Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Hidup adalah Pertandingan, Bukan Pembandingan
Lukas 13:22-30 berbicara tentang akan banyak orang yang berusaha memasuki Kerajaan Surga tapi hanya sedikit yang dapat masuk. Mengapa? Karena banyak orang yang tidak sungguh-sungguh mengenal kebenaran.
Kita seringkali melihat banyak status di sosial media membagikan ayat, tetapi ternyata ada banyak diantara mereka yang tidak benar-benar menghidupi ayat yang mereka bagikan. Mereka tidak tidak memahami makna dari ayat itu tetapi mereka menggunakannya untuk untuk memperlihatkan diri nampak rohani/ untuk kepentingan pribadi. Semua yang dilakukan hanya untuk memuaskan kedagingan semata.
Kita sebagai manusia seringkali lebih menyukai daging. Kita yang sesungguhnya adalah makhluk Roh yang diciptakan Tuhan untuk sebuah keabadian, namun kita seringkali mencari sesuatu yang tidak abadi, yang berasal dari dunia ini.
Apa alasan bangsa Israel keluar dari Mesir? Mereka mau keluar dari Mesir bukan karena ingin keluar dari perbudakan, tetapi karena mereka menginginkan kehidupan yang lebih baik. Mereka bukan ingin ingin keluar dari ikatan dan dosa mereka, tetapi karena ingin memuaskan daging mereka. Ketika Tuhan memproses mereka di padang gurun, mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, mereka menjadi marah dan berontak kepada Tuhan.
Berapa banyak dari kita yang salah mengikut Tuhan: kita ikut Tuhan karena menginginkan sesuatu yang baik-baik saja, sehingga ketika masalah datang, kita menjadi marah dan meninggalkan Tuhan.
Jangan salah berpikir bahwa jika kita ikut Tuhan, kita akan selalu bahagia menurut dunia. Kita memang akan mendapatkan damai sejahtera dalam mengikut Tuhan, tetapi damai sejahtera yang Tuhan berikan berbeda dengan yang dunia berikan.
“Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan? Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!
(Hagai 1:5-6)
ayat ini bukan berbicara tentang mengumpulkan uang untuk pembangunan, tapi mengenai apakah kita lebih mengutamakan kerajaan Tuhan atau kepentingan pribadi. Mengapa seringkali doa kita tidak dijawab oleh Tuhan? Karena bejana kita retak.
Tuhan tidak bisa memakai sebuah bejana yang retak. Bejana yang retak tidak dapat menampung minyak yang dituangkan ke dalamnya; Minyak itu akan mengalir keluar dengan sia-sia. Bejana yang retak berbicara tentang ketidaksatuan: dalam gereja Tuhan atau dalam keluarga.
Banyak gereja Tuhan sudah menjadi jauh dari seperti yang dijanjikan oleh Tuhan.
Dimana orang-orang didalamnya jauh dari hidup dalam kesatuan dan mengasihi satu sama lain. Dibalik sikap yang nampak baik, ternyata saling membicarakan satu sama lain. Banyak orang yang mementingkan kepentingan diri sendiri; kasih menjadi dingin, tidak ada empati untuk membantu orang-orang yang membutuhkan.
Maka ijinkan Kerajaan Tuhan hadir di tengah keluargamu dan gereja Tuhan. Miliki kesatuan di dalam Tuhan; Jangan menjatuhkan satu dengan yang lainnya. Kita perlu sepakat. Ketika satu keluarga sepakat, maka Tuhan akan melawat keluarga kita. Ketika gereja sepakat, maka kebangunan rohani akan terjadi. Kebangunan Rohani bukan milik jemaat mula-mula saja, tetapi kepada siapapun yang hidupnya mau diberikan untuk kemuliaan nama Tuhan dan memberikan bejananya untuk diisi oleh mimpi dan kerinduan Tuhan.
