kita agar kita bebas. Jika kita mau meninggalkan semua beban dan dosa, Tuhan pasti membebaska kita. Dengan demikian, kitab isa berlari tanpa harus merasa menderita.
-
Manusia
Contoh di mana manusia menjadi pengendali adalah Ratu Izebel. Ia mengendalikan kehidupan raja Ahab dan orang-orang di sekelilingnya. Wanita sangat mudah menjadi pengendali dengan air mata, rajukan ataupun kata-kata yang menarik simpati. Demikian juga pria yang memiliki keinginan untuk menguasai wanita dan merasa wanita harus taat kepadanya.
Setiap orang bisa memiliki roh pengendali atas sesama kita. Roh pengendali bisa berwujud dalam banyak hal, bahkan sering dijumpai dalam keluarga.
Banyak anak Tuhan takut memasuki rencana Tuhan karena dikendalikan orang tua. Ataupun, berusaha menjadi seperti saudara atau teman, hidup dalam bayang-bayang mereka. Jangan membandingkan diri kita dengan orang lain! Tuhan memiliki rencana besar dalam kehidupan masing-masing kita.
Terkadang, kita juga menuntut dan memaksa Tuhan mengabulkan keinginan kita. Kita melakukan sesuatu yang baik, bahkan kita melayani Tuhan, namun sebenarnya, kita melakukannya untuk tujuan pribadi kita sendiri. Akhirnya kita menjadi frustasi dan menderita. Kita menggunakan Tuhan dan hal-hal rohani untuk mencapai tujuan kita sendiri, bukan tujuan Tuhan.
Tetapi kita harus sadar bahwa kita diciptakan dengan begitu mulia, Tuhan turun tangan membentuk manusia dengan cinta bukan untuk tujuan yang sementara di bumi menurut rancangan kita.
Tuhan ingin agar kita percaya kepada rencanaNya, dengan bimbinganNya agar kita memuliakan Dia, bukan dengan cara kita, melainkan cara Tuhan. Mari belajar percaya penuh kepada Tuhan, karena kepercayaan itu penting. Yesus sangat mengasihi kita dna mengingini yang terbaik untuk kita. Mari kita belajar percaya kepada Tuhan.
Tuhan Yesus Memberkati
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Evie Mehita : Waspada Kejenuhan Rohani!
Sebagai orang percaya kita harus dapat menjaga kesehatan roh jiwa juga tubuh kita. Seringkali tanpa sadar kita menderita penyakit rohani dan menganggap remeh akan hal itu, sehingga tanpa sadar kita sedang mundur jauh dari Tuhan dan mengalami kekeringan rohani yang luar biasa.
Pernahkah anda merasa jenuh dan bosan? Kejenuhan dapat terjadi pada siapa saja dan dalam setiap aspek kehidupan kita: pekerjaan, keluarga, bahkan pelayanan atau hal-hal rohani.
Apa saja ciri-ciri seseorang mengalami kejenuhan rohani ?
- Malas dengan hal rohani / cuek dengan kegiatan rohani
- Tidak produktif
- Mudah letih dan emosional
- Hatinya menjadi hambar dan dingin
- Tuhan menjadi terasa jauh
- Segala yang dilakukan hanya menjadi rutinitas
- Kembali pada gaya hidup yang lama atau dosa lama
- Selalu punya pikiran yang negatif
Seperti menangani sebuah penyakit, kita perlu mengatasi hal ini dengan tepat, jika kita salah bertindak, maka kita bisa mengalami kemunduran rohani dan kekeringan rohani.
Kekeringan bisa melanda siapa saja, bahkan tidak terkecuali dengan orang yang pelayanan. Mengapa demikian? Kita mengalami kekeringan karena pelayanan tapi tidak terhubung dengan Sang Sumber, yaitu Tuhan sendiri; mungkin jalur kita untuk terhubung dengan Tuhan mengalami masalah. Selain itu, bisa jadi Tuhan ijinkan kita ada dalam padang Gurun seperti yang dialami Daud, untuk maksud dan tujuanNya (Maz 63:1-8).
Daud memutuskan mencari wajah Tuhan ditengah kekeringan jiwanya. Bukan hanya karena ia ada di padang gurun tandus, namun jiwa dan rohnya selalu merindukan Tuhan. Terkadang Tuhan ijinkan kita masuk dalam padang gurun kesepian, kesedihan, dan kehampaan. Namun tetaplah percaya dan pilihlah untuk selalu mencari wajahNya. Apakah anda orang yang selalu merindukan hadirat Tuhan?
