Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Perjanjian dengan Tuhan
Dari sepanjang sejarah kebenaran Firman Tuhan, ada satu kata yang menjadi intipati dari keseluruhan Alkitab, yaitu Perjanjian. Perjanjian adalah sesuatu yang bersifat selama-lamanya. Perjanjian yang disebutkan dalam Firman Tuhan adalah perjanjian antara Bapa dengan manusia, dan itu berlaku kekal selama-lamanya.
Hari-hari ini ada banyak kebangunan rohani yang terjadi; ada yang dari Tuhan, ada yang dari setan, ada pula yang dari manusia itu sendiri. Apabila kita melihat sejarah kebangunan rohani, kita akan dapat melihat bahwa kebangunan rohani adalah inisiatif Tuhan untuk menjangkau dan menjamah manusia. Tidak ada kebangunan rohani dari hasil paksaan manusia. Seperti kebangunan rohani yang terjadi di Tiongkok, mereka sungguh-sungguh menyembah Tuhan di gereja-gereja bawah tanah meskipun tanpa musik atau poster-poster promosi. Kita harus belajar dengan peka tentang Firman Tuhan. Firman Tuhan adalah iya dan amin, sebab di dalam Firman Tuhan tidak ada roh pura-pura, roh penipuan,dan kesaksian-kesaksian palsu.
Kita harus peka menghadapi kondisi jaman, karena begitu banyak penyesatan yang terjadi. Penyesatan bukan berasal dari luar, tetapi berasal dari rumah Tuhan itu sendiri.
Kita akan sulit membedakan mana yang sungguh-sungguh mengalami kuasa Roh Kudus dengan kuasa kudalini. Kudalini adalah gerakan yang menyebutkan bahwa kita adalah tuhan-tuhan kecil yang mampu menyembuhkan diri sendiri. Tetapi dari buahnya kita bisa mengenal mereka. Buah yang dimaksud adalah buah di dalam Kristus, bukan buah yang terlihat dari mata jasmani kita. Kita perlu hati-hati dan menjadi peka. Karena itu, pengajaran Alkitab itu penting untuk menghindari hal yang tidak alkitabiah di sekitar kita. Kita harus menyatakan kebenaran. Kita harus mendengarkan Gembala Agung kita, yaitu Yesus Kristus. Adalah sebuah fenomena yang aneh apabila anak Tuhan tidak tahu seperti apa suara Tuhan itu. Mereka yang tidak sungguh-sungguh mau digembalakan tidak akan bisa mendengarkan suara Gembalanya, karena seharusnya domba dapat mendengarkan suara gembalanya.
Begitu banyak rupa-rupa pengajaran. Tetapi pengajaran yang benar berasal dari Firman Tuhan yang murni; yang tidak dicondongkan kepada keinginan pribadi. Manusia seringkali mencari ayat yang mendukung kondisinya, dan Tuhan ijinkan semua terjadi karena manusia punya free will. Sama halnya ketika Tuhan memanggil 12 murid, dan Tuhan tahu bahwa 1 orang akan mengkhianati dia. Tuhan yang memilih kita, bukan kita yang memilih Tuhan. Kita tidak bisa memilih jalan kita sendiri; Dia-lah yg memilihkan jalan bagi kita jikalau Tuhan adalah gembala bagi kita. Kalau kita memilih jalan hidup kita sendiri, kita akan mudah digembalakan oleh pikiran kita sendiri.
Ketika kita memiliki perjanjian dengan Tuhan, mimpi kita bukannya mimpi kita lagi, melainkan mimpi Kristus di dalam kita. Perjanjian dengan Tuhan adalah detik dimana kita sadar bahwa Yesus adalah Gembala Agung kita.
Kita tidak boleh menghitung ukuran keberhasilan menurut jam orang lain. Kalau belum waktunya bagi kita diangkat oleh Tuhan, janganlah angkat diri kita sendiri. Percaya bahwa Tuhan yang menuntun langkah-langkah kita. Janganlah kita menganggap remeh kuasa Tuhan atas diri kita. Ia terlebih sanggup dan tahu kapan waktu yang terbaik untuk mengangkat setiap kita.
Ketika Daud habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud; dan Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri. Pada hari itu Saul membawa dia dan tidak membiarkannya pulang ke rumah ayahnya. Yonatan mengikat perjanjian dengan Daud, karena ia mengasihi dia seperti dirinya sendiri. Yonatan menanggalkan jubah yang dipakainya, dan memberikannya kepada Daud, juga baju perangnya, sampai pedangnya, panahnya dan ikat pinggangnya. Daud maju berperang dan selalu berhasil ke mana juga Saul menyuruhnya, sehingga Saul mengangkat dia mengepalai para prajurit. Hal ini dipandang baik oleh seluruh rakyat dan juga oleh pegawai-pegawai Saul.
1 Samuel 18:1-5
Yonatan menanggalkan jubah dan ikat pinggangnya. Jubah berbicara kerinduan, perlindungan, ego. Yesus pun juga melakukan hal yang sama. Ia mati di kayu salib. Yesus menanggalkan jubah dan keakuan-Nya sebagai manusia untuk digantikan dengan kehendak Bapa yang mengutus Dia. Ketika kita hidup dalam perjanjian dengan Tuhan, seharusnya pemikiran Tuhan menjadi pemikiran kita.
Yang mengaku sudah lama jadi anak Tuhan tetapi tidak memahami hukum perjanjian. Jika kita ingin mengikat perjanjian dengan Tuhan, kita harus lepaskan jubah kita. Kita kenakan jubah yang baru, yaitu jubah Kristus. Sejak itu, kita menyerahkan segalanya dalam tangan Tuhan. Sudahkah kita melakukan ketentuan-ketentuan di dalam perjanjian dengan Tuhan? Itu berbicara bagaimana kita bisa mengikuti kerinduan Tuhan. Kita melepaskan semua ego dan perlindungan kita untuk mengikuti kehendak Kristus. Apakah kita sudah terikat perjanjian dengan Tuhan? Percayalah bahwa perjanjian itu kekal selama-lamanya. Jika kita menerima Yesus dengan sungguh-sungguh, nama kita akan tercatat dalam kitab perjanjian Tuhan.
Jumat Agung adalah peristiwa kematian Tuhan Yesus. Peristiwa ini tidak akan pernah ada jika Yesus tidak memenangkan peperangannya. Ketika Yesus tidak memenangkan doanya di Taman Getsemani, tidak akan pernah ada peristiwa kematian-Nya di kayu salib. Karena itu, doa adalah hal yang penting. Ketika kita berdoa, kita menanggalkan semua keakuan dan semua kesombongan kita. Kita menyerahkan kehendak kita, supaya kehendak-Nya yang jadi. Milikilah doa yang benar. Berdoa bukan memaksa Tuhan untuk melakukan yang menjadi tujuan kita, tetapi meminta Tuhan pembelaan, perlindungan, dan kehendak-Nya jadi dalam hidup kita.
Tuhan menjamin hidup kita dengan perjanjian darah-Nya, bahwa kita yang percaya kepada-Nya akan mendapatkan perlindungan sampai garis akhir. Tuhan akan memberi kita Blessing Convenant, tetapi kita harus mengikuti hukum dan aturannya, yaitu menyerahkan semua mimpi kita dalam tangan-Nya dan mengerjakan yang terbaik untuk Tuhan. Jika kita sungguh-sungguh mengikuti aturannya, hidup kita akan menjadi berkat untuk banyak orang. Kekristenan adalah bagaimana kamu bisa berdampak dan menghasilkan buah untuk Kerajaan Sorga. Jangan sia-siakan hidup kita, karena banyak kerinduan Tuhan menanti kita. Berdampak bukan berbicara menjadi seorang dengan title Fulltimer. Kita semua menjadi Fulltimer-nya Tuhan ketika kita sudah full heart mengerjakan apa yang Tuhan percayakan dan hati kita tertuju kepada Kristus.
Mari tanggalkan jubahmu dan ganti dengan jubah Kristus dalam hidupmu. Hidupmu menjadi kerinduan Tuhan. Lepaskan ikat pinggangmu dan ikatkan ikat pinggang dari Kristus; kita tidak boleh memiliki keakuan lagi. Ada mimpi Tuhan yang jauh lebih besar dalam diri kita. Mari kita mau seperti Yesus yang berkata, “Finishing well” di akhir hidup kita. Mari kita belajar bijaksana dan kenakan jubah Yesus, sebab masyarakat di sekitar kita membutuhkan Tuhan. Tanggalkan jubah kita yang lama dan kita akan menjadi anak-anak terang. Anak-anak terang akan memancarkan cahayanya dan lewat hidupnya, orang memuliakan Bapa di sorga.
Demikian hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapa yang di sorga.
