Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Pemulihan Luka Hati Diawali dengan Kerendahan Hati
“Rendah hati mendahului Kehormatan. Tinggi hati mendahului kehancuran.” (Amsal 18:12-13)
Tinggi hati seringkali tidak disadari, tetapi tindakannya dapat dikenali
Dari gaya bicaranya sangat tinggi dan membuat segan, tetapi ternyata omongannya kosong dan tidak ada artinya. Ia tidak memandang dirinya perlu untuk belajar, sehingga ia akan sulit untuk dibentuk oleh Tuhan. Tidak bisa melihat kesalahannya sendiri, membuatnya cenderung berjalan di tempat. Padahal, kesalahan adalah sebuah hal yang wajar dan jika ia mau belajar dari kesalahan, Tuhan akan bawa dia semakin tinggi.
Orang tinggi hati biasanya memiliki luka dari masa lalunya, misalnya sering disalahkan dan dianggap lemah, sehingga cenderung berbicara lebih besar dari kualitasnya saat itu agar tidak direndahkan orang. Ia cenderung berbohong agar orang lain tidak dapat melihat kelemahannya.
Secara tidak langsung, orang yang tinggi hati adalah farisi rohani, berbanding terbalik dengan Kristus Yesus yang rela dihakimi untuk kesalahan yang tidak diperbuatNya.
Bagaimana cara memeriksa apakah kita memiliki luka dalam hati kita?
Tidak mau mendengar tentang seseorang/sesuatu.
Kita bisa saja tidak sadar kita memiliki luka dengan seseorang. Ketika mendengar nama seseorang/sesuatu, kita menjadi enggan dan tidak mau mendengar apapun tentangnya. Ekspresi dan mood kita runtuh seketika.
Senang membicarakan kejelekannya seseorang/sesuatu
Tanpa sadar, Ketika kita memiliki luka, kita senang membicarakannya, terutama jika orang-orang yang kita ceritakan memiliki luka yang sama. Perhatikan dengan siapa kita berkumpul dan menceritakan kehidupan pribadi kita! Perhatikan juga dengan cerita yang kamu dengar! Ada cerita yang membangun dan merusak. Berhenti mendengar cerita mereka meski dibungkus rohani karena tanpa sadar, hati kita juga ikut diliputi kebencian.
Selama bertahun-tahun, Kekristenan dibenci oleh beberapa kalangan, karena hal itu diceritakan bertahun-tahun, dibawa generasi ke generasi. Luka itu dapat ditransferkan kepada orang lain. Mari bereskan hati kita!
Bagaimana pulih dari luka hati?
-
Datang kepada sang Sumber Kasih
Untuk pulih dari luka dan pahit, yang pertama harus kita lakukan adalah datang kepada Tuhan sebagai Sumber Kasih. Belajarlah dalam perjalanan Bersama Tuhan, sebab Tuhan adalah kekuatan kita. Kesulitan dan tantangan yang ada adalah bagian dari proses Tuhan.
Banyak orang yang tinggi hati penuh luka masih hidup dalam masa lalunya. Datanglah dalam mezbah doa kita. Mezbah adalah tempat penyerahan korban, korbannya yaitu kedagingan dan keakuan kita. Dalam mezbah, kita akan dikuliti, diselidiki oleh Tuhan. Dikoreksi itu sakit, tetapi itu adalah awal dari pemulihan Tuhan. Tidak ada yang tersembunyi bagi Tuhan. Jadilah pribadi yang mau selalu diubah dan disentuh oleh Tuhan.
-
Miliki kerendahan hati
Orang yang tinggi hati berbicara seolah mendirikan banyak hal, namun kosong. Sementara orang yang rendah hati seolah-olah tidak membangun apa-apa, namun ternyata mendirikan banyak hal.
Jangan memberi batasan pada Tuhan untuk memproses hidup kita. Kerendahan hati memampukan kita menerima karya Kristus yang tidak terbatas dan melampaui kelemahan kita. Orang yang rendah hati akan selalu mengandalkan Tuhan, karena ia tahu, tanpa Tuhan, ia tidak dapat berbuat apa-apa.