PEJUANG ROHANI
Sebagai pejuang-pejuang rohani, kita harus belajar seni berperang, yaitu bertahan dan menyerang, juga tahu kapan waktu untuk beristirahat, waktu mengumpulkan kekuatan, waktu menyusun strategi.
Apa yang harus kita lakukan ketika kejenuhan rohani menyerang?
Kembalilah pada esensi dan tujuan awal kita.
kembali untuk apa anda bekerja, menikah, pelayanan, atau mengikut Tuhan. Dengan kembali pada esensi tujuan kita, maka kita akan bangkit lagi untuk melakukannya.
Temukan sumber masalah
Carilah penyebab kejenuhan rohani kita. Biarkan Tuhan membongkar kehidupan kita; Kita harus sabar dan rela.
Sesuaikan segala sesuatu dengan kapasitas kita.
Jangan memaksakan diri dan mengandalkan kekuatan sendiri. Datanglah kepada Tuhan, sebab Tuhan memberikan kelegaan bagi kita yang letih lesu dan berbeban berat (Mat. 11-28). “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan” (Mat. 11: 29-30). Mengenakan kuk dari Tuhan artinya kita sepenuhnya menjadi hambaNya, dikontrol dan ditarik oleh tanganNya sendiri. Kuk ini tidak akan melukai kita tapi mendatangkan kebaikan; Jalan Tuhan dan panggilanNya tak akan salah dalam hidup kita.
Janganlah mengundurkan diri (Ibrani 10:34-39).
Jika letih, beristirahatlah, namun jangan pernah berhenti. Jika sakit, pulihkan dirimu, namun jangan menyembunyikan diri dari persekutuan orang percaya.
Manusia seringkali memiliki kecenderungan ingin melarikan diri. Dalam kisah Yoh 6:60-71 Yesus menantang muridNya: Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Jawab Simon Petrus kepada-Nya: “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.” Tuhan bertanya, namun keputusan di tangan para murid. Sudahkah hati kita sudah bulat mengikut Tuhan dan percaya padaNya walaupun kita belum mengerti sepenuhnya?
Tetaplah setia mengikut Tuhan. Kejenuhan dan kekeringan rohani dapat terjadi dalam hidup kita, namun biarlah Yesus yang menjadi satu-satunya alasan kita tidak akan pernah mengundurkan diri dari hadirat dan rencanaNya.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Elita Chandra : Berjalan dalam Panggilan
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. (Efesus 2:10)
Mungkin ketika kita mendengar kata “panggilan”, kita tidak mengerti apa artinya. Padahal sebenarnya panggilan itu adalah rancangan Tuhan bagi hidup kita, yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan Tuhan mau supaya kita hidup di dalamnya. Manusia diciptakan untuk sebuah tujuan. Di dalam tujuan ada kerinduan–detak jantung Tuhan untuk setiap kita. Berbicara kerinduan itu adalah sebuah perjalanan, bukan pijakan akhir. Panggilan itu tidak diam, tetapi terus bergerak seiring kita belajar menggenapinya dalam hidup kita.
Panggilan bukan hanya berbicara tentang pekerjaan, bukan juga sebatas profesi. Tetapi panggilan Tuhan ada di sekitar kehidupan kita.
Ketika mendekati kelulusan saya, saya kebingungan, “apa yang akan saya kerjakan? Saya mau kerja apa? “ Hal semacam ini sering terjadi di setiap orang yang mendekati kelulusannya. Dan ketika saya belajar melangkah dan masuk lebih dalam menjadi pekerja penuh waktu, itu membuat saya lega. Saya berpikir bahwa perjuangan saya menemukan panggilan sudah selesai. Tetapi ternyata itu bukanlah akhir dari perjalanan saya berjalan dalam panggilan. Itu adalah sebuah awal dimana Tuhan akan mengajar saya untuk menggenapi tujuan yang lebih besar dalam hidup saya. Jadi panggilan bukan hanya berbicara tentang pekerjaan atau menjadi apa, tetapi panggilan Tuhan itu ada setiap hari dalam hidup kita. Hanya apakah kita mendengarnya atau tidak.
