Khotbah Pdm. Christin Jedidah : Tak Kenal Maka Tak Tahu
Wednesday, 14 April 2021
by Ellen Natalia
“Tak kenal maka tak tahu”
Ketika kita tidak mengenal seseorang, maka kita tidak akan tahu mengenai kehidupan orang tersebut. Namun ungkapan itu menjadi berbeda di masa media sosial saat ini. Banyak orang yang tidak mengenal dengan baik kehidupan seseorang, tetapi menjadi “sok tahu” dengan kehidupan orang tersebut. Bahkan tidak sedikit orang yang mudah men’judge’ orang lain dengan hal-hal negatif hanya dengan melihat sekilas saja, sehingga tanpa sadar mereka menyampaikan berita yang belum tentu benar dan dapat menjatuhkan orang lain.
Hati-hati dengan setiap perkataan kita. Perkataan kita bisa menjadi tajam dan melukai orang, tetapi di sisi lain perkataan kita bisa membangun orang lain. Pilihlah untuk berpikir positif dan memperkatakan sesuatu yang membangun orang lain.
Di akhir zaman akan muncul banyak penyesat dan banyak orang yang tidak sadar bahwa dirinya disesatkan. Namun dari buahnyalah kita dapat mengenal mereka (Matius 7:15-20). Pengenalan yang benar akan Firman Tuhan yang akan membantu kita untuk dapat membedakannya. Kita perlu memiliki pengenalan yang benar akan Firman, sehingga kita tidak mudah disesatkan.
Demikianlah keadaan manusia di akhir zaman: banyak orang yang berseru kepada Tuhan, bernubuat dalam nama Tuhan, mengusir setan, dan mengadakan mujizat demi nama Tuhan, tetapi sesungguhnya Tuhan tidak mengenal mereka (Matius 7:21-23). Hidup kita dalam Tuhan bukanlah di nilai dari melakukan hal-hal yang spektakuler dan dikenal oleh orang lain, tetapi bagaimana hidup kita dikenal oleh Tuhan.
Kita hidup bukan dari apa kata orang lain, tetapi dari apa kata Firman Tuhan.
Manusia yang hidup dari pendapat orang lain akan seringkali dipengaruhi oleh apa kata orang sehingga leputusan-keputusan yang diambil berdasarkan dari apa yang orang lain katakan. Perkataan memiliki suatu kekuatan untuk mempengaruhi orang lain. Ada orang yang bahkan mengalami trauma karena mendapatkan perkataan negatif dari orang lain. Di sinilah kita memerlukan suatu ketetapan hati, bahwa kita hidup dari apa kata Firman Tuhan dan penilaian Tuhan akan hidup kita. Tuhan Yesus sangat mengasihi kita, hidup kita berharga di mata Tuhan, tetapi kita harus hidup sesuai Firman dan menjadi manusia baru yang tidak kompromi dengan dosa.
Menjadi Manusia Baru (Efesus 4:18-32)
Menjadi manusia baru artinya kita mengalami pembaharuan pikiran dan roh. Pikiran dan perkataan kita bukan lagi pikiran yang menghakimi orang lain, tetapi membangun orang lain. Ketika menjadi manusia baru, maka hidup kita adalah untuk Kristus. Mengikut Kristus adalah sebuah kebahagiaan dam bukan suatu beban. Kita akan mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan. Memikul salib kita adalah sebuah kebahagiaan.
Mencintai adalah sebuah kebahagiaan.
Berani mencintai artinya siap untuk berkorban. Namun pengorbanan tidak akan menjadi masalah dan beban karena cinta memiliki kekuatan yang lebih besar. Kita akan melakukannya dengan sukacita dan kebanggaan untuk seseorang yang kita cintai. Jika kita sungguh-sungguh mencintai, maka apapun yang terjadi, kita akan terus mencintai. Demikianlah kalau kita mencintai Tuhan dengan segenap hati, maka melayani Dia adalah sebuah kebahagiaan bagi kita. Kita mengikut Tuhan bukan untuk mencari keuntungan atau kenyamanan bagi diri kita sendiri.
“Tak kenal tapi tetap sayang” Ini adalah panggilan bagi kita sebagai gereja Tuhan.
Kita bukan hanya mengasihi orang yang kita kenal, tetapi kita mengasihi jiwa-jiwa yang memerlukan kasih Kristus. Selama kita masih diberi kesempatan untuk hidup di dunia ini, mari kita mengasihi semua orang; Sebagaimana Kristus juga mengasihi kita.
Pdm. Christin Jedidah
- Published in Sermons