Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Tertawan karena Luka Hati
Wednesday, 14 April 2021
by Ellen Natalia
Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara. (Yesaya 61:1)
Tuhan datang untuk membebaskan yang tertawan. Siapakah orang yang tertawan? Orang yang tertawan adalah orang-orang yang hidup dengan luka-luka mereka. Kita semua bisa memiliki luka hati karena adanya pengalaman masa lalu yang mendominasi hidup kita. Dan kita perlu Yesus untuk memerdekakan hidup kita.
Luka kita di masa lampau yang terus menerus kita bawa, dan tidak pernah ada pemulihan, membuat kita terpenjara di dalamnya dan kita tidak pernah bisa mengalami masa depan penuh kemenangan.
Sebuah perkataan bisa melukai orang lain. Demikian juga perkataan orang lain dapat menjadi luka dalam hati kita. Mungkin bagi kita beberapa hal nampak sepele, tetapi bisa jadi itu bukan hal sepele bagi beberapa orang; Kita tidak pernah tau apa yang orang lain hadapi dibaliknya. Karena itu, kita perlu menjaga setiap perkataan kita yang ditujukan kepada orang lain.
Beberapa contoh luka yang dimiliki oleh anak-anak Tuhan :
Sulit menghargai keunggulan orang lain
Ketika melihat orang lain memiliki keunggulan, bukan semakin senang dan bersyukur, tetapi justru menganggap kehadiran mereka sebagai sebuah ancaman. Padahal seseorang yang hidupnya dalam Tuhan, kasih Tuhan pasti meliputinya: lebih suka memuji dengan tulus hati.
Harus sempurna/ semua harus sesuai keinginan hatinya.
Segala yang diinginkan harus sempurna, tidak boleh ada cacat. Semua harus berjalan sesuai dengan keinginannya. Sehingga ketika orang lain tidak melakukan persis seperti yang dia inginkan, atau ketika semua tidak berjalan sesuai yang dia pikirkan, dia menjadi sangat marah dan kecewa.
Pelayanan sebagai sarana mendapatkan pujian.
Bagi beberapa orang, memiliki punya trauma di masa lalu dalam hal pujian. Sehingga mereka menjadikan pelayanan sebagai bungkus untuk mendapatkan pujian bagi diri sendiri, bukan untuk kemuliaan nama Tuhan
Tuhan sanggup membebaskan dan memerdekakan kita.
Dalam kisah Yesus mengusir roh jahat dari seorang anak yang bisu (Markus 9:14-29), anak itu sudah terikat sejak dari kecil. Saat Yesus berteriak meminta Roh Jahat itu keluar, anak itu terlihat seperti sudah mati. Orang-orang disekitar menyangka anak itu mati; mungkin mereka berpikir apa yang Yesus lakukan sia-sia. Tetapi Yesus memegang tangannya dan anak itu bangkit.
Saat keadaan nampaknya tidak ada harapan, bukan berarti Tuhan tidak bekerja. Tuhan masih bekerja dan sedang bekerja memulihkan kehidupan kita. Bagian kita adalah memilih untuk tetap percaya kepada Yesus. Seluruh hidup kita ada dalam kendaliNya.
Ps. Daniel Hadi Shane
- Published in The Shepherd's Voice