Jangan buat hidupmu sebuah pembandingan, tetapi hidup kita adalah sebuah pertandingan. Setiap orang memiliki jalan hidup yang berbeda, jadi jangan membandingkan kehidupanmu dengan kehidupan orang lain. Membandingkan diri dengan orang lain membuat kita tidak bisa bahagia dan mengucap syukur.
Mari berfokus untuk menyelesaikan gelanggang pertandingan kita dengan baik. Menjadi bahagia bukan tentang kita meraih yang ada di bumi ini, melainkan karena kita mengenal Yesus dan kuasa kebangkitan-Nya. Ada surga yang nilainya lebih kekal dari apapun yang ada di bumi ini. Tidak banyak waktu yang dapat terulang selama kita hidup; mari belajar menikmati semua bersama dengan Tuhan. Jadilah bejana yang utuh, yang dipakai Tuhan untuk kemuliaan nama-Nya.
Ps. Daniel Hadi Shane
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Silvia Marryasa Hannah : Pertandingan Iman yang Benar
Hidup kita digambarkan sebagai sebuah pertandingan; Tuhan punya tujuan bagi setiap kita. Namun banyak anak Tuhan yang tidak memiliki tujuan, atau mereka yang punya tujuan tetapi mengejar tujuan yang salah. Tuhan rindu kita semua masuk dalam pertandingan iman yang benar (1 Tim 6:12).
Di dalam pertandingan kita, ada banyak saksi yang sedang menyaksikan kita, dan untuk dapat memasuki pertandingan iman yang benar, kita harus menanggalkan beban dan dosa yang merintangi kita (Ibrani 12 :1).
Ada 3 babak yang kita lalui di dalam pertandingan iman yang benar:
Pelatihan
Tidak ada pertandingan tanpa pelatihan. Seorang atlit yang dipersiapkan untuk lomba perlu latihan dengan keras, sehingga dia bisa menang. Tuhan mau melatih kita mulai dari hal kecil. Tuhan melatih Daud melalui hal-hal kecil: dia terlatih melawan singa dan beruang sejak dia menggembalakan 2-3 ekor kambing domba, sehingga dia berani menghadapi Goliat (1 Sam 17:34-37).
Tuhan adalah pelatih terbaik kita. Dalam pelatihan ada rasa sakit, namun semuanya dilakukannya untuk memproses dan membentuk hidup kita. Pelatihan Tuhan adalah sebuah investasi terbaik yang diberikanNya supaya kita siap membangun kerajaanNya. Karena itu, cintailah setiap proses Tuhan dalam hidupmu.
Ujian
Ujian diperlukan untuk melihat hasil dari latihan yang sudah dilakukan. Berbahagialah dalam ujian yang harus kamu lalui (Yak 1:2-4). Banyak orang yang berhasil menjadi pahlawan Tuhan mengalami berbagai Ujian : Yusuf diproses Tuhan 13 tahun sampai menjadi penguasa Mesir, Daud dikejar-kejar dan mau dibunuh dalam waktu yang lama sampai dia menjadi Raja Israel, Musa baru dipakai Tuhan di umur 80 tahun untuk memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir.
Dalam hidup ini, akan banyak musim yang kita lalui; akan banyak ujian yang kita lewati : Ditinggalkan, kesepian, kehilangan visi, kegagalan yang akan menguji iman kita kepada Tuhan. Namun jangan pernah menyerah. Tetaplah berharap, bertekun dan terus berkarya untuk Tuhan. Tetap tekun, sehingga kita tidak menjadi orang yang gagal di tengah pertandingan iman kita.
Selesaikan pertandingan dengan baik.
Mari selesaikan pertandingan dengan baik (2 Tim 4:7), pelihara dan pertahankan imanmu sampai akhir. Apa yang kita mulai dengan Roh jangan kita akhiri dengan daging. Justru di akhir pertandingan, kita harus semakin berjuang dengan keras, sehingga kita dapat mencapai garis finish kita dengan baik.
