Khotbah Pdm. Christin Jedidah : Pengharapan dalam Yesus
Wednesday, 14 April 2021
by Ellen Natalia
Tahun 2020 bukanlah tahun yang mudah untuk dilewati dan tahun 2021 ini mungkin keadaan tidak akan bertambah baik. Bagaimana kita dapat melewati tahun ini dengan penuh kemenangan?
Hanya PENGHARAPAN dalam Yesus yang akan memampukan kita untuk melewati tahun demi tahun.
Seseorang yang tidak memiliki pengharapan akan dengan mudahnya menyerah ketika keadaan yang tidak baik datang dalam hidupnya, tetapi orang yang memiliki pengharapan dapat memandang hari depan dengan penuh kemenangan. Seringkali manusia menaruh pengharapannya kepada manusia dan menjadi kecewa, tetapi pengharapan di dalam Yesus tidak pernah mengecewakan.
Firman Tuhan dalam Yeremia 17:5-6: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri dan yang hatinya menjauh dari Tuhan! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, Ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.“
Dalam terjemahan yang lain di katakan, “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia yang fana, dan yang hatinya berpaling dari Allah.
Ia seperti semak yang kurus dan kerdil di padang gurun, tanpa harapan untuk masa depan. Ia tinggal di padang-padang garam di gurun tandus yang tidak berpenghuni. (Baginya masa-masa yang baik sudah lewat untuk selama-lamanya.) “
Hendaklah hidup kita memiliki pengharapan dan hanya mengandalkan Yesus.
Firman Tuhan mengatakan bahwa orang yang mengandalkan Tuhan adalah seperti pohon yang ditanam di tepi air, dia tidak akan mengalami datang nya panas terik, daunnya akan tetap hijau, tidak kuatir dalam tahun yang kering serta tidak berhenti menghasilkan buah (Yeremia 17:7-8)
Disaat kita mengandalkan Tuhan, maka kita tidak akan kuatir dengan hari depan yang nampak sulit bagi dunia. Orang yang demikian adalah orang yang memiliki kedekatan dan keintiman dengan Tuhan. Yang tertanam dekat pada sumber kehidupan, yaitu Yesus Kristus Tuhan kita.
Hidup yang mengandalkan Tuhan adalah hidup yang berbuah.
Tidak peduli seberapa ‘kering’ nya keadaan di sekelilingnya, seberapa sulit keadaan di sekitarnya, dia akan terus berbuah bagi Kristus; menghasilkan buah pertobatan, buah jiwa, dan buah pelayanan.
Hendaklah kerajinan kita tidak kendor: beribadah dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, walaupun mungkin dari kita tidak dapat beribadah di gedung gereja dan mengikuti ibadah secara online di rumah. Lakukanlah ibadah secara sungguh-sungguh dan dengan sikap hati yang benar, memberikan persembahan hidup kita yang hidup, kudus dan berkenan kepada Nya, itulah ibadah yang sejati.
Hiduplah dengan menghargai setiap waktu yang Tuhan beri, hidup yang Tuhan beri adalah sebuah kesempatan kita untuk melayani Tuhan dan memberikan yang terbaik buat Tuhan. Hiduplah seolah-olah hari ini adalah hari terakhir kita hidup. Layanilah Tuhan dalam segala hal, apapun yang kita lakukan adalah untuk kemuliaan nama Tuhan.
Pengharapan adalah sebuah penantian.
Pengharapan adalah sesuatu yang kita harapkan terjadi, tetapi belum tentu terjadi. Pengharapan adalah sebuah penantian dan seringkali merupakan sesuatu yang kurang mengenakkan kita, karena apa yang kita harapkan belum tentu terjadi.
Sekali lagi, janganlah menaruh pengharapan kepada manusia, karena seringkali pengharapan kepada manusia mengecewakan. Taruhlah pengharapan kita di dalam Yesus yang tidak pernah mengecewakan, sebab Dia yang menjanjikannya adalah setia. Seperti Abraham yang berharap kepada Tuhan dengan imannya, dia menerima janji-janji Tuhan.
“Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu. ” Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. (Roma 4:18-21).
Pengharapan kita di dalam Dia akan mendatangkan sukacita dan damai sejahtera, bukan ketakutan ataupun kekuatiran (Roma 12:12; Roma 15:13). Mari kita memiliki pengharapan di dalam Kristus dalam melewati tahun-tahun ini bersama dengan Yesus. Memiliki sebuah pengharapan membutuhkan iman untuk percaya bahwa kita akan menerima pengharapan itu.