Matius 5 : 16
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : The Gate of The Past
Pernahkah anda terkunci? Ketika kita terkunci, kita akan menjadi sangat gelisah dan takut. Sama halnya dengan kehidupan kita. Akan ada masa dimana kita mengalami kesukaran dalam hidup kita. Kita merasa tidak bisa bergerak dan semua jalan tertutup. Kita mengalami masa yang sulit sehingga kita bisa menjadi tawar hati. Mungkin kita berusaha berteriak kepada Tuhan atau kepada orang-orang di sekitar, namun tidak ada satupun yang menolong. Kita ingin mendobrak atau mencungkil pintu tersebut, namun tidak kunjung berhasil.
Seorang Daud pun pernah mengalami masa-masa yang sulit baginya. Ketika Saul hendak membunuhnya, dia ketakutan dan melarikan diri. Ketika Daud di Gat, dia bahkan berpura-pura gila supaya tidak dikenali oleh Raja orang Gat (1 Samuel 21:10 -15). Dulunya dia mengalahkan banyak musuh dalam peperangan, seharusnya dia bisa mengalahkan Raja orang Gat tersebut. Tetapi Daud sedang mengalami keletihan dan tawar hati, sehingga ia melakukan hal itu. Banyak dari kita yang terkunci dan kita tidak dapat keluar, kita bisa berlaku seperti Daud. Yang terjadi adalah kita menjadi depresi, takut dan melakukan hal-hal yang diluar kebiasaan kita. Ketika Tuhan mengijinkan keadaan dalam hidup kita, seolah-olah pintu terkunci dan kita tidak bisa membukanya. Tetapi Tuhan berjanji, bahwa selalu ada jalan keluar bagi anak-anak Tuhan yang mengandalkan-Nya.
Daud mendapatkan kekuatannya kembali ketika dia melarikan diri ke gua Adulam. Dia melihat banyak orang yang memiliki kondisi yang lebih parah daripada dia. Dia kemudian berdoa dan mencari Tuhan. Siapa yang kita cari ketika kita mengalami masalah? Tuhan atau hal-hal lain yang seolah-olah mampu menjawab permasalahan kita? Tuhan haruslah menjadi yang pertama dan terutama dalam hidup kita.
Tetapi orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang yang dikhususkan itu, karena Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda, mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu. Lalu bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel. Yosua menyuruh orang dari Yerikho ke Ai, yang letaknya dekat Bet-Awen, di sebelah timur Betel, dan berkata kepada mereka, demikian: “Pergilah ke sana dan intailah negeri itu.” Maka pergilah orang-orang itu ke sana dan mengintai kota Ai. Kemudian kembalilah mereka kepada Yosua dan berkata kepadanya: “Tidak usah seluruh bangsa itu pergi, biarlah hanya kira-kira dua atau tiga ribu orang pergi untuk menggempur Ai itu; janganlah kaususahkan seluruh bangsa itu dengan berjalan ke sana, sebab orang-orang di sana sedikit saja.” Maka berangkatlah kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu ke sana; tetapi mereka melarikan diri di depan orang-orang Ai. Sebab orang-orang Ai menewaskan kira-kira tiga puluh enam orang dari mereka; orang-orang Israel itu dikejar dari depan pintu gerbang kota itu sampai ke Syebarim dan dipukul kalah di lereng. Lalu tawarlah hati bangsa itu amat sangat.
Yosua 7:1-5
Mengapa ada pintu yang tidak bisa dibuka? Dosa yang membuat hidup kita tidak bisa disentuh lagi oleh Tuhan. Ayat di atas menceritakan murka Tuhan terhadap seluruh bangsa Israel karena ada seorang di antara orang Israel yang mencuri barang-barang yang dikhususkan. Tuhan memerintahkan kepada orang Israel untuk tidak mengambil barang-barang tersebut. Karena dosa seorang saja menjadi sebuah dosa korporat. Adakah itu terjadi dalam hidupmu? Seseorang melakukan dosa, seluruh keluarganya harus menanggung kekacauan akibat dosa yang telah dilakukan orang tersebut. Tetapi Tuhan rindu kita memiliki integritas untuk melawan dosa-dosa kita dengan kekuatan Roh Kudus, supaya jangan orang lain menerima akibat dari dosa yang kita lakukan.
Di dalam kitab Yosua, diceritakan Yosua memerintahkan pengintai-pengintai untuk mengintai Ai. Tuhan memerintahkan seluruh bangsa itu untuk pergi ke Ai dan melawan mereka. Tetapi pengintai-pengintai itu meremehkan orang-orang Ai karena jumlahnya yang sedikit. Mereka meminta Yosua hanya mengerahkan 3000 orang saja untuk berperang melawan orang-orang Ai. Bangsa Israel kemudian melarikan diri dari negeri itu karena 36 orang dari mereka mati dalam pertempuran, dan mereka pun menjadi tawar hati. Karena seringnya mereka memperoleh kemenangan dari peperangan-peperangan yang sebelumnya, mereka meremehkan musuh mereka. Mereka berpikir bahwa Tuhan yang membela mereka. Padahal mereka sendiri yang tidak taat kepada perintah Tuhan. Inilah yang membuat pintu tidak bisa dibuka; kita menganggap remeh musuh kita. Sekali saja kita tidak taat pada Tuhan, kita akan bisa mengalami kekalahan.
Tawar hati bisa terjadi dalam hidup kita. Mungkin kita mengusahakan sesuatu dan selalu gagal, atau kita mengerjakan sesuatu yang selalu salah. Apa masalahnya? Karena kita seringkali mengandalkan diri sendiri dan tidak mengindahkan suara Tuhan dalam hidup kita. Suara Tuhan itu penting, karena itulah yang menjadi terang bagi jalan kita. Kita juga jangan hanya mengikuti keinginan kita sendiri atau mungkin hanya mengikuti apa yang sekeliling kita katakan. Mari kita ikuti apa yang Tuhan katakan.
Yosua menyesal dan frustasi karena kekalahannya melawan Ai. Dia mengoyakkan jubahnya dan sujud ke tanah. Dia mengalami tawar hati dan takut. Karena sebuah berita kekalahan mengalahkan seribu berita kemenangan. Kita belajar dari Daud dan Yosua, bahwa mereka tidak bisa membuka pintu gerbang kemenangannya karena mereka tawar hati. Disaat mereka tawar hati, mereka mulai memikirkan diri mereka sendiri. Mereka mulai mengasihani diri mereka.
Tuhan berkata kepada Yosua, “Bangunlah! Mengapa engkau sujud demikian? Orang Israel telah berbuat dosa, mereka melanggar perjanjian-Ku yang Kuperintahkan kepada mereka, mereka mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhusukan itu, mereka mencurinya, mereka menyembunyikannya, dan mereka menaruhnya di antara barang-barangnya. Sebab itu orang Israel tidak dapat bertahan menghadapai musuhnya. Mereka membelakangi musuhnya, sebab itu mereka dikhususkan untuk ditumpas. Aku tidak akan menyertai kamu lagi jika barang-barang yang dikhususkan itu tidak kamu punahkan dari tengah-tengahmu.”
Yosua 7:10-12
Satu-satunya jalan untuk kita keluar dari pintu yang tertutup adalah kita mengoyakkan jubah kita. Kita mohon ampun kepada Tuhan dan mengerjakan apa yang Tuhan mau. Dia adalah Tuhan yang mendengar dan mengampuni kita. Dia Tuhan yang tidak pernah lupa dengan perbuatan tangan-Nya.
Kegagalan kita seringkali karena kita memiliki keterikatan dengan hal-hal tertentu. Apa yang membuat kamu gagal? Buang semua keterikatan kita. Ketika kita seringkali lebih mempercayai buku-buku motivasi daripada Firman Tuhan, itulah yang menghambat hubungan kita dengan Tuhan. Buku-buku tersebut hanyalah buatan manusia, tetapi Alkitab adalah buatan Tuhan yang dapat kita percaya. Mari kita jangan gantungkan diri kita dengan buku-buku yang menyenangkan daging kita saja, tetapi sebaliknya, kita perlu senantiasa merenungkan Firman Tuhan siang dan malam.
Apa kondisi kita saat ini? Apakah kita sudah menjadi letih dan terpukul seperti Daud? Jika hari ini ada pintu-pintu yang tertutup bagi kita, Tuhan sanggup membalikkan keadaan kita. Mari kita ikut ajaran Firman Tuhan yang benar. Ketika kita menerima Yesus secara pribadi dengan sungguh-sungguh maka Tuhan bertanggungjawab dengan seluruh keselamatan kita. Ia akan bekerjasama dengan roh kita yang rela untuk bersama-sama mempertahankan dan menjaga keselamatan yang sudah pasti menjadi milik kita.
