Khotbah Ev. Evie Mehita : Yohanes Markus, Penulis Kitab Markus
Matius, Markus, dan Lukas adalah Injil Sinoptik (Kitab yang memiliki kemiripan cerita). Kitab Markus adalah kitab sinoptik pertama yang ditulis sebelum tahun 70M, sehingga Markus adalah kitab yang dijadikan acuan oleh 2 Kitab Sinoptik lainnya (Matius & Lukas).
Siapa penulis kitab Markus? Dia adalah Yohanes Markus, keponakan Barnabas. Di Kisah Rasul 12:12, disebutkan bahwa Ia dan ibunya adalah orang yang melayani dan menerima banyak orang untuk berdoa di rumah mereka di dalam pelayanan Petrus. Dia diajak untuk menginjil oleh pamannya, Barnabas bersama dengan Paulus (Kis.13:4-5).
Sudahkah kita kita berlaku seperti Barnabas? Dia mengajak saudaranya untuk melayani Tuhan.
Dia rindu keluarganya makin bertumbuh dewasa di dalam Tuhan. Sudahkah kita mengajak orangtua, saudara, atau keluarga kita sungguh-sungguh di dalam Tuhan? Sudahkah kita peduli? Teruslah semangat memberitakan kebenaran bagi keluarga kita. Ajak mereka mengenal kerinduan Tuhan.
Kisah perselisihan Barnabas dan Paulus
Namun Yohanes Markus yang masih muda, meninggalkan pelayanannya bersama Barnabas dan Paulus karena kembali ke Yerusalem, kota kelahirannya (Kis. 13:13). Kala itu dia masih muda, masih labil, dan belum dewasa.
Perselisihan Barnabas dan Paulus (Kis. 15:35-41) disebutkan karena Barnabas bersikeras untuk membawa serta Yohanes Markus dalam perjalanan mereka. Paulus dengan tegas menolak hal itu dan memutuskan untuk berpisah tim dengan Barnabas. Sejak itu Paulus menginjil bersama Silas, dan Barnabas menginjil bersama Yohanes Markus.
Seringkali mungkin kita bisa berselisih paham dengan rekan pelayanan kita. Tetapi belajar dari Paulus dan Barnabas, mereka mungkin berpisah, tetapi mereka tidak tinggal dalam kepahitan; Mereka terus melayani Tuhan dengan jalan masing-masing bersama tim mereka. Di dalam pelayanan, kita butuh tim; Kita butuh sahabat dalam pelayanan yang saling mendukung dan membantu.
Yohanes Markus juga dicatat sebagai murid terdekat Petrus (1 Pet. 5:13). Yohanes Markus menuliskan kisah Yesus bukan karena dia pernah bertemu Yesus, tetapi karena dia tahu dengan baik kisah Yesus dari cerita ayah rohaninya, Petrus.
Yohanes Markus kembali dipanggil oleh Paulus untuk membantunya dalam pelayanan (2 Tim 4:11). Dia yang dulunya tidak dewasa, kini kedewasaannya sudah semakin bertumbuh.
Kitab Markus yang ditulisnya menjadi kitab yang luar biasa; menceritakan tentang Yesus, semua mujizat yang dilakukanNya, dan bagaimana Yesus digambarkan sebagai pekerja yang cepat, sigap, dan cekatan. Sehingga melalui kitab ini banyak orang dibukakan tentang pribadi Yesus dan semakin banyak orang yang bertobat.
Mungkin kita pernah seperti Markus: pernah jatuh dan tinggalkan Tuhan. Kita belum dewasa, dan meninggalkan kerinduan Tuhan. Tetapi kedewasaan kita di dalam Tuhan haruslah bertumbuh. Tuhan akan pakai kita di level yang lebih tinggi lagi; Jangan berhenti belajar bertumbuh dan berubah.
Jangan menjadi seperti Demas yang meninggalkan gelanggang pertandingan imannya kepada Tuhan (2 Tim 4:10). Kristen yang mengalami pertobatan sejati tidak akan menjadi Kristen “ToMat” (Tobat Kumat); Dia bisa tergelincir dalam dosa, tetapi tidak suka tinggal dalam dosa.
Mari terus berlari dalam pertandingan iman dan kita selesaikan semuanya sampai akhir. Terus kuatkan iman kita, supaya ketika hari kedatangan Tuhan, kita tidak menjadi kecewa dan menolak Tuhan.
Ev. Evie Mehita
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Evie Mehita : Jangan Menganggur!
“Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi. Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. (Matius 20:1-7)
Tuhan tidak menginginkan kita menganggur. Sama seperti pemilik tanah yang mencari pekerja di kebun anggur, seperti itulah Tuhan. Kita digambarkan seperti pekerja-pekerja di kebun anggur Tuhan. Ladang Tuhan begitu besar dan luas, dan Tuhan mau kita tidak menganggur. Ketika pemilik kebun anggur berkata, “Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari?”, seorang pekerja berkata, “Karena tidak ada orang mengupah kami.” Inilah kadang reaksi anak-anak Tuhan. “Aku tidak pelayanan karena tidak ada yang mengajakku… Tidak ada yang menawariku pelayanan..” dan akhirnya mereka tidak berbuah, tidak berdampak, dan tidak melakukan apa-apa; ini yang disebut dengan menganggur.
Tuhan rindukan kita semua dipanggil masuk dalam kebun anggurNya
Gereja harus bekerja, jangan menganggur di ladang Tuhan! Bekerja bukan berarti memperbanyak kegiatan pelayanan kita, tapi sebenarnya di ladang Tuhan kita tidak mengerjakan apa-apa. Bekerja di ladang Tuhan maksudnya melakukan sesuatu yang diinginkan oleh Tuan kita. Tuhan rindu kita memetik buah-buah kita di ladangNya.
Dalam Matius 21:33, dijelaskan sebuah perumpaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur. Pada masa itu, pemilik kebun anggur akan membuat pagar disekeliling kebun anggurnya menggali lubang-lubang sebagai tempat untuk memeras anggur. Dia juga akan mendirikan pos di tengah-tengahnya untuk menjaga kebun tersebut, kemudian menyewakan kebun tersebut kepada penggarap-penggarap kebun anggur. Sebagai pemilik tanah, tentunya dia berharap kebunnya menghasilkan buah. Sama halnya dengan Tuhan; Dia rindu menemukan kita menghasilkan buah bagiNya.
Dalam kisah selanjutnya, para penggarap-penggarap kebun anggur itu membunuh hamba-hamba utusan pemilik tanah, bahkan mereka juga membunuh anak pemilik kebun anggur yang diutus untuk mengambil bagian dari tuan tanah tersebut (Matius 21:34-39). Ini adalah gambaran orang yang tidak tahu diri. Mereka bukan pemilik, tapi bertindak seperti pemilik dari kebun itu. Kita dipercayakan Tuhan untuk mengelola kebun anggurnya Tuhan. Apa yang kita miliki di dunia bukanlah milik kita, itu adalah milik Tuhan yang dititipkan kepada kita. Tuhan rindu mendapati buah-buah itu dalam hidup kita.
Apa kita sudah dipercaya oleh Tuhan dari apa yang Tuhan berikan?
Jangan kita serakah seperti penggarap-penggarap kebun anggur itu. Kita mau seenaknya sendiri, dan bahkan “membunuh” siapapun yang sebenarnya memiliki hak atas kebun anggur itu. Serakah artinya menginginkan semuanya untuk kepentingan diri kita sendiri. Seringkali manusia itu egois, dan tidak mau mengikuti aturan-aturan Tuhan. Kadang kita tidak mau mengikuti aturan Tuhan, karena kita tidak mau terikat. Kita tidak bisa hidup dalam aturan, karena kita serakah dan maunya sendiri. Marilah kita belajar menjadi orang yang dipercaya di kebun anggur Tuhan.
Tuhan rindu memanggil kita bekerja di ladang Tuhan. Tuhan rindu ada banyak karya yang Tuhan untuk kita semua kerjakan. Tetapi banyak yang melirik ladang lain ketika tuan tanah di depan mata kita memanggil kita untuk bekerja di ladangnya.
Marilah masuk ke ladangNya! Jangan takut masuk dalam ladang-ladang Tuhan, ladang Tuhan begitu besar dan luas. Bapa rindu memakai kita semua untuk bekerja di ladangNya, menghasilkan buah, dan menyenangkan hatiNya.
- Published in Sermons
Transformer Ministry : Perayaan Paskah IBMT “Deeper”
Bersama Transformer Ministry, kampus IBMT mengadakan perayaan paskah pada tanggal 21 April 2017 kemarin. Bertempat di ruang International, kampus IBMT, perayaan paskah ini dihadiri oleh mahasiswa-mahasiswi Kristen di kampus IBMT. Perayaan Paskah dengan tema “Deeper” ini juga diramaikan oleh kedatangan teman-teman dari kampus-kampus lain di Surabaya, seperti Universitas Surabaya, Universitas Merdeka, dan Universitas Negeri Surabaya. Terlihat juga Bapak Imam Wijoyo selaku Chairman of IBMT yang turut meramaikan suasana perayaan paskah yang diadakan oleh pengurus IRCC yang merupakan singkatan dari IBMT Religious Christian Community.
