Khotbah Ev. Evie Mehita : Peperangan Rohani
Di dalam sebuah film, pasti ada tokoh utama di dalamnya. Demikian pula setiap kita adalah tokoh utama dalam cerita kehidupan kita. Kita semua memegang peranan penting dalam cerita yang Tuhan buat. Tidak ada bagian yang tidak penting, karena kita-lah tokoh utamanya. Ketika Kita menonton film, kita mengharapkan akhir yang bahagia. Sama halnya manusia mencari kebahagiaan dalam hidup mereka. Tetapi tujuan kekristenan bukanlah mencari kebahagiaan duniawi semata, tetapi kebahagiaan kekal. Karena itu mari kita mengejar perkenanan Tuhan, mengejar kebahagiaan surga.
Manusia Rohani & Manusia Duniawi
Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya. Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? Karena jika yang seorang berkata: “Aku dari golongan Paulus,” dan yang lain berkata: “Aku dari golongan Apolos, ” bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?
(1 Korintus 3:1-4)
Manusia duniawi buka hanya orang yang belum percaya atau belum mengenal Tuhan. Tetapi orang yang belum dewasa rohani bisa disebut manusia duniawi.
Orang yang belum dewasa tidak bisa makan makanan yang keras, tidak bisa menerima kebenaran. Mereka suka hidup dengan sifat duniawinya, sehingga mereka tidak bisa dipercayakan hal besar oleh Tuhan. Selama kita masih dunia, kita masih punya sifat-sifat duniawi, tetapi ketika hidup kita dipenuhi oleh Roh Kudus, kita harusnya tidak tahan lagi untuk tinggal dalam hal duniawi; Kita berjuang memeranginya.
Setiap kita sedang berada dalam pertandingan kita masing-masing yang harus kita selesaikan secara pribadi. Kita tidak bisa menyeret orang lain untuk menyelesaikan pertandingan kita; Kita harus menyelesaikannya sendiri (1 Korintus 9:24). Setiap kita harus sadar kalau kita penting dalam pekerjaan Tuhan, sebab itu bertandinglah sebaik mungkin.
Hidup kita tidak pernah lepas dari peperangan. Ada 2 peperangan yang kita hadapi dalam hidup kita :
1. Peperangan Pribadi (Raksasa), bisa muncul dari :
– Warisan Nenek Moyang (sifat, dosa, kecenderungan/Avon)
– Pengalaman pribadi / masa lalu yang terjadi atau yang dilakukan terus menerus
– Ketakutan (Karena intimidasi & tawaran Iblis) yang melemahkan mental.
Iblis selalu berusaha menjerat dan menjatuhkan anak-anak Tuhan dengan ketakutan. Dia akan melemahkan mental kita dan membuat kita mengiyakan setiap perkataannya.
2. Peperangan Secara Korporat
Sebagai gereja kita perlu bergerak secara tim. Di akhir zaman ini, Tuhan rindu mengembalikan hati anak-anakNya kepada hati Bapa. Gereja menaklukkan prinsip dunia dan dosa, sehingga dapat merebut jiwa-jiwa dari jerat kebinasaan dan setiap mereka dimenangkan oleh karena Tuhan.
Tuhan rindu setiap kita menjadi pahlawan Tuhan yang tidak terus berkutat dalam peperangan kita pribadi, tetapi berkarya untuk jadi berkat bagi orang lain. Kita tidak hidup bagi diri kita sendiri, tetapi hidup kita dipersembahkan seluruhnya untuk kerajaan Tuhan; Kita hidup untuk kepentingan orang lain.
Kalahkah peperanganmu!
Jika tidak, kita menjadi orang yang lumpuh; Kita menjadi orang yang tidak maksimal dalam Tuhan. Sekalipun kita berada dalam peperangan, jangan pernah menyerah, Jangan berhenti melayani. Jika tidak, Iblis akan semakin menghancurkanmu. Dia akan menghancurkan mental kita sampai kita percaya padanya bahwa kita tidak bisa bangkit lagi.
“Jika engkau telah berlari dengan orang berjalan kaki, dan engkau telah dilelahkan, bagaimanakah engkau hendak berpacu melawan kuda? Dan jika di negeri yang damai engkau tidak merasa tenteram, apakah yang akan engkau perbuat di hutan belukar sungai Yordan? (Yeremia 12:5)
Jangan mudah menyerah dalam pertandingan hidupmu. Janganlah ketika menghadapi sedikit tantangan, kita sedikit-sedikit lelah, sedikit-sedikit menyerah, sedikit-sedikit tidak mau melayani Tuhan; Itu bukan mental seorang prajurit. Milikilah mental prajurit yang kuat, sehingga kita mampu memenangkan setiap peperangan kita.
Belajar dari Maria ibu Yesus, di dalam pergumulannya, dia menyimpan dalam hatinya, dia membereskan dan menyelesaikan peperangan dalam dirinya (Lukas 2:19). Kita perlu berlatih untuk dapat memenangkan pikiran kita sendiri kepada Tuhan; tidak menyeret orang lain dan memintanya menyelesaikannya. Kita boleh bercerita dan meminta nasehat untuk setiap masalah kita, tetapi kita harus belajar menyelesaikan masalah kita sendiri.
Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: “Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu. TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai, (Zefanya 3:16-17)
Tuhan adalah pahlawan kita. Jika Tuhan ada bersama kita dalam setiap peperangan, kita tidak akan pernah kalah. Dia yang akan memegang hidup kita dan tangan kananNya memberikan kita kemenangan. Hadapi setiap peperangan bersama dengan Tuhan, dan kemenangan ada di tanganmu.
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Kemenangan dari Ketaatan dan Doa
Seringkali kita bekerja dan belajar tiada henti, tetapi dia lupa dengan doa. Doa sama seperti memegang tongkat Tuhan, itulah Perkenanan Tuhan. Karena tanpa doa, semua yang Kita kerjakan menjadi sia-sia. Musa bersama Yosua dan bangsa Israel dapat memenangkan peperangan ketika Musa mengangkat tangannya (Kel 17:8-16). Mereka menang bukan karena angkat tangannya Musa, tapi karena ketaatan akan suara Tuhan. Dia melakukan yang diperintahkan Tuhan
Doa sanggup menggerakkan kuasa dari Surga, menjamah pintu surga dan memberikan perkenanan dalam hidup seseorang
Bagaimana ketika kita menghadapi masalah? Sudahkah kita bertanya kepada Tuhan? Seringkali bnyak orang yang memakai kekuatan sendiri. Mereka menjadi fokus dengan usaha-usaha mereka tapi menjadi lupa kalau Tuhan juga sanggup memberkati. Kita harus melihat bahwa Tuhan mempercayakan sesuatu bukan kepada anak kecil, tetapi kepada orang yang sudah dewasa. Ukuran kedewaasaan adalah ketaatan dan respon kita dalam melihat sesuatu.
Tuhan rindu bangkit penginjil-penginjil yang memberitakan kebenaran. Semua orang bisa dipakai Tuhan; di usia berapa saja dengan latar belakang apapun, asal Kita mau dan Taat.
Mari kita berdoa sungguh-sungguh dan hidup dalam kebenaran yang murni. Jangan menjadi kekristenan yang munafik; yang bisa mengajar tetapi tidak bisa melakukannya. Seperti Firman Tuhan katakan, bahwa pengajaran-pengajaran kekristenan saat ini telah bercampur dengan ajaran yang palsu. Kita harus hati-hati! Kita perlu belajar kebenaran yang murni, sehingga kita dapat membedakan manakah yang sungguh-sungguh kebenaran, dan manakah yang merupakan ajaran yang sesat. Mari kita perangi ajaran sesat yang kini menyebar dengan cepat.
