Khotbah Pdm. Christin Jedidah : Dasar yang Benar
“Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.”-1 Kor 3:10-11
Dalam sebuah bangunan, fondasi merupakan bagian yang terpenting. Ketika kita hendak membangun dan merancang sebuah bangunan, kita perlu merencanakan fondasi seperti apa yang akan diletakkan sebagai dasar.
Konteks perikop dasar dan bangunan ini berhubungan dengan ayat sebelumnya. Pada saat itu terjadi suatu perselisihan antara golongan Paulus dan Apolos, hal ini menimbulkan perpecahan di antara mereka Tetapi Paulus berkata bahwa baik Apolos maupun Paulus adaah sama-sama pelayan Tuhan, Paulus menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberikan pertumbuhan. Di hari terakhir ini begitu banyak orang yang mudah membanggakan golongan tertentu, merasa diri mereka paling benar, tanpa menyadari bahwa kita semua hidup dalam dasar yang sama, yaitu Yesus Kristus.
Ada 2 jenis orang Kristen masa kini dalam memandang seorang pemimpin rohani
Yang pertama adalah orang yang selalu curiga dengan pemimpin, hidup dalam pemberontakan dan ketidapercayaan, penuh luka dan kepahitan sehingga memilih untuk hidup diluar gereja. Menjadi kritikus-kritikus serta tidak mau tertanam dalam keluarga Kristus dalam gereja lokal. Mereka hanya melihat keburukan pemimpin dan gereja serta hidup hanya untuk mencari kelemahan dan menjatuhkan anak-anak Tuhan.
Yang kedua adalah orang kristen yang melihat pemimpin rohani sebagai sosok orang yang sempurna, yang tidak pernah salah sehingga apa yang mereka katakan selalu benar dan menjadikan mereka sebagai tuhan-tuhan kecil.
Sebagai anak Tuhan, kita harus belajar didewasakan sehingga dapat membedakan ajaran yang sehat atau ajaran yang sesat. Sebab semakin banyak penyesat di akhir zaman. Filter kehidupan kita haruslah Firman Tuhan dan bukan seorang hamba Tuhan. Ada sebuah kalimat yang populer bahwa untuk menyesatkan seseorang sangatlah mudah.
“Cukup berikan mereka 99 kebenaran dan 1 kesesatan maka mereka akan menjadi percaya dan mudah disesatkan.”
Pemimpin yang dinilai terlalu sempurna akan membuat orang yang dipimpinnya melihat dan mengikuti semua yang dia lakukan dan katakan. Oleh karena itu, setiap kita harus berimbang dalam pengajaran Firman Tuhan. Ketahuilah bahwa seorang pemimpin yang rohani sekalipun adalah juga manusia yang bisa melakukan kesalahan. Oleh karena itu, kita menaruh pengharapan kita bukan pada manusia tetapi pada Tuhan yang adalah sumber dari pengharapan itu.
Tetapi kita juga harus belajar untuk menghormati pemimpin kita, taatilah pemimpin yang Tuhan berikan bagi kita karena merekalah yang berjaga-jaga atas jiwamu!
Bahkan disaat mereka mungkin melakukan kesalahan, maka kitapun harus mendoakan mereka sebab tidak ada satupun dari kita yang kebal dari godaan dosa. Paulus juga berkata bahwa dia yang menanam, Apolos yang menyiram dan Allah yang memberikan pertumbuhan. Hal ini kembali mengingatkan kita sementara banyak orang yang sibuk berdebat dengan kebenaran yang mereka miliki, Paulus menegaskan bahwa setiap kita sudah memiliki bagian yang Tuhan tetapkan.
Selanjutnya Paulus mengatakan bahwa kita adalah kawan sekerja Allah, ladang Allah, bangunan Allah. Sebagai seorang ahli bangunan, Paulus menyatakan dirinya sebagai orang yang cakap (artinya penuh dengan hikmat) dengan kasih karunia Allah yang telah meletakkan dasar yaitu Kristus.
Sudahkah kita membangun pelayanan kita, misi dan visi kita dengan dasar Yesus Kristus? Ataukah kita menjadikan hal lain sebagai dasar dalam membangun Panggilan Pelayanan kita?