Seperti seorang Samaria yang baik hati, dia menolong seorang yang dipukuli. Dia merawat orang tersebut dan mencukupkan setiap kebutuhan orang tersebut sampai dia sembuh. Seperti itulah Tuhan. Dalam setiap masa, Tuhan selalu memegang tangan kita. Kalau kita menerima Yesus dengan sungguh-sungguh, kita akan menemukan harta yang tersembunyi, yaitu Tuhan sendiri. Kita akan menganggap Yesus yang berharga dan mengasihiNya. Kita akan memperjuangkan segala sesuatu yang memisahkan kita dari Dia.
Ada pengharapan yang pasti dalam Yesus Kristus. Maukah pintu gerbangmu dibuka? Marilah kita bangkit dan jangan tawar hati! Tawar hati membuat kita tidak bisa bergerak di dalam Tuhan. Orang yang tawar hati akan terus meratapi kegagalannya. Hidup kita bukanlah monumen, karena itu buanglah semua berhala dan monumen keberhasilan kita di masa lampau. Mari bangkit dan jadilah terang. Jangan letakkan terang di bawah kolong, tapi angkat terang itu supaya orang dapat melihat terang itu. Jadi terang supaya Yesus yang benar dinyatakan kepada banyak orang lewat hidup kita.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Intimacy With GOD
TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku; Ia telah menjadi keselamatanku. Suara sorak-sorai kemenangan di kemah orang-orang benar: “Tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan, tangan kanan TUHAN berkuasa meninggikan, tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan!” Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan TUHAN.
Mazmur 118:14-17
Berbicara tentang kedekatan dengan Tuhan, kita melihat banyak kata-kata yang dituliskan Daud yang menunjukkan kedekatannya dengan Tuhan. Seseorang bisa dekat dengan orang lain apabila mereka sudah memiliki hubungan cukup lama dengan orang tersebut. Seperti Daud dan Yonatan, mereka bersahabat cukup lama. Bahkan Yonatan bisa merasakan apa yang Daud rasakan ketika Daud dikejar oleh Saul. Yonatan berusaha keras untuk melindungi Daud. Daud dan Yonatan memiliki kedekatan karena mereka bersahabat sejak lama dan memiliki pengalaman bersama-sama.
Kunci utama dalam sebuah hubungan yang indah dengan Tuhan adalah pengalaman. Kita perlu mengerti kehendak Tuhan dalam hidup kita. Bagaimana cara kita mengetahuinya? Filter utama untuk mengerti kehendak Tuhan adalah pengalaman dan pergaulan kita dengan Tuhan. Tuhan memberitahukan perjanjian-Nya dengan orang-orang yang bergaul karib dengan Dia. Mustahil untuk mengenal Tuhan dan kehendak-Nya apabila kita tidak membangun hubungan dengan dia melalui waktu-waktu doa kita. Karena itu, kita harus memberikan waktu yang terbaik untuk berdoa kepada Tuhan. Sebab kita tidak akan bisa mengenal Tuhan dengan doa yang sangat singkat saja.
Kita perlu belajar untuk menjadikan Tuhan sebagai tujuan kita satu-satunya dalam hidup kita. Apa fokus hidup kita? Kita tidak akan berfokus dengan hal lainnya apabila Tuhan adalah fokus utama kita. Ada banyak orang yang begitu mengalami permasalahan dalam hidupnya, berusaha untuk mencari penyelesaian secara instan. Tetapi bukan dengan cara seperti itu. Jika Tuhan adalah fokus hidup kita, kita akan mencari Tuhan terlebih dahulu sebelum kepada hal lainnya. Karena itu kunci pertama untuk dekat dengan Tuhan adalah investasikan waktu yang terbaik untuk Tuhan. Waktu terbaik kita adalah pada waktu pagi hari. Mulailah pagi hari dengan mencari Tuhan.
Kita juga perlu belajar menjadi seorang pendengar yang baik. Karena mendengarkan adalah kunci sebuah hubungan. Jikalau kita minta didengarkan terus menerus tanpa mau mendengarkan, Kita sebenarnya tidak mengenali teman kita. Demikian juga hubungan kita dengan Tuhan. Apabila kita terus berbicara dengan Tuhan tanpa mendengarkan isi hati Tuhan, kita sesungguhnya tidak mengenal Tuhan.
Bagaimana dengan suara Tuhan yang kamu dengar? Suara Tuhan bukan seperti suara robot yang kaku. Suara Tuhan begitu lembut. Suara Tuhan juga bisa sangat keras ketika kita melakukan hal yang tidak berkenan bagiNya. Suara Tuhan juga bisa seperti nyanyian yang menghibur kita. Suara Tuhan yang benar adalah suara seperti seorang pencipta dengan makhluk ciptaanNya. Kita harus bedakan suara Tuhan dengan suara dari Iblis. Suara Tuhan tidak akan membuat kita semakin lemah, sedangkan suara dari Iblis akan memberikan penuduhan di dalam pikiran dan melemahkan kita. Sayangnya, kita seringkali menikmati penuduhan-penuduhan yang diberikan Iblis dalam pikiran kita. Kita bisa menikmati rasa bersalah kita. Banyak orang yang menikmati rasa sakitnya karena masa kecil yang bermasalah. Mungkin kita memiliki luka dengan orang tua kita, sehingga kita merasa suara Tuhan sama seperti orang tua kita. Kita akan merasa bahwa semua suara yang menghakimi dalam pikiran kita adalah suara dari Tuhan. Karena itu, kita perlu memiliki pemulihan dengan orang tua kita, supaya kita juga pulih dalam hubungan kita dengan Tuhan.
Apakah kita sudah mendengarkan suara Tuhan dengan baik? Mari dengarkan suara Tuhan dengan bijaksana. Ada banyak anak Tuhan yang salah dalam mendengarkan suara dalam pikiran mereka. Mereka bisa merasa bahwa suara-suara penuduhan yang berkata “aku tidak akan bisa, aku pembuat kejahatan, aku tidak akan pernah bisa bahagia” adalah suara dari Tuhan. Kebahagiaan kita yang terbesar adalah ketika kita memiliki Kristus. Sebenarnya yang membuat hidup kita tidak bahagia adalah pikiran kita sendiri. Ada banyak orang yang merasa hidupnya tidak bahagia karena mereka tidak memiliki kekayaan. Tuhan mengijinkan itu terjadi, karena Tuhan tahu bahwa ketika kita memilikinya, kita sangat bisa jauh dari Tuhan. Karena itu, rasa cukup yang Tuhan berikan itu baik untuk setiap kita.
Selain menginvestasikan waktu dan mendengar, kita juga harus belajar peka. Seperti Daud dan Yonatan, mereka begitu dekat dan saling peka. Yonatan begitu peka dengan kebutuhan Daud, demikian juga Daud kepada Yonatan. Sudahkah kita peka dengan Tuhan? Tuhan haruslah menjadi sesuatu yang berharga bagi kita. Tuhan kita adalah Tuhan yang cemburu ketika kita lebih mencintai yang lain lebih dari diri-Nya. Ketika kita siap untuk intim dengan Tuhan, kita akan dipakai menjadi pahlawan-pahlawan Tuhan. Mari kita belajar mendengarkan suara Tuhan, apa yang Tuhan mau. Ada tawaran-tawaran dunia yang bisa begitu menggoda kita. Tapi kalau kita belajar menolak apa yang bukan dari Tuhan, kita akan mendapatkan gantinya jauh yang lebih baik.
Belajarlah untuk fokus kepada Tuhan. Fokus artinya berikan waktu yang terbaik untuk Tuhan. Kita renungkan Firman Tuhan dan isi pikiran kita dengan Firman Tuhan itu. Selain itu, kita juga perlu belajar mendengarkan. Suami dan Istri, orangtua dan anak, maupun sesama teman, kita perlu belajar untuk saling mendengarkan. Belajar peka dengan hati Tuhan, jangan membuat Tuhan cemburu karena kita mengasihi yang lain lebih daripada Dia. Milikilah keintiman dengan Tuhan, dan kita akan memiliki kebahagiaan terbesar dalam hidup kita. (EN)
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Pursuit Of God
Semua orang pernah merasa rindu. Kita seringkali rindu dengan orang tua, teman, atau orang-orang kesayangan kita. Tuhan pun sangat merindukan Israel pada masa-masa bulan madu dengan Tuhan. Pada waktu itu ada hadirat Tuhan yang kental dan terasa, mereka begitu bergembira akan Tuhan. Tuhan rindu mengenang masa yang indah tersebut.
Tuhan rindu hati kita seperti anak-anak. Anak-anak tidak ada rasa habisnya dengan rasa “kangen”. Rasa kangen adalah salah satu bagian dalam pengajaran kita akan Tuhan. Kalau kita sudah tidak kangen lagi dengan Tuhan, sebenarnya artinya kita sedang kehilangan sukacita di dalam rumah Tuhan. Ketika kita sudah kehilangan sukacita di dalam rumah Tuhan, kita akan menggantikannya dengan sukacita palsu. Kita bisa memenuhi sukacita kita dengan hal lain atau bersama dengan teman-teman kita yang merupakan sebuah duplikat dari sukacita Sorga.