Kunci Peperangan Rohani adalah Ketaatan
Doktrin-doktrin hanyalah buatan manusia. Tapi Kita harus menjdi penganut kebenaran Firman Tuhan. Kita harus berani, sama seperti Yesus yang berani menyatakan kebenaran bahkan dengan sindiran-sindiranNya kepada Ahli Taurat dan orang Farisi.
Doa harus sesuai dengan proses Tuhan dan harus berbanding lurus dengan ketaatan dan kesetiaan
Sama halnya ketika Musa mengangkat tangannya. Mereka tidak akan bisa menang jika Yosua tidak maju berperang. Tetapi mereka juga tidak akan menang jika Yosua maju tanpa otoritas Tuhan. Karena itu, proses juga merupakan bagian yang penting.
Banyak yang mengatakan, “Proses tidak akan akan mengkhianati hasil.” Tetapi di dalam Tuhan, “Proses tanpa doa tetaplah akan mengkhianati hasil.”
Maka dari itu, mari kita selaraskan seluruh kerinduan kita dengan kerinduan Tuhan. Kerjakan sambil berdoa dan ikuti proses Tuhan. Mari kita lakukan perintahNya dengan taat dan lakukan dengan setia, maka kemenangan akan menjadi milik Kita.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Evie Mehita : Penjaga Jiwa (Soul Keeper)
Firman TUHAN kepada Kain: “Di mana Habel, adikmu itu?”
Jawabnya: “Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?”
Kejadian 4: 9
Dosa mengintip kepada Kain. Setelah pertama kali kejatuhan manusia yang pertama, terjadilah kejatuhan yang selanjutnya yang dilakukan oleh Kain. Kain menjadi iri hati dan memiliki pikiran yang buruk terhadap adiknya. Dia merasa: “Adikku kok lebih disayang dan diperhatikan oleh Tuhan, ya.. Sedangkan aku tidak..” Dia tidak mengoreksi dirinya, tapi melihat kepada orang lain. Ketika dia sudah membunuh, Tuhan bertanya: “Di mana Habel, adikmu itu?” Dia menjawab dengan membantah, “Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?” Seringkali kita pandai beralasan. Kita tidak mau menerima kesalahan kita; kita susah ditegur dan tidak mau disalahkan.
“Hai anak manusia, Aku telah menetapkan engkau menjadi penjaga kaum Israel. Bilamana engkau mendengarkan sesuatu firman dari pada-Ku, peringatkanlah mereka atas nama-Ku.”
Yehezkiel 3:17
Tuhan rindu kita semua menjadi penjaga jiwa. Jangan seperti Kain yang banyak berdalih. Sebagai kakak, tentu saja dia adalah penjaga adiknya. Sebenarnya kita semua adalah penjaga buat orang lain. Kita ditetapkan Tuhan untuk menjadi penjaga bagi orang lain, jadi janganlah kita menjadi cuek dengan keadaan orang lain. Kalau kita adalah orang yang percaya kepada Yesus Kristus dan kita percaya hidup kita sudah diselamatkan oleh-Nya, maka salah satu tandanya adalah: Hidupmu akan mengalirkan sebuah aliran kehidupan. Orang yang sudah percaya hidupnya sudah diselamatkan, dia tidak akan berdiam diri dan seenaknya. Orang yang sudah diselamatkan, pastilah dia rindu orang lain juga diselamatkan. Sudahkah dalam hati kita mengalir aliran anugerah Tuhan? Apakah hati kita masih berdetak ketika melihat keluarga, teman, dan sahabat kita jatuh dalam dosa atau mengalami kemunduran di dalam Tuhan?
“Jati diri yang rusak”
Dalam kisah Musa, Tuhan beberapa kali memanggil Musa untuk memimpin bangsa Israel. Tetapi Musa beberapa kali menolak dengan banyak alasan. Dia tidak yakin bahwa dirinya dipakai Tuhan. Dia mengalami trauma dan hidup di bawah bayang-bayang kegagalan, ketakutan, dan masa lalu; Jati dirinya rusak. Inilah yang dialami oleh banyak pahlawan Tuhan. Yang seharusnya kita membebaskan bangsa Israel, tetapi kita terpuruk dengan permasalah diri kita, tembok-tembok kita, dengan trauma dan kegagalan.
Berapa banyak di antara kita yang tidak berani melangkah, tidak berani melayani sungguh-sungguh, tidak berani berikan hidup untuk Tuhan, karena memiliki trauma kegagalan. Mungkin kita pernah menjangkau jiwa, kemudian mereka lepas. Dan itu membuat kita trauma untuk menjangkau jiwa lagi. Jika kita ditinggalkan, itu adalah sebuah proses bagi kita. Tetapi kita jangan pernah berhenti menjangkau jiwa. Karena kita pasti akan memiliki anak-anak yang satu visi yang kelak akan menjadi pewaris mimpi Kerajaan Tuhan. Kita mendidik anak-anak rohani kita bukan dengan kekuatan kita, tetapi kita harus memuridkan mereka di dalam Roh Kudus. Artinya kita memiliki ikatan di dalam roh.
“Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu — dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis.”
Keluaran 32:32
Musa adalah gambaran orang yang trauma dan takut melangkah, Musa yang tidak peduli dengan bangsa Israel. Tetapi Musa yang sama mengatakan, . Dulu dia begitu tidak peduli akan bangsa Israel dan menolak panggilan Tuhan, tetapi ketika dia belajar taat, ia mencintai apa yang Tuhan cintai. Kalau kita dulunya orang yang tidak peduli, ketika kita taat, mulai melangkah, mengalirkan sesuatu, kita pun akan mencintai apa yang Tuhan cintai. Yang Tuhan cintai adalah jiwa-jiwa diselamatkan. Oleh karena itu, mari kita belajar seperti Musa: taat dan melangkah.
Di dalam kisah Nabi Elisa, Tuhan memerintahkan Elisa untuk datang kepada seorang Janda. Janda itu memiliki buli-buli minyak. Elisa meminta janda itu untuk mengumpulkan bejana dan menuangkan minyak dalam bejana-bejana itu. Ketika semua bejana itu penuh, berhentilah aliran minyak tersebut. Saya percaya kita akan memiliki aliran Roh Kudus kalau kita melayani orang lain. Belajar mengalirkan aliran itu kepada orang lain. Mungkin kita tidak tahu mau melayani apa. Belajarlah dari hal yang paling simple: mendoakan orang, mengunjungi dan memperhatikan orang lain. Setiap kita adalah bejananya Tuhan. Tetapi kalau tidak ada bejana yang perlu diisi, aliran itu tidak bisa mengalir lagi. Sebagai bejana Tuhan, kita harus saling mengisi. Kita mengisi kehidupan sesama kita dengan Firman Tuhan, dengan kasih Tuhan.
Di atas tembok-tembokmu, hai Yerusalem, telah Kutempatkan pengintai-pengintai. Sepanjang hari dan sepanjang malam, mereka tidak akan pernah berdiam diri. Hai kamu yang harus mengingatkan TUHAN kepada Sion, janganlah kamu tinggal tenang dan janganlah biarkan Dia tinggal tenang, sampai Ia menegakkan Yerusalem dan sampai Ia membuatnya menjadi kemasyhuran di bumi.
