Khotbah Ev. Christin Jedidah : Proses
Hari-hari ini banyak produk yang instan, dan begitu banyak orang menyukai hal yang instan. Tetapi sesuatu yang instan belum tentu baik untuk kita. Bukan hanya berbicara tentang sesuatu yang jasmani, tetapi juga dalam kerohanian kita. Tidak semua yang instan itu menyehatkan untuk jiwa kita. Hidup kita butuh yang namanya Proses.
Proses yang membuat kita dewasa
Proses yang membuat kita belajar dan membuat kita menjadi lebih besar. Tapi banyak orang yang tidak suka dengan proses. Orang yang tidak mengalami proses tidak akan bertahan lama. Sayangnya seringkali dalam menggapai mimpi dan ambisi kita, kita berusaha menggapainya dengan cara yang instan. Banyak orang yang ingin kaya dengan cara-cara yang instan, tetapi melanggar kebenaran Firman Tuhan. Setiap kita punya tujuan dan mimpi. Maukah kamu menyerahkan mimpi dan tujuan hidupmu supaya selaras dengan mimpi Tuhan?
Kita tidak akan pernah bisa mencapai mimpi kita tanpa penyertaan Tuhan. Kita bisa mencapai apa yang menjadi mimpi-mimpi kita, tetapi tanpa penyertaan dari Tuhan, semuanya hanya akan sia-sia. Karena itu belajar untuk diproses dan serahkan mimpimu dalam tangan Tuhan.
Mimpi apa yang sedang kau perjuangkan? Kita butuh proses untuk mencapainya. Proses itu bisa menyakitkan dan membutuhkan ketahanan mental. Banyak orang yang tidak sadar dengan proses. Sebenarnya apa yang kita kerjakan dan lalui saat ini adalah bagian dari proses. Kalau kita tidak sadar, kita akan melalui “proses” tanpa sebuah proses.
Seperti sekolah, setiap jenjang adalah proses untuk pertumbuhan kita dari kecil hingga dewasa. Kalau kita berhasil melalui proses itu, maka kita akan dapat melanjutkan ke stage yang selanjutnya. Ketika kita berhasil melalui proses dalam hidup kita, maka kita akan menjadi lebih dewasa dan matang secara rohani, kita akan memperoleh hal-hal yang sesuai dengan kerinduan Tuhan.
Tanpa proses, kita tidak akan pernah mendapatkan mimpi dari Tuhan
Tidak ada yang menyangka kalau seorang gembala bertubuh kecil seperti Daud akan diangkat menjadi raja. Tetapi Daud adalah orang pilihan Tuhan, dia adalah pribadi yang sudah diproses Tuhan. Hati Daud sangat lembut, mau dibentuk, dan menghargai Roh Tuhan dalam dirinya. Daud begitu takut kalau Roh Tuhan pergi darinya. Dia begitu intim dengan Tuhan. Inilah yang membuat hati Tuhan tertarik memandang hati Daud. Sudahkah Tuhan tertarik dengan hatimu?
Tuhan tidak butuh orang yang sempurna untuk mengerjakan mimpi-mimpiNya
Belajar dari Daud, Tuhan tidak melihat rupa, tapi Tuhan memandang hati. Daud punya kelemahan, tapi dia adalah seorang mau menyerahkan dirinya di hadapan Tuhan. Tetapi ketika dia melakukan dosa, dia segera bertobat dan berkabung dengan dosa-dosa yang dibuatnya. Ini yang disebut dengan proses. Karena itu dia memiliki tempat yang spesial di mata Tuhan. Mari kita memikat dan mencuri hati Tuhan dengan hati kita yang lembut dan mau diproses. Ketika Daud hendak diangkat menjadi raja membutuhkan proses yang panjang. Dia mengikuti semua proses Tuhan dengan setia.
Dalam kehidupan kita, kita juga akan menjalani sebuah proses untuk mengalahkan raksasa-raksasa kita. Kita harus berani seperti Daud yang maju mengalahkan Goliat. Apa raksasamu? Mungkin raksasa kita adalah zona nyaman kita. Kita tidak mau meninggalkan zona nyaman kita dan mengikuti panggilan Tuhan. Ayo kita belajar koyakkan kenyamanan kita untuk meraih apa yang menjadi visi Tuhan.
Maka berkumpullah segenap umat Israel di Silo, lalu mereka menempatkan Kemah Pertemuan di sana, karena negeri itu telah takluk kepada mereka. Pada waktu itu masih tinggal tujuh suku di antara orang Israel yang belum mendapat bagian milik pusaka. Sebab itu berkatalah Yosua kepada semua orang Israel: “Berapa lama lagi kamu bermalas-malasan, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allah nenek moyangmu? (Yosua 18:1-3)
Mereka sudah sangat mendekati tanah perjanjian Tuhan, tetapi mereka bermalas-malasan. Tanah perjanjian atau mimpi Tuhan itu mungkin ada di mata kita. Tetapi kemalasan kita bisa menghalangi kita untuk mencapainya. Jangan lewatkan waktu-waktu kita dengan sia-sia, tapi kita kerjakan semuanya untuk kemuliaan Tuhan.
Proses yang kita lalui dimulai dengan setia dari hal yang kecil
Tuhan tidak akan memberikan sesuatu yang besar kalau kita belum siap menerimanya. Perbesar kapasitas kita supaya kita bisa menampung sesuatu yang lebih besar. Untuk itu, kita harus siap diproses oleh Tuhan.Sesuatu yang baru membutuhkan kapasitas hati yang baru. Kantong yang lama; pemikiran-pemikiran kita yang yang lama, itu harus dibuang. Siapkan kantong hatimu yang baru jika kamu mau menerima sesuatu yang baru dari Tuhan. Jika kamu mau diproses, siapkan hatimu yang terbaik bagi Tuhan.
Dalam proses mungkin kita akan melalui kesengsaraan. Tetapi proses itu yang menghasilkan ketekunan dan tahan uji. Orang yang yang tahan uji adalah orang yang berpengharapan, dan pengharapan kita di dalam Tuhan tidak pernah mengecewakan.
Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita. Karena kita tahu, kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan. Dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh kudus yang telah dikaruniakan kepada kita (Roma 5:3-5)
- Published in Sermons