Kita perlu mengalami Perjumpaan dengan Tuhan (Yesaya 6:1-6)
Sebelum kita berbicara jauh soal panggilan, kita harus masuk ke step pertama, yaitu perjumpaan. Kita harus belajar mengenal Tuhan. Ketika kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan, Dia akan memberitahukan siapa Dia sebenarnya. Dia adalah Tuhan yang berkuasa atas hidup kita. Perjumpaan akan membuat kita sadar akan dosa kita. Tuhan rindu kita tidak hanya berhenti di perjumpaan, tetapi juga ke level berikutnya, yaitu kerinduan.
Perjumpaan tidak cukup sekali. Jikalau kita hanya berjumpa sekali saja, mungkin kita hanya melihat sekilas, kita tidak mengenal lebih lagi. Butuh berkali-kali supaya kita ingat, lebih kenal, dan sampai kita mengenal seluruh kepribadian Tuhan. Karena itu, jangan puas menjadi penikmat kebaikan Tuhan, tetapi kita diciptakan Tuhan untuk melakukan kerinduan Tuhan.
Panggilan adalah sebuah Proses
Setelah kita menemukan panggilan, Tuhan akan memanggil kita untuk masuk lebih lagi ke dalam panggilan yang sesungguhnya (Keluaran 3:11-12). Jangan kita menjadi seperti Musa yang sering berkata “Kok aku?“; Kita fokus dengan diri kita sendiri. Ataukah berkata “Apa yang harus aku lakukan?” Terkadang kita bisa dengan mudahnya menolak panggilan Tuhan karena kita merasa kita tidak bisa apa-apa. Bagus kalau kita tidak tahu apa-apa. Karena pada saat itu, kita belajar untuk mengandalkan Tuhan. Atau mungkin kita pernah berkata, “Aku punya banyak kelemahan. Apakah orang lain akan percaya kalau Engkau memanggilku?”
Ketika kita tidak bisa, Tuhan akan mengajari kita lewat tantangan-tantangan yang harus kita lalui. Jangan kita menjadi banyak alasan ketika Tuhan memanggil kita, karena ketika Tuhan memanggil kita, Dia yang akan memperlengkapi kita. Akan selalu ada alasan untuk segala sesuatu di dunia ini. Tetap pertimbangan yang terlalu banyak membuat kita tidak akan bisa maju lebih lagi dalam Tuhan.
Panggilan Tuhan bukan soal kita siap atau tidak, tetapi tentang mau taat atau tidak
Panggilan Tuhan bukan soal siap apa tidak, tapi tentang mau taat atau tidak. Di dunia akan selalu ada alasan. Tetapi Tuhan mau KETAATAN kita; kita mau atau tidak untuk dipakai oleh Tuhan dalam rencanaNya atas hidup kita.
Mari kita berjalan dalam panggilanNya. Alami perjumpaan dengan Tuhan, kenali pribadiNya, hingga kita memahami dan mengerjakan kerinduanNya. Dan ketika kita sudah menemukan panggilan hidup kita, mari kita bukan hanya berhenti di sana, tetapi kita mau diproses lebih lagi untuk mengerjakan kerinduanNya yang lebih besar dalam hidup kita.
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Hidupku Bukannya Aku Lagi
Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak dicobai oleh siapa pun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginannya itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. (Yakobus 1:13-15)
Banyak orang yang ingin menjadi kaya, menjadi orang ternama, panglima, dokter, dan menjadi orang hebat. Mereka mengejar sesuatu yang duniawi, sehingga mereka lupa tujuan utama yang harus mereka raih: Menjadi serupa dengan Kristus.
Seringkali dunia memikat Kita. Dunia meminta kita mengejar kehormatan dari dunia ini. Tetapi bukan itu tujuan kita yang sebenarnya. Tujuan Kita adalah menjadi serupa denganNya dan hidup memuliakanNya. Seperti Kristus, Dia datang bukan untuk mencari kemuliaan, tetapi Dia datang kepada yang miskin dan terlantar. Pengikut Kristus di jaman dahulu, mereka tahu tujuan mereka, sehingga mereka rela menderita aniaya dan setia sampai akhir. Mereka miskin, tapi mereka memiliki segalanya karena mereka memiliki Yesus.