Yesaya 62:6-7
Tugas seorang pengintai adalah menjaga suatu wilayah. Mereka menjaga dari atas tembok yang paling tinggi supaya dapat melihat dari kejauhan. Sehingga mereka tahu siapa yang mau masuk ke dalam wilayah mereka. Kalau ada musuh, mereka akan meniup sangkakala supaya rakyat yang ada di dalam tembok tersebut dapat bersiap-siap. Sama halnya kalau kita menjaga diri kita dengan baik, sebetulnya kita sedang menjaga keluarga kita, gereja kita, bahkan bangsa kita.
Ada banyak orang yang berkata, “Kalau aku gak sungguh-sungguh kerja untuk keluargaku, aku tidak mengangkat keluargaku, nanti bagaimana mereka??” Kita menganggap kita sendiri yang bisa memulihkan keluarga kita. Kita bisa meninggalkan panggilan Tuhan demi menjadi superhero untuk keluarga kita. Ada banyak orang yang berusaha membuktikan diri; mereka memenuhi panggilan mereka dan panggilan dari orang tua mereka, justru mereka tidak mendapatkan tanah perjanjian yang Tuhan janjikan. Tetapi kalau kita mengikuti rencana dan panggilan Tuhan, ada mimpi Tuhan yang jauh lebih besar untuk kita dan keluarga kita. Belajar taat.. Tuhan akan turun tangan, akan ada pemeliharan Tuhan buat kita dan keluarga kita.
Menjadi seorang penjaga, kita harus melihat dari tempat yag lebih tinggi. Kita harus melihat dengan pembedaan roh. Jadilah penjaga untuk anak-anak rohani, saudara, dan teman-teman kita. Ketika ada yang mengancam kehidupan mereka, jangan diam. Lakukan sesuatu, layani mereka, dan doakan mereka. Dan ketika kita mulai melakukan itu, aliran itu akan mulai muncul. Kalau kita diam, kita akan menjadi mengalami kematian rohani karena tidak mengalirkan sesuatu. Karena itu, jangan pernah berhenti melayani Tuhan. Dan jika kita mengalirkan dari hidup kita, secara otomatis kita akan “dibersihkan dari dalam”
Apakah hari-hari ini kita menangisi jiwa-ijwa dalam doa-doa kita? Mari kita berdoa dan menangis untuk orang lain yang terhilang, tersesat, dan terluka. Sebab air mata kita seperti air yang dapat membajak tanah hati kita yang kering. Jangan biarkan hati kita menjadi tandus, tetapi terus alirkan, bahkan jadikan itu menjadi sungai yang mengalir bagi banyak orang. Mari kita melakukan pelayanan kita keluar dari tembok gereja. Pelayanan misi dan penginjilan kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan. Beritakan kebenaran dan keselamatan kepada mereka.
Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya.
Yehezkiel 34:16
Tugas penjaga jiwa adalah mencari mereka yang terhilang, orang yang binasa, orang yang belum diselamat. Jangan kita pasif.. Kita mencari orang yang hilang, bukan tunggu mereka datang kepada kita. Untuk mencari yang terhilang ini, perlu tindakan dari kita. Yang tersesat dibawa pulang, artinya dipulihkan, ada restorasi dalam orang itu, sehingga ada pemulihan hubungannya dengan Kristus. Yang terluka dibalut dengan kasih. Yang sakit dikuatkan. Orang sakit adalah orang yang lemah. Mari kita yang sudah kuat, belajar menguatkan yang lain. Tuhan berkata dalam Yohanes 21:15-17, bahwa kalau kita mengasihi-Nya, gembalakanlah domba-domba bagi Tuhan. Artinya ada interaksi dengan jiwa-jiwa, mengingatkan, menjaga dan merawat mereka dengan kasih Kristus. Ini adalah tugas kita semua. Mari menjaga domba-domba Tuhan. Kalau kita memiliki sesuatu yang kita jaga, maka hidup kita akan lebih bermakna.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Mati dan Bangkit Bersama Kristus
Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita juga akan hidup juga dengan Dia. Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia.
Roma 6 : 5,8-9
Paskah mengingatkan kita untuk mengenang peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Ini adalah peristiwa yang penting, karena untuk inilah Kristus datang ke dunia, yaitu menebus dosa manusia. Tidak ada penebusan manusia tanpa peristiwa kematian dan kebangkitan-Nya. Di dalam Roma dikatakan bahwa, “… kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya”. Tetapi apakah kita sudah hidup dalam kematian dan kebangkitan Yesus?
Sebagai pengikut Kristus yang sejati, kita harus mengalami peristiwa kematian dan kebangkitan bersama dengan Kristus. Artinya kita mati dari manusia lama kita yang tunduk kepada dosa (Roma 6:10-11), dan bangkit menjadi manusia baru dalam Tuhan (Roma 6:4). Jika kita ikut mati dan bangkit bersama dengan Kristus, artinya kita tidak lagi menyerahkan tubuh kita yang fana kepada dosa. Kita memang tidak bisa lepas dari dosa, tetapi Tuhan rindu kita menjadi pribadi yang mau senantiasa disempurnakan.
Kita belajar instrospeksi diri kita, hal apa yang harus kita perbaiki dalam hidup kita. Tuhan rindu kita ada progress; kita mengalami kemenangan demi kemenangan yang mengubahkan hidup kita. Perubahan yang kita alami akan membawa dampak untuk orang-orang yang ada di sekeliling kita. Inilah tujuan kita dilahirkan di dunia: berdampak dan membawa kemuliaan Tuhan di muka bumi.
Tugas utama kita menginjil kepada banyak orang, supaya mereka mengenal Kristus. Menginjil bukan hanya berkhotbah atau berupa perkataan, tetapi lewat hidup kita. Karena itu, kita disebut sebagai garam dan terang dunia (Mat. 5:13-16). Garam adalah bumbu yang berfungsi untuk memberi rasa pada makanan. Jika garam itu menjadi tawar, dia akan kehilangan fungsinya. Demikian juga terang kita. Janganlah kita menyembunyikannya, tetapi meletakkannya di atas kaki dian, supaya orang bisa merasakan terangnya. Ketika hidup kita sungguh-sungguh menjadi garam dan terang dunia, orang akan terberkati lewat hidup kita dan nama Tuhan dipermuliakan.
Bagaimana menjadi Garam dan Terang? Ada 3P yang harus kita perhatikan, yaitu:
- Perkataan
Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, dimana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
Efesus 4:29
Perkataan kotor yang dimaksudkan adalah perkataan umpatan dan perkataan sia-sia. Janganlah keluar kata sia-sia dari mulut kita; kita harus menjadi terang dalam perkataan kita. Kita harus bijak dalam berkata-kata, tidak semua hal dapat kita perkatakan sembarangan. Kita perlu menyaring setiap perkataan kita. Perkataan yang tidak kita jaga dengan baik, akan bisa menjadi gosip dan fitnahan yang dapat merugikan orang lain. Ada banyak orang yang memiliki gambar diri yang rusak akibat dari perkataan orang tua mereka yang salah. Bahkan perkataan yang merujuk kepada bullying juga dapat membunuh karakter orang lain.
