Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Friend Says vs God Says
Bangsa Israel seringkali tidak taat akan perintah Tuhan karena mereka lebih mempercayai sekitar mereka daripada pemimpin mereka; Mereka lebih suka mendengarkan massa daripada kebenaran Tuhan. Mereka menentang perintah Tuhan dan mengikuti apa yang teman mereka katakan.
Ini yang terjadi di masa ini: jika teman berkata, “tidak perlu cari pasangan yang seiman, nanti kamu bisa bawa dia kepada Kristus!” sehingga kita menganggap itu sebagai sebuah kebenaran, dan tidak lagi mengikuti kebenaran Firman Tuhan untuk berpasangan dengan orang yang seiman. Atau Ketika teman berkata: “tidak perlu tertanam di sebuah gereja. Kan Tuhan bisa ditemukan dimana saja!” lalu kita menjadi orang yang keliling gereja dan tidak pernah tertanam. Bagaimana mungkin seseorang yang tidak mau dipimpin dan ditundukkan dalam sebuah gereja lokal bisa diikat di dalam Kristus? Tentu saja tidak.
Jadilah taat dalam mengikuti pemimpin-pemimpin kita di dalam Kristus. Sebab kita tidak mungkin bisa taat kepada Tuhan yang tidak terlihat tanpa belajar taat dengan yang terlihat. Jangan menjadi seperti bangsa Israel yang tidak menghargai dan taat kepada pemimpin mereka; Mereka tidak pernah bisa ditundukkan di dalam Tuhan.
Bangsa Israel mengalami didikan Tuhan, mereka mengalami masa pembuangan.
Namun Tuhan memberikan berita penghiburan melalui nabi Yesaya (Yes.40:1-11). Itulah hati Tuhan: Dia menghukum bukan untuk mengekang, tetapi untuk menolong dan melepaskan umat-Nya. Dia rindu memberikan pemulihan, hanya syaratnya “semua lembah harus ditutup” dan “gunung diratakan”. “Lembah” berbicara tentang dosa masa lampau, artinya kita harus menanggalkan setiap dosa kita di masa lampau. “Gunung” berbicara tentang mimpi-mimpi pribadi yang belum kita serahkan kepada Tuhan dan menghalangi kita berlari kepada Tuhan. Tanggalkan setiap dosa kita dan serahkan mimpi-mimpi kita di tangan-Nya, Tuhan akan menyediakan pemulihan-Nya bagi kita.
Adakah kamu sedang mengalami pembuangan? Seolah-olah kamu dididik oleh Tuhan dan diijinkan mengalami lembah-lembah dalam hidupmu? Palingkanlah hati kita kepada-Nya dan tanggalkan setiap dosa kita: itu adalah kuncinya supaya kita meraih kemenangan.
Mungkin kita melihat masalah kita mustahil untuk dihadapi, seolah kita melihat batu besar dihadapan kita yang sulit untuk kita pindahkan.
Bukan karena Tuhan tidak mau memindahkannya, tetapi Tuhan menunggu saat yang tepat untuk kita bertumbuh dewasa dan memiliki kekuatan yang lebih besar untuk sanggup memindahkannya. Seperti seorang balita belum punya kemampuan untuk mengangkat beban sebuah bola basket, tetapi ketika anak itu dewasa, dia bahkan sanggup mengangkat beban yang jauh lebih berat dari bola basket. Tuhan menghendaki kita bertumbuh dewasa, sehingga kita cukup kuat untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di hadapan kita.
Tuhan itu setia dan adil; Dia mendengarkan setiap kita dan mempedulikan hak kita. Dia tidak akan pernah menjadi lesu dan Lelah. Jangan berhenti menanti-nantikan Tuhan. Tuhan sedang mempersiapkan pemulihan bagi kita semua (Yes. 40:27-31). Mari kita bangkit bagi Kristus. Saatnya bagi kita meratakan bukit dan gunung, dan menutup lembah untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan.
Ps. Daniel Hadi Shane
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Jangan Pelihara Lukamu!
Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita. Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan. Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh . Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.
(2 Petrus 5:10)
Kasih karunia dan iman perlu selalu bersinergi. Kita harus berimbang antara kasih karunia iman kita. Misalnya seseorang yang mengalami kecelakaan; dibutuhkan kasih karunia Tuhan untuk menyelamatkan orang itu. Tetapi di sisi lain dibutuhkan tindakan iman untuk membawa orang itu ke rumah sakit untuk diberi pertolongan oleh tenaga medis.