Kita semua adalah prajurit Tuhan; Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar. Jangan mundur atau kecewa kepada Tuhan dalam setiap pelatihan dan ujian, tetapi tetaplah setia dan bertekun sehingga kita dapat mengakhiri pertandingan kita dengan baik.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Evie Mehita : Peperangan Rohani
Di dalam sebuah film, pasti ada tokoh utama di dalamnya. Demikian pula setiap kita adalah tokoh utama dalam cerita kehidupan kita. Kita semua memegang peranan penting dalam cerita yang Tuhan buat. Tidak ada bagian yang tidak penting, karena kita-lah tokoh utamanya. Ketika Kita menonton film, kita mengharapkan akhir yang bahagia. Sama halnya manusia mencari kebahagiaan dalam hidup mereka. Tetapi tujuan kekristenan bukanlah mencari kebahagiaan duniawi semata, tetapi kebahagiaan kekal. Karena itu mari kita mengejar perkenanan Tuhan, mengejar kebahagiaan surga.
Manusia Rohani & Manusia Duniawi
Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya. Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? Karena jika yang seorang berkata: “Aku dari golongan Paulus,” dan yang lain berkata: “Aku dari golongan Apolos, ” bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?
(1 Korintus 3:1-4)
Manusia duniawi buka hanya orang yang belum percaya atau belum mengenal Tuhan. Tetapi orang yang belum dewasa rohani bisa disebut manusia duniawi.
Orang yang belum dewasa tidak bisa makan makanan yang keras, tidak bisa menerima kebenaran. Mereka suka hidup dengan sifat duniawinya, sehingga mereka tidak bisa dipercayakan hal besar oleh Tuhan. Selama kita masih dunia, kita masih punya sifat-sifat duniawi, tetapi ketika hidup kita dipenuhi oleh Roh Kudus, kita harusnya tidak tahan lagi untuk tinggal dalam hal duniawi; Kita berjuang memeranginya.
Setiap kita sedang berada dalam pertandingan kita masing-masing yang harus kita selesaikan secara pribadi. Kita tidak bisa menyeret orang lain untuk menyelesaikan pertandingan kita; Kita harus menyelesaikannya sendiri (1 Korintus 9:24). Setiap kita harus sadar kalau kita penting dalam pekerjaan Tuhan, sebab itu bertandinglah sebaik mungkin.
Hidup kita tidak pernah lepas dari peperangan. Ada 2 peperangan yang kita hadapi dalam hidup kita :
1. Peperangan Pribadi (Raksasa), bisa muncul dari :
– Warisan Nenek Moyang (sifat, dosa, kecenderungan/Avon)
– Pengalaman pribadi / masa lalu yang terjadi atau yang dilakukan terus menerus
– Ketakutan (Karena intimidasi & tawaran Iblis) yang melemahkan mental.
Iblis selalu berusaha menjerat dan menjatuhkan anak-anak Tuhan dengan ketakutan. Dia akan melemahkan mental kita dan membuat kita mengiyakan setiap perkataannya.
2. Peperangan Secara Korporat
Sebagai gereja kita perlu bergerak secara tim. Di akhir zaman ini, Tuhan rindu mengembalikan hati anak-anakNya kepada hati Bapa. Gereja menaklukkan prinsip dunia dan dosa, sehingga dapat merebut jiwa-jiwa dari jerat kebinasaan dan setiap mereka dimenangkan oleh karena Tuhan.
Tuhan rindu setiap kita menjadi pahlawan Tuhan yang tidak terus berkutat dalam peperangan kita pribadi, tetapi berkarya untuk jadi berkat bagi orang lain. Kita tidak hidup bagi diri kita sendiri, tetapi hidup kita dipersembahkan seluruhnya untuk kerajaan Tuhan; Kita hidup untuk kepentingan orang lain.
Kalahkah peperanganmu!