Dalam Yakobus 3:1-12, dijelaskan bahwa lidah kita mengambil peranan yang penting. Jika lidah kita cemar, maka cemarlah seluruh tubuh kita. Untuk menjinakkan lidah dan perkataan kita memang membutuhkan proses, karena itu kita harus belajar untuk mematikan setiap perkataan-perkataan kita yang jahat. Sebagai anak-anak Tuhan, kita perlu memiliki perkataan-perkataan Kristus dalam hidup kita, yakni kata-kata yang membangun (Kolose 3:16).
- Pikiran
Pikiran adalah pusat dari peperangan rohani. Pikiran berpengaruh terhadap perkataan dan perbuatan kita. Pikiran muncul dari apa yang kita lihat dan kita dengar. Karena tidak semua yang kita lihat dan dengar baik, maka kita perlu memilah-milah. Sebab dari pikiran, akan timbul keinginan. Hati-hati dengan dosa keinginan/ dosa pikiran. Jika pada zaman dahulu, orang yang berzinah itu dikatakan berdosa, tetapi Yesus berkata bahwa ketika pikirannya mengingininya saja sudah dikatakan berdosa.
Pikiran kita juga mempengaruhi perasaan dan respon kita terhadap sesuatu. Ketika respon dan perasaan mengikuti pikiran kita yang jahat, maka perkataan dan perbuatan kita pun juga akan condong kepada hal yang jahat. Pikiran yang iri hati, akan mempengaruhi hati kita untuk menjadi iri dan terluka. Karena itu, kita harus menaklukkan pikiran kita kepada Tuhan (2 Kor 10:5). Kita harus sadar bahwa peperangan rohani sungguh nyata. Iblis akan selalu berusaha menjatuhkan kita sebagai anak Tuhan. Jangan sampai kita dikuasai oleh pikiran jahat dan berpengaruh kepada perbuatan kita.
Karena itu, mari kita memikirkan apa yang berkenan kepada Tuhan (Filipi 4:8).
- Perbuatan
Perbuatan kita adalah output dari pikiran kita. Jika pikiran kita baik, maka perbuatan yang dilakukan pun menjadi baik. Namun, ketika pikiran kita dikuasai dengan kejahatan, maka output yang dikeluarkan pun demikian. Karena itu, mengendalikan dan menguasai pikiran itu penting. Supaya apa yang kita lakukan dapat memancarkan terang untuk orang-orang di sekeliling kita.
Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidup yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
1 Petrus 1:14-15,18-19
Hidup kita yang lama sudah mati. Mari kita bangkit dan menjalani hidup kita yang baru. Belajarlah hidup kudus d hadapan Tuhan, karena Yesus adalah Kudus. Jangan kita hidup seperti manusia lama kita, karena kita sudah di tebus oleh Yesus Kristus. Sekalipun ada dosa-dosa keturunan yang membuat kita sangat sulit untuk bangkit, tetapi Tuhan-lah yang terlebih sanggup. Dia sanggup mengubahkan setiap kita.
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Perjanjian dengan Tuhan
Dari sepanjang sejarah kebenaran Firman Tuhan, ada satu kata yang menjadi intipati dari keseluruhan Alkitab, yaitu Perjanjian. Perjanjian adalah sesuatu yang bersifat selama-lamanya. Perjanjian yang disebutkan dalam Firman Tuhan adalah perjanjian antara Bapa dengan manusia, dan itu berlaku kekal selama-lamanya.
Hari-hari ini ada banyak kebangunan rohani yang terjadi; ada yang dari Tuhan, ada yang dari setan, ada pula yang dari manusia itu sendiri. Apabila kita melihat sejarah kebangunan rohani, kita akan dapat melihat bahwa kebangunan rohani adalah inisiatif Tuhan untuk menjangkau dan menjamah manusia. Tidak ada kebangunan rohani dari hasil paksaan manusia. Seperti kebangunan rohani yang terjadi di Tiongkok, mereka sungguh-sungguh menyembah Tuhan di gereja-gereja bawah tanah meskipun tanpa musik atau poster-poster promosi. Kita harus belajar dengan peka tentang Firman Tuhan. Firman Tuhan adalah iya dan amin, sebab di dalam Firman Tuhan tidak ada roh pura-pura, roh penipuan,dan kesaksian-kesaksian palsu.
Kita harus peka menghadapi kondisi jaman, karena begitu banyak penyesatan yang terjadi. Penyesatan bukan berasal dari luar, tetapi berasal dari rumah Tuhan itu sendiri.
Kita akan sulit membedakan mana yang sungguh-sungguh mengalami kuasa Roh Kudus dengan kuasa kudalini. Kudalini adalah gerakan yang menyebutkan bahwa kita adalah tuhan-tuhan kecil yang mampu menyembuhkan diri sendiri. Tetapi dari buahnya kita bisa mengenal mereka. Buah yang dimaksud adalah buah di dalam Kristus, bukan buah yang terlihat dari mata jasmani kita. Kita perlu hati-hati dan menjadi peka. Karena itu, pengajaran Alkitab itu penting untuk menghindari hal yang tidak alkitabiah di sekitar kita. Kita harus menyatakan kebenaran. Kita harus mendengarkan Gembala Agung kita, yaitu Yesus Kristus. Adalah sebuah fenomena yang aneh apabila anak Tuhan tidak tahu seperti apa suara Tuhan itu. Mereka yang tidak sungguh-sungguh mau digembalakan tidak akan bisa mendengarkan suara Gembalanya, karena seharusnya domba dapat mendengarkan suara gembalanya.
Begitu banyak rupa-rupa pengajaran. Tetapi pengajaran yang benar berasal dari Firman Tuhan yang murni; yang tidak dicondongkan kepada keinginan pribadi. Manusia seringkali mencari ayat yang mendukung kondisinya, dan Tuhan ijinkan semua terjadi karena manusia punya free will. Sama halnya ketika Tuhan memanggil 12 murid, dan Tuhan tahu bahwa 1 orang akan mengkhianati dia. Tuhan yang memilih kita, bukan kita yang memilih Tuhan. Kita tidak bisa memilih jalan kita sendiri; Dia-lah yg memilihkan jalan bagi kita jikalau Tuhan adalah gembala bagi kita. Kalau kita memilih jalan hidup kita sendiri, kita akan mudah digembalakan oleh pikiran kita sendiri.
Ketika kita memiliki perjanjian dengan Tuhan, mimpi kita bukannya mimpi kita lagi, melainkan mimpi Kristus di dalam kita. Perjanjian dengan Tuhan adalah detik dimana kita sadar bahwa Yesus adalah Gembala Agung kita.
Kita tidak boleh menghitung ukuran keberhasilan menurut jam orang lain. Kalau belum waktunya bagi kita diangkat oleh Tuhan, janganlah angkat diri kita sendiri. Percaya bahwa Tuhan yang menuntun langkah-langkah kita. Janganlah kita menganggap remeh kuasa Tuhan atas diri kita. Ia terlebih sanggup dan tahu kapan waktu yang terbaik untuk mengangkat setiap kita.
Ketika Daud habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud; dan Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri. Pada hari itu Saul membawa dia dan tidak membiarkannya pulang ke rumah ayahnya. Yonatan mengikat perjanjian dengan Daud, karena ia mengasihi dia seperti dirinya sendiri. Yonatan menanggalkan jubah yang dipakainya, dan memberikannya kepada Daud, juga baju perangnya, sampai pedangnya, panahnya dan ikat pinggangnya. Daud maju berperang dan selalu berhasil ke mana juga Saul menyuruhnya, sehingga Saul mengangkat dia mengepalai para prajurit. Hal ini dipandang baik oleh seluruh rakyat dan juga oleh pegawai-pegawai Saul.