Jika kita membangunnya diatas dasar Kristus, maka semua pelayanan kita akan berbuah, bukan karena kekuatan kita tetapi Yesuslah yang mengerjakannya dalam kita. Sudahkah kita mengandalkan Yesus? Ataukah hidup kita penuh dengan rasa ego, ambisi dan keinginan pribadi kita? Demikianlah, hari-hari ini Tuhan rindu menguji dan memurnikan setiap pekerjaan dan pelayanan kita dihadapan-Nya.
Untuk membangun sebuah bangunan, selain fondasi, bangunan itu harus dibangun dengan material-material.
Bahan atau material apa yang kita gunakan dalam membangun visi, mimpi dan hidup kita?
Dalam ayat 12, ada beberapa material yang disebutkan oleh Paulus, yaitu emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering dan jerami. Setiap bahan tersebut akan diuji dengan api. Setiap hari adalah ujian yang harus kita lalui dan kita menangkan. Setiap perkataan, sikap hati dan tindakan dalam hidup kita akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Ada 2 kelompok material sebagai bahan bangunan yang dikatakan oleh Paulus:
- Emas, perak dan permata yang tahan terhadap api. Semakin dipanaskan dalam perapian, bahan-bahan ini akan semakin murni dan dipisahkan dari kotoran-kotoran.
- Kayu, rumput kering dan jerami yang mudah sekali terbakar.
Hendaklah hidup kita dibangun dengan bahan material yang siap untuk dimurnikan dan diuji. Ujian biasanya tidak menyenangkan tetapi itu membuat seseorang naik level.
Menjadi seorang Kristen kita harus siap diuji dan setia memikul salib kita. Tidak semua yang kita inginkan pasti terjadi dalam hidup kita. Tetapi kita mau sungguh-sungguh menyerahkan kehidupan kita dan mencintai Tuhan.
1 Korintus 3:14, jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, maka ia akan mendapat upah. Dalam Ibrani 11 mengenai saksi-saksi iman, banyak pahlawan-pahlawan Tuhan yang menerima apa yang Tuhan janjikan dalam hidup mereka, tetapi ada pula di antara pahlawan-pahlawan Tuhan yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan selama di dunia ini. Ayat 39 mengatakan bahwa mereka tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik.
Hidup di dunia adalah sementara, tetapi hidup yang kekal telah disediakan kepada orang-orang yang mengasihi Dia.
Bait Allah merupakan tempat yang kudus dan dikhususkan mengkhususkan sebagai tempat beribadah kepada Allah. Ayat ke-17, Paulus berkata bahwa kita adalah Bait Allah dimana Roh Allah tinggal dalam kita. Dalam kitab Matius, Yesus marah saat orang tidak mengkhususkan Bait Allah untuk beridadah melainkan menjadikan tempat itu sebagai sarana memperoleh keuntungan (sarang penyamun).
Marilah kita menjadi Bait Allah yang kudus. Mungkin kita masih bisa melakukan kesalahan, pelanggaran atau dosa, tetapi kita mau terus diubahkan dan dibentuk menjadi pribadi yang serupa dengan Kristus. Miliki hati yang lembut dan mau dikoreksi. Tinggalkan dosa dan jangan cemari hidup kita.
Hidup kita bukan milik kita sendiri tetapi milik Kristus. Kita telah dibeli dan lunas dibayar, muliakanlah Allah dengan tubuhmu.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Evie Mehita : Yohanes Markus, Penulis Kitab Markus
Matius, Markus, dan Lukas adalah Injil Sinoptik (Kitab yang memiliki kemiripan cerita). Kitab Markus adalah kitab sinoptik pertama yang ditulis sebelum tahun 70M, sehingga Markus adalah kitab yang dijadikan acuan oleh 2 Kitab Sinoptik lainnya (Matius & Lukas).
Siapa penulis kitab Markus? Dia adalah Yohanes Markus, keponakan Barnabas. Di Kisah Rasul 12:12, disebutkan bahwa Ia dan ibunya adalah orang yang melayani dan menerima banyak orang untuk berdoa di rumah mereka di dalam pelayanan Petrus. Dia diajak untuk menginjil oleh pamannya, Barnabas bersama dengan Paulus (Kis.13:4-5).