Jika tidak, kita menjadi orang yang lumpuh; Kita menjadi orang yang tidak maksimal dalam Tuhan. Sekalipun kita berada dalam peperangan, jangan pernah menyerah, Jangan berhenti melayani. Jika tidak, Iblis akan semakin menghancurkanmu. Dia akan menghancurkan mental kita sampai kita percaya padanya bahwa kita tidak bisa bangkit lagi.
“Jika engkau telah berlari dengan orang berjalan kaki, dan engkau telah dilelahkan, bagaimanakah engkau hendak berpacu melawan kuda? Dan jika di negeri yang damai engkau tidak merasa tenteram, apakah yang akan engkau perbuat di hutan belukar sungai Yordan? (Yeremia 12:5)
Jangan mudah menyerah dalam pertandingan hidupmu. Janganlah ketika menghadapi sedikit tantangan, kita sedikit-sedikit lelah, sedikit-sedikit menyerah, sedikit-sedikit tidak mau melayani Tuhan; Itu bukan mental seorang prajurit. Milikilah mental prajurit yang kuat, sehingga kita mampu memenangkan setiap peperangan kita.
Belajar dari Maria ibu Yesus, di dalam pergumulannya, dia menyimpan dalam hatinya, dia membereskan dan menyelesaikan peperangan dalam dirinya (Lukas 2:19). Kita perlu berlatih untuk dapat memenangkan pikiran kita sendiri kepada Tuhan; tidak menyeret orang lain dan memintanya menyelesaikannya. Kita boleh bercerita dan meminta nasehat untuk setiap masalah kita, tetapi kita harus belajar menyelesaikan masalah kita sendiri.
Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: “Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu. TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai, (Zefanya 3:16-17)
Tuhan adalah pahlawan kita. Jika Tuhan ada bersama kita dalam setiap peperangan, kita tidak akan pernah kalah. Dia yang akan memegang hidup kita dan tangan kananNya memberikan kita kemenangan. Hadapi setiap peperangan bersama dengan Tuhan, dan kemenangan ada di tanganmu.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Evie Mehita : Pertandingan yang Benar
Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarang saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
1 Korintus 9:25-27
Hidup adalah sebuah pertandingan yang harus kita lalui. Kita bukan “pupuk bawang” dalam pertandingan. Pupuk bawang tidak mendapat hadiah, hanya sebagai penggembira dalam sebuah pertandingan. Tuhan mau kita hidup dalam pertandingan yang sesungguhnya, bukan hanya penggembira. Kita bukan suporter yang “asal ada” dan tidak melakukan apapun.
Tidak semua pertandingan menghasilkan hadiah. Pertandingan yang tidak menghasilkan hadiah adalah pertandingan yang tidak benar. Kita harus melalui pertandingan yang goalnya adalah hadiah surgawi. Jangan kita bersusah payah di pertandingan yang tidak benar dan tidak mendapatkan apa-apa.
Sudahkah kita ada di pertandingan yang benar? Pertandingan yang benar tentu tujuannya jelas. Namun sayangnya banyak orang yang bertanding tanpa tujuan; ada yang berlari mengejar prestasi, atau omset di perusahaannya tapi tanpa tujuan yang benar (ay. 26). Apakah hidupmu suam? Mungkin kamu sedang berada pada pertandingan yang salah; kamu mengejar sesuatu yang salah. Yang kamu kejar adalah segala yang ada di dunia ini, sesuatu yang fana. Karena itu, kita perlu berlari mengejar visi yang benar di dalam gelanggang yang benar.
Ketika orang berlari dalam gelanggang yg benar, hidup orang itu akan berubah. Orang yang tahu panggilannya, hidupnya tidak akan sama lagi. Hidupnya pasti berapi-api untuk Tuhan.
Seorang pelari yang melihat lawannya jauh di belakangnya, merasa pede dan terlena dengan pujian penonton. Tetapi karena terlalu terlena dengan pujian penonton itu, dia tidak lagi berfokus pada pertandingannya. Dan tidak terasa musuhnya akhirnya menyusul dan menyalip dia. Dia tidak jadi menang dan tidak mendapatkan hadiah.