1 Samuel 18:1-5
Yonatan menanggalkan jubah dan ikat pinggangnya. Jubah berbicara kerinduan, perlindungan, ego. Yesus pun juga melakukan hal yang sama. Ia mati di kayu salib. Yesus menanggalkan jubah dan keakuan-Nya sebagai manusia untuk digantikan dengan kehendak Bapa yang mengutus Dia. Ketika kita hidup dalam perjanjian dengan Tuhan, seharusnya pemikiran Tuhan menjadi pemikiran kita.
Yang mengaku sudah lama jadi anak Tuhan tetapi tidak memahami hukum perjanjian. Jika kita ingin mengikat perjanjian dengan Tuhan, kita harus lepaskan jubah kita. Kita kenakan jubah yang baru, yaitu jubah Kristus. Sejak itu, kita menyerahkan segalanya dalam tangan Tuhan. Sudahkah kita melakukan ketentuan-ketentuan di dalam perjanjian dengan Tuhan? Itu berbicara bagaimana kita bisa mengikuti kerinduan Tuhan. Kita melepaskan semua ego dan perlindungan kita untuk mengikuti kehendak Kristus. Apakah kita sudah terikat perjanjian dengan Tuhan? Percayalah bahwa perjanjian itu kekal selama-lamanya. Jika kita menerima Yesus dengan sungguh-sungguh, nama kita akan tercatat dalam kitab perjanjian Tuhan.
Jumat Agung adalah peristiwa kematian Tuhan Yesus. Peristiwa ini tidak akan pernah ada jika Yesus tidak memenangkan peperangannya. Ketika Yesus tidak memenangkan doanya di Taman Getsemani, tidak akan pernah ada peristiwa kematian-Nya di kayu salib. Karena itu, doa adalah hal yang penting. Ketika kita berdoa, kita menanggalkan semua keakuan dan semua kesombongan kita. Kita menyerahkan kehendak kita, supaya kehendak-Nya yang jadi. Milikilah doa yang benar. Berdoa bukan memaksa Tuhan untuk melakukan yang menjadi tujuan kita, tetapi meminta Tuhan pembelaan, perlindungan, dan kehendak-Nya jadi dalam hidup kita.
Tuhan menjamin hidup kita dengan perjanjian darah-Nya, bahwa kita yang percaya kepada-Nya akan mendapatkan perlindungan sampai garis akhir. Tuhan akan memberi kita Blessing Convenant, tetapi kita harus mengikuti hukum dan aturannya, yaitu menyerahkan semua mimpi kita dalam tangan-Nya dan mengerjakan yang terbaik untuk Tuhan. Jika kita sungguh-sungguh mengikuti aturannya, hidup kita akan menjadi berkat untuk banyak orang. Kekristenan adalah bagaimana kamu bisa berdampak dan menghasilkan buah untuk Kerajaan Sorga. Jangan sia-siakan hidup kita, karena banyak kerinduan Tuhan menanti kita. Berdampak bukan berbicara menjadi seorang dengan title Fulltimer. Kita semua menjadi Fulltimer-nya Tuhan ketika kita sudah full heart mengerjakan apa yang Tuhan percayakan dan hati kita tertuju kepada Kristus.
Mari tanggalkan jubahmu dan ganti dengan jubah Kristus dalam hidupmu. Hidupmu menjadi kerinduan Tuhan. Lepaskan ikat pinggangmu dan ikatkan ikat pinggang dari Kristus; kita tidak boleh memiliki keakuan lagi. Ada mimpi Tuhan yang jauh lebih besar dalam diri kita. Mari kita mau seperti Yesus yang berkata, “Finishing well” di akhir hidup kita. Mari kita belajar bijaksana dan kenakan jubah Yesus, sebab masyarakat di sekitar kita membutuhkan Tuhan. Tanggalkan jubah kita yang lama dan kita akan menjadi anak-anak terang. Anak-anak terang akan memancarkan cahayanya dan lewat hidupnya, orang memuliakan Bapa di sorga.
Demikian hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapa yang di sorga.
Matius 5 : 16
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Armagedon Is Near!
Tanda-tanda peperangan Tuhan dengan Antikristus sudah sangat dekat. Sebelum masa-masa Antikristus, akan ada tanda-tanda yang menyertainya.
Pada waktu itulah si pedurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali. Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.
2 Tesalonika 2 : 8- 10
Sebelum kejadian harmagedon tiba, akan muncul mujizat-mujizat palsu. Mujizat palsu adalah mujizat yang diada-adakan sendiri.
Pada masa-masa kami haus dan rindu akan kebenaran Firman Tuhan, kami percaya dengan apapun yang hamba Tuhan katakan tanpa mengujinya. Padahal kebenaran Firman Tuhan tidak dapat sembarangan ditafsirkan. Ada yang ilmu tafsir yang dinamakan Hermen-eutika atau segala sesuatu harus ditafsirkan ilmunya sesuai dengan kesamaan sejarah, geografis, dan tata bahasa, sehingga kita menghindari diri dari terjemahan yang sembarangan. Kita harus hati-hati dengan roh tipu daya di akhir zaman ini.
Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.
Roma 10:3
Ada yang disebut dengan mujizat emas. Ketika itu, tangan mereka akan dipenuhi dengan serbuk-serbuk emas. Ternyata mujizat palsu itu diadakan dengan mencampurkan glitter dengan serbuk emas yang dimasukkan dalam pendingin, sehingga serbuk itu tersebar di dalam ruangan. Demikian juga dengan mujizat minyak. Tangan akan tiba-tiba dipenuhi dengan minyak. Ternyata minyak itu dihasilkan dari minyak aromaterapi yang diberi blower, sehingga orang-orang yang ada dalam ruangan tersebut tangannya menjadi berminyak.
Dalam banyak KKR, sebagian kejadian kesembuhan yang dialami bisa saja benar-benar dari Tuhan, tetapi sebagian hanya terjadi karea euforia semata, bahkan ada juga kesembuhan yang berasal dari setan.
Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu – namun engkau kaya – dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah iblis. Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah kamu setia sampai mati, dan Aku aku mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Wahyu 2:9-10
Cara berpikir anak Tuhan tentang berbuah telah mengalami perubahan. Mereka merasa merasa memiliki buah apabila memiliki mobil mewah, pacar yang cantik/tampan, bahkan mereka berpikir memiliki buah ketika gerejanya bertambah banyak. Kata “kaya” pada ayat di atas diartikan bukan kaya secara materi, tetapi kaya akan pengenalan Firman Tuhan. Alkitab menjelaskan, buah dari gereja bukan dilihat dari banyaknya jemaat, tetapi kesetiaan jemaat untuk mempertahankan kebenaran.
Tidak semua pujian penyembahan benar kala ini. Musik bukan penyembahan. Musik hanya salah satu cara kita menyembah Tuhan. Tuhan ingin kita menyembah dia di dalam Roh dan Kebenaran. Menyembah dalam Roh dan Kebenaran bukan kita menyanyi di gereja saja, tetapi bagaimana hidup kita menjadi penyembahan di hadapan Tuhan. Kalau dalam hidup kita seringkali mengeluh dan tidak hidup dalam kebenaran Firman Tuhan, sesungguhnya hidup kita tidak melakukan penyembahan kepada Tuhan. Ucapan syukur kita bukan ketika kita menyanyikan/menciptakan lagu, tetapi Tuhan lebih suka ketika kita menghidupi lagu tersebut. Jangan salah berpikir! Penyembahan bukan hari minggu di gereja saja, tetapi setiap hari dalam hidup kita haruslah menjadi penyembahan bagi Tuhan.
