Khotbah Pdm. Evie Mehita : Krisis Iman
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. (1 Korintus 10:13)
Pencobaan-pencobaan di muka bumi ini adalah pencobaan biasa. Tidak ada pencobaan yang baru di dunia ini, bahkan pergumulan kita satu sama lain bisa saja sama. Firman Tuhan berkata bahwa Tuhan akan memberikan jalan keluar dan kekuatan sehingga kamu dapat menanggungnya.
Tuhan tidak hanya peduli dalam hal-hal besar saja dalam kehidupan kita. Tuhan sangat peduli kepada setiap kita bahkan hal yang paling kecil dalam kehidupan kita.
Firman Tuhan katakan sehelai rambut kita tidak akan terjatuh tanpa seijin Tuhan. Tuhan tidak mencintai kita karena kita melayani Dia, karena hal-hal besar yang kita lakukan, tetapi Tuhan memperhatikan segala hal dalam hidup kita meskipun kita tidak melayani Tuhan. Tuhan tahu semuanya dan Tuhan peduli, Tuhan merancangkan kebahagiaan kita. Tuhan ingin kita kuat dan bahagia dalam rencanaNya.
Setiap kita memiliki jalur pertandingan masing-masing yang harus kita menangkan.
Karena itu kita tidak boleh merasa bahwa beban kita yang paling berat dan beban orang lain lebih ringan. Jangan kita membanding-bandingkan panggilan kita, karunia ataupun talenta kita dengan orang lain. Kita perlu mengenali diri kita masing-masing agar tidak terus hidup di bawah bayang-bayang orang lain.
Iblis telah merusak gambar diri atau self image kita sehingga gambaran Tuhan dalam hidup kita juga ikut menjadi rusak. Hal ini menyebabkan munculnya banyak masalah emosi, tidak percaya diri, hati yang terluka dan sebagainya yang kemudian membuat kita sulit untuk mengetahui tujuan hidup kita di dalam Tuhan. Hidup kita sangat berharga di mata Tuhan, karena itu kita harus menggunakan potensi, talenta dan semua yang kita miliki dalam hidup ini untuk kemuliaan nama Tuhan, bukan hanya untuk kepentingan pribadi kita saja agar kita tetap kuat di dalam Tuhan dan dapat memenangkan pertandingan iman kita.
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. (Ibrani 12:1-2)
Ada 4 hal yang harus dilakukan dalam pertandingan iman
Harus dilakukan dengan mata yang tertuju kepada Tuhan
Jika kita mengalami masalah yang terdesak, apakah kita datang kepada Tuhan dan memohon pertolonganNya ataukah kita justru mengalihkannya pada hal-hal lain yang dapat menyenangkan hati kita? Jika kita tidak pernah datang kepada Tuhan, maka kita tidak akan mengalami kemenangan atas persoalan yang kita hadapi.
Kecepatan dan strategi
Dalam perlombaan kita butuh kecepatan dan strategi untuk dapat memenangkannya. Begitu pula dengan perlombaan iman, jika kita berlambat-lambat dan tidak memiliki strategi, maka kita tidak akan dapat memenangkannya dan kehilangan apa yang terbaik dari Tuhan.
Latihan
Kita perlu melatih hidup kita agar semakin bertumbuh dan berbuah didalam Tuhan. Jika kita tidak pernah berlatih maka kita tidak akan pernah mengalami perubahan. Kita tidak bisa merubah hal-hal buruk yang ada dalam hidup kita hanya dalam sekejap saja, oleh karena itu latihan terus menerus diperlukan agar kita dapat mengalami pemulihan.
Asupan
Tanpa asupan makanan yang sehat, maka kita akan sulit untuk bertanding. Makanan yang kita perlukan dalam pertandingan iman adalah firman Tuhan.
Kedatangan Tuhan tidak lama lagi. Gereja harus dipersiapkan untuk menghadapi masa-masa sukar karena akan datang masa-masa yang begitu mengerikan sebelum kedatangan Tuhan. Kasih yang menjadi dingin, dosa yang merajalela dan dunia menjadi semakin jahat. Banyak orang di akhir zaman mengalami kemerosotan dan krisis iman, lesu, hampa, depresi dan sebagainya karena tidak mempunyai iman.
Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” (Lukas 18:8)
Ada beberapa tokoh dalam Alkitab yang mengalami kegagalan ketika berada pada masa krisis yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup mereka.
Saul
Saul adalah orang yang diurapi dan dipilih oleh Tuhan, namun mengalami kegagalan dalam kepemimpinannya karena tidak taat kepada Tuhan. Ia tidak sabar untuk menunggu waktu Tuhan sehingga ia bertindak sesuai keinginannya sendiri ketika harus menghadapi peperangan. Tidak hanya itu, Saul juga lebih mementingkan apa yang dikatakan oleh rakyat daripada apa yang dikatakan oleh Tuhan karena ia menginginkan dukungan dan penghargaan dari rakyat. Akhirnya kepemimpinan Saul menjadi hancur dan ia kehilangan perkenanan Tuhan.
Simson
Simson mempunyai karakter yang cukup buruk, ia dipenuhi oleh kepedihan dan kesedihan dalam hidupnya tetapi tidak membawanya kepada Tuhan. Ia malah mencari kesenangan-kesenangan diluar Tuhan dan melakukan hal-hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan sehingga menyebabkannya mengalami kejatuhan.
Salomo
Salomo berada pada masa kesuksesannya, ketika ia jatuh dan mengalami krisis karena ketidaktaatannya. Tuhan telah memperingatkan Salomo untuk tidak memperistri wanita dari bangsa-bangsa lain, tetapi Salomo tidak taat dan lebih memilih untuk mengikuti keinginannya daripada apa yang menjadi kehendak Tuhan.
Jika kita berada pada masa-masa sukar dalam hidup kita dan mengalami banyak kegagalan, tidak usah malu untuk datang kepada Tuhan. Ijinkan Tuhan yang melatih dan mengubah hidup kita sehingga kita dapat menjadi berkat bagi orang lain.
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Silvia Marryasa Hannah : Perhatikan dengan Siapa Anda Bergaul
“Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.” (
1 Korintus 15:33-34
“Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang yang bebal menjadi malang.” (Amsal 13:20)
Jika kita bergaul dengan orang bijak, maka kita akan menjadi bijak. Jika kita bergaul dengan orang bebal, maka kita akan menjadi malang. Satu hal yang perlu kita perhatikan dalam hidup ini adalah dengan siapa kita bergaul hari ini, menentukan kehidupan kita di masa mendatang. Tentu hal ini juga berlaku sebaliknya, jika kita bergaul dengan orang yang takut akan Tuhan, orang yang mencintai Tuhan, melayani dan memberikan hidupnya sepenuhnya bagi Tuhan, maka hidup kita juga akan seperti itu. Bukan berarti kita sedang membeda-bedakan dengan siapa kita berteman dan tidak mengasihi orang lain, tetapi terkadang kita tidak menyadari bahwa pergaulan sangat mempengaruhi kehidupan kita.
Pesan ini disampaikan kepada jemaat di Korintus. Bukan jemaat yang tidak mengenal Tuhan, tetapi justru jemaat yang kehidupannya sudah dibangun untuk mengenal Tuhan. Kenapa? Karena nyatanya, sekalipun kita merupakan seorang Kristen yang sudah lama pergi ke gereja dan melayani Tuhan, pergaulan yang buruk bisa merusakkan segala kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah kita miliki.
-
Salomo
“Adapun raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het, padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang Israel: “Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan mereka pun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka.” Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta” (1 Raja-Raja 11:1-2).
Tidak dalam satu malam Salomo meninggalkan Tuhan dan mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain. Pergaulannyalah yang melakukan itu. Ia bergaul dengan perempuan-perempuan bangsa asing yang membuatnya menyimpang dari Tuhan. Sekalipun Tuhan sudah memperingatkan, tetapi hati Salomo sedang tertuju kepada perempuan-perempuan yang tidak takut akan Tuhan. Apakah penting memperhatikan dengan siapa kita bergaul hari-hari ini? Tentu saja!
