Khotbah Ev. Evie Mehita : Emosi yang Rusak
Hidup kita ini penuh dengan pilihan. Dalam setiap pilihan itu, tentunya kita mau apa yang kita pilih adalah yang hal tepat. Tetapi apa jadinya kalau kita memilih sesuatu saat emosi kita sedang rusak? Tentu semua pilihan, tindakan, dan keputusan kita pun jadi salah.
Kita perlu memberi perhatian lebih untuk “Emosi yang Rusak”. Emosi yang rusak adalah akibat dari luka masa lalu yang tidak kita bereskan, sehingga kita memiliki emosi yang tidak dapat kita kendalikan. Orang yang memiliki emosi yang rusak akan selalu haus akan penerimaan dan penghargaan orang lain, sehingga dia berusaha dengan keras untuk mencapainya bahkan dengan cara-cara yang salah. Bahayanya, emosi rusak dan hubungan rusak membuat kita mengambil keputusan dan tindakan yang salah sehingga seluruh jalan kehidupan kita tidak sesuai dengan destiny Tuhan.
Orang yang punya emosi yang rusak hidup dalam ketakutan; takut salah buat keputusan, takut salah memilih pasangan, takut salah memilih pekerjaan, takut kehilangan yang berlebihan.
Dalam Tuhan seharusnya kita tidak hidup dalam ketakutan
Semua ketakutan kita harus dilawan dengan kita belajar melangkah dengan Iman. Ketika kita mau menentukan pilihan pastikan apakah itu menyenangkan hatimu sendiri atau menyenangkan hati Tuhan. Tentu pilihan yang benar tolak ukurnya adalah sesuai Firman Tuhan, ada damai sejahtera, dan pastikan pilihanmu itu menyenangkan hati Tuhan.
Mintalah nasehat-nasehat yang benar dari orang-orang yang dapat dipercaya dalam hal kerohanian.
Jangan sembarangan minta nasehat orang yang tidak mengenal Tuhan; itu hanya akan menuntun kita kepada pilihan yang salah. Miliki penasehat di dalam Tuhan yang menuntun kamu dalam pilihan yang benar dalam Tuhan.
Emosi yang rusak merupakan sebuah belenggu bagi kita, yang membuat kita sulit untuk berubah dan menerima kasih karunia Tuhan, bahkan membuat kita tidak dapat berlari ke tujuan Tuhan yang ditetapkanNya bagi kita. Tetapi semua kembali kepada pribadi kita: Maukah kamu berubah? Berubah mengandung kata aktif, artinya perubahan kita adalah sebuah tindakan yang harus kita lakukan. Diperlukan usaha untuk berjuang melawannya supaya kita dipulihkan.
Belenggu-belenggu manusia:
Budos – Budak dosa
Hidupnya diikat oleh dosa. Dia mau lepas, tetapi tidak bisa. Sehingga dia menyerah dengan keadaan itu, dan terus melakukan dosanya. Hal ini juga berupa kebiasaan-kebiasaan buruk yang tidak dikuasai, sehingga berbuahkan dosa. Dan itu menjadi sebuah belenggu yang sulit untuk dilepaskan.
Belenggu Mamon
Orang yang dibelenggu mamon ciri-cirinya adalah materialistis dan hidupnya dikuasai oleh kekuatiran. Hidupnya selalu kuatir apa yang akan dimakan besok, kuatir akan masa depannya, kuatir dengan harta-harta yang dimilikinya. Dia dibelenggu oleh rasa berharganya terhadap materi.
Belenggu nafsu keinginan
Hidupnya penuh dengan keinginan. Semua yang diinginkan harus terjadi dan sesuai dengan keinginannya. Dia dibelenggu dalam hal Pasangan, Games, Makan, keterikatan Internet, Media sosial, Ikatan nafsu.
Hidup kita adalah pilihan: Apakah kita memutuskan jatuh dalam dosa dan melukai Tuhan atau menyangkal diri dari semuanya. Ketika ada masalah dalam hidup kita, Kita pilih diam dan bereskan dengan Tuhan ataukah kita memilih untuk pahit.
Orang yang emosinya rusak adalah orang yang memilih untuk pahit ketika masalah terjadi dalam hidupnya.