Mengapa Tuhan merindukan masa-masa bulan madu dengan Israel? Tuhan merindukan Israel pada masa-masa mereka taat kepada Tuhan. Pada masa itu, mereka bersorak-sorai kepada Tuhan. Mereka menjadi anak-anak yang menyenangkan bagi Tuhan. Mungkin dulu kita pernah melihat seorang yang sangat menyenangkan. Namun, ketika bertemu mereka lagi kini, mereka menjadi pribadi yang berubah sama sekali. Apakah kita seperti itu? Dalam siklus kehidupan kita, ada masa-masa dimana kita menjadi sosok yang begitu menyenangkan hati Tuhan. Ketika kita menjadi pribadi yang menyenangkan bagi Tuhan, kita menjadi pribadi yang berbeda di hadapan Tuhan.
Oleh karena itu, ketika kita sering datang ibadah, tapi tidak ada lagi rasa kangen dengan Tuhan, sebenarnya kita sudah menjadi pribadi yang asing.
Pribadi berbicara spirit atau tentang jiwa kita. Meskipun kita tinggal di dalam tubuh, tetapi ketika kita mengalami perubahan ke arah yang positif atau ke arah yang lebih baik, kita menjadi pribadi yang berbeda. Pribadi yang berbeda inilah yang menyenangkan hati Tuhan. Ketika kita melihat teman-teman kita berbuah roh, dia hidup di dalam sukacita Tuhan, kita akan menyenangi pribadinya. Tetapi ketika kita melihat mereka menjadi sosok yang asing, kita merasa tidak mengenalnya. Apakah pribadi kita sekarang adalah pribadi yang menyenangkan hati Tuhan? Apakah kita memiliki kerinduan akan Tuhan? Sekalipun kita hidup dalam dosa, tapi kita perlu menyukai rumah Tuhan. Kita perlu terus mencari-cari Tuhan. Sama seperti Daud, yang setiap saat mencari wajah Tuhan melebihi semua permasalahan-permasalahan yang dia alami.
Satu hal yang telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati bait-Nya
Mazmur 27 : 4
Dalam mazmur Daud, tergambar bahwa Daud mendapatkan sukacita dalam hubungannya dengan Tuhan. Beban hidup semakin besar, bukan berarti menjadi alasan bagi kita untuk tidak mencari wajah Tuhan. Dalam semua permasalahan yang dihadapinya, Daud selalu mencari wajah Tuhan. Ia selalu merindukan Tuhan, sampai dia membuat Mazmur bahwa dia merindukan Tuhan melebihi masalah-masalahnya. Seakan-akan dia rela membayar berapa pun harganya untuk berjumpa dengan Tuhan. Itulah yang disebut kerinduan.
Kita tidak mungkin mengejar Tuhan jikalau kita tidak memiliki kerinduan. Ketika Daud mengejar Tuhan, dia memiliki sebuah gelora kerinduan yang luar biasa. Sama halnya dengan orang yang sangat kita cintai, kita akan merasakan sebuah kerinduan yang dalam kepada orang tersebut. Itulah yang disebut hasrat utama dengan pencarian akan Tuhan. Apakah hari-hari ini anak –anak Tuhan merindukan Tuhan? Apakah hari-hari ini Tuhan dijadikan sebagai Tuhan dalam hidup kita? Sama seperti anak-anak yang selalu rindu dengan orang terdekat mereka. Kita perlu punya hati seperti anak-anak. Ketika kita tidak memiliki hati seperti anak-anak, kita akan susah berjumpa dengan Tuhan. Hati anak-anak akan selalu mencari ayahnya sekalipun dia pernah di marahi atau disakiti.
Semua mazmur yang ditulis oleh Daud hanya tergambar menjadi 2 kata, yaitu “kangen” dan “kecanduan”. Daud mengalami kecanduan akan Tuhan. Apakah kita sudah kecanduan akan Tuhan? Kecanduan akan Tuhan akan membuat kita gelisah jika kita tidak bertemu dengan Tuhan. Hati kita sangat terusik ketika kita tidak berdoa atau tidak mencari Tuhan. Gereja akan penuh dengan api Tuhan jika kita rindu akan Tuhan. Mari kita mencari dan merindukan Tuhan jauh melebihi apapun yang kita anggap berharga. Hati kita juga tempat yg harus kita sediakan penuh buat Tuhan. Banyak anak Tuhan harus belajar mengalami kerinduan akan Tuhan.
Daud memiliki hati seperti anak-anak. Setelah berbuat dosa, dia langsung menangis, memeluk Bapanya dan bertobat. Ketika kita berbuat dosa, apakah yang kita lakukan? Kita pergi ke gereja mencari Tuhan, atau kita semakin menikmati dosa kita? Setelah berbuat dosa, kita akan sungkan dan enggan ke gereja karena merasa tertuduh. Tetapi hati seorang anak kecil tidak seperti itu. Ketika anak kecil berbuat salah, dia akan mencari ayahnya. Ketika kita ada masalah dan sakit, seringkali kita cari hal-hal yang ada di sekitar kita. Banyak anak Tuhan yang ketika menghadapi masalah atau sakit, mereka mencari solusi lewat google terlebih dahulu daripada Tuhan. Mari kita sungguh-sungguh mengejar Tuhan seperti kita mengejar orang yang kita cintai. Jika kita menyelidiki lebih lanjut, Mazmur Daud semuanya berisi ungkapan “kangen” kepada Tuhan. Daud tidak ingin menjauh dari Tuhan. Buku harian Daud isinya bersyukur dan menyembah Tuhan. Apa isi buku harianmu? Awal dari sebuah Great Revival adalah saat kita mencari Tuhan. Mari kita cari Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Mari kita miliki hati yang tulus seperti anak-anak yang selalu punya kerinduan. Miliki hati yang kecanduan akan Tuhan, dan hati yang diikatkan dengan Tuhan. Gereja tidak melarang orang untuk berpacaran. Tapi kita harus mengerti dan melakukan prinsip pacaran yang kudus. Kita harus tahu tempat dan tahu waktu. Kita tidak boleh membuat orang lain yang melihat kita menjadi tersandung; ini prinsip Firman Tuhan. Ketika kita melakukan prinsip Firman Tuhan, kita akan bersukacita dan bergembira. Mengasihi sesama manusia artinya belajar dalam seluruh kehidupanmu jangan membuat orang lain tersandung.
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu, dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
Lukas 10 : 27
Amerika Serikat adalah negara yang mengindustrikan segala sesuatu, termasuk juga dengan gereja Tuhan. Mereka membawa gereja Tuhan dalam industri. Gereja Tuhan sudah terpisah dari kasih karunia Tuhan. Mereka menjadikan rumah Tuhan sarang penyamun. Banyak hamba Tuhan yang pada mulanya mencintai Tuhan menjadi sesat pada akhirnya. Karena itu, seorang hamba Tuhan, Billy Graham, berkata bahwa “Amerika, kembalilah kepada Tuhan!” Kekristenan yang saat ini bukan lagi kekristenan yang bersumber dari alkitab. Banyak orang pergi ke gereja hanya untuk mendengarkan lagu-lagu. Lagu-lagu tersebut bertujuan kepada industri semata.
Penginjil-penginjil di Kisah Para Rasul tidak pernah dibayar. Bagaimana dengan penginjil masa kini?
Banyak yang mencari keuntungan untuk diri mereka sendiri. Pada jaman gereja mula-mula, jemaat akan memberikan semua yang mereka punya, bahkan seluruh hidup mereka dipersembahkan untuk kemuliaan nama Tuhan. Ketika gereja sudah menjadi sebuah industri, sesungguhnya gereja sudah terpisah dari kasih karunia Tuhan. Kekristenan yang sejati adalah kekristenan yang mencari Tuhan, kerinduan akan Tuhan, dan kecanduan dengan Tuhan.
Gereja masa kini berusaha untuk menarik banyak jiwa dengan melakukan banyak program. Banyak program yang hanya menghibur diri sendiri, tapi tidak ada waktu untuk mencari Tuhan. Gereja haruslah mendorong jiwa-jiwa untuk berjumpa dengan Kristus, pencipta kita. Paulus pernah berkata kepada orang di Galilea, “Hai orang Galilea yg bodoh, apa yang mempesona kamu selain pada Kristus yang hidup?” Oleh karena itu tujuan pemberitaan Firman Tuhan bukan untuk kemuliaan hamba Tuhan. Hari-hari ini kemuliaan Tuhan sedang dicuri. Dulu anak-anak Tuhan tidak menonjolkan diri mereka ketika melakukan sesuatu atau menulis buku. Hasil tulisan dari seorang yang sungguh-sungguh memberitakan Firman Tuhan tidak memiliki cover. Apa yang terjadi sekarang? Begitu banyak hamba Tuhan yang “mejeng” di cover buku yang mereka tulis. Seringkali di papan pengumuman gereja ditulis nama-nama orang yang menyumbang perpuluhan untuk gereja. Mari kita tidak mencuri kemuliaan yang sebenarnya bukan milik kita. Mari kita kembalikan kemuliaan hanya kepada Tuhan!