-
Jangan Berprasangka
Belajar untuk tidak berprasangka dan memberi label buruk pada setiap orang, termasuk mereka yang pernah berbuat jahat kepada kita sebab setiap orang bisa berubah. Seperti kita yang bisa berubah, demikian juga orang lain bisa berubah.
Mari kita menjaga hati kita dengan maksimal agar dapat memproses semua nutrisi dan racun yang ada.
Amsal 14:23
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
-
Be positive
Berikan pembahasan yang baik terhadap suatu perkara buruk. Dengan demikian, kita menjadi berkat untuk diri kita sendiri dan orang lain.
Tuhan belum selesai dengan kehidupan kita. Oleh sebab itu, jangan membatasi Tuhan dengan kelemahan kita bahkan keadaan sekeliling kita.
Serahkan segala kekuatiran kita sebab Ia terlebih sanggup memelihara kehidupan kita dan menjadikan kita lebih dari pemenang. Carilah Pimpinan dan Tuntunan Tuhan maka semua akan ditambahkan oleh Tuhan sesuai dengan Hikmat dan KemuliaanNya sebab bagi Tuhan tak ada yang mustahil. Belajar untuk rendah hati dalam belajar dan menyerap semua informasi yang membangun. Tuhan rindu membawa kita ke tempat yang lebih besar lagi dimana Tuhan ingin ada karya indah sedang dikerjakan dalam hidup kita untuk Kemuliaan Tuhan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Friend Says vs God Says
Bangsa Israel seringkali tidak taat akan perintah Tuhan karena mereka lebih mempercayai sekitar mereka daripada pemimpin mereka; Mereka lebih suka mendengarkan massa daripada kebenaran Tuhan. Mereka menentang perintah Tuhan dan mengikuti apa yang teman mereka katakan.
Ini yang terjadi di masa ini: jika teman berkata, “tidak perlu cari pasangan yang seiman, nanti kamu bisa bawa dia kepada Kristus!” sehingga kita menganggap itu sebagai sebuah kebenaran, dan tidak lagi mengikuti kebenaran Firman Tuhan untuk berpasangan dengan orang yang seiman. Atau Ketika teman berkata: “tidak perlu tertanam di sebuah gereja. Kan Tuhan bisa ditemukan dimana saja!” lalu kita menjadi orang yang keliling gereja dan tidak pernah tertanam. Bagaimana mungkin seseorang yang tidak mau dipimpin dan ditundukkan dalam sebuah gereja lokal bisa diikat di dalam Kristus? Tentu saja tidak.
Jadilah taat dalam mengikuti pemimpin-pemimpin kita di dalam Kristus. Sebab kita tidak mungkin bisa taat kepada Tuhan yang tidak terlihat tanpa belajar taat dengan yang terlihat. Jangan menjadi seperti bangsa Israel yang tidak menghargai dan taat kepada pemimpin mereka; Mereka tidak pernah bisa ditundukkan di dalam Tuhan.
Bangsa Israel mengalami didikan Tuhan, mereka mengalami masa pembuangan.
Namun Tuhan memberikan berita penghiburan melalui nabi Yesaya (Yes.40:1-11). Itulah hati Tuhan: Dia menghukum bukan untuk mengekang, tetapi untuk menolong dan melepaskan umat-Nya. Dia rindu memberikan pemulihan, hanya syaratnya “semua lembah harus ditutup” dan “gunung diratakan”. “Lembah” berbicara tentang dosa masa lampau, artinya kita harus menanggalkan setiap dosa kita di masa lampau. “Gunung” berbicara tentang mimpi-mimpi pribadi yang belum kita serahkan kepada Tuhan dan menghalangi kita berlari kepada Tuhan. Tanggalkan setiap dosa kita dan serahkan mimpi-mimpi kita di tangan-Nya, Tuhan akan menyediakan pemulihan-Nya bagi kita.
Adakah kamu sedang mengalami pembuangan? Seolah-olah kamu dididik oleh Tuhan dan diijinkan mengalami lembah-lembah dalam hidupmu? Palingkanlah hati kita kepada-Nya dan tanggalkan setiap dosa kita: itu adalah kuncinya supaya kita meraih kemenangan.
Mungkin kita melihat masalah kita mustahil untuk dihadapi, seolah kita melihat batu besar dihadapan kita yang sulit untuk kita pindahkan.