HATI YANG BERFOKUS ITU PENTING!
Di dalam pertandingan, kita perlu menguasai diri kita; kita tidak bisa sembarang mengambil keputusan. Kita harus berfokus pada tujuan kita. Berlari dengan bagus saja tidak cukup, kita harus hati-hati, harus berfokus. Jangan kita menjadi kalah karena kita “menoleh” ke arah yang lain. Apa fokus hidupmu? Tuhan? Atau Penonton? Atau Musuhmu? Janganlah fokus hidup kita menjadi salah. Karena ketika kita salah, maka kita tidak bisa memenangkan setiap “pertandingan” dalam hidup kita.
Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya (Yakobus 1:8)
Orang yang tidak berfokus pada tujuan, hidupnya tidak akan tenang. Hati manusia mudah sekali berubah dan mendua hati. Karena itu, kita harus terus mengalami Kristus dalam hidup kita. Kita bawa anak-anak rohani dan jasmani kita untuk terus mengalami Kristus.
Ada banyak anak Tuhan yang awalnya murni dan berapi-api buat Tuhan. Tapi baru setahun “ditempa” Tuhan langsung menyerah. Hatinya mulai berubah dan tidak lagi sungguh-sungguh sama Tuhan. Apa itu mental yang diinginkan Tuhan? Hati kita mudah mengeras, dan itu terjadi secara proses, tidak terjadi dalam satu hari. Seperti roti yang makin lama makin keras dan tidak enak dimakan. Itu adalah proses hati yang suam. Lama-lama akan mengeras dan menebal dan tidak bisa disentuh lagi oleh Tuhan.Hati-hati! Jangan kita terus membiarkan hati kita mengeras sampai hati kita tidak bisa lagi disentuh oleh Tuhan.
Apakah kita sengaja membiarkan hati kita keras? Seperti roti yang dibiarkan, tidak segera dimakan akan menjadi keras. Kita tahu hati kita keras, tetapi kita biarkan. Kita tahu cinta kita pada Tuhan sudah menjadi hambar, dan kita biarkan.
Jangan keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun (Mazmur 95:8)
Hati-hati dengan ketidakpuasan! Bangsa Israel di Masa dan Meriba mencobai Tuhan. Bangsa Israel awalnya haus. Tapi kemudian menuntut Tuhan dan terus mengeluh. Bangsa Israel tidak puas dengan mujizat, kebaikan dan kasih Tuhan. Jangan biarkan ketidakpuasan itu terus berkembang dan menebalkan hati kita. Bangsa Israel menebal hatinya, sehingga di Masa dan Meriba mereka dengan sengaja mencobai Tuhan, dengan sengaja cari gara-gara dengan Tuhan.
Biarkan hati kita dimiliki Tuhan. Supaya Tuhan Yesus bisa dimiliki dunia, ia menyerahkan diriNya, disiksa dan diremukkan untuk dunia. Sehingga semua org yang percaya pada Yesus dapat diselamatkan. Dan untuk memiliki dunia, Dia turun ke dunia. Demikian juga kita; Untuk kita dimiliki Tuhan, kita harus menyerahkan diri kita, tidak berontak pada Tuhan. Dan untuk kita memiliki Tuhan, kita perlu turun melakukan pekerjaan Tuhan dan melayani Tuhan.
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Fokus pada Pertandinganmu!
Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarang saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak. (1 Korintus 9:25-27)
Hidup ini adalah sebuah pertandingan. Ketika kita berada dalam sebuah track pertandingan, bukan lintasan yang lain yang menjadi tujuan kita. Tentu yang kita mengejar apa yang jadi tujuan kita yaitu kemenangan. Karena itu, kita perlu berfokus pada pertandingan kita. Demikian juga dengan kehidupan kita sebagai anak Tuhan. Seringkali kita memikirkan pikiran yang tidak layak untuk dipikirkan. Kita membandingkan diri kita dengan orang lain. Kita menjadi iri hati dengan gelanggang pertandingan orang lain.