Antikristus sebenarnya dimulai dari gereja itu sendiri. Timbulnya Antikristus karena banyak anak Tuhan yang tidak mengalami perjumpaan dengan Tuhan yang sungguh-sungguh mengubahkan. Anak-anak Tuhan seringkali menganggap peristiwa perjumpaan dengan Tuhan dalam KKR. Mereka merasa mengalami Tuhan, tetapi bahayanya jika ternyata semuanya itu tidak berasal dari Tuhan. Mereka merasa mengenal Tuhan, tetapi mereka merekayasa Yesus dari pikiran mereka sendiri. Orang-orang yang demikian sudah sangat dekat dengan nabi palsu.
Petrus pun pernah menjadi rasul palsu. Dia membayangkan Yesus tidak perlu mati di kayu salib. Tetapi Yesus berkata, “Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia” (Markus 8:33). Kalau kita mau tahu kerinduan Tuhan, kita harus sepakat dengan konsep Firman Tuhan. Biarkan apa yang Tuhan mau terjadi dalam hidup kita. Jangan hanya dengarkan apa kata orang tanpa pengenalan yang benar akan panggilan Tuhan. Ketika kita tidak tahan dengan proses pembentukan, kita akan bisa dengan sengaja memunculkan kemampuan kita, sehingga kita akan berusaha menonjolkan diri kita dibandingkan Kristus.
Ciri dari Armagedon adalah munculnya Nabi Palsu, Mujizat Palsu, Kebenaran Palsu, dan Gereja yang Palsu. Gereja yang palsu hanya akan mempertontonkan semua kekayaan versi dunia. Dia mengatakan ini berasal dari Tuhan dan menyesatkan pikiran jemaat. Mereka akan lebih banyak menceritakan hamba Tuhannya dibandingkan Kristus itu sendiri. Karena itu, gereja di dunia saat ini sedang berada di ujung tanduk; akan ada pemurnian dari Tuhan. Gereja yang mengikuti pola pikir pendurhaka, dia akan menjadi Antikristus itu sendiri. Gereja yang benar bukan berarti gereja yang tanpa celah. Seperti gereja di Smirna, mereka miskin tetapi Tuhan melihat mereka begitu setia.
Armagedon sudah sangat dekat. Mari kita belajar kebenaran Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh. Firman Tuhan katakan dalam 3 Yohanes 1:4, “Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran.” Adalah sukacita Tuhan apabila kita hidup dalam kebenaran. Dan Kebenaran itu memampukan kita untuk mengalahkan hambatan-hambatan yang iblis buat dalam hidup kita.
Hari sudah menjelang pagi. Mari kita telanjangi perbuatan kita dan bertobat. Hari Tuhan sudah dekat. Tetapi Tuhan berkata, siapa yang bertahan dengan pemikiran yang benar akan diselamatkan. Mari kita relakan hati kita untuk dimurnikan, dikuduskan, dan dibenarkan oleh Tuhan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Jesus Freak!
Di jaman sekarang ini, seringkali hamba Tuhan yang menyampaikan kebenaran Firman Tuhan dikatakan aneh. Padahal yang aneh adalah yang berasal dari dunia ini. Kita harus waspada, karena kita akan kehilangan generasi penerus kita. Banyak sekali orang yang menduplikasi kesenangan dunia untuk dibawa ke dalam gereja. Sehingga secara tidak sadar, gereja sedang memanipulasi kesenangan yang datangnya dari Tuhan. Kesenangan yang datangnya benar-benar dari Tuhan adalah ketika kita melakukan Firman Tuhan.
Saat ini nilai-nilai Firman Tuhan sudah mulai berubah. Tepatlah apa yang dikatakan Firman Tuhan bahwa gereja akan mengundang guru-guru palsu, badut-badut entertainment, pelawak-pelawak, dan orang-orang yang tidak takut akan Tuhan dalam kepengurusan gereja maupun persekutuan doa karena mereka sanggup memberikan ide-ide untuk mendatangkan banyak orang. Gereja Tuhan secara tidak sadar memiliki kehidupan kekristenan yang berfokus pada ibadah saja. Mereka berfokus untuk memikirkan bagaimana mempertahankan jumlah jemaat di ibadah yang ada, tetapi tidak takut kalau jemaat tidak melakukan kebenaran Firman Tuhan. Gereja Tuhan hari-hari ini sedang berusaha membuat imitasi sukacitanya Tuhan. Banyak orang lebih tertarik dengan hal yang menyenangkan daripada bersekutu dengan Tuhan. Padahal sebuah sukacita yang penuh hanya akan kita alami ketika kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan, seperti sukacita rasul-rasul pada jaman dahulu adalah melakukan penginjilan damai sejahtera apapun resikonya.
Generasi sekarang akan menjadi generasi yang terhilang. Di banyak negara, banyak gereja yang ditutup dan menjadi gedung bioskop dan bar-bar. Karena ada injil lain yang sebenarnya bukan injil Kristus, yang mengatakan bahwa semua hal yang baik-baik saja. Injil itu mengatakan bahwa Yesus ingin kamu kaya, bahagia, dan hanya berfokus pada kamu, kamu, dan kamu. Sehingga ketika disurvey, “Apakah kamu percaya Yesus sebagai Tuhan?” Hampir 50% dari generasi ini mengatakan bahwa Yesus tidak pernah ada. Hal ini sangat mengkhawatirkan. Generasi ini sedang menuju kepada generasi terakhir yang tidak dapat menyampaikan aman agung Tuhan untuk memberitakan injil damai sejahtera.
Belajar dari seorang Yosua, dia hidup dalam sebuah generasi yang dibesarkan dengan air mata, generasi yang hidup didalam peringatan-peringatan dari Tuhan. Dia memiliki roh yang takut akan Tuhan. Dia juga memiliki keberanian yang suci untuk memberitakan Firman Tuhan. Namun setelah Yosua, tidak ada generasi yang memuliakan Tuhan, karena generasi itu dinina bobok-kan dengan keberhasilan generasi sebelumnya. Kekristenan kala ini seperti bisnis di dalam gereja. Banyak orang dihibur dengan banyak kotbahnya yang menyenangkan telinga mereka sendiri. Apa yang diberitakan adalah tentang kesuksesan dan berkat semata. Akan tetapi, dalam kekristenan yang salah itu, tidak pernah diwartakan tentang pemisahan di akhir zaman. Generasi yang seperti ini tidak dapat menghadapi masa-masa anti krisus.
Mari kita sadari bahwa kita adalah pejuang-pejuang Tuhan. Kita perlu belajar peka. Ketika kita tidak peka, kita akan melihat anak-anak kita mencari Yesus yang asing, Yesus palsu, yang dibuat oleh dunia ini. Zaman dahulu, rasul-rasul terus bersaksi tentang Kristus sekalipun mereka harus dianiaya. Namun sekarang, begitu banyak orang yang takut dikatakan aneh jikalau kita menantang jiwa-jiwa percaya kepada Kristus. Banyak juga yang takut dikatakan aneh kalau menyampaikan kebenaran bahwa kita harus kembali kepada Firman yang benar. Mungkin mereka takut kehilangan teman, atau takut dipandang terlalu ekstrim.