Sudahkah kita kita berlaku seperti Barnabas? Dia mengajak saudaranya untuk melayani Tuhan.
Dia rindu keluarganya makin bertumbuh dewasa di dalam Tuhan. Sudahkah kita mengajak orangtua, saudara, atau keluarga kita sungguh-sungguh di dalam Tuhan? Sudahkah kita peduli? Teruslah semangat memberitakan kebenaran bagi keluarga kita. Ajak mereka mengenal kerinduan Tuhan.
Kisah perselisihan Barnabas dan Paulus
Namun Yohanes Markus yang masih muda, meninggalkan pelayanannya bersama Barnabas dan Paulus karena kembali ke Yerusalem, kota kelahirannya (Kis. 13:13). Kala itu dia masih muda, masih labil, dan belum dewasa.
Perselisihan Barnabas dan Paulus (Kis. 15:35-41) disebutkan karena Barnabas bersikeras untuk membawa serta Yohanes Markus dalam perjalanan mereka. Paulus dengan tegas menolak hal itu dan memutuskan untuk berpisah tim dengan Barnabas. Sejak itu Paulus menginjil bersama Silas, dan Barnabas menginjil bersama Yohanes Markus.
Seringkali mungkin kita bisa berselisih paham dengan rekan pelayanan kita. Tetapi belajar dari Paulus dan Barnabas, mereka mungkin berpisah, tetapi mereka tidak tinggal dalam kepahitan; Mereka terus melayani Tuhan dengan jalan masing-masing bersama tim mereka. Di dalam pelayanan, kita butuh tim; Kita butuh sahabat dalam pelayanan yang saling mendukung dan membantu.
Yohanes Markus juga dicatat sebagai murid terdekat Petrus (1 Pet. 5:13). Yohanes Markus menuliskan kisah Yesus bukan karena dia pernah bertemu Yesus, tetapi karena dia tahu dengan baik kisah Yesus dari cerita ayah rohaninya, Petrus.
Yohanes Markus kembali dipanggil oleh Paulus untuk membantunya dalam pelayanan (2 Tim 4:11). Dia yang dulunya tidak dewasa, kini kedewasaannya sudah semakin bertumbuh.
Kitab Markus yang ditulisnya menjadi kitab yang luar biasa; menceritakan tentang Yesus, semua mujizat yang dilakukanNya, dan bagaimana Yesus digambarkan sebagai pekerja yang cepat, sigap, dan cekatan. Sehingga melalui kitab ini banyak orang dibukakan tentang pribadi Yesus dan semakin banyak orang yang bertobat.
Mungkin kita pernah seperti Markus: pernah jatuh dan tinggalkan Tuhan. Kita belum dewasa, dan meninggalkan kerinduan Tuhan. Tetapi kedewasaan kita di dalam Tuhan haruslah bertumbuh. Tuhan akan pakai kita di level yang lebih tinggi lagi; Jangan berhenti belajar bertumbuh dan berubah.
Jangan menjadi seperti Demas yang meninggalkan gelanggang pertandingan imannya kepada Tuhan (2 Tim 4:10). Kristen yang mengalami pertobatan sejati tidak akan menjadi Kristen “ToMat” (Tobat Kumat); Dia bisa tergelincir dalam dosa, tetapi tidak suka tinggal dalam dosa.
Mari terus berlari dalam pertandingan iman dan kita selesaikan semuanya sampai akhir. Terus kuatkan iman kita, supaya ketika hari kedatangan Tuhan, kita tidak menjadi kecewa dan menolak Tuhan.
Ev. Evie Mehita
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Evie Mehita : Jangan Menganggur!
“Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi. Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. (Matius 20:1-7)
Tuhan tidak menginginkan kita menganggur. Sama seperti pemilik tanah yang mencari pekerja di kebun anggur, seperti itulah Tuhan. Kita digambarkan seperti pekerja-pekerja di kebun anggur Tuhan. Ladang Tuhan begitu besar dan luas, dan Tuhan mau kita tidak menganggur. Ketika pemilik kebun anggur berkata, “Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari?”, seorang pekerja berkata, “Karena tidak ada orang mengupah kami.” Inilah kadang reaksi anak-anak Tuhan. “Aku tidak pelayanan karena tidak ada yang mengajakku… Tidak ada yang menawariku pelayanan..” dan akhirnya mereka tidak berbuah, tidak berdampak, dan tidak melakukan apa-apa; ini yang disebut dengan menganggur.
Tuhan rindukan kita semua dipanggil masuk dalam kebun anggurNya
Gereja harus bekerja, jangan menganggur di ladang Tuhan! Bekerja bukan berarti memperbanyak kegiatan pelayanan kita, tapi sebenarnya di ladang Tuhan kita tidak mengerjakan apa-apa. Bekerja di ladang Tuhan maksudnya melakukan sesuatu yang diinginkan oleh Tuan kita. Tuhan rindu kita memetik buah-buah kita di ladangNya.
Dalam Matius 21:33, dijelaskan sebuah perumpaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur. Pada masa itu, pemilik kebun anggur akan membuat pagar disekeliling kebun anggurnya menggali lubang-lubang sebagai tempat untuk memeras anggur. Dia juga akan mendirikan pos di tengah-tengahnya untuk menjaga kebun tersebut, kemudian menyewakan kebun tersebut kepada penggarap-penggarap kebun anggur. Sebagai pemilik tanah, tentunya dia berharap kebunnya menghasilkan buah. Sama halnya dengan Tuhan; Dia rindu menemukan kita menghasilkan buah bagiNya.
Dalam kisah selanjutnya, para penggarap-penggarap kebun anggur itu membunuh hamba-hamba utusan pemilik tanah, bahkan mereka juga membunuh anak pemilik kebun anggur yang diutus untuk mengambil bagian dari tuan tanah tersebut (Matius 21:34-39). Ini adalah gambaran orang yang tidak tahu diri. Mereka bukan pemilik, tapi bertindak seperti pemilik dari kebun itu. Kita dipercayakan Tuhan untuk mengelola kebun anggurnya Tuhan. Apa yang kita miliki di dunia bukanlah milik kita, itu adalah milik Tuhan yang dititipkan kepada kita. Tuhan rindu mendapati buah-buah itu dalam hidup kita.
Apa kita sudah dipercaya oleh Tuhan dari apa yang Tuhan berikan?
Jangan kita serakah seperti penggarap-penggarap kebun anggur itu. Kita mau seenaknya sendiri, dan bahkan “membunuh” siapapun yang sebenarnya memiliki hak atas kebun anggur itu. Serakah artinya menginginkan semuanya untuk kepentingan diri kita sendiri. Seringkali manusia itu egois, dan tidak mau mengikuti aturan-aturan Tuhan. Kadang kita tidak mau mengikuti aturan Tuhan, karena kita tidak mau terikat. Kita tidak bisa hidup dalam aturan, karena kita serakah dan maunya sendiri. Marilah kita belajar menjadi orang yang dipercaya di kebun anggur Tuhan.
Tuhan rindu memanggil kita bekerja di ladang Tuhan. Tuhan rindu ada banyak karya yang Tuhan untuk kita semua kerjakan. Tetapi banyak yang melirik ladang lain ketika tuan tanah di depan mata kita memanggil kita untuk bekerja di ladangnya.
Marilah masuk ke ladangNya! Jangan takut masuk dalam ladang-ladang Tuhan, ladang Tuhan begitu besar dan luas. Bapa rindu memakai kita semua untuk bekerja di ladangNya, menghasilkan buah, dan menyenangkan hatiNya.
- Published in Sermons
Transformer Ministry : Perayaan Paskah IBMT “Deeper”
Bersama Transformer Ministry, kampus IBMT mengadakan perayaan paskah pada tanggal 21 April 2017 kemarin. Bertempat di ruang International, kampus IBMT, perayaan paskah ini dihadiri oleh mahasiswa-mahasiswi Kristen di kampus IBMT. Perayaan Paskah dengan tema “Deeper” ini juga diramaikan oleh kedatangan teman-teman dari kampus-kampus lain di Surabaya, seperti Universitas Surabaya, Universitas Merdeka, dan Universitas Negeri Surabaya. Terlihat juga Bapak Imam Wijoyo selaku Chairman of IBMT yang turut meramaikan suasana perayaan paskah yang diadakan oleh pengurus IRCC yang merupakan singkatan dari IBMT Religious Christian Community.
