Khotbah Pdm. Christin Jedidah : Extraordinary People in Extraordinary Season
Setiap kita dipilih oleh Tuhan untuk mengerjakan sebuah tujuan dan rencana besar. Firman Tuhan berkata sejak dunia dijadikan, Tuhan telah mengenal kita dan Tuhan memiliki rencana bagi kehidupan kita. Tuhan sangat mengasihi kita dan memiliki hak istimewa sebagai duta kerajaan Allah.
Kita harus ingat bahwa kita bukan berasal dari dunia ini dan kita diutus untuk melakukan misi kerajaan Allah bersama dengan Kristus. Seringkali kita lebih fokus pada keadaan sekeliling kita, sehingga kita lupa bahwa ada tujuan yang Tuhan tetapkan bagi setiap kita.
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. – Roma 8:28
Kita tidak ditetapkan untuk menjadi orang Kristen yang biasa saja. Tahun ini adalah extraordinary favor-nya Tuhan, maka kita harus menjadi extraordinary-nya Tuhan, yang tidak biasa dalam melakukan segala sesuatu hanya untuk rutinitas dan menghabiskan hidup kita hanya sebagai siklus hidup.
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. – Yohanes 15:16
Tuhan telah memilih kita sejak semula dan menetapkan kita untuk pergi dan menghasilkan buah. Sudahkah kita menghasilkan buah dalam kehidupan kita? Dalam terjemahan lainnya, buah dalam ayat ini bersifat kuantitas, buah yang banyak dan tidak sekedarnya. Buah yang dihasilkan juga harus memiliki kualitas yang baik dan menyenangkan tuannya. Buah yang tetap artinya buah kita kekal, hidup kita dipakai menjadi berkat bagi banyak orang dan hidup kita tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain.
Kehidupan kita adalah buah yang harusnya manis dan berdampak bagi kehidupan banyak orang.
Bagaimana cara kita melakukannya? Roma 12:2 telah menjawabnya, yaitu dengan kita tidak menjadi serupa dengan dunia, melainkan serupa dengan Kristus, sebab dunia sedang lenyap dengan keinginannnya. Hidup kita harusnya menjadi sesuatu yang dinilai Tuhan tetap karena kita mengerjakan apa yang Tuhan rindukan dalam kehidupan kita.
Orang yang tidak biasa (extraordinary people) juga tidak berkrompromi dengan dosa yang ia tahu tidak akan menghasilkan buah yang kekal. Banyak orang Kristen mengaku mengikuti Kristus tetapi masih terikat dengan dosa, masih kompromi dan menyukai cara hidup kita yang lama. Setiap hal yang kita kerjakan harusnya berbuah manis supaya kita bisa dinikmati dan menjadi dampak dalam pelayanan kita maupun kehidupan sehari-hari kita. Banyak orang Kristen yang masih terjebak dalam dalih demi dalih dan tidak mau diperbaharui oleh Tuhan karena masih terikat dengan dosa, bahkan tidak mau dilepaskan.
Mari kita hidup dengan totalitas kepada Kristus, yang bersedia memberikan seluruh miliknya yang terbaik dan mengerjakan panggilannya bersama Kristus. Kita mungkin dinilai bodoh dan gila bagi orang lain, namun itu menyenangkan hati Tuhan dan mengerjakan kerinduan Tuhan.
Tuhan menilai persembahan janda miskin lebih bernilai dan berharga dibandingkan orang kaya yang memberikan persembahan yang jumlahnya jauh lebih banyak. Tuhan tidak melihat berapa jumlah persembahan yang kita berikan, tetapi Tuhan melihat hati kita. Kisah janda miskin dalam kitab Markus tersebut juga mengajarkan kita mengenai totalitas dalam mengikuti Tuhan. Dengan jumlah dua keping, ia mungkin terlihat berkekurangan, namun ia memberikan semua miliknya, seratus persen yang ia punya tanpa perhitungan. Maukah kita memberikan seluruh milik kita, yang berharga bagi kita, untuk Tuhan?
Minyak narwastu yang digunakan oleh seorang perempuan untuk mengurapi kaki Yesus memiliki harga yang sangat mahal, yaitu senilai dengan upah satu tahun pada masa itu. Meski banyak orang menilai dia bodoh dan membuang-buang uang, tapi ia tidak peduli, ia hanya ingin memberikan yang terbaik untuk Tuhannya.
Jadilah orang yang tidak biasa, yang memberikan seluruhnya untuk Tuhan.
Bagi orang lain, mungkin saja kita dianggap bodoh dan gila, tapi itu tidak menggoyahkan dirinya untuk tetap berkarya maksimal di dalam Kristus. Menjadi orang yang tidak biasa membutuhkan hubungan yang intim dengan Tuhan, di mana hari demi hari kita diperbarui dan disempurnakan semakin serupa dengan Kristus. Tantangan dan halangan pasti ada, namun kita akan dikuatkan karena Kristus ada berserta dengan kita.