Generasi jawaban doa adalah mandat Tuhan untuk anda dan saya. Kita punya mandat yang besar untuk menjadikan bangsa-bangsa menjadi murid Kristus. Generasi ini haruslah menjadi generasi yang menjawab semua panggilan Tuhan. Generasi ini butuh tangan-tangan yang mau dipakai oleh Tuhan untuk mengerjakan karya yang indah untuk Tuhan. Seperti sebatang panah di tangan pahlawan, kita menjadi anak panah yang dipakai Tuhan untuk menggenapi mimpi-mimpi Tuhan dalam hidup kita. Ini panggilan Tuhan yang terakhir untuk generasi ini. Bahwa kita harus sungguh-sungguh mempersiapkan hari kedatangan Tuhan yang sudah tidak lama lagi.
Tuhan akan datang dan mengadakan pemisahan antara gandum dan ilalang di akhir jaman. Karena itu mari kita menjawab doa-doa Tuhan. Mari kita menjadi generasi yang melahirkan generasi penuntas yang melaksanakan karya amanat agung Tuhan. Saat ini Tuhan sedang melihat kita. Tuhan sedang menyelidiki setiap kita. Dia akan mengambil hati orang-orang yang mau menjadi berbeda dengan dunia ini. Waktunya sudah hampir tiba. Dunia dan semua harta yang kita kumpulkan di dunia ini akan kita tinggalkan. Semuanya akan berubah dalam sebuah kehidupan yang kekal bersama-sama dengan Tuhan. Siapkah kita dengan hari kedatangan Tuhan?
Kita memang orang kristen yang aneh bagi dunia ini, tetapi kita tidak aneh bagi Tuhan. Justru yang aneh bagi bumi ini, itulah yang indah bagi Tuhan. Jika kita ikut dunia, kita akan binasa. Jika kita ikut Tuhan, kita akan beroleh hidup yang kekal. Bukan berarti kita tidak boleh menikmati kesenangan di dunia ini, tetapi dalam Firman Tuhan dikatakan bahwa segala sesuatu diperbolehkan, tapi tidak semua membangun. Ketika hidup kita tidak dibangun, hidup kita tidak berbuah.
Hari-hari ini Tuhan rindu kita belajar memuridkan generasi jawaban doa. Mari kita beritakan injil yang benar yang menyatakan bahwa keselamatan hanya ada di dalam nama Yesus Kristus. Kristen yang radikal berkata Yesus adalah Tuhan. Kita perlu kenal Yesus yang asli, yaitu Yesus yang disalibkan dan mati buat dosa-dosa kita. Bukan Yesus yang berdasarkan cerita-cerita orang, atau Yesus menurut versi-versi orang lain.
Dalam Firman Tuhan di ceritakan para rasul yang bekerja. Tetapi mereka tidak pernah berfokus dengan pekerjaan mereka. Karena mereka tahu bukan itu yang terpenting. Kita harus merefleksikan apa yang menjadi fokus kita. Apa yang menjadi kebangganmu? Jika fokus kita adalah pekerjaan kita dan kebanggaan kita saja, mari kita sadari dan berubah. Tuhan haruslah menjadi fokus kita yang terutama. Dalam hidup ini, kita seharusnya melayani sambil bekerja, bukan bekerja sambil melayani. Seluruh hidup kita haruslah kita dipersembahkan untuk Tuhan. Hidup ini seperti uap; sebentar saja selesai, oleh karena itu jangan sia-siakan hidup kita. Mari kita bangkitkan generasi yang takut akan Tuhan. Generasi di bawah kita adalah tanggung jawab kita bersama.
Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.
Yosua 1:8
Apakah kita sudah merenungkan Firman Tuhan siang dan malam? Renungkanlah dan engkau akan berhasil. Kita perlu beri pengajaran kepada anak-anak rohani kita. Jangan ajak mereka jalan-jalan saja. Mari bawa mereka untuk menjadi pengikut Kristus yang sejati. Mulai hari ini mari kita berkomitmen untuk berpuasa dan merenungkan Firman Tuhan. Sebab puasa tanpa merenungkan Firman Tuhan hanyalah diet yang rohani.
Puasa adalah merendahkan diri di hadapan Tuhan, meminta kemurahan Tuhan, serta menanti jawaban dari Tuhan. Percuma memiliki banyak anak dalam persekutuan, tapi bukan itu inti dari kerinduan Tuhan. Inti dari kerinduan Tuhan adalah membawa teman-teman kita untuk mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Sehingga mereka memberitakan kebenaran kepada yang lainnya bahwa Yesus adalah Tuhan. Itu kerinduan Tuhan untuk generasi di akhir jaman ini. Mari, sembari hidup kudus dan benar, kita persiapkan kedatangan Tuhan untuk kedua kalinya yang sudah tidak lama lagi. (EN)
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Raksasa
“Suruhlah beberapa orang mengintai tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel; dari setiap suku nenek moyang mereka haruslah kausuruh seorang, semuanya pemimpin-pemimpin di antara mereka.”
Bilangan 13 : 2
Ingatkah kita dengan kisah dua belas pengintai tanah Kanaan? Dua belas orang pengintai tersebut adalah orang-orang pilihan dari setiap sukunya. Tetapi apa yang mereka lihat? Mereka setuju bahwa tanah Kanaan adalah tanah yang perfect—berlimpah susu dan madunya. Namun, sepuluh pengintai diantaranya memberikan informasi yang tidak menyenangkan. Ternyata ada raksasa yang diam di sana.
Seringkali ketika kita melihat janji Tuhan, kita akan mengintai hal itu lebih dahulu. Janji Tuhan memberikan kebangunan rohani bagi kita. Apa yang sering menjadi reaksi kita ketika mengintai janji yang sudah diberikan Tuhan?
- Alasan yang menghambat kegerakan Tuhan [Ay.28]. “Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana.”
Ada beberapa orang yang ketika melihat janji Tuhan mereka akan berkata “tetapi…,” kata “tetapi” adalah alasan untuk tidak mengikuti kegerakan Tuhan. “Kristen tetapi,” istilahnya. “Tetapi” melunturkan keberanian iman untuk meyakini janji Tuhan. Tidak heran bila alasan “tetapi…” menjadi salah satu raksasa yang sulit dikendalikan. Apa yang menjadi alasan kita untuk tidak percaya akan janji Tuhan? - Menyebarkan kabar busuk [Ay.32a] “Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka,”
Suatu pernyataan yang dirasa buruk bagi beberapa pengintai yang tidak percaya lagi akan janji Tuhan disebarkan oleh mereka melalui kabar busuk. Seseorang yang memandang segala sesuatunya buruk memiliki ketidakberesan di area gambar diri. Secara tidak sadar, ia tidak percaya bahwa Tuhan menjadikan segala sesuatunya baik bagi dirinya. Parahnya, kabar busuk yang disebarkan dapat memengaruhi orang lain. Pada Bilangan 14:1 bangsa Israel menjadi bersungut-sungut dan sedih pada Tuhan. Padahal yang mereka dengar hanyalah pendapat dari beberapa pengintai yang penakut dan tidak percaya pada Allah yang menyertai mereka. Belajarlah untuk tidak terpicu menyebarkan kabar buruk. Pandang saja Tuhan dan percaya!
- Merasa bahwa orang lain memikirkan hal yang buruk tentangnya [Ay.33] “dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami.”
Merasa minder, tidak percaya diri, dan berprasangka buruk adalah ciri-ciri orang yang harus dipulihkan di area gambar diri. Bagaimana kita dapat melawan ‘raksasa’ kalau kita masih saja terus menganggap diri sendiri adalah ‘belalang’? Seharusnya kita mengalahkannya dengan Firman Tuhan.