Emosi kita yang rusak harus disembuhkan oleh Tuhan, dan kesembuhan kita itu dimulai dari keputusan kita untuk mau sembuh. Perhatikan setiap keputusan kita! Jangan membuat keputusan yang dekat-dekat dengan dosa. Sepert Lot, dia meninggalkan Abraham dan membuat sebuah keputusan untuk dekat dengan Sodom dan Gomora, yang akhirnya menyeretnya masuk dalam dosa yang Tuhan dibenci oleh Tuhan.
Kita perlu menguasai daging kita; kita harus bisa mengontrol semua emosi kita. Karena itu, kita jangan memberi daging kita makan terus. Memberi makan daging berbicara kita kompromi dengan dosa, kita kompromi dengan kebiasaan buruk, dan akhirnya membuat kita jatuh. Kita harus perbesar roh kita; kasih makan roh kita dengan lagu Rohani, doa dan Firman Tuhan. Sehingga roh kita jauh lebih mendominasi daripada perasaan kita.
Sebab beginilah Firman Tuhan kepada kaum Israel: “Carilah Aku, maka kamu akan hidup! Janganlah kamu mencari Betel, janganlah pergi ke Gilgal dan janganlah menyeberang ke Bersyeba, sebab Gilgal pasti masuk dalam pembuangan dan Betel akan lenyap.” Carilah Tuhan, maka kamu akan hidup, supaya jangan Ia memasuki keturunan Yusuf bagaikan api, yang memakannya habis dengan tidak ada yang memadamkan bagi Betel. (Amos 5:4-6)
Betel, Gilgal, dan Bersyeba adalah tempat yang pernah dipakai untuk bertemu dengan Tuhan. Itu adalah tempat-tempat yang luar biasa. Tetapi tempat-tempat itu pada akhirnya menjadi berhala; orang-orang lebih mengkhususkan tempat itu daripada mengutamakan Tuhan. Kita mungkin pernah mengalami pengalaman-pengalaman dengan Tuhan, tetapi yang terutama bukanlah pengalaman itu, tetapi Tuhan. Jangan punya Betel, Gilgal, atau Bersyeba dalam hidupmu, tetapi carilah Tuhan, maka kamu akan hidup.
Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mulai memperhambakan diri lagi kepadanya (Galatia 4:9)
Kita sebagai orang yang pernah mengecap kebaikan Tuhan jangan mau lagi diperhamba oleh Roh dunia ini yang miskin dan lemah. Tetapi kalau Roh Tuhan ada dalam kita, kita adalah orang-orang yang kaya dengan Kasih KaruniaNya. Emosi yang rusak adalah bagian dari roh yang miskin dan lemah itu, karena itu mari kita mau belajar dipulihkan hari ke hari bersama Tuhan.
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Orang Pilihan Tuhan
Iblis tahu waktuNya sudah dekat. Karena itu, dia mengumpulkan semua panglima-panglimanya untuk berperang. Bisa kita lihat pekerjaannya melalui kejadian-kejadian jahat di sekitar kita: pemerkosaan, anak-anak yang tidak taat kepda orang tua, kasus bunuh diri, dan sebagainya. Ini adalah masa dimana iblis mengerahkan seluruh tenaganya. Maka dari itu, anak Tuhan harus bangkit! jangan mau dikalahkan oleh iblis. Panglima Tuhan harus bangkit!
Terkadang Tuhan memberikan permasalahan di dalam hidup kita supaya kita memiliki respon hati yang benar.
Dalam Markus 6:30-44, pada waktu Yesus mengajar 5000 orang, murid-murid Yesus melihat mereka kelaparan. Tetapi Yesus meminta muridNya untuk memberinya makan. Filipus berkata kepada Tuhan: “Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?” Andreas meresponi perkataan Yesus dengan cara berbeda. Dia mencari dan memeriksa apa yang ada pada mereka, dan menemukan 5 roti dan 2 ikan. Apakah kita memiliki respon Andreas? Ia langsung bergerak untuk mencari roti. Dia menemukan apa yang ada disana dan memberikannya kepada Tuhan, lalu di tangan Tuhan, 5 roti dan 2 ikan dapat memberi makan lebih dari 5000 orang. C
Sayangnya banyak anak-anak Tuhan yang tidak bisa mencukupkan diri dengan apa yang mereka punya. Pada akhirnya mereka terjerat dengan hal-hal yang tidak benar, seperti berhutang kartu kredit untuk kepuasan diri sendiri tanpa pertimbangan apakah mereka bisa membayarnya atau tidak. Sehingga yang terjadi, mereka berhutang kesana kemari untuk menutupi hutang yang sebelumnya. Iblis suka menawari hal-hal yg keliatannya menarik dan mengenakkan. Kita harus waspada dengan jeratan iblis ini.