Pdm. Christin Jedidah
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Hidupmu Ditimbang Tuhan
Tuesday, 09 June 2020
by Ellen Natalia
Kita seringkali mendengar kesaksian-kesaksian yang nampak luar biasa, tetapi hanya Tuhan yang mengenal hati manusia. Tidak sedikit orang yang membungkus dirinya dengan hal rohani untuk menutupi dosa dan kedagingannya; mereka melakukannya untuk membangun kerajaan pribadinya, bukan untuk kerajaan Tuhan. Namun Tuhan yang menilai hati kita.
Jangan sampai kita mengalami yang dialami oleh Raja Belsyazar. Dia membangun kerajaan pribadinya, dia takut bila ada yang mengambilnya. Dia hidup dalam rasa tidak aman.
Seringkali rasa tidak aman dapat membuat anak Tuhan berusaha mempertahankan posisinya dengan membungkus dirinya dengan hal-hal rohani. Namun semuanya itu tidak berkenan di hadapan Tuhan.
Raja Belsyazar menemukan tulisan di dinding : “Mene, mene tekel ufarsin”. Mene artinya masa pemerintahannya telah dihitung dan diakhiri. Tekel artinya dia sudah ditimbang oleh Tuhan dan didapati terlalu ringan. Peres artinya kerajaannya akan pecah dan diberikan kepada orang media dan Persia. (Daniel 5:1-30).
Hidup kita ditimbang oleh Tuhan
Jangan sampai di akhir hidup kita, kita didapati terlalu ringan. Kita ditimbang bukan berdasarkan perbuatan baik kita, sebab tanpa Tuhan kita mustahil bisa berbuat baik; Tubuh kita cenderung kepada dosa dan perbuatan jahat. Namun oleh kasih karunia Tuhan, kita dilayakkan oleh Tuhan. Siapa yang percaya Yesus Kristus dan menjadikan Dia pusat dari segala-galanya tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Yoel 2 :28-32 berbicara tentang nubuatan Nabi Yoel. Ada peristiwa yang sudah digenapi, namun juga ada peristiwa yang masih terjadi sampai saat ini. Peristiwa pencurahan Roh Kudus dalam bentuk lidah-lidah api sudah digenapi pada masa para rasul (Kis 2 :14-21). Namun Roh Kudus masih berkarya hingga hari ini. Kita disertai dan diurapi Roh kudus. Roh kudus memampukan Kita melakukan perkara-perkara yang baik. Tuhan akan mencurahkan Roh Kudus untuk memampukan Kita menceritakan Injil sebelum hari kedatangan-Nya tiba.
Hari-hari ini iblis sedang menjual ketakutan diantara anak Tuhan. Ketika mereka hidup dalam ketakutan, membeli produk berdasar rasa takut, bukan karena pengertian. Biarlah rasa aman kita ada di dalam Tuhan. Miliki Iman yang konsisten: percaya kepada Tuhan tidak setengah-setengah, tetapi total kepada Tuhan. Percaya bahwa hidupmu aman dalam pemeliharaan Tuhan.
Waktunya sudah genap, kedatangan Tuhan sudah semakin dekat. Mari beritakan Injil damai sejahtera kepada semua orang. Tinggalkan semua ketakutan kita, karena Tuhan sedang menimbang hidup kita. Kita ditimbang bukan karena perbuatan baik, tetapi cinta kita kepada Tuhan.
Orang yang sungguh-sungguh mencintai Tuhan, hidupnya berakar dalam Firman Tuhan, dan hidupnya pasti berbuah. Orang yang mencintai Tuhan tidak akan menyimpan kepahitan dalam hidupnya, sebaliknya, dia akan memiliki kasih Tuhan. Dalam kasih Tuhan ada penerimaan, ada perbaikan, dan ada perubahan.
Di hari-hari yang semakin buruk, Tuhan tidak menjanjikan hidup tanpa air mata, tetapi Dia berjanji akan terus menyertai kita. Jangan menjadi takut, tetapi percaya dan serahkanlah hidupmu di tangan Tuhan. Dia yang akan memeliharamu. Ijinkan Roh Kudus berkarya dan berkuasa penuh dalam hidup kita. Kita berlari dalam panggilan sorgawi; bukan untuk mahkota yang fana, melainkan untuk mahkota kekal yang disediakan-Nya bagi kita.
- Published in The Shepherd's Voice