Gereja akan mengalami the Great Revival. Tapi sebelumnya, Tuhan rindu kita punya hati yang rindu akan Dia. Hati yang menginginkan Dia senantiasa. Tuhan mau kita punya hati yang kecanduan akan Dia. Seperti hati Daud yang “kangen” yang amat sangat kepada Tuhan. Hari-hari ini mungin sibuk bekerja atau studi, tetapi kalau kita mencari Tuhan dan kebenarannya, pemeliharaan-Nya sempurna bagi orang-orang yang kudus. Ayo kita mencari Tuhan. Apabila Tuhan diutamakan, musuh-musuh akan dipukul kalah. Ketika musuh Daud menyerang dia, dia tidak memanggil panglima atau triwira terbaiknya, tetapi dia datang kepada Tuhan. Seperti anak kecil yang mengadu kepada ayahnya, dia mengadu kepada Tuhan, dan dia menang. Mari kita minta hati yang merindukan Tuhan, hati yang kecanduan akan Tuhan, dan hati yang terikat dengan Tuhan, sehingga kita menjadi pribadi yang menang dalam kehidupan kita.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Jesus Freak!
Di jaman sekarang ini, seringkali hamba Tuhan yang menyampaikan kebenaran Firman Tuhan dikatakan aneh. Padahal yang aneh adalah yang berasal dari dunia ini. Kita harus waspada, karena kita akan kehilangan generasi penerus kita. Banyak sekali orang yang menduplikasi kesenangan dunia untuk dibawa ke dalam gereja. Sehingga secara tidak sadar, gereja sedang memanipulasi kesenangan yang datangnya dari Tuhan. Kesenangan yang datangnya benar-benar dari Tuhan adalah ketika kita melakukan Firman Tuhan.
Saat ini nilai-nilai Firman Tuhan sudah mulai berubah. Tepatlah apa yang dikatakan Firman Tuhan bahwa gereja akan mengundang guru-guru palsu, badut-badut entertainment, pelawak-pelawak, dan orang-orang yang tidak takut akan Tuhan dalam kepengurusan gereja maupun persekutuan doa karena mereka sanggup memberikan ide-ide untuk mendatangkan banyak orang. Gereja Tuhan secara tidak sadar memiliki kehidupan kekristenan yang berfokus pada ibadah saja. Mereka berfokus untuk memikirkan bagaimana mempertahankan jumlah jemaat di ibadah yang ada, tetapi tidak takut kalau jemaat tidak melakukan kebenaran Firman Tuhan. Gereja Tuhan hari-hari ini sedang berusaha membuat imitasi sukacitanya Tuhan. Banyak orang lebih tertarik dengan hal yang menyenangkan daripada bersekutu dengan Tuhan. Padahal sebuah sukacita yang penuh hanya akan kita alami ketika kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan, seperti sukacita rasul-rasul pada jaman dahulu adalah melakukan penginjilan damai sejahtera apapun resikonya.
Generasi sekarang akan menjadi generasi yang terhilang. Di banyak negara, banyak gereja yang ditutup dan menjadi gedung bioskop dan bar-bar. Karena ada injil lain yang sebenarnya bukan injil Kristus, yang mengatakan bahwa semua hal yang baik-baik saja. Injil itu mengatakan bahwa Yesus ingin kamu kaya, bahagia, dan hanya berfokus pada kamu, kamu, dan kamu. Sehingga ketika disurvey, “Apakah kamu percaya Yesus sebagai Tuhan?” Hampir 50% dari generasi ini mengatakan bahwa Yesus tidak pernah ada. Hal ini sangat mengkhawatirkan. Generasi ini sedang menuju kepada generasi terakhir yang tidak dapat menyampaikan aman agung Tuhan untuk memberitakan injil damai sejahtera.
Belajar dari seorang Yosua, dia hidup dalam sebuah generasi yang dibesarkan dengan air mata, generasi yang hidup didalam peringatan-peringatan dari Tuhan. Dia memiliki roh yang takut akan Tuhan. Dia juga memiliki keberanian yang suci untuk memberitakan Firman Tuhan. Namun setelah Yosua, tidak ada generasi yang memuliakan Tuhan, karena generasi itu dinina bobok-kan dengan keberhasilan generasi sebelumnya. Kekristenan kala ini seperti bisnis di dalam gereja. Banyak orang dihibur dengan banyak kotbahnya yang menyenangkan telinga mereka sendiri. Apa yang diberitakan adalah tentang kesuksesan dan berkat semata. Akan tetapi, dalam kekristenan yang salah itu, tidak pernah diwartakan tentang pemisahan di akhir zaman. Generasi yang seperti ini tidak dapat menghadapi masa-masa anti krisus.
Mari kita sadari bahwa kita adalah pejuang-pejuang Tuhan. Kita perlu belajar peka. Ketika kita tidak peka, kita akan melihat anak-anak kita mencari Yesus yang asing, Yesus palsu, yang dibuat oleh dunia ini. Zaman dahulu, rasul-rasul terus bersaksi tentang Kristus sekalipun mereka harus dianiaya. Namun sekarang, begitu banyak orang yang takut dikatakan aneh jikalau kita menantang jiwa-jiwa percaya kepada Kristus. Banyak juga yang takut dikatakan aneh kalau menyampaikan kebenaran bahwa kita harus kembali kepada Firman yang benar. Mungkin mereka takut kehilangan teman, atau takut dipandang terlalu ekstrim.
Generasi jawaban doa adalah mandat Tuhan untuk anda dan saya. Kita punya mandat yang besar untuk menjadikan bangsa-bangsa menjadi murid Kristus. Generasi ini haruslah menjadi generasi yang menjawab semua panggilan Tuhan. Generasi ini butuh tangan-tangan yang mau dipakai oleh Tuhan untuk mengerjakan karya yang indah untuk Tuhan. Seperti sebatang panah di tangan pahlawan, kita menjadi anak panah yang dipakai Tuhan untuk menggenapi mimpi-mimpi Tuhan dalam hidup kita. Ini panggilan Tuhan yang terakhir untuk generasi ini. Bahwa kita harus sungguh-sungguh mempersiapkan hari kedatangan Tuhan yang sudah tidak lama lagi.
Tuhan akan datang dan mengadakan pemisahan antara gandum dan ilalang di akhir jaman. Karena itu mari kita menjawab doa-doa Tuhan. Mari kita menjadi generasi yang melahirkan generasi penuntas yang melaksanakan karya amanat agung Tuhan. Saat ini Tuhan sedang melihat kita. Tuhan sedang menyelidiki setiap kita. Dia akan mengambil hati orang-orang yang mau menjadi berbeda dengan dunia ini. Waktunya sudah hampir tiba. Dunia dan semua harta yang kita kumpulkan di dunia ini akan kita tinggalkan. Semuanya akan berubah dalam sebuah kehidupan yang kekal bersama-sama dengan Tuhan. Siapkah kita dengan hari kedatangan Tuhan?
Kita memang orang kristen yang aneh bagi dunia ini, tetapi kita tidak aneh bagi Tuhan. Justru yang aneh bagi bumi ini, itulah yang indah bagi Tuhan. Jika kita ikut dunia, kita akan binasa. Jika kita ikut Tuhan, kita akan beroleh hidup yang kekal. Bukan berarti kita tidak boleh menikmati kesenangan di dunia ini, tetapi dalam Firman Tuhan dikatakan bahwa segala sesuatu diperbolehkan, tapi tidak semua membangun. Ketika hidup kita tidak dibangun, hidup kita tidak berbuah.
Hari-hari ini Tuhan rindu kita belajar memuridkan generasi jawaban doa. Mari kita beritakan injil yang benar yang menyatakan bahwa keselamatan hanya ada di dalam nama Yesus Kristus. Kristen yang radikal berkata Yesus adalah Tuhan. Kita perlu kenal Yesus yang asli, yaitu Yesus yang disalibkan dan mati buat dosa-dosa kita. Bukan Yesus yang berdasarkan cerita-cerita orang, atau Yesus menurut versi-versi orang lain.
Dalam Firman Tuhan di ceritakan para rasul yang bekerja. Tetapi mereka tidak pernah berfokus dengan pekerjaan mereka. Karena mereka tahu bukan itu yang terpenting. Kita harus merefleksikan apa yang menjadi fokus kita. Apa yang menjadi kebangganmu? Jika fokus kita adalah pekerjaan kita dan kebanggaan kita saja, mari kita sadari dan berubah. Tuhan haruslah menjadi fokus kita yang terutama. Dalam hidup ini, kita seharusnya melayani sambil bekerja, bukan bekerja sambil melayani. Seluruh hidup kita haruslah kita dipersembahkan untuk Tuhan. Hidup ini seperti uap; sebentar saja selesai, oleh karena itu jangan sia-siakan hidup kita. Mari kita bangkitkan generasi yang takut akan Tuhan. Generasi di bawah kita adalah tanggung jawab kita bersama.
Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.
Yosua 1:8
Apakah kita sudah merenungkan Firman Tuhan siang dan malam? Renungkanlah dan engkau akan berhasil. Kita perlu beri pengajaran kepada anak-anak rohani kita. Jangan ajak mereka jalan-jalan saja. Mari bawa mereka untuk menjadi pengikut Kristus yang sejati. Mulai hari ini mari kita berkomitmen untuk berpuasa dan merenungkan Firman Tuhan. Sebab puasa tanpa merenungkan Firman Tuhan hanyalah diet yang rohani.
Puasa adalah merendahkan diri di hadapan Tuhan, meminta kemurahan Tuhan, serta menanti jawaban dari Tuhan. Percuma memiliki banyak anak dalam persekutuan, tapi bukan itu inti dari kerinduan Tuhan. Inti dari kerinduan Tuhan adalah membawa teman-teman kita untuk mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Sehingga mereka memberitakan kebenaran kepada yang lainnya bahwa Yesus adalah Tuhan. Itu kerinduan Tuhan untuk generasi di akhir jaman ini. Mari, sembari hidup kudus dan benar, kita persiapkan kedatangan Tuhan untuk kedua kalinya yang sudah tidak lama lagi. (EN)
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Evie Mehita : Galah Rangsang dari Tuhan
Generasi jaman kini seringkali disebut sebagai generasi micin. Masakan yang diberi micin akan menjadi makanan yang sedap dan enak, tetapi tidak sehat. Demikian juga dengan gereja Tuhan. Cara pandang gereja masa kini telah juga banyak dibumbui dengan hal-hal yang membuatnya terasa sedap secara dunia, tetapi menjadi gereja yang tidak sehat. Tuhan rindu kita bukan menjadi gereja micin, tetapi Tuhan rindu setiap kita menjadi gereja garam yang hidup dan memberikan dampak untuk orang lain. Tuhan mengasihi setiap kita, tapi apakah kita sudah berfungsi sebagai orang yang dikasihi-Nya?
Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang. Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu.
Kisah Para Rasul 26:14-15
Paulus adalah seorang yang berpendidikan. Bahkan dulu dia merasa sangat mengenal dan dekat dengan Tuhan. Dia berpikir apa yang dilakukannya, yaitu membunuh orang-orang yang percaya Yesus, adalah hal yang benar. Ternyata dia salah! Dialah yang justru menyiksa Tuhan dengan tindakannya. Ketika Tuhan menjumpai Paulus, pikiran Paulus menjadi terbuka. Dia akhirnya sadar bahwa apa yang dilakukannya bukan berasal dari Tuhan, tetapi pikirannya sendiri. Seringkali orang yang merasa sudah berjalan di dalam Tuhan, bisa salah dalam mendengar Firman Tuhan, sehingga memiliki cara pikir yang salah. Maka dari itu kita harus sungguh-sungguh dalam belajar Firman Tuhan supaya kita tidak salah dalam melangkah. Kita perlu mengalami perjumpaan dengan Tuhan supaya pikiran kita senantiasa dibukakan dengan kebenaran.
Dikatakan “…… Sukar bagimu menendang ke galah rangsang”. Apa yang dimaksud dengan galah rangsang? Galah rangsang adalah sebuah alat yang Tuhan pakai untuk menangkap orang-orang yang dikasihiNya. Mungkin kita bisa merasa kesakitan saat Tuhan memasangnya kepada kita. Tetapi galah rangsang itu baik untuk sebagai alat pengendali Tuhan atas hidup kita. Paulus pun mengalami galah rangsang. Dia harus mengalami kebutaan selama 3 hari pada awal mula perjumpaannya dengan Tuhan, selanjutnya dia mengalami penganiayaan demi penganiayaan demi memberitakan kabar tentang Kristus.
Maukah kita mengalami galah rangsang? Galah rangsang itu baik dan itulah yang akan mendewasakan setiap kita.
“sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan.”
Efesus 4 : 13-14
Orang yang dewasa akan siap untuk mengunyah makanan yang keras. Orang yang tidak mau belajar menelan makanan keras dia akan tetap menjadi anak-anak walaupun secara fisik mereka dewasa. Firman Tuhan katakan bahwa kamu harus tumbuh dewasa agar dapat membedakan yang baik dan salah. Orang yang dewasa akan dapat mendengar dan mengenal visi yg benar-benar dari Tuhan, sedangkan orang yang tidak dewasa, dia akan mudah sekali diombang-ambingkan dengan penyesatan yang diajarkan oleh dunia ini.
Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat dihadapan-Nya.
Kolose 1:21-22
Kita bisa secara tidak sadar memusuhi Tuhan. Kita bisa menendang-nendang Firman Tuhan yang rasanya tidak sedap untuk kita. Kita hanya mencintai Firman yang enak di telinga kita. Hati dan pikiran kita tidak mau mendengarkan Firman yang keras dan menegur kita. Janganlah kita keraskan hati kita ketika mendengarkan Firman Tuhan, tetapi terimalah Firman Tuhan dengan hati yang lemah lembut. Di sisi yang lain, kita bisa memusuhi Tuhan dengan menendang keputusan dan kedaulatan Tuhan dalam hidup kita. Kita bisa sangat berontak dengan jalan-jalan Tuhan. Justru ketika kita semakin berontak, kita akan semakin sakit dan terluka. Maka, kita harus belajar untuk diam. Diam artinya berserah. Ada penyerahan yang kita berikan kepada Tuhan. Penyerahan artinya kita taat dan berdamai dengan jalan-jalan yang Tuhan tetapkan dalam hidup kita. Tuhan mau kita memiliki penyerahan, maka mari kita serahkan diri kita dalam tangan Tuhan.
“Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, Ia menjadikan dirinya musuh Allah”
Yakobus 4 : 4
Kita bisa dengan sangat mudah memusuhi Tuhan. Ketika kita bergaul karib dengan dunia, kita bisa memusuhi Tuhan. Tetapi ada kabar baik untuk kita semua: kita diperdamaikan dengan Tuhan. Kita harus belajar taat pada Tuhan. Galah rangsang yang Tuhan berikan kepada itu enak untuk kita, bahkan itu dapat membangkitkan kita kalau kita mau.
Firman Tuhan mengajak kita untuk bersabar. Mari kita menguasai diri kita. Kita sangat tidak dapat menahan sakit ketika mengalami galah rangsang dari Tuhan. Kita bisa seringkali berontak ketika galah rangsang itu ada pada kita. Mari kita belajar menguasai diri kita. Hidup kita janganlah dikuasai oleh perasaan atau mood kita. Orang yang seringkali dikendalikan oleh perasaan adalah orang yang tidak dapat menguasai diri. kuasai diri dan bersabar dalam galah rangsang yang Tuhan berikan. Mari kita menjadi pribadi yang lebih dari seorang pahlawan!
“Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota”.
Amsal 16 : 32
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Berhala Terkuat
Ada begitu banyak dewa-dewa yang disembah oleh manusia di muka bumi ini. Di dalam Alkitab, kita mengenal beberapa dewa yang disembah oleh bangsa-bangsa bukan Israel. Ada dewa dagon, dewa kamon, dewa molokh dan lain-lain. Semua dewa-dewa itu telah berhasil dihancurkan dan ditundukkan oleh Tuhan. Tetapi, ada satu jenis berhala yang begitu kuat dan bahkan kita menyembahnya sampai saat ini. Berhala itu bernama “saya“.
Mengapa “saya” menjadi sebuah berhala? Karena seringkali, segala sesuatunya haruslah berpusat kepada saya dan saya, pada diri sendiri. Semua orang harus mencintai saya, semua orang harus menerima pendapat saya. Inilah berhala yang sangat kuat dan paling sulit untuk dihancurkan.
Kita rindu dicintai, dihargai dan dikasihi. Tetapi sebenarnya kita tidak bisa memaksa orang lain untuk mencintai kita sesuai dengan cara kita. Kita tidak bisa mengatur orang lain untuk mengasihi kita, tetapi kita bisa mengatur diri kita sendiri untuk memberikan cinta pada orang lain, untuk memberikan pengampunan kepada orang lain. Itu adalah prinsip yang Tuhan berikan kepada kita melalui hukumnya yang terutama dan utama.
Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Matius 22: 37-39
Alkitab tidak menyatakan “kasihilah dirimu“, melainkan “kasihilah sesamamu manusia“. Tetapi manusia masih memakai prinsip “kasihilah dirimu“. Kalau kita tidak berhasil mengalahkan berhala bernama “saya” atau diri sendiri ini, kita tidak akan dapat melihat kemuliaan Tuhan dalam diri kita.
Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
2 Korintus 4:16
Apakah hari-hari ini kita tawar hati dengan Tuhan? Kita tawar dengan pengajaran, dengan Firman Tuhan, dengan doa dan kegiatan kerohanian. Bagaimana kita tidak tawar hati, jika kita tidak berhenti memuja diri sendiri. Kita harus stop memuja diri sendiri! Kasih tidaklah egois. Yesus telah menunjukkan diriNya yang tidak menjadikan diriNya manusia menjadi berhala. Ketika akan disalibkan, Yesus berkuasa untuk menyelamatkan diriNya sendiri. Tetapi jika Ia melakukan itu, tentu kita manusia tidak dapat diselamatkan.
Ketika kita pelayanan, tetapi kita mengharapkan suatu kembalian, sebagai upah atas pelayanan kita, kita hanya akan menjadi letih dan capek. Upaya kasih yang kita lakukan melalui pelayanan hanya akan membuat kita tawar hati. Hati yang sedang tawar akan selalu letih dan capek. Para rasul tidak pernah tawar hati. Sebagai contoh, Rasul Paulus diutus untuk pergi ke kota-kota dan bangsa-bangsa lain untuk memperkenalkan Yesus. Rasul Paulus tidak menolak atau bertanya “mengapa harus aku? Yang lain saja“. Ia menerima dan pergi dengan percaya, karena ia tahu, mungkin tanpa pelayanannya, bangsa-bangsa lain tidak dapat mengenal kebenaran. Ia telah menghancurkan berhala “saya” dalam dirinya. Bahkan ia menyatakan bahwa “aku ini adalah tawanan roh“. Hidupnya bukanlah untuk dirinya sendiri lagi.
Terkadang perintah Tuhan bukan untuk mempertahankan mimpi-mimpi kita, tetapi untuk melepaskan dan menyerahkannya dalam tangan Tuhan.
Seperti dewa dagon yang pada kisahnya, ia bersujud menyembah Tabut Perjanjian ketika tabut itu satu ruangan dengannya. Bahkan ia memenggal kepalanya di hari kedua.
Ketika kita “memenggal” keakuan kita, kemuliaan Tuhan akan dinyatakan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Lapar dan Haus akan Tuhan
Doa Daud.
Sendengkanlah telinga-Mu, ya TUHAN, jawablah aku, sebab sengsara dan miskin aku.
Mazmur 86:1
Daud adalah contoh dari orang yang haus dan lapar akan Tuhan. Daud adalah seorang raja yang sangat kaya dan makmur pada waktu ia mengatakan hal itu. Apa yang dikatakannya itu sangat kontradiktif dengan kondisi yang sebenarnya. Dia menyebut dirinya “miskin” karena dia sangat menginginkan Tuhan. Sudahkah kita benar-benar menginginkan Tuhan seperti Daud?
Orang yang sakit tidak punya nafsu makan yang baik. Demikian juga dengan roh kita. Ketika roh kita tidak lagi haus dan lapar akan Tuhan, artinya kita sedang sakit. Begitu banyak anak Tuhan yang hidupnya dipakai untuk memuaskan jiwa mereka dengan semua target-target, pencapaian-pencapaian, bahkan mimpi-mimpi pribadi yang akhirnya menggantikan rasa lapar dan haus akan Tuhan. Mereka mengenyangkan jiwa mereka dengan berbagai hal yang terlihat, tetapi lupa bahwa roh kita juga memerlukan persekutuan dengan Tuhan.
Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
Wahyu 3:15-16
Tuhan ingin setiap kita memiliki hati yang senantiasa lapar akan Dia. Tetapi jika kita sering berkompromi dengan dunia, kita mengenyangkan diri kita dengan hal-hal yang menyenangkan jiwa kita tanpa mempedulikan apa yang menyenangkan hati Tuhan. Kita tidak bisa di saat yang sama menyukai dunia, tetapi juga menyukai hal yang rohani. Kita dikatakan suam-suam, dan Tuhan dapat memuntahkan kita dari mulut-Nya.
Karena engkau berkata: aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta, dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau membeli daripada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, dan agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.
Wahyu 3:17-18
Seringkali banyak anak Tuhan yang tidak sadar bahwa mereka melarat, malang, miskin, buta dan telanjang. Seolah-olah kita tidak membutuhkan perkenanan Tuhan dalam hidup kita. Kita memutuskan berbagai hal tanpa berdoa kepada Tuhan, tanpa bertanya apa yang berkenan bagi Tuhan. Kita tak sadar bahwa kita membutuhkan Tuhan; kita sangat miskin dihadapan Tuhan. Tuhan mau kita memiliki emas, pakaian putih dan minyak. Emas berbicara tentang kemurnian, iman dan harta kita. Tuhan mau kita memiliki hati yang murni dihadapanNya. Pakaian putih berbicara tentang kerendahan hati untuk hidup dipimpin oleh Roh Kudus. Minyak yang dari Tuhan yang akan membukakan mata kita untuk melihat seperti Tuhan melihat, melihat apa yang Tuhan ingin lihat.. supaya hidup kita mengerjakan panggilanNya dalam hidup kita.
Perumpamaan tentang gadis-gadis bodoh dan gadis-gadis bijaksana mengingatkan kita bahwa kita harus senantiasa berjaga-jaga. Kita harus bersiap untuk kedatangan Tuhan yang sudah tidak lama lagi, maka marilah kita menjadi orang yang memiliki kebijaksanaan. Menurut Amsal, kebijaksanaan berbicara tentang kepandaian yang Tuhan berikan. Kepandaian yang Tuhan berikan adalah hikmat di dalam Tuhan, bukan atas diri sendiri. Ketika kita menggunakan hikmat kita sendiri, maka kita akan mudah sekali salah dalam mengambil pilihan-pilihan yang ada di depan kita. Gunakan hikmat yang datangnya dari Tuhan, sehingga kita mengambil keputusan sesuai dengan kerinduan Tuhan.
Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hatimu,
sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian, ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian, jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah.
Amsal 2:1-5
Apakah engkau menyadari dirimu sedang sakit? Tak lagi haus dan lapar akan Tuhan? Mari kita menjadi sembuh! Kita perlu dibakar dengan api yang datangnya dari Tuhan. Saat persediaan minyak kita tak banyak lagi, Tuhan yang akan berikan kepada setiap kita. Minyak kita akan diperbaharui ketika kita mempersembahkan sepenuh hati kita untuk Tuhan.
Tuhan sedang mengetok hati kita, maka marilah kita relakan hati kita dan bukakan pintu kita bagiNya, supaya Dia mendapatkan kita dan kita menjadi sahabatNya. Dan minyak yang baru akan dicurahkan bagi kita. Minta Tuhan membukakan mata kita dengan minyak yang dariNya. Tuhan ingin kita melihat apa yang Tuhan lihat untuk setiap kita. Mari kita terus lapar dan haus akan Tuhan. Kembali kepada persekutuan dengan Tuhan dan Tuhan mendapati hati kita murni seperti emas di hadapanNya. GBU (EN).
Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
Wahyu 3:20
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Evie Mehita : Persiapkan Dirimu!
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
2 Timotius 3:16
Firman Tuhan itu Ya dan AMIN. Walaupun telah berulang kali kita membacanya, pasti ada hal baru yang Tuhan sampaikan kepada setiap kita, sebab Firman Tuhan itu hidup. Firman Tuhan tidak akan pernah habis. Kita harus belajar dari Firman Tuhan yang tidak pernah berubah.
Perubahan yang dari Tuhan akan mengubah semua gaya hidup kita secara otomatis. Dari sikap, cara berpakaian, dan lain-lain.
Terkadang banyak orang berubah karena situasional. Pada saat kita berada di lingkungan yang rohani, gaya hidup kita juga menjadi rohani. Tetapi pada saat ini berada di luar lingkungan rohani, kita mulai keluar dari hal-hal yang rohani. Misalnya seorang yang menyukai pakaian mini kurang bahan, ketika berada di lingkungan gereja yang cara berpakaiannya sopan dan tertutup, dia mengikutinya. Tetapi pada saat dia jalan-jalan ke mall dan di luar lingkungan yang rohani, dia kembali memakai pakaian mini kesukaannya. Tidak ada integritas dalam dirinya.
Begitu juga dengan musik-musik dunia. Tidak ada larangan untuk mendengar musik dunia dan lain sebagainya, tetapi ketika itu semua dijadikan pelarian kita, itu akan menjadi kesalahan. Saat bosan dan lelah dengan banyak masalah, jangan jadikan hal-hal duniawi menjadi pelarian kita. Pergi ke tempat karaoke dan bernyanyi sampai pagi. Kita belajar, ketika kita mendapat masalah, kita datang kepada Tuhan, berdoa dan membaca Firman Tuhan. Sebab perubahan yang sempurna berasal dari Tuhan.