Bagaimana seharusnya yang menjadi respon kita ketika melihat ‘raksasa’ dalam perjalanan mendapatkan janji Tuhan? [1 Samuel 17:45] Respon Daud luar biasa ketika menghadapi musuh dari Filistin. Tidak lari dan putus asa, tetapi ia menyertakan Tuhan. Respon seperti ini sama seperti dua pengintai yang menantang kemustahilan, yaitu Yosua dan Kaleb.
Percaya akan kuasa Tuhan. Iman percaya Yosua dan Kaleb membawa mereka menerima tanah yang dijanjikan oleh Tuhan. Percaya juga mendatangkan mukjizat [Matius 13:58]. Janji Allah memperkuat iman. [Roma 4:19-22]
PERCAYALAH BAHWA ALLAH SANGGUP MELAKUKAN PERKARA-PERKARA YANG BESAR! KALAHKAN RAKSASAMU!
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Menjadi Tentara Kristus
Tahun 2018 adalah tahun bangkitnya pahlawan-pahlawan Tuhan. Menjelang kedatangan Tuhan yang semakin dekat, Tuhan menantikan anak-anakNya menjadi tentara-tentara Kristus yang bangkit bagiNya. Tentunya menjadi seorang tentara Kristus bukan perkara yang mudah. Ada kriteria-kriteria khusus yang harus dimiliki oleh seorang tentara Kristus. Tanpa memenuhi kriteria-kriteria tersebut, seseorang tidak akan bisa tentara Tuhan yang menang di akhir jaman.
Seorang tentara Kristus berfokus pada Kristus.
Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.
2 Timotius 2:3-4
Para pengatur pasukan haruslah berbicara kepada tentara, demikian: Siapakah orang yang telah mendirikan rumah baru, tetapi belum menempatinya? Ia boleh pergi dan pulang ke rumahnya, supaya jangan ia mati dalam pertempuran dan orang lain yang menempatinya. Dan siapa telah membuat kebun anggur, tetapi belum mengecap hasilnya? Ia boleh pergi dan pulang ke rumahnya, supaya jangan ia mati dalam pertempuran dan orang lain yang mengecap hasilnya. Dan siapa telah bertunangan dengan seorang perempuan, tetapi belum mengawininya? Ia boleh pergi dan pulang ke rumahnya, supaya jangan ia mati dalam pertempuran dan orang lain yang mengawininya.
Lagi para pengatur pasukan itu harus berbicara kepada tentara demikian: Siapa takut dan lemah hati? Ia boleh pergi dan pulang ke rumahnya, supaya hati saudara-saudaranya jangan tawar seperti hatinya. Apabila para pengatur pasukan selesai berbicara kepada tentara, maka haruslah ditunjuk kepala-kepala pasukan untuk mengepalai tentara.
Ulangan 20:5-9
Seorang tentara Kristus tidak memusingkan dirinya dengan masalah penghidupannya, tetapi hidupnya hanya berfokus pada Kristus. Seorang yang berfokus pada Tuhan semua aspek hidupnya akan dipersembahkan untuk kemuliaan Tuhan. Kitab Ulangan menjelaskan bahwa untuk menjadi tentara harus merelakan segalanya dan berfokus pada peperangannya.
Untuk menjadi seorang tentara Kristus, kita haruslah mengosongkan diri. Proses mengosongkan diri akan dapat kita kita lakukan ketika kita sudah mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Seperti seorang Paulus yang mengatakan bahwa, bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Filipi 1:21), dia telah mengosongkan dirinya untuk hidup bagi Kristus. Bagi seorang Paulus, mati adalah sebuah keuntungan karena bertemu dengan Tuhan, tetapi jikalau ia harus hidup, maka hidupnya haruslah berbuah. Seperti itulah hidup yang berpusat pada Tuhan: Hidup yang berbuah. Apa yang menjadi kebanggaan kita? Semua kebanggaan kita tidaklah berarti ketika kita semakin mengenal Kristus. Ketika Kristus adalah yang terutama dalam hidup kita, kita akan selalu memberikan segala yang terbaik untuk kemuliaan nama Tuhan.
Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
Filipi 3:7-8
Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
Filipi 1:21
Seorang tentara Kristus memiliki Kesetiaan dan Loyalitas
Tuhan menyukai anak-anakNya yang dengan setia mengikut Dia. Tuhan tidak berkenan dengan orang yang juga “bersahabat” dengan dunia. Firman Tuhan dalam Yakobus 4:4-5 mengatakan bahwa persahabatan dengan dunia berarti permusuhan dengan Allah. Kita harus sadar akan identitas kita. Kita berasal dari Kristus, bukan dari dunia ini. Jadi jangan sampai kita terikat pada dunia yang fana, tetapi terus setia mengikut Tuhan.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah yang kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Roma 12:2
Firman Tuhan katakan, bahwa janganlah kita menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi kita harus mencari apa yang Tuhan mau; yang sempurna dan berkenan bagi Tuhan. Karena itu, kita juga perlu menjaga pergaulan kita. Karena pergaulan yang buruk dapat merusak kebiasaan yang baik. Menjadi pelayan Tuhan bukan hanya sekedar melakukan pelayanan di gereja saja, tetapi kita juga harus menjaga sikap dan perilaku kita sehingga orang dapat melihat Kristus dalam kehidupan anak Tuhan.
Dunia mengajarkan kita untuk punya keinginan daging dan keangkuhan hidup (1 Yoh 2:15-17). Kita akan diajak untuk mengejar kesenangan yang sifatnya hanya sementara. Selanjutnya kita akan dengan mudah menjadi sombong. Padahal untuk menjadi seorang tentara Kristus haruslah memiliki hati hamba: rendah hati. Tentara Kristus harus memiliki sikap yang rela untuk dibentuk dan dilatih supaya menjadi pribadi yang kuat. Seorang tentara Tuhan yang sejati akan rela berkorban untuk Kristus. Justru pengorbanan yang dia lakukan akan membuatnya bersukacita (1 Pet 4:12). Tentara Kristus yang sejati akan rela diutus kemanapun Tuhan mau utus. Karena itu mari kita relakan hati kita untuk dibimbing kemanapun Tuhan mau tuntun kita. Kerelaan hati kita yang seperti ini yang berkenan bagi Tuhan.
Banyak dari antara pahlawan-pahlawan Tuhan yang tidak dapat berperang karena mereka tertawan musuh. Iblis menawan pahlawan-pahlawan Tuhan dengan ikatan dosa, luka masa lalu, kebiasaan-kebiasaan buruk, dan bahkan kutuk. Tetapi Roh Tuhan yang ada dalam diri kita lebih besar dari semuanya. Bahkan Tuhan sudah melepaskan belenggu-belenggu kita, tetapi untuk menjadi seorang yang benar-benar bebas butuh respon dari kita untuk segera lari dari penjara-penjara kita.
Marilah kita rindu Tuhan memakai hidup kita. Hidup kita biarlah menjadi alat untuk menyatakan kemuliaan Tuhan. Jangan tertidur! Mari kita jadi tentara Tuhan yang bangkit di akhir jaman. Berfokus pada Kristus, dan latihlah dirimu untuk menjadi tentara-tentara yang kuat. Latih senjata-senjata kita dan menangkan banyak jiwa bagi Kristus!
- Published in Sermons