MENGUCAP SYUKURLAH DENGAN BERKAT YANG SUDAH TUHAN BERIKAN
Cukupkan apa yang ada padamu. Apa 5 roti dan 2 ikanmu? Cukupkanlah dirimu dengan itu. Jangan kita memiliki banyak alasan, apalagi alasan masa lalu. Masa lalu kita sudah ditebus oleh Tuhan. Masa lalu dijadikan pelajaran untuk masa kini. Banyak anak Tuhan yang tidak memiliki prinsip 5 roti 2 ikan; berhutang terus menerus untuk memuaskan keinginannya. Ketika sudah dikejar debt collector, menyalahkan Tuhan dan minta ampun sama Tuhan, minta orang lain yang selesaikan. Kita harus tahu, bahwa cara Tuhan membantu kita tidak selalu dengan cara yang kita pikirkan. Tuhan membantu kita dengan caraNya.
Berfirmanlah Tuhan kepada Gideon: “Terlalu banyak rakyat yang bersama-sama dengan engkau itu dari pada yang Kuhendaki untuk menyerahkan orang Midian ke dalam tangan mereka, jangan-jangan orang Israel memegah-megahkan diri terhadap Aku, sambil berkata: Tanganku sendirilah yang menyelamatkan aku. Maka sekarang, serukanlah kepada rakyat itu, demikian: Siapa yang takut dan gentar, biarlah ia pulang, enyah dari pegunungan Gilead.” Lalu pulanglah dua puluh dua ribu orang dari rakyat itu dan tinggallah sepuluh ribu orang. (Hakim-Hakim 7:2-3)
Kita kadang bisa seperti orang Israel. Tidak turut berjasa dalam suatu hal, tetapi memegahkan diri seakan-seakan dia yang membuatnya sukses. Jangan jadi orang yang mengutamakan gengsi, jangan kita bermegah dengan harga diri kita; sedikit-sedikit tersinggung, sedikit-sedikit panas. Jangan mau dijebak oleh iblis, karena harga diri kita sudah dtebus oleh darah Yesus.
TUHAN SEDANG MENYELEKSI PASUKANNYA DI AKHIR ZAMAN
Tuhan tidak menghendaki semua rakyat ikut berperang. Karena begitu banyak anak Tuhan berkata dirinya mencintai Tuhan, tapi mereka takut untuk mati bagi Tuhan; Demikian juga dengan 10.000 yang mencintai Tuhan tetapi tidak memiliki attitude yang baik. Orang-orang yang seperti ini tidak bisa menjadi teladan, sehingga diseleksi menjadi 300. Meskipun tidak banyak, tetapi 300 orang ini mempunyai attitude yang baik, sehingga mereka dipilih Tuhan untuk pergi berperang.
Jenderal Tuhan di perjanjian lama pun memiliki kekurangan, tetapi mereka punya RESPON HATI YANG BENAR. Berbeda dengan bangsa Israel; Mereka dipilih Tuhan, tapi bersungut-sungut terus.
Kita perlu keras dengan daging kita. Kalau daging kita pelihara, roh kita akan makin kerdil.
Hari-hari ini, Tuhan rindu membangkitkan pahlawan di gerejaNya, yang tidak diliput media karena sungguh-sungguh motivasinya murni untuk Tuhan. Dan Mata Tuhan melihat semuanya dengan jelas, Dia menghargai setiap sikap hati dan ucapan syukur kita.
Iblis sedang mengintai anak-anak Tuhan. Sudah siapkah kita? Untuk itu dibutuhkan orang yang sungguh-sungguh tertanam di gereja. Tuhan tidak butuh ribuan orang, Dia hanya butuh ratusan orang untuk memenangkan kota-kota. Bukan untuk kepentingan diri sendiri, tetapi untuk kepentingan Kritus.
Tujuan hidup kita adalah kemenangan bersama Yesus. Tetapi tujuan tanpa perjuangan hidup tidak mungkin bisa tercapai. Karena itu, mari kita sama-sama berjuang mencapai kemenangan kita bersama dengan Tuhan dan buatlah Iblis gemetar.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Tidak Bercacat Cela di Hadapan Tuhan
Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah (Filipi 1:9-11)
Tuhan menginginkan di akhir kehidupan kita, kita didapati suci dan tidak bercacat di hadapan Tuhan. Ending dari kehidupan kita adalah menjadi serupa seperti Kristus. Bagaimana caranya? Kita harus bisa dapat memilih apa yang baik.
