Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Kedekatan dengan Tuhan Membawa Perubahan
2 Tawarikh 9:1-12 bercerita mengenai kunjungan Ratu Syeba. Ratu Syeba sangat tertegun dan kagum dengan hikmat yang dimiliki Salomo serta apa yang dilakukannya dalam tatanan kerajaannya. Ia kagum dengan bagaimana kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi kerajaan yang berubah dalam Kerajaan Salomo. Salomo telah berhasil mengubah tradisi-tradisi kerajaan yang tidak bisa diubah oleh generasi sebelumnya.
Mengubah tradisi bukanlah hal yang mudah. Tanpa otoritas dan hikmat dari Tuhan, Salomo juga tidak bisa mengubah tatanan dan tradisi yang sudah diwariskan turun temurun. Kita akan kesulitan mengubah tradisi jika tidak memiliki otoritas, namun otoritas hanya diberikan kepada seseorang yang memiliki kapasitas untuk itu.
Perubahan dimulai dengan kedekatan kepada Tuhan yang memberikan hikmat
Salomo adalah raja yang penuh dengan hikmat. Tanpa kedekatan dengan Tuhan, hikmat itu tidak akan ada. Tuhan memberikan hikmat kepada Salomo karena ia memiliki kapasitas, tidak hanya menerima hikmat, namun juga menggunakannya untuk membawa perubahan dan menyenangkan hati Tuhan.
Banyak hikmat-hikmat palsu yang berasal dari iblis. Iblis memberikan godaan dengan tipu daya dunia yang menyenangkan daging, seperti kekayaan dan tahta, namun semuanya itu adalah semu. Jika kita tidak dekat dengan Tuhan sebagai sumber hikmat yang sejati, kita akan mudah tertipu dan disesatkan. Lawan dari hikmat adalah kebodohan, dan banyak orang yang bodoh karena tidak dekat dengan Tuhan. Ketika kita mencari dunia dan segala keinginannya, kita akan binasa.
Bukan hal yang salah jika kita berfokus untuk mencari kekayaan demi meningkatkan kualitas keluarga, yang berbahaya adalah jika kita tidak melibatkan Tuhan dalam proses mencapai tujuan tersebut. Kita akan terjebak pada usaha-usaha menjaring angin.
Tipu daya dunia memang menyenangkan, tetapi Tuhanlah sumber pemuasan kita yang sejati. Mari kita meletakkan fokus kita hanya kepada Tuhan dan mengejar hikmat dari Tuhan.
Yesus telah memberikan contoh yang baik dan sempurna. Yesus senantiasa mencari Bapanya, memiliki hubungan dengan Bapa. Demikian juga kita, kita harus membangun hubungan yang dekat dengan Bapa, memiliki koneksi dengan Tuhan, sehingga kita tidak mudah disesatkan, seperti penjual emas akan mudah mengetahui emas yang asli dan palsu. Tanpa kedekatan dengan Tuhan, kita tidak akan tahu pengajaran-pengajaran yang salah dan menyesatkan yang merusak gereja Tuhan di akhir jaman ini.
Hikmat dari Tuhan menghasilkan perubahan yang menyenangkan Tuhan
Hikmat dari Tuhan berbanding lurus dengan perubahan kepada Kristus. Walaupun Salomo memiliki hikmat yang luar biasa, jika ia tidak mau berubah, tidak akan ada perubahan. Seseorang yang berkata mendapat hikmat dari Tuhan, tetapi tidak mau berubah untuk menyenangkan Tuhan, itu tidak mungkin. Ada transformasi dalam kehidupan mengikuti Kristus. Kalau tidak ada perubahan, artinya kita belum mengikuti Kristus.
Banyak orang memisahkan perkara-perkara rohani dengan perkara-perkara sekuler. Namun Firman Tuhan berkata bahwa kita adalah garam dan terang dunia, yang artinya kita memberi pengaruh kepada dunia. Jika kita memisahkan perkara rohani dengan perkara sekuler, bagaimana kita bisa memberi pengaruh kepada dunia. Tuhan tidak pernah memisahkan perkara dunia dan perkara sekuler, kita harus menjadi pelaku Firman Tuhan di manapun kita berada.
“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga. – Matius 5:13-16
Mengubah kebiasaan akan menimbulkan pertentangan dari banyak orang. Tetapi hendaknya kita tetap teguh pada kebenaran dan bersandar pada hikmat dari Tuhan. Kita berikan yang terbaik untuk Tuhan, baik sikap hidup kita, cara kita berbicara, cara kita melayani Tuhan. Hadirat Tuhan akan dinyatakan ketika kita senantiasa mengutamakan Tuhan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Pdm. Silvia Marryasa Hannah : Perhatikan dengan Siapa Anda Bergaul
“Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.” (
1 Korintus 15:33-34
“Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang yang bebal menjadi malang.” (Amsal 13:20)
Jika kita bergaul dengan orang bijak, maka kita akan menjadi bijak. Jika kita bergaul dengan orang bebal, maka kita akan menjadi malang. Satu hal yang perlu kita perhatikan dalam hidup ini adalah dengan siapa kita bergaul hari ini, menentukan kehidupan kita di masa mendatang. Tentu hal ini juga berlaku sebaliknya, jika kita bergaul dengan orang yang takut akan Tuhan, orang yang mencintai Tuhan, melayani dan memberikan hidupnya sepenuhnya bagi Tuhan, maka hidup kita juga akan seperti itu. Bukan berarti kita sedang membeda-bedakan dengan siapa kita berteman dan tidak mengasihi orang lain, tetapi terkadang kita tidak menyadari bahwa pergaulan sangat mempengaruhi kehidupan kita.
