Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Kuali yang Berkarat
Bacaan : Yehezkiel 24:1-14
Oleh sebab itu beginilah firman Allah: Celakalah kota yang penuh hutang darah, kuali yang berkarat didalamnya dan karatnya tidak hilang dari padanya!Keluarkan potong demi potong dari dalamnya tanpa memilih-milih. (Yehezkiel 24:6)
Yehezkiel 24:1-14 berbicara tentang kuali yang berkarat. Tahukah anda bahwa kuali itu juga bisa menggambarkan pikiran kita? Pikiran kitapun bisa “berkarat” dan dipenuhi dengan dosa. Pikiran-pikiran jahat yang tidak segera kita bereskan akan merusak kita. Kepahitan, kebencian, kecemaran, luka2 di masa lampau dan lain sebagainya, menempel di dalam pikiran kita dan apapun yang baik masuk kedalamnya akan tampak sia2. Semua akan ikut menjadi rusak.
JANGAN BIARKAN PIKIRANMU BERKARAT!
Orang yang memiliki pikiran yang berkarat adalah orang yang sudah menerima Yesus dalam hidupnya, tetapi cara pikirnya masih perlu diubahkan (metanoia) ; masih menggunakan cara pemikirannya yang lama. Mereka mengingat dan memperkarakan perkara-perkara lampau dan hidup dalam kepahitan sedang kehidupan terus berubah dan orang lainpun terus mengalami pertumbuhan. Pikirannya masih terpaku dalam masa lalunya.
Setiap kita punya cara masing-masing untuk mengalami perjumpaan dengan Kristus. Untuk dapat mengenal Kristus yang benar tentu saja kita harus taat pada kedaulatan FirmanNya ( Firman Tuhan jauh lebih tinggi dari kesaksian sehebat apapun juga. Dan jika kesaksian itu bertentangan dengan Firman Tuhan tentu bukan berasal dari Tuhan).
Dalam mendalami Firman Tuhan ada beberapa sudut pandang. Karena itu, bukan hak kita untuk menghakimi sudut padang orang lain untuk memahami Firman Tuhan selagi sudut pandang itu tidak menyimpang/mengartikan Firman Tuhan seenaknya sendiri.
Janganlah paksakan cara pandang kita dan menganggapnya sebagai yang paling benar dari orang lain. Pernyataan di atas tidak berarti bahwa kita boleh secara ngawur dan subyektif menafsirkan ayat-ayat Alkitab menurut apa yang kita pandang benar. Penafsiran yang salah adalah jelas kesesatan, walau yang dikutip adalah Alkitab. Beberapa bidat yang palsu juga menggunakan Alkitab, tetapi mereka memutarbalikkan kebenaran di dalamnya (2 Pet 3:16).
Ada yang sangat diberkati dengan pemahaman firman Tuhan yang sudah diringkas menjadi Firman Tuhan yang sederhana namun mengena, adapula yang diberkati lewat pemahaman Firman Tuhan yang dieksposisi lebih dalam dan inipun sangat memberkati orang yang mendengarnya.
Tidak semua orang memiliki tingkat intelektual yang sama dan karakter pendengar Firman Tuhanpun berbeda beda. Yang paling penting adalah pemikiran kita harus selalu diarahkan kepada Kristus; harus selalu sejalan dengan pikiran Kristus.
BUANG SEMUA KERAK DARI KUALIMU
Yesus ingin kita mengalami tiap pengalaman dengan-Nya. Kita tidak akan bisa melaju dalam Tuhan jika Kita masih menyimpan “Kerak” dalam pikiran Kita. Kerak berbicara dendam, luka, masa lalu yang belum dibereskan. Lepaskan pengampunan dan jadilah pribadi yang mau diubahkan.
Bagaimana caranya? bakarlah “kuali” (pikiran)-mu dengan Roh Kudus; biarkan Roh Kudus tinggal dalam hidupmu dan mengubahkan hidup kita. Tambahkan doa. Dengan Kita hidup dalam doa dan hidup dalam keintiman dengan Tuhan sanggup mengubahkan kita semakin serupa dengan Kristus.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Pikiran yang Membatasi Tuhan
Bacaan : 2 Petrus 1:2-9
Sudahkah kita mengenal Kristus lebih dalam? Seringkali pikiran kita membatasi kita untuk mengenal Kristus lebih dalam. Sehingga begitu banyak orang tidak bisa mengalami Tuhan karena dibatasi oleh pikirannya. Kita berpikir: “Sepertinya Tuhan tidak sayang.. Sepertinya semua sudah terlambat..” Dan dengan pikiran-pikiran itu, Kita membatasi kuasa Tuhan bekerja dalam hidup kita.
Seorang pesulap, Henry Hoodie, dikenal sebagai Master of Escape. Dia terkenal karena aksinya yang selalu berhasil membuka pintu penjara. Suatu hari, dia dipanggil di sebuah desa untuk menunjukkan kemampuannya membuka pintu penjara. Dengan semua jarum-jarum yang dia miliki, dia tidak bisa membukanya, sehingga dia mencoba mendobrak pintu penjara tersebut, tetapi tidak juga berhasil. Ternyata pintu itu tidak pernah terkunci.