Bahayanya ketika anak Tuhan tidak berimbang dalam kasih karunia dan iman, yang berpikir bahwa ketika ada orang kecelakaan tidak perlu dibawa ke rumah sakit, “Tuhan pasti menyembuhkan dia!” Ini bukanlah ajaran yang benar sesuai Firman Tuhan. Selain kasih karunia, kita juga membutuhkan kerjasama dari manusia, karena kata “menerima kasih karunia” menunjukkan tindakan pasif; dibutuhkan juga tindakan aktif, yaitu Iman kita. Kita perlu berhati-hati dengan kesesatan ajaran Firman Tuhan hari-hari ini.
Hari-hari ini banyak orang Kristen yang terluka, dan iblis memakai luka mereka untuk saling menyakiti satu dengan yang lain. Semakin mereka terluka, mereka semakin mengumbar luka mereka kepada banyak orang. Yang mereka butuhkan adalah pulih dari luka mereka. Mengumbar luka tidak akan membuat mereka sembuh.
Banyak orang terluka karena pengaruh masa kecilnya. Mungkin dia sering dikatai “Kamu tidak bisa apa-apa.. kamu selalu gagal” oleh orangtuanya. Sehingga ketika dia dewasa, dia sensitif dengan kata-kata bosnya “Kerja lebih giat lagi ya..” Tetapi karena dia terluka, pikirannya akan berkata “Emangnya selama ini aku kerja kurang bagus ya? Emangnya selama ini aku gak kerja.??”
Luka jangan dipelihara, tetapi dibereskan. Kita harus memiliki Managemen Luka. Karena luka yang tidak dibereskan bisa dipakai iblis untuk menghancurkan diri kita dan orang lain
Hati-hati dengan kata pemberesan. Banyak orang terluka yang hari-hari ini memakai kata “pemberesan” bukan untuk membereskan permasalahan, tetapi berusaha meluapkan ketidakterimaan mereka akan ketidakadilan menurut intepretasinya sendiri. Hal semacam ini bukanlah menyembuhkan luka mereka, tetapi justru saling menyakiti dan menambah luka satu dengan yang lainnya. Jika demikian, apa bedanya kita dengan cara pikir dunia? Gereja Tuhan seharusnya tidak serupa dengan dunia ini, dimana didalamnya ada kasih, saling mengampuni, dan saling mendukung. Kata-kata kita menjadi berkat, bukan menghakimi orang lain.
Lidah kita seperti api, yang kecil namun bisa membakar seluruh hutan (Yakobus 3:1-12).
Karena itu, kita perlu menjaga perkataan kita. Jangan lontarkan kata-kata yang bisa membuat orang-orang menjadi tidak berharga, menjadi pemicu untuk merusak gambar diri orang lain. Lebih bahaya lagi kalau kata-kata kita membuat orang menjauh dari kasih karunia Tuhan.
Sebelum kamu berkata, berpikirlah terlebih dahulu
Gunakan kekang, dan kontrol lidahmu. Latih diri kita, dan biarlah Tuhan yang memegang tali kekangnya. Jangan berkata, “Gitu aja kok gak bisa!”.. tetapi “Semangat! Bersama dengan Yesus kamu bisa!” Jangan sampai perkataan kita menjadi sebuah luka bagi orang lain. Karena mudah berkata, tetapi tidak untuk sembuh dari luka membutuhkan proses yang tidak mudah. Mari kita sama-sama bertobat! Tuhan mau bawa kita ke dimensi yang lebih tinggi lagi. Kita perlu pulih dari luka-luka kita.
Tidak ada satupun orang di dunia ini yang sempurna. Bahkan seringkali manusia pun melihat Tuhan pun tidak sempurna dengan selalu mempertanyakan Tuhan: “Kenapa hidupku seperti ini? Kenapa aku harus lahir di keluarga yang seperti ini? Kenapa papa/mamaku seperti ini?..” dan lain sebagainya. Jadi jangan heran kalau kita sering dipertanyakan orang, karena Tuhan pun yang sempurna juga masih seringkali dipertanyakan.
Di atas semuanya itu, biarlah dunia melihat kamu sebagai anak-anak Tuhan yang saling mengasihi. Karena Gereja Tuhan akan bisa bangkit dan berdiri karena Unity, kesatuan umat Tuhan. Mari kita jadi anak Tuhan yang pulih, hidup dalam kebenaran, dan saling mengasihi. Dan biarlah ada Tuhan yang nampak dalam hidup kita melalui buah-buah roh yang kita miliki.
- Published in The Shepherd's Voice