Perayaan Paskah berlangsung sangat ramai dan menyenangkan. Seluruh peserta yang hadir sangat menikmati setiap acara yang ada. Acara dimulai dengan menonton sebuah video tentang peristiwa penderitaan dan penyaliban Tuhan Yesus, kemudian dilanjutkan dengan pujian dan penyembahan. Antusiasme peserta mulai naik saat MC datang untuk memberikan games ice breaker. Dalam games ini, peserta diminta untuk menyanyikan lagu “Apa kabar, mari bersalaman” dan membentuk kelompok sesuai dengan jumlah yang instruksikan oleh pembawa acara. Tawa seluruh peserta terdengar kala permainan ini berlangsung. Seluruh peserta terlihat sangat akrab dan hangat satu sama lain. Seusai permainan ini, pujian dan penyembahan pun dilanjutkan.
Setelah pujian dan penyembahan, acara dilanjutkan dengan Firman Tuhan yang dibawakan oleh Ev. Evie Mehita. Sesuai dengan tema perayaan Paskah ini “Deeper”, Ev. Evie menyampaikan kepada seluruh peserta yang hadir untuk memiliki hubungan yang lebih dalam dengan Tuhan. Ketika kita memiliki kedekatan dengan Tuhan, kita tahu apa yang Tuhan mau untuk kita kerjakan dalam hidup kita. Selain itu, dengan memiliki akar yang semakin dalam di dalam Dia, maka di sanalah kita akan mendapatkan kekuatan yang lebih besar dari Tuhan. Ev. Evie memberikan sebuah perumpamaan tentang pohon. Seringkali ketika sebuah pohon kering dan tidak berbuah lagi, orang menganggapnya sudah mati. Padahal tidak selalu pohon yang tidak berbuah itu sudah mati. Selama pohon tersebut masih memiliki akar, dan saat akar tersebut menjalar lebih dalam lagi mencari air, maka pohon tersebut memiliki harapan untuk berbuah lagi. Ev. Evie mengajak seluruh peserta yang hadir untuk menjadi seperti akar tersebut. Akar yang mencari air yang lebih dalam lagi, artinya mencari Tuhan lebih dalam lagi. Acara ini diakhiri dengan doa. Seusai Firman Tuhan, ada sambutan dari Bapak Imam Wijoyo selaku Chairman IBMT dan Ketua panitia acara Paskah. Sharing dari ketua panitia diakhiri dengan persembahan dari pengurus IRCC dengan menyanyikan sebuah lagu.
Acara dilanjutkan dengan pembagian doorprize dan makan malam. Acara berlangsung sangat seru dengan antusiasme yang tinggi dari semua peserta yang hadir. Acara ini pun di akhiri dengan makan bersama dan ramah tamah antar peserta. Tak lupa juga ada foto-foto di penghujung acara yang semakin mengakrabkan semua peserta.
- Published in Transformer Ministry
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Bagaimana Kita Memperlakukan Tuhan?
cerita dalam FIrman Tuhan mengenai seorang wanita pendosa yang mengurapi kaki Yesus.
Perempuan berdosa itu bisa saja bertemu Yesus beberapa kali, tetapi dia belum melakukannya, hingga suatu waktu di rumah Simon itu, dia memberanikan diri datang dengan pertobatan. Tidak ada seorang pun yang tidak boleh melayani Tuhan, bahkan pendosa pun boleh melayani Tuhan. Simon menyambut Yesus, tetapi tidak sedikit pun melayani Yesus disana. Sedangkan wanita pendosa itu melayani Yesus dengan mencium kakiNya, membasahi kakiNya dengan air matanya.
Mungkin kita berpikir kita sudah mengenal Tuhan Yesus seperti Simon, tetapi tidak tahu cara memperlakukan Yesus.
- Published in The Shepherd's Voice