Jawab malaikat itu kepadanya: “Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu.
Lukas 1:19
Terkadang kita susah untuk mendengarkan firman Tuhan karena pahit dan mengaduk-aduk hati. Tetapi, kebenaran yang dari Tuhan adalah obat pahit yang menyembuhkan.
Kita sebagai manusia menginginkan sesuatu yang spektakuler, seperti pesta rohani, menjadi ratu, menjadi pangeran, terlihat rohani di depan semua orang dengan pelayanan kita dan gaya hidup kita. Tetapi semua ini belum tentu membuat kita siap untuk memasuki pertandingan yang sesungguhnya.
dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.”
Lukas 1:17
Kita harus menjadi generasi Yohanes yang membuka jalan dan mempersiapkan jalan untuk Tuhan. Kita semua butuh dipersiapkan untuk menjadi orang-orang yang layak dihadapan Tuhan, memiliki hati yang berbalik kepada Tuhan. Sudakah hati kita sendiri berbalik kepada Tuhan? Kalau hati kita belum berbalik pada Tuhan, maka kita tidak bisa membuat hati orang lain berbalik pada Tuhan. Hati yang berbalik berbicara tentang cinta dua arah, dimana Tuhan mencintai kita dan kita juga mencintai Tuhan. Tuhan sudah mencintai kita, sudahkah kita mencintai Tuhan? Ada 3 panah iblis yang selalu ditembakkan kepada anak-anak Tuhan :
- Panah tidakaman dengan cinta Tuhan
Panah ini membuat anak-anak Tuhan selalu curiga dengan Tuhan, curiga dengan orang-orang disekitar kita, curiga dengan penerimaan-penerimaan yang ada, dan gambar diri.
- Panah damai sejahtera yang palsu
Panah ini selalu membuat anak-anak Tuhan merasa baik-baik saja dan damai apabila diluar Tuhan maupun melakukan dosa.
- Panah tujuan hidup
Tujuan hidup bukan berbicara tentang Tuhan panggil aku di suatu tempat atau menjadi apa. Tetapi kita harus melepaskan semua mimpi kita dan biarkan Tuhan mengambil alih penuh hidup kita. Belajar dari kisah Saulus yang buta selama 3 hari. Ia tidak bisa lagi melihat mimpi-mimpi besar yang sudah saulus rencanakan dan inginkan.
Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.
Ibrani 12:7-8
Anak gampangan pada firman yang di atas jika diartikan dengan bahasa lain adalah penjahat, orang-orang yang terkutuk, dan lain sebagainya. Begitu jelek arti dari anak gampangan. Oleh karena itu, jangan mau menjadi anak-anak gampangan yang tidak memiliki tujuan. Tetapi marilah kita belajar menanggung setiap proses yang Tuhan berikan.
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Membuka Tanah Baru
Sebab beginilah firman TUHAN kepada orang Yehuda dan kepada penduduk Yerusalem: “Bukalah bagimu tanah baru, dan janganlah menabur di tempat duri tumbuh.
Yeremia 4:3
Awalnya, saya mendefinisikan tanah baru sebagai sebuah tanah yang belum pernah dihuni dan tanahnya subur dan baik. Tetapi, dalam NKJV, kata “tanah baru” yang disebutkan bukan ditulis dalam “new land” tetapi “fallow ground” yang berarti tanah yang sudah lama ditinggalkan, banyak tumbuhan-tumbuhan liar, tidak terlalu bagus, tetapi jika digali, kita masih bisa menemukan buah-buahan yang sudah mengering, namun mati.
Hari ini, Tuhan meminta kita untuk membuka tanah yang baru. Definisi awal saya adalah sebuah tempat yang wellcome dengan kekristenan dan menyenangkan. Tapi ketika menyelidiki arti kata yang sebenarnya dari tanah yang baru, itu berarti bukanlah tempat yang benar-benar menyenangkan.
Kita dibesarkan dalam keluarga yang berbeda-beda dan definisi kita seringkali salah tangkap satu dengan lainnya. Misalnya ketika mendefinisikan kata cukup. Sang suami mendefinisikan kata cukup sebagai kaya raya, sehingga kemudian ia bekerja membanting tulang dari pagi hingga malam dan kurang waktu dengan keluarga. Sedangkan sang istri mendefinisikan kata cukup sebagai tidak kekurangan, dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan memiliki waktu untuk keluarga. Definisi yang salah akhirnya membuat bentrok antara suami dengan istri.
Demikian juga dalam Firman Tuhan. Kita bisa multitafsir terhadap suatu khotbah. Kalau kita mau sehati dan sepikir, kita harus belajar mengenali Firman Tuhan dari sudut pandang Tuhan, bukan dari sudut pandang masing-masing.
Bentukan-bentukan yang kita dapatkan dari masa lalu mempengaruhi hubungan kita dengan Tuhan.
Misalnya, saya dengan ibu saya. Saya bisa mengubah keputusan ibu saya kalau saya menyenangkan hatinya. Tadinya dia bisa berkata “TIDAK”, tetapi jika saya bisa menyenangkan hatinya, mendapatkan nilai sempurna, saya bisa membalikkan kata TIDAK tadi menjadi kata YA. Demikian juga dengan Tuhan. Saya berpikir bahwa keputusan Tuhan bisa diubah jika saya bisa mengambil hati Tuhan, melakukan sesuatu yang baik, yang tadinya saya tidak diijinkan, saya jadi mendapatkan ijin.
Bentukan masa lalu begitu dominan untuk menentukan sikap kita dan bagaimana kita mendefinisikan kasih Tuhan.
Ketika berdoa, ke gereja, membaca Firman Tuhan, menyembah adalah sebuah kewajiban, kemudian menjadi pengamat-pengamat rohani, sesungguhnya kita sudah mundur dari Tuhan.
Kita belajar menghindari kebangunan rohani yang pura-pura. The Great Revival berbanding lurus dengan pertumbuhan rohani yang begitu pesat. Jika pekerjaanmu dibungkus dengan kerohanian, tetapi membuat kita meninggalkan Tuhan, kita sudah mundur dari Tuhan.
Fallow ground yang Tuhan suruh bukanlah tempat yang menyenangkan. Banyak semak duri yang harus dipangkas. Harus membajak tanahnya agar subur kembali. Tugas kita di fallow ground adalah membabat tanaman-tanaman liar, mengaduk tanahnya, dibajak. Fallow ground dipandang manusia sebagai tanah yang jelek, namun Tuhan dapat memandangnya menjadi bagus. Seperti Gomer, istri Hosea. Seorang pelacur seperti Gomer yang tidak berharga bagi manusia, Tuhan melihat kedalaman hatinya baik. Dan dia dipakai untuk kemuliaan Tuhan.
Mungkin Tuhan meminta kita untuk membersihkan hati kita saat ini. Membabat tanaman-tanaman liat dalam hati kita. Karena ketika hati kita sudah ditumbuhi semak belukar, pikiran kita menjadi pikiran-pikiran yang jahat dan negatif. Kalau hati kita tidak dekat dengan Tuhan sehari saja, hati kita ditumbuhi semak belukar. Mengusahakan tanah yang tandus tidak dapat kita kerjakan sendiri. Kita membutuhkan Tuhan untuk bekerja bersama kita dengan memberikan hujan untuk melembutkan tanah tersebut.
Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita — oleh kasih karunia kamu diselamatkan — dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Efesus 2:1-6
Penguasa kerajaan angkasa yang dimaksud adalah roh-roh di udara. Salah satunya yang terbesar adalah roh Mamon, roh cinta akan uang. Bukan berarti kita tidak boleh menjadi kaya, tetapi saat kita menjadi kaya itulah, kita harus berjaga-jaga. Roh Mamon menjauhkan kita secara perlahan namun pasti.
Kasih karunia menghidupkan kita dan menyelamatkan. Kasih karunia yang menyelamatkan sama dengan kasih akrunia yang menghidupkan kita. Kasih karunia dan iman adalah satu paket dan tidak bisa dipisahkan. Karena iman, kita beroleh kasih karunia.
Tuhan Yesus adalah seorang tukang kayu. Di masa itu, tukang kayu adalah sebuah gelar yang hebat. Seorang tukang kayu dapat membangun sebuah rumah. Yesus totalitas dalam pekerjaannya sehingga ia beroleh gelar sebagai tukang kayu.
Jangan menyerah, ketika kita sudah bekerja keras, tetapi belum berbuah lebat. Kita sudah berusaha maksimal, tetapi ada hak prerogatif dari Tuhan. Kita sudah mengusahakan fallow ground dengan tekun, namun ada yang harus kita minta, yaitu hujan dari Tuhan.
- Published in The Shepherd's Voice