Bukan karena Tuhan tidak mau memindahkannya, tetapi Tuhan menunggu saat yang tepat untuk kita bertumbuh dewasa dan memiliki kekuatan yang lebih besar untuk sanggup memindahkannya. Seperti seorang balita belum punya kemampuan untuk mengangkat beban sebuah bola basket, tetapi ketika anak itu dewasa, dia bahkan sanggup mengangkat beban yang jauh lebih berat dari bola basket. Tuhan menghendaki kita bertumbuh dewasa, sehingga kita cukup kuat untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di hadapan kita.
Tuhan itu setia dan adil; Dia mendengarkan setiap kita dan mempedulikan hak kita. Dia tidak akan pernah menjadi lesu dan Lelah. Jangan berhenti menanti-nantikan Tuhan. Tuhan sedang mempersiapkan pemulihan bagi kita semua (Yes. 40:27-31). Mari kita bangkit bagi Kristus. Saatnya bagi kita meratakan bukit dan gunung, dan menutup lembah untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan.
Ps. Daniel Hadi Shane
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Kegagalan
Tuhan sudah menetapkan Simson menjadi Nasir Allah sejak ia dalam kandungan, dia dipersiapkan sedemikian rupa untuk sebuah rencana Tuhan (Hak 13:1-5). Namun Simson punya karakter yang perlu diproses Tuhan; Dia labil, arogan, dan tidak taat akan perintah Tuhan. Kelemahan hatinya akan wanita menjadikannya seringkali “gagal” dalam menggenapi rencana Tuhan yang semula. Namun Tuhan belum selesai dengan Simson, Tuhan hendak memproses hidupnya
Hati-hati dengan ketidaktaatan! Dosa ketidaktaatan dapat membuat putusnya rencana Tuhan dalam hidup kita. Kita perlu taat, artinya berserah kepada Tuhan sepenuhnya. Bukan hanya taat dalam ucapan, tetapi juga dalam tindakan.
Apakah kamu taat dalam melakukan kerinduan Tuhan?
Kegagalan kita dalam melakukan kerinduan Tuhan terus-menerus bisa berakibat fatal. Sama halnya seorang atlit, jika dia berkali-kali mengalami kekalahan, maka dia tidak akan pernah naik level. Seringkali kita kalah dengan raksasa-raksasa dalam diri kita, namun Tuhan belum selesai dengan kita; Dia mau memproses hidup kita.
Kejatuhan Simson kedua kalinya karena rayuan Delila membuatnya jatuh di tangan orang Filistin. Kekuatannya hilang, matanya dicongkel dan dia dijadikan pelawak (Hak. 16:4-22). Ini menjadi kekalahan terbesar dalam hidupnya, namun itulah yang membuatnya tersadar untuk kembali kepada Tuhan. Tuhan memulihkan perjanjianNya akan Simson dan membalikkan keadaan saat dia berseru kepada Tuhan (Hak 16:28); Banyak orang Filistin yang dia kalahkan sekalipun dia juga meninggal saat itu (Hak. 16:29-31).
Mungkin kita seperti Simson. Kita kalah berulang kali sampai kita tidak tahu kemenangan itu seperti apa. Tuhan ijinkan kita mengalami lembah dalam Karena Tuhan punya rencana; Dia rindu memproses hidup kita. Namun ketika kita mau berserah dan berseru kepada Tuhan, tangan Tuhan terbuka dan akan membawa kita dalam kemenangan.
Simson mengakhiri dengan baik. Rencana Tuhan memakai Simson untuk mengalahkan Filistin digenapi. Mungkin kamu gagal, kamu lemah, tetapi Tuhan belum selesai dengan hidupmu. Ketika kamu berserah kepadaNya, Tuhan sanggup memakai hidupmu.
Hari kedatangan Tuhan sudah dekat. Saatnya kita bangkit jadi pemenang. Kemenangan bukan saat engkau membuktikan diri, tapi saat engkau berserah di hadapan Tuhan.
Simson memiliki kelemahan yang luar biasa. Tetapi dia punya kekuatan yang besar. Sekalipun dia pernah gagal, tetapi Tuhan memakai hidupnya saat dia berserah.
“Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, bejana yang rusak sanggup Dia hancurkan untuk dibentuk kembali dan dipakai untuk kemuliaan namaNya”
Ps. Daniel Hadi Shane
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Evie Mehita : Berubah
Di akhir pada kesudahannya, Yesus akan datang kedua kalinya sebagai hakim yang adil. Dia datang untuk memeriksa dan menilai hidup kita. Banyak orang ingin dinilai sempurna oleh manusia, tetapi penilaian Tuhan tidak pernah salah, penilaian Tuhan adalah yang terpenting dari semuanya.
Ada banyak orang punya rasa berharga dari apa yang mereka miliki, tetapi Tuhan tidak menilai kita dari seberapa hebat diri kita, atau apa yang kita bisa berikan, tetapi Dia menilai setiap hal kecil dalam hidup kita. Dia menilai kita dengan cinta. Tidak melihat seberapa buruk diri kita, Dia memandang kita berharga.
Tuhan mengingat semua yang kita lakukan, bahkan dosa-dosa kita. Tetapi Tuhan tidak mau lagi mengingat dosa kita, jika kita mau mengakui dan sungguh-sungguh minta ampun di hadapanNya
Amsal 19:17
Tuhan tidak pernah berhutang.Jika kita melakukan semuanya untuk Tuhan, Tuhan pasti akan membalaskannya, bahkan memberikan lebih. Oleh sebab itu, mari kita melakukan yang terbaik bagi Tuhan.
Seperti kata Daud dalam Mazmur 17:3-5, Kita bukan tidak bisa berdosa, tetapi kita harus menjaga diri; kita bukan tidak bisa, tetapi tidak mau lagi berbuat dosa. Tuhan sedang menguji hidup kita.
Di akhir zaman ini akan semakin nampak pemisahan antara orang yang berakar dan tidak berakar dalam Kristus. Akan terjadi pemisahan antara orang benar dan orang fasik (Maleakhi 3:18). Mari perhatikan saudara-saudara kita, kita perhatikan kawanan domba yang ada, sebab hari penghakiman sudah tiba.
Satu point penting bagi kita sebagai anak Tuhan : BERUBAH.
Berubah bukan hal yang mudah. Ada orang yang memiliki sifat karena bawaan dari lahir, ada juga yang memiliki sifat karena kebiasaan.
Kita perlu hati-hati, karena kita semua bisa mengalami kemunduran rohani karena kebiasaan yang buruk (Yeremia 2:21, Ratapan 4:1). Karena itu, setiap kita butuh alat kontrol, untuk menilai dan menegur kita, baik dari Tuhan maupun pemimpin kita. Mari memeriksa diri, jika ada yang salah dari dalam diri kita, mari belajar untuk berubah.
Ketika Yesus datang ke dunia, Dia tidak datang untuk mencari murid saja, tetapi mengajar mereka untuk menjadi pemimpin dan pemurid jiwa. Tuhan menghendaki kita menjadi pemimpin, minimal memimpin diri sendiri dan orang terdekat kita.
Kriteria pemimpin ( 1 Tim 3:1-7) :
1. Setia
2. Bisa menguasai diri (Punya wibawa Kristus, tahu menempatkan diri)
3. Bijaksana, sopan (Dalam perkataan dan tindakan)
4. Murah hati, cakap mengajar orang lain
5. Bukan peminum
6. Bukan pemarah, tetapi peramah
7. Pendamai, bukan hamba uang
Yusuf adalah seorang pemimpin yang dibentuk Tuhan. Dia dulunya tertolak, kesepian, disingkirkan, tetapi dia disertai dan dikenan oleh Tuhan (Kejadian 39: 1-6). Sehingga orang disekitarnya pun diberkati. Dia pemimpin yang bertanggungjawab, bisa dipercaya, dan punya loyalitas.
Orang yang masa lalunya hancur bukan berarti dia tidak bisa dicintai dan dipakai Tuhan. Demikian juga dengan kita, jika kita dikenan oleh Tuhan, maka dimanapun kita berada, sekitar kita pun juga akan diberkati; hidup kita dipakai Tuhan luar biasa.
Jika hari ini kita belum melihat hasilnya, tetaplah setia. Jadilah pemimpin yang bertanggungjawab dan bisa dipercaya seperti Yusuf. Miliki loyalitas dalam pekerjaan/pelayananmu, maka pekerjaan yang baik akan dipercayakan kepadamu. Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh dan selesaikan dengan baik.