-
Lot
Keponakan Abraham, Lot, memilih untuk tinggal di lembah Yordan dan dekat gerbang Sodom dan Gomora, kota yang penuh dengan dosa amoral yang sangat tinggi. Lot adalah seorang yang benar, tetapi ia memiliki pilihan dengan siapa ia bergaul. Sudahkah kita berdoa sebelum kita memilih? Lot mengandalkan apa yang ia lihat dan yang ia rasa baik. Banyak hal yang harus ia tanggung karena bergaul dengan orang Sodom.
dan ia berkata: “Saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat jahat. Kamu tahu, aku mempunyai dua orang anak perempuan yang belum pernah dijamah laki-laki, baiklah mereka kubawa ke luar kepadamu; perbuatlah kepada mereka seperti yang kamu pandang baik; hanya jangan kamu apa-apakan orang-orang ini, sebab mereka memang datang untuk berlindung di dalam rumahku.” (Kejadian 19:7-8)
Ayat 7-8 menunjukkan bahwa moral Lot telah sama seperti orang Sodom dan Gomora pada umumnya. Ia menjual anak-anaknya perempuan untuk diperkosa. Ini menunjukkan bahwa pergaulan kita dapat menjadikan diri kita seperti apa. Lot awalnya seorang yang benar dan mempercayai Tuhan, tetapi ia salah memilih pergaulan. Lot diselamatkan, tetapi ia harus kehilangan istri dan kedua menantunya.
Lot membawa kedua anaknya perempuan. Kedua anaknya memiliki darah Sodom dan Gomora, sebab istri Lot berasal dari bangsa Sodom. Anak-anaknya yang masih terbiasa dengan perilaku kota Sodom, membuat ayahnya mabuk dan tidur dengan ayahnya. Lahirlah bangsa Moab dan Amon, yang menjadi musuh bangsa Israel di kemudian hari. Nama Lot kemudian tidak lagi dicatat setelah kejadian tersebut.
Lot merasa kuat, ia merasa tidak masalah dekat-dekat dengan orang Sodom dan membawanya pada kebinasaan. Kita juga mungkin sering merasa kuat, tidak memilih-milih pergaulan, tanpa kita sadari kita mulai menjadi serupa dengan dunia.
-
Bileam
Bileam adalah seorang nabi Tuhan, tetapi ia bergaul dengan Balak. Ketika Balak mengutus pemukanya untuk mengutuki bangsa pilihan Tuhan, ia goyah, apalagi mendapat imbalan yang besar. Bileam bisa langsung menolak, tetapi karena hati dan pikirannya tidak tertuju pada Tuhan, ia goyah dan menyuruh pemuka-pemuka untuk bermalam sekali lagi. Ia tidak dapat dengan tegas menolak, meski sudah tahu apa yang Tuhan mau, karena pergaulannya dengan Balak. Bileam memang tidak mengutuki bangsa Israel, tetapi dari Bileam, bangsa Israel dibujuk untuk menyembah allah-allah lain.
Bukankah perempuan-perempuan ini, atas nasihat Bileam, menjadi sebabnya orang Israel berubah setia terhadap TUHAN dalam hal Peor, sehingga tulah turun ke antara umat TUHAN. (Bilangan 31:16)
Bangsa Israel berubah setia karena perempuan-perempuan yang dikirim oleh Balak atas saran dari Bileam. Bangsa Israel bergaul dengan perempuan-perempuan tersebut dan berbalik menyembah allah lain.
Hari ini kita mungkin berkata bahwa kita adalah seorang Kristen yang takut dan mengasihi Tuhan. Tetapi jika kita tidak sungguh-sungguh mengarahkan hati kita kepada Tuhan dan terus membiarkan pergaulan yang buruk itu masih ada dalam kehidupan kita, maka pergaulan yang buruk itu akan merusakkan setiap kebiasaan baik yang kita miliki dan membuat kita secara perlahan semakin menjauh bahkan meninggalkan Tuhan.
Memperhatikan dengan siapa kita bergaul hari-hari ini, itu artinya kita peduli dengan masa depan kita.
Tuhan Yesus memberkati.
- Published in Sermons