Hidup bukan Pembandingan, tapi Hidup adalah Sebuah Pertandingan
Ketika kita membandingkan diri dengan orang lain, damai sejahtera tidak bisa mengikuti kita. Kita akan selalu merasa tidak aman. Ini membuat gambaran Tuhan rusak dalam hidup kita. Kita tidak menyadari bahwa kita diciptakan Tuhan secara menarik, unik, dan khusus. Kita lupa cara mengucap syukur atas apa yang Tuhan percayakan dalam hidup kita.
Banyak Kekristenan yang bukan Kekristenan di jaman ini: “Takut kalau aku tidak bayar perpuluhan, nanti Tuhan tidak mengasihiku.. Tuhan tidak berkati hidupku” atau “Bayar aja buah sulung, daripada nanti usahaku dicengkram oleh iblis”. Kita perlu berhati-hati dalam menerima doktrin tentang perpuluhan dan buah sulung salah. Persembahan adalah tentang memberi karena mencintai, bukan karena takut.
Untuk mendapatkan yang paling berharga, kita harus melepaskan yang paling berharga dari dirimu
Perak itu berharga, tetapi emas lebih berharga. Level kita sebagai anak Tuhan tidak berhenti di level Perak, tetapi kita kita harus mencapai level emas murni. Perak itu perlu dipisahkan dengan emas supaya menjadi emas yang murni. Sebelum yang berharga dan luar biasa itu muncul, kita harus serahkan dulu yang berharga. Serahkan semua kekuatiranmu kepada Tuhan. Emas yang murni tidak akan muncul kalau hidupmu tidak diserahkan dan dibakar Tuhan.
Melihat keberhasilan orang lain membuatmu baper? Kamu murid dunia atau murid Tuhan? Murid dunia akan terus berlari dalam track. Jangan terus melihat ke kanan dan ke kiri, dan tidak berfokus pada pertandinganmu; kamu akan kalah.
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban yang dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombann yang diwajibkan bagi kita. (Ibrani 12:1)
Saya percaya bahwa ada awan saksi yang sedang melihat kita. Saya membayangkan, mereka ada di stadion dan melihat pertandingan kita. Mereka membangkitkan semangat kita dan mensupport kita supaya kita bangkit. Saat ada yang jatuh, semuanya pasti teriak gemuruh di sana, “Ayo bangun! Kamu bisa menyelesaikannya! Aku pun dulu pernah jatuh.. tapi aku bisa menyelesaikannya dengan baik. Kamu juga bisa! Ayo bangkit, jangan menyerah!” Dalam hidup kita, kita punya banyak awan saksi yang mengelilingi kita. Selesaikan pertandingan kita dengan baik, dan biarkan Tuhan yang menilai hidup kita.
Kunci Kemenangan kita adalah Memperkatakan Firman Tuhan
Firman Tuhan adalah sauh bagi jiwa kita. Karena itu, isi pikiran dengan Firman Tuhan. Maka kejadian besar dan ajaib akan terjadi dalam hidup kita. Perkatakan Firman Tuhan siang dan malam, bertindak dan jadi saksi-saksi Tuhan sampai banyak orang yang dimenangkan.
Jadilah saksi buat orang-orang disekeliling kita, dan serahkan semua rintangan yang harus kita hadapi kepada Tuhan. Berkat-berkat akan dan sudah Tuhan sediakan bagi kita. Fokus dengan pertandinganmu, jangan melihat gelanggang orang. Jadilah pantang menyerah dan biarlah Firman Tuhan yang menjadi kekuatanmu hingga kamu meraih kemenanganmu.
- Published in The Shepherd's Voice