Kita perlu waspada dengan 3 dosa terberat yang seringkali manusia lakukan:
1. Menghujat Roh Kudus
2. Bersungut-sungut / mengeluh
Tidak pernah puas, Tidak pernah bersyukur dan hidup penuh kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan
3. Tidak Peka
Tidak mendengarkan apa yang Tuhan mau karena keinginan diri lebih besar
Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam anak Allah yang telah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diriNya untuk aku. (Galatia 2:20)
Hidup yang kamu hidupi sekarang adalah Kristus, bukannya dirimu lagi. Karena itu, berhenti mencari kehormatan diri sendiri dan mulai carilah kemuliaan bagi Tuhan. Jangan sia-siakan hidupmu dengan hidup tanpa tujuan! Ada banyak mimpi Tuhan yang perlu dikerjakan. Tapi sudahkah kita menganggapnya berharga?
Sebuah bolpoin yang diberi oleh Presiden, tentu kita akan menyimpan dan mengabadikannya. Berbeda dengan bolpoin dari pemulung. Kita akan menganggapnya tidak berharga Dan membuangnya begitu saja. Mari Kita kerjakan mimpi Tuhan! karena itu berharga dan diberikan oleh Raja diatas segala Raja.
Dari semuanya itu, kita harus belajar untuk TAAT. Taat memang butuh proses. Tetapi dengan kita taat mengerjakan apa yang jadi kerinduan Tuhan, itu menyukakan hati Tuhan. Mari kita terus berlari mengerjakan semua mimpi dan kerinduan Tuhan. Semua yang kita kejar adalah untuk kemuliaan nama Tuhan, sampai akhirnya Tuhan berkata, “Good Job!!” kepada kita.
Berhenti bersungut-sungut dan bersukacitalah di dalam Tuhan. Jadilah peka dan kamu akan berhasil, karena kamu tahu apa yang Tuhan mau dalam hidupmu. Jadilah berkat, karena itulah ibadahmu yang sejati. Ibadah kita yang sejati bukanlah ketika kita pergi ke gereja. Tetapi ibadah kita yang sejati adalah ketika kehidupan kita menjadi dampak bagi orang lain yang membutuhkan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Melihat Gambaran Seutuhnya
Bacaan: Yosua 1 :1-9
Yosua adalah pelayan Musa yang setia. Tuhan memberikan kedudukan yang luar biasa kepada Yosua karena dia setia kepada pemimpinnya. Kita tidak bisa setia dengan Tuhan bila kita tidak belaja setia dengan pemimpin. Bagaimana mungkin kita bisa setia dengan yang tidak terlihat, sedangkan kita tidak bisa setia dengan yang terlihat? Nama asli Yosua adalah Hosea, yang berarti keselamatan. Tetapi Musa menggantinya menjadi Yosua, yang berarti : engkau yang akan menyelamatkan. Yosua adalah pribadi yang melihat gambar seutuhnya rencana Tuhan di dalam diri Musa. Dia begitu percaya bahwa Musa akan memiliki tanah perjanjian sesuai dengan kehendak Tuhan.
Proses setia itu tidak mudah; kita perlu melihat apa yang Tuhan lihat. Kita sering tidak bisa melihat gambaran seutuhnya dari pandangan Tuhan, sehingga kita bisa berubah tidak setia. Kita bisa marah dan bersungut-sungut kepada Tuhan.
Kehidupan kita bagaikan sebuah Puzzle
Kehidupan kita seperti sebuah puzzle. Pada mulanya kita tidak tahu gambarannya sama sekali. Tetapi jika semua disatukan, itu membentuk gambaran utuh. Setelah lihat secara keseluruhan, kita bisa mengerti maksud puzzle tersebut. Sayangnya banyak anak Tuhan yang menjadi frustasi sebelum mereka menyelesaikan puzzle mereka. Mereka melihat potongan kecil yang mereka dapatkan nampaknya tidak sesuai dengan janji yang Tuhan. Mereka akhirnya membongkar kembali puzzle itu, dan menggantinya dengan puzzle yang baru. Akibatnya kita tidak pernah bisa memiliki tanah perjanjian.
Ada orang yang setia berdoa 40 tahun. Doa itu tidak terjawab melalui dirinya, tetapi melalui keturunannya. Itu berarti doanya mengerjakan sesuatu. Itu yang disebut dengan buah kesetiaan. Banyak yang meragukan janji Tuhan karena kita tidak bisa melihat apa yang Tuhan lihat dalam hidup kita.