Terkadang seperti itulah kita. Pikiran kita melihat semua pintu tertutup, semua pintu terkunci. Ketika masalah datang dalam hidup Kita, Kita merasa tidak ada jalan keluar; pikiran kita mengatakan demikian, padahal Tuhan sudah bukakan semua. Hanya saja pikiran kita yang terbatas akhirnya membatasi kuasa-Nya.
Ketika kita ditimpa masalah, Tuhan mau mengajarkan supaya pengenalan kita bertambah-tambah akan Tuhan. Dia mau kita mengenali dia selangkah lebih dekat.
Ketika kita merindukan mujizat terjadi dalam hidup kita, namun tidak kunjung terjadi, Tuhan mau mengajarkan kepada kita supaya kita semakin mendekat dan mengerti bahwa Dia lebih besar mujizat apapun yg ada di dunia ini.
Hati-hati! Kadangkala pikiran lebih jahat dari sakit penyakit. Karena itu mari rubah cara pikir kita. Kita sudah di berikan hikmat oleh-Nya untuk mengatasi masalah-masalah kita. Bertanyalah kepada Firman Tuhan, supaya kita menjadi benar
Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. (2 Petrus 1:5-7)
Kita perlu punya iman bijaksana, kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan dan kasih. Iman yang bijak adalah iman yang tidak menuntut. Diperlukan juga pengetahuan dan penguasaan pikiran kita untuk percaya akan apa yang kita imani. Iman juga butuh ketekunan dan ketaatan yang disertai dengan kasih.
Tanpa kasih, iman kita akan menjadi iman yang tega dan iman yang keterlaluan. Kasih akan membuat iman kita bertumbuh dengan dasar yang benar di dalam Kristus.
Mari kita menjadi orang-orang yang mengerjakan segala sesuatu untuk kemuliaan nama Kristus. Tuhan cari orang-orang yang mau untuk dipakai-Nya. Mari kita mengenal Dia lebih dalam lagi. Kita bukan menjadi pengagum dari hamba Tuhan semata, tetapi kita menjadi pengidola Kristus yang sejati; Kita menjadi orang yang sungguh-sungguh mencintai Dia dan kebenaran.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Evie Mehita : Pikiran yang “Waras”
Bacaan : 1 Petrus 4 : 7-11
“Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.” [1 Petrus 4:7]
Manusia memiliki perasaan dan pikiran yang tidak stabil. Orang yang tidak tenang pasti sering membuat kesalahan. Contohnya ketika seseorang dikejar penjahat dan ia berniat untuk masuk ke dalam rumah. Karena panik, ia sampai tidak tahu cara membuka kunci rumah. Peluang untuk membuat kesalahan sangat besar terjadi ketika pikiran kita tidak sehat. Injil Petrus mengatakan bahwa kita harus menjadi tenang supaya kita bisa berdoa. Tenang disini artinya menjadi waras.
Pikiran yang tidak waras membuat kita sulit untuk berhubungan pribadi dengan Tuhan.
Apa yang dimaksud dengan pikiran tidak waras? Pikiran-pikiran liar yang menyimpang dari kebenaran Firman Tuhan. Maka dari itu, kita harus menguasai diri. Menguasai diri berarti mengekang pikiran kita yang liar dan tidak stabil supaya kita hanya memikirkan apa yang Tuhan pikirkan. “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,” [Filipi 2 : 5]. Pikiran seperti Kristus hanya bisa didapat dari hubungan pribadi kita dengan-Nya. Untuk bisa berhubungan pribadi, kita harus mengekang pikiran yang tidak waras.
“Sebab jika kami tidak menguasai diri, hal itu adalah dalam pelayanan Allah, dan jika kami menguasai diri, hal itu adalah untuk kepentingan kamu.”
Ketika melayani Tuhan, kita harus menjadi “tidak waras”. Tidak waras disini bukan berarti memiliki pikiran yang menyimpang dari kebenaran Firman Tuhan, tetapi memiliki mimpi yang radikal bagi Tuhan. Mimpi setinggi-tingginya sampai dunia memandang kita sebagai orang yang “tidak waras”. Namun, dalam kehidupan kita dengan sesama, kita harus memiliki pikiran yang waras. Mengasihi mereka dengan kasih Kristus.
“Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.” Kita harus lebih mengasihi saudara seiman kita. Kasih menutupi banyak sekali dosa artinya tidak menyebarkan kesalahan orang lain supaya tidak mempermalukan dan memperburuk keadaannya. Pelayanan tanpa kasih adalah sia-sia. “Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.” [1 Petrus 4:10].
Sudahkah kita memiliki pikiran yang waras dalam Tuhan? Pikiran yang waras hanya didapat ketika kita mengekang pikiran yang liar—yang tidak sesuai dengan pikiran Tuhan. Miliki hubungan pribadi dengan-Nya supaya kita memiliki pikiran yang sehat.
MILIKILAH PIKIRAN YANG WARAS DARI BERHUBUNGAN PRIBADI DENGAN TUHAN
- Published in Sermons