Hidup ini penuh pilihan, dan pilihan kita menentukan kehidupan yang akan datang.
Kita perlu memiliki pengetahuan dan pengertian yang benar untuk dapat memilih yang baik, sehingga kita menjadi pribadi yang didapati tak bercacat dan memiliki hidup yang berbuah di hadapan Tuhan. Karena itu miliki pengetahuan yang benar agar dapat memilih yang dengan benar.
Miliki pengetahuan yang benar agar dapat memilih yang dengan benar
Dalam kerohanian kita, kita harus memiliki pengetahuan yang benar; Pelajari terlebih dahulu sebelum memilih. Di sisi yang lain, seseorang tidak bisa melihat pengetahuan yang benar jika dia tidak memiliki kasih. Karena orang yang tidak memiliki kasih tidak akan bisa menerima kebenaran.
Apa itu kasih?
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena kebenaran. Ia menutupi segala seuatu, percaya segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. (1 Kor 13:4-7)
Orang yang tidak memiliki kasih tidak bisa menerima kebenaran, karena masih ada benteng-benteng dalam pikiran mereka. Sedangkan apa yang ada dalam pikiran kita belum tentu benar. Seringkali apa yang kita pikirkan, itulah yang kita lakukan. Kalau yang kita pikirkan salah, maka pilihan-pilihan kita pun menjadi salah. Karena itu, penting untuk belajar Firman Tuhan dengan benar.
Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar. Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah (Roma 10:2-3)
Dikatakan bahwa banyak yang kelihatannya rohani, tetapi mereka tidak memiliki pengertian yang benar. Mereka tidak mengenal kebenaran, lalu mulai menciptakan kebenaran versi mereka sendiri. Sehingga mulai memilih-milih Firman Tuhan yang menyenangkan telinga mereka saja. Hanya mendengarkan Firman Tuhan yang menguntungkan saja. Pengertian kita telah salah terhadap Firman Tuhan.
Maukah kita dipakai Tuhan untuk menyampaikan apa yang benar? Ataukah kita adalah orang apatis yg enggan menyampaikan apa yang benar? Apakah kita sudah memilih yg benar? Hidup adalah sebuah pilihan dan Tuhan rindu kita semua memilih apa yang baik.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Roma 12:2)
Janganlah kita menjadi serupa dengan dunia ini. Dunia memang memberikan banyak tawaran, tapi pilihlah apa yang berasal dari Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kita sebagai robot. Manusia mempunyai kehendak bebas untuk memilih. Tapi yang perlu kita lakukan adalah memberikan kehendak dan keinginan kita kepada Tuhan untuk dipakai sesuai dengan rencana-Nya.
Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. Jadi jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup. Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia. (2 Petrus 3:9,11,14)
Tuhan memberikan kesempatan bahwa kita harus berusaha memiliki hidup tak bercacat dan bercela di akhir kehidupan kita, artinya kita 100% taat kepada kehendak Tuhan; Kita harus menaati seluruh Firman Tuhan, dan keseluruhannya harus dijalankan dengan sempurna.
Tuhan menghendaki kita berbuah. Sudahkah kita menghasilkan buah? Buah berbicara tentang buah pertobatan, buah pelayanan, dan buah jiwa. Sudahkah hidup kita mengalami perubahan? Sudahkah kita melayani Tuhan? Sudahkah kita berbuah jiwa?
Sama seperti pohon ara yang tidak berbuah (Lukas 13:6-9), Jika kita tidak berbuah, maka Tuhan akan menebang kita. Dan kita tidak bisa berbuah kalau kita tidak melekat pada Yesus, pokok anggur yang benar. Karena itu, mari kita senantiasa melekat kepada Yesus, supaya hidup kita semakin tidak bercacat cela dan berbuah bagi kerajaanNya.
Mari siapkan diri kita yang terbaik menjelang kedatangan-Nya yang sudah tidak lama lagi. Mari kita senantiasa mengoreksi kehidupan kita. Apakah kita sudah mengusahakan diri untuk tidak bercacat cela di hadapan Tuhan? Pilihlah apa yang baik dan benar karena kita sudah mengenal kebenaran yang sejati.
- Published in Sermons