Seringkali kita memaksa Tuhan melakukan apa yang kita mau. Kita claim janji-janji Tuhan, tetapi kita tidak melakukan kesetiaan dan ketaatan seperti Abraham. Dia memberikan anaknya yang didapatnya melalui penantian yang panjang. Dia harus menunggu puluhan tahun penggenapan janji Tuhan untuk memberikan keturunan kepadanya. Tetapi Abraham memegang teguh janji Tuhan. Dia taat dan setia dengan apa yang Tuhan mau; Dia sangat percaya dengan janji Tuhan bahwa dia akan menjadi bapa dari segala bangsa. Puzzle-puzzle yang harus dia lewati seakan-akan bertentangan dengan janji Tuhan kepadanya: Istrinya mandul, dia sudah tua, keadaan di sekelilingnya tidak mendukung, sehingga mustahil dia bisa memiliki keturunan. Tetapi Abraham setia dan percaya kepada Tuhan, bahwa Tuhan tidak mungkin mengingkari janjiNya.
Sama halnya dengan memahami konsep Allah Tritunggal. Kita tidak bisa melihat gambaran Allah secara keseluruhan karena pengetahuan yang kita miliki terbatas. Allah Tritunggal tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Semua rahasianya terletak di dalam Firman Tuhan. Untuk mengetahui Allah Tritunggal secara benar kuncinya adalah terima Yesus terlebih dahulu baru kita akan tahu tentang Allah Tritunggal. Yesus pun berkata dalam Yohanes 14 : 6, “Akulah jalan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Oleh karena itu, kita harus menerima Yesus dulu, barulah selubung di hati dan pikiran klita dibukakan.
Tanpa Yesus, kamu tidak akan bisa mengenal Bapa kita
Terima Yesus dan kamu akan terbuka dengan misteri pengenalan Tuhan. Saat kita mengenal Yesus, kamu akan tahu tentang Bapa dan Roh kudus. Janganlah kita malah menggoyahkan iman orang percaya dengan pemahaman dan pengetahuan kita yang terbatas.
Percaya artinya kita menyerahkan apa yang Tuhan minta dalam hidup kita
Memahami Allah Tritunggal sama halnya dengan memahami rencana Tuhan dalam hidup kita. Kita harus percaya kepada Yesus terlebih dahulu. Percaya artinya kita menyerahkan apa yang Tuhan minta dalam hidup kita. Kita tidak bisa menuntut Tuhan berikan penggenapan janjiNya kalau kita tidak mau berikan yang terbaik untuk Tuhan. Abraham ketika menerima penggenapan janji Tuhan, dia rela mempersembahkan anaknya ketika Tuhan minta; karena dia percaya kepada Tuhan. Ketika kita percaya, kita dapat menyerahkan apa yang paling Tuhan inginkan.
Bukan karena kita tidak bisa melihat, maka janji Tuhan itu tidak terlihat sama sekali
Mari kita sungguh-sungguh menyerahkan hati dan hidup kita sungguh-sungguh kepada Tuhan; Penyerahan secara total. Mengapa kita seringkali tidak melihat janji Tuhan? Mungkin kita harus introspeksi diri: apakah kita sudah serahkan apa yang Tuhan inginkan? Tuhan kita bukan pembunuh, yang membunuh mimpi-mimpi kita. Tetapi Dia Tuhan yang setia.
Setiap orang memiliki bagiannya. Kita belajar menyerahkan apa yang menjadi bagian kita. Ketika kamu melihat pertumbuhanmu nampaknya seperti tanaman-tanaman yang kecil, percayalah kamu akan dapat melihatnya perlahan bertumbuh semakin besar dan kuat, asal kamu percaya dan menginjikan Yesus tinggal dalam hatimu. Maukah kamu belajar untuk percaya dan melihat gambaran Tuhan seutuhnya? Mari kita bertumbuh bukan karena perkara receh, tapi kita bertumbuh dari kebenaran Firman Tuhan.
Hidupmu bisa berpengaruh untuk orang lain; Berdampak luar biasa. Kuncinya adalah setia. Katakan kepada Tuhan: “Aku mau Kau pakai, Tuhan.” Maukah kamu memberikan apa yang paling kamu inginkan? Jikalau kamu memberikannya seperti Abraham memberikan Ishak kepada Tuhan, janji itu akan terjadi dalam hidupmu.
- Published in The Shepherd's Voice