Pesan ini disampaikan kepada jemaat di Korintus. Bukan jemaat yang tidak mengenal Tuhan, tetapi justru jemaat yang kehidupannya sudah dibangun untuk mengenal Tuhan. Kenapa? Karena nyatanya, sekalipun kita merupakan seorang Kristen yang sudah lama pergi ke gereja dan melayani Tuhan, pergaulan yang buruk bisa merusakkan segala kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah kita miliki.
-
Salomo
“Adapun raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het, padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang Israel: “Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan mereka pun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka.” Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta” (1 Raja-Raja 11:1-2).
Tidak dalam satu malam Salomo meninggalkan Tuhan dan mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain. Pergaulannyalah yang melakukan itu. Ia bergaul dengan perempuan-perempuan bangsa asing yang membuatnya menyimpang dari Tuhan. Sekalipun Tuhan sudah memperingatkan, tetapi hati Salomo sedang tertuju kepada perempuan-perempuan yang tidak takut akan Tuhan. Apakah penting memperhatikan dengan siapa kita bergaul hari-hari ini? Tentu saja!
-
Lot
Keponakan Abraham, Lot, memilih untuk tinggal di lembah Yordan dan dekat gerbang Sodom dan Gomora, kota yang penuh dengan dosa amoral yang sangat tinggi. Lot adalah seorang yang benar, tetapi ia memiliki pilihan dengan siapa ia bergaul. Sudahkah kita berdoa sebelum kita memilih? Lot mengandalkan apa yang ia lihat dan yang ia rasa baik. Banyak hal yang harus ia tanggung karena bergaul dengan orang Sodom.
dan ia berkata: “Saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat jahat. Kamu tahu, aku mempunyai dua orang anak perempuan yang belum pernah dijamah laki-laki, baiklah mereka kubawa ke luar kepadamu; perbuatlah kepada mereka seperti yang kamu pandang baik; hanya jangan kamu apa-apakan orang-orang ini, sebab mereka memang datang untuk berlindung di dalam rumahku.” (Kejadian 19:7-8)
Ayat 7-8 menunjukkan bahwa moral Lot telah sama seperti orang Sodom dan Gomora pada umumnya. Ia menjual anak-anaknya perempuan untuk diperkosa. Ini menunjukkan bahwa pergaulan kita dapat menjadikan diri kita seperti apa. Lot awalnya seorang yang benar dan mempercayai Tuhan, tetapi ia salah memilih pergaulan. Lot diselamatkan, tetapi ia harus kehilangan istri dan kedua menantunya.
Lot membawa kedua anaknya perempuan. Kedua anaknya memiliki darah Sodom dan Gomora, sebab istri Lot berasal dari bangsa Sodom. Anak-anaknya yang masih terbiasa dengan perilaku kota Sodom, membuat ayahnya mabuk dan tidur dengan ayahnya. Lahirlah bangsa Moab dan Amon, yang menjadi musuh bangsa Israel di kemudian hari. Nama Lot kemudian tidak lagi dicatat setelah kejadian tersebut.
Lot merasa kuat, ia merasa tidak masalah dekat-dekat dengan orang Sodom dan membawanya pada kebinasaan. Kita juga mungkin sering merasa kuat, tidak memilih-milih pergaulan, tanpa kita sadari kita mulai menjadi serupa dengan dunia.
-
Bileam
Bileam adalah seorang nabi Tuhan, tetapi ia bergaul dengan Balak. Ketika Balak mengutus pemukanya untuk mengutuki bangsa pilihan Tuhan, ia goyah, apalagi mendapat imbalan yang besar. Bileam bisa langsung menolak, tetapi karena hati dan pikirannya tidak tertuju pada Tuhan, ia goyah dan menyuruh pemuka-pemuka untuk bermalam sekali lagi. Ia tidak dapat dengan tegas menolak, meski sudah tahu apa yang Tuhan mau, karena pergaulannya dengan Balak. Bileam memang tidak mengutuki bangsa Israel, tetapi dari Bileam, bangsa Israel dibujuk untuk menyembah allah-allah lain.
Bukankah perempuan-perempuan ini, atas nasihat Bileam, menjadi sebabnya orang Israel berubah setia terhadap TUHAN dalam hal Peor, sehingga tulah turun ke antara umat TUHAN. (Bilangan 31:16)
Bangsa Israel berubah setia karena perempuan-perempuan yang dikirim oleh Balak atas saran dari Bileam. Bangsa Israel bergaul dengan perempuan-perempuan tersebut dan berbalik menyembah allah lain.
Hari ini kita mungkin berkata bahwa kita adalah seorang Kristen yang takut dan mengasihi Tuhan. Tetapi jika kita tidak sungguh-sungguh mengarahkan hati kita kepada Tuhan dan terus membiarkan pergaulan yang buruk itu masih ada dalam kehidupan kita, maka pergaulan yang buruk itu akan merusakkan setiap kebiasaan baik yang kita miliki dan membuat kita secara perlahan semakin menjauh bahkan meninggalkan Tuhan.
Memperhatikan dengan siapa kita bergaul hari-hari ini, itu artinya kita peduli dengan masa depan kita.
Tuhan Yesus memberkati.
- Published in Sermons