Jika kamu mau jadi dipercaya lebih, milikilah mental yang teruji dan mau berubah. Lepaskan semua ego, pemberontakan dan dosa kita di hadapan Tuhan. Biarlah Tuhan membentuk kita menjadi seorang pemimpin yang berkenan bagiNya.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Jadilah Pulih!
Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu (Kisah Para Rasul 3:21)
Di akhir zaman ini, Tuhan rindu ada pemulihan di antara anak-anak Tuhan. Pemulihan itu tidak hanya sekali, tetapi perlu berulang kali. Sama halnya dengan pertobatan; tiap-tiap hari kita perlu mengalami pertobatan. Sudahkah kita mengalami pertobatan yang sejati? Jika tidak, kita akan menjadi orang Kristen “TOMAT”- Tobat Kumat, setelah bertobat kembali melakukan hal sama terus menerus.
Selama kita hidup kita sedang diproses menjadi semakin serupa dengan Kristus. Menjadi serupa dengan Kristus artinya kita memiliki karakter, hati, dan pemikiran seperti Kristus. Tetapi banyak anak-anak Tuhan yang menjadi serupa dengan dunia ini. Oleh karena itu, akan ada pemulihan yang dijanjikan Tuhan, dimana anak-anak Tuhan itu menjadi tampil berbeda dengan dunia ini.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Roma 12:2)
Pembaharuan budi yang dimaksud adalah pikiran. Pertobatan kita harus disertai dengan perubahan pola pikir kita (metanoia). Pikiran kita bisa menjadi salah satu sumber penyakit. Bukan penyakit secara jasmani saja, tetapi juga bagian dari Mental Illness. Mental Illness adalah penyakit dalam jiwa kita yang pelu dipulihkan. Banyak sekali anak Tuhan yang mungkin sangat mencintai Tuhan dan melayani Tuhan, tetapi mereka menderita penyakit ini; Mereka butuh disembuhkan!
Jiwa kita sehat saat kita memiliki perasaan dan pikiran Kristus
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus (Filipi 2:5)
Jiwa kita sehat ketika kita memiliki perasan dan pikiran Kristus. Tetapi Iblis berusaha merusak gambaran Tuhan yang benar dalam diri anak-anak Tuhan. Gambar diri yang rusak membuat banyak gereja Tuhan diisi oleh orang- orang sakit, sehingga mereka sulit mengalami pertumbuhan dan terobosan dalam Tuhan.
Iblis berusaha menanamkan dalam diri manusia bahwa harga diri kita ditentukan oleh penampilan dan apa kata orang tentang kita. Dunia mengajarkan, kita berharga jika kita cantik/ganteng, kaya, punya posisi tinggi dalam pekerjaan; itu yang merusak jiwa kita.
Tanpa sadar banyak Tuhan yang mengejar rasa berharga yang salah dengan mengikuti standar dunia; hidup dikendalikan dari apa kata orang lain, bukan apa kata Tuhan terhadapnya. Itulah yang merusak emosi kita, sehingga banyak orang yang menggunakan topeng; tidak menjadi diri sendiri,
Mari kita sadari bahwa kita sungguh-sungguh berharga di mata Tuhan. Kita berharga karena kita sudah ditebus oleh darah Kristus, bahkan Firman Tuhan berkata Kkta semua berharga di mata Tuhan: “Oleh karena engkau berharga di mata-Ku san mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.” (Yesaya 43:4).
Orang yang perlu dipulihkan adalah orang yang memiliki kepercayaan yang salah dan orang yang belum bisa menerima Kasih Kristus. Orang yang sungguh-sungguh menerima kasih Kristus, hidupnya dipulihkan, pikirannya diubahkan, dan dia akan tahu siapa sebenarnya dirinya dalam Tuhan.
Tuhan rindu kita semua pulih dari “sakit jiwa” kita. Hanya Yesus yang sanggup memulihkan kita. Dia yang akan memulihkan kita dengan kasih Tuhan yang tak bersyarat. Mari kita sungguh-sungguh menerima kasihNya bagi kita. Bukan hanya mendengar tentang kasihNya dari orang lain, tetapi merasakan secara pribadi kasihNya. Dengan demikian, kita dapat diubahkan dan dipulihkan.
Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu (Yeremia 31 : 3)
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Evie Mehita : Meresponi Panggilan Tuhan
Di akhir jaman ini banyak penyimpangan yang terjadi di gereja-gereja Tuhan. Penyesatan dimana-mana, dan banyak sekali penyimpangan-penyimpangan ajaran di gereja Tuhan. Banyak jemaat Tuhan yang ke gereja karena mengidolakan hamba Tuhannya, bukan Tuhan yang dicari.
Gereja Tuhan hari-hari ini mempertontonkan pertunjukan-pertunjukan yang tidak sesuai dengan kebenaran, supaya menarik anak-anak muda. Banyak orang tidak sadar bahwa dia di tipu oleh penyesat- penyesat. Bukan Tuhan yang disembah, tetapi hanya kedagingan mereka yang disenangkan.
Gereja sedang dalam kesakitan. Karena itu kita harus hidup dalam kebenaran yang murni. Kesesatan harus diberitakan, bukan hanya tentang berkat-berkat saja yang perlu dikumandangkan oleh gereja-gereja Tuhan.
Kita membutuhkan Revival. Revival bukan EO rohani, yang dikemas dengan pertunjukan mewah, artis-artis terkenal, atau musik yang spektakuler. Revival adalah hati yang berbalik kepada Kristus, hati yang bertobat, Hati yang diberikan kepada rencana dan kehendak Tuhan.
Yunus dipanggil oleh Tuhan untuk memberitakan tentang Tuhan kepada Niniwe. Tetapi dia hendak melarikan diri ke Tarsis. Sehingga Tuhan mendidik Yunus, Tuhan membiarkan dirinya jatuh ke laut dan masuk dalam perut ikan selama 3 hari. Tuhan memanggilnya kembali ke panggilannya yang semula: memenangkan kota Niniwe, sehingga seluruh Niniwe mengenal Tuhan (Yunus 1:3).
Tuhan punya panggilan untuk setiap kita
Mungkin kita juga seperti Yunus, kita melarikan diri dari panggilan Tuhan. Tetapi Tuhan begitu rindu mempertahankan dan mengejar setiap kita. Tuhan sudah menyiapkan sebuah misi untuk kita kerjakan dalam hidup ini. Sayangnya banyak orang yang tidak mau menjalankan misinya. Mereka mau mengatur hidup mereka sesuka hatinya.
Pada mulanya, Yunus dengan sengaja menaiki perahu yang tujuannya bukan ke Niniwe. Apakah kita juga demikian?
Jangan salah menaiki kapal! Ada kapal yang bisa membawa kita menuju panggilan kita, dan ada kapal yang bisa membuat kita jauh dari panggilan Tuhan. Ada kapal pesiar yang isinya orang2 kaya, mereka berpesta pora dalam kapal, sedangkan pelayan-pelayan bekerja keras untuk melayani orang-orang kaya itu. Berbeda dengan kapal perang. Dalam kapal perang semua bergandengan tangan untuk menghadapi peperangan di depan mereka. Gereja Tuhan harusnya menjadi kapal perang, yang tujuannya membawa kita kepada kemenangan.
Banyak orang yang lari dari panggilannya. Tetapi Tuhan panggil lagi Yunus dengan cara-Nya.
Ini adalah sebuah proses penyadaran. Kalo kita ingin diangkat Tuhan, kita harus siap diproses dan dimurnikan Tuhan. Ketika Yunus mendapatkan panggilan yang kedua, Yunus taat dan melakukan apa yang Tuhan katakan. Ketika dia meresponi panggilan Tuhan, satu kota diselamatkan. Tuhan juga rindu memakai kita untuk menjadi alat-Nya menjangkau mereka yang terhilang.
Bagi tuhan, jiwa-jiwa itu sangat berharga. Mari ajak orang-orang sekeliling kita untuk mengenal Tuhan. Diperlukan orang-orang yang meresponi panggilan-Nya. Dibutuhkan orang-orang yang mau dipakai Tuhan menggenapi rencana-Nya yang besar. Maukah anda meresponinya?
- Published in Sermons