Jangan bandingkan lintasan kita dengan lintasan orang lain. Fokuslah dengan lintasan kita sendiri. Sekalipun kita jatuh dan terluka, kita tetap mau bangkit dan menyelesaikannya. Miliki mental penyelesai yang kuat dan tidak goyah. Marilah kita hidup berkenan bagi Tuhan dengan rela dibentuk, dimurnikan dan diproses Tuhan menjadi orang yang berbeda dari dunia dan dipakai Tuhan dengan luar biasa.
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane – Menjadi Orang Pilihan
Bacaan : Hakim-Hakim 6 : 1-40
Gideon adalah salah satu orang yang dipilih Tuhan untuk melindungi Bangsa Israel. Seorang yang dipilih Tuhan pasti memiliki pergumulan. Sebab menjadi seorang yang dipilih memiliki konsekuensi dan tanggungjawab yang lebih besar. Gideon pada awal dipanggil untuk menjadi hakim bagi bangsa Israel, dia merasa tidak percaya diri, sebab dia berasal dari bangsa yang paling kecil dan dia adalah anak termuda dalam keluarganya (ay 15). Tetapi Tuhan meyakinnya dengan berkata, “Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis.” (ay 16).
Sekalipun Gideon meminta tanda kepada Tuhan, tetapi akhirnya dia taat akan apa yang Tuhan perintahkan kepadanya. Dia memahami tujuan hidupnya, dan dia mengerjakan panggilan Tuhan dengan segenap hati.
Sudahkah kamu menemukan tujuan hidupmu? Dan sudahkah tujuan hidupmu sesuai dengan Firman Tuhan? Tujuan hidup kita dalam Tuhan adalah untuk menyenangkan hati Tuhan. Gideon tahu cara menyenangkan hati Tuhan dengan panggilannya pada waktu itu. Tuhan tahu apa yang ada di hati manusia. Tuhan memilih orang yang sungguh-sunguh memuliakan nama Tuhan.
Dalam Hakim-Hakim 7:2-5, Tuhan menyeleksi pasukan Gideon dari 32.000 orang menjadi 300 orang untuk melawan Midian. Seleksi Tuhan yang terakhir ditentukan dari cara minum; Tuhan memilih pasukan yang meminum air dengan cara menghirup air dari tangan mereka. Cara minum ini berbicara tentang hati manusia. Pasukan yang minum air langsung dengan lidahnya berbicara tentang hati yang suka terburu-buru, tidak sabaran, orang yang tidak bisa menanti. Bahaya jika orang seperti ini masuk dalam peperangan; mereka bisa tergesa-gesa dan merusak strategi perang.
Kita perlu sabar menanti janji Tuhan, karena itu pasti akan digenapi sesuai dengan waktuNya, caraNya dan ketika kita siap menerimanya.
Dari 300 pasukan yang sudah dipilih Tuhan, Gideon membaginya lagi; 100 orang bersama Gideon menuju ke perkemahan orang Midian, dan 200 orang bersorak-sorak di sekeliling perkemahan (Hak. 7:19-20). Karena itulah pasukan Midian menjadi kacau balau dan Gideon menang melawan Midian. 200 orang di sekitar perkemahan berbicara tentang orang-orang yang berdoa. Doa mengalahkan musuh-musuh Gideon. Karena doa adalah bagian yang penting untuk memenangkan peperangan.
Doa mendatangkan otoritas. Karena itu kita harus menjadi gereja yang berdoa, sehingga kita memiliki otoritas untuk menjagai gereja Tuhan dari semua tipu daya Iblis. Gereja yang tidak berdoa akan membuka celah, dan dengan mudah disesatkan oleh rupa-rupa dunia ini.
Siapkah anda masuk dalam Api Kebangunan Tuhan?
Untuk sebuah kebangunan dibutuhkan orang-orang yang bersedia diutus oleh Tuhan. Orang yang bersedia memberikan mimpi-mimpinya kepada Tuhan dan memberikan segalanya untuk kemuliaan nama Tuhan; dimana Tuhan harus semakin bertambah, dan aku yang semakin berkurang.
Mari kita menjadi gereja yang Ang, yaitu gereja yang memiliki amanat Kristus, dimana kita menjangkau jiwa-jiwa yang membutuhkan Tuhan. Lakukan pekerjaan Tuhan! Ladang sudah menguning, maukah kamu menjadi yang terpilih diantara orang yang dipanggil oleh Tuhan mengerjakan semua kerinduanNya?
Mari jadi pelaku Kasih, yang mengasihi dengan tindakan, bukan hanya dengan kata-kata. Sebab kasih dengan tindakan jauh lebih berbicara daripada hanya sebuah cerita tentang Kasih.
- Published in The Shepherd's Voice