Perayaan Paskah berlangsung sangat ramai dan menyenangkan. Seluruh peserta yang hadir sangat menikmati setiap acara yang ada. Acara dimulai dengan menonton sebuah video tentang peristiwa penderitaan dan penyaliban Tuhan Yesus, kemudian dilanjutkan dengan pujian dan penyembahan. Antusiasme peserta mulai naik saat MC datang untuk memberikan games ice breaker. Dalam games ini, peserta diminta untuk menyanyikan lagu “Apa kabar, mari bersalaman” dan membentuk kelompok sesuai dengan jumlah yang instruksikan oleh pembawa acara. Tawa seluruh peserta terdengar kala permainan ini berlangsung. Seluruh peserta terlihat sangat akrab dan hangat satu sama lain. Seusai permainan ini, pujian dan penyembahan pun dilanjutkan.
Setelah pujian dan penyembahan, acara dilanjutkan dengan Firman Tuhan yang dibawakan oleh Ev. Evie Mehita. Sesuai dengan tema perayaan Paskah ini “Deeper”, Ev. Evie menyampaikan kepada seluruh peserta yang hadir untuk memiliki hubungan yang lebih dalam dengan Tuhan. Ketika kita memiliki kedekatan dengan Tuhan, kita tahu apa yang Tuhan mau untuk kita kerjakan dalam hidup kita. Selain itu, dengan memiliki akar yang semakin dalam di dalam Dia, maka di sanalah kita akan mendapatkan kekuatan yang lebih besar dari Tuhan. Ev. Evie memberikan sebuah perumpamaan tentang pohon. Seringkali ketika sebuah pohon kering dan tidak berbuah lagi, orang menganggapnya sudah mati. Padahal tidak selalu pohon yang tidak berbuah itu sudah mati. Selama pohon tersebut masih memiliki akar, dan saat akar tersebut menjalar lebih dalam lagi mencari air, maka pohon tersebut memiliki harapan untuk berbuah lagi. Ev. Evie mengajak seluruh peserta yang hadir untuk menjadi seperti akar tersebut. Akar yang mencari air yang lebih dalam lagi, artinya mencari Tuhan lebih dalam lagi. Acara ini diakhiri dengan doa. Seusai Firman Tuhan, ada sambutan dari Bapak Imam Wijoyo selaku Chairman IBMT dan Ketua panitia acara Paskah. Sharing dari ketua panitia diakhiri dengan persembahan dari pengurus IRCC dengan menyanyikan sebuah lagu.
Acara dilanjutkan dengan pembagian doorprize dan makan malam. Acara berlangsung sangat seru dengan antusiasme yang tinggi dari semua peserta yang hadir. Acara ini pun di akhiri dengan makan bersama dan ramah tamah antar peserta. Tak lupa juga ada foto-foto di penghujung acara yang semakin mengakrabkan semua peserta.
- Published in Transformer Ministry
Khotbah Ev. Nicki Ongadi : Love Drives
Bacaan : 1 Korintus 13
Setelah kita memasuki masa kekekalan, di mana kita memasuki masa yang lebih panjang, ada hal yang tetap harus kita lakukan dan tidak boleh kita lupakan, yaitu iman, pengharapan dan kasih. Kasih adalah esensi dasar dari kekristenan. Tuhan menciptakan dunia ini karena Ia mengasihi.
Kasih adalah tujuan akhir dari segala yang ada di bumi. Mengapa kita bekerja, kita melayani? Karena kita memiliki kasih, kasih akan jiwa-jiwa. Jiwa-jiwa yang membutuhkan keselamatan dan itulah hadiah terbesar yang dapat kita berikan. Kita menjangkau jiwa-jiwa karena kita rindu mereka diselamatkan dan tidak jatuh dalam penghukuman.
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Bagaimana Kita Memperlakukan Tuhan?
cerita dalam FIrman Tuhan mengenai seorang wanita pendosa yang mengurapi kaki Yesus.
Perempuan berdosa itu bisa saja bertemu Yesus beberapa kali, tetapi dia belum melakukannya, hingga suatu waktu di rumah Simon itu, dia memberanikan diri datang dengan pertobatan. Tidak ada seorang pun yang tidak boleh melayani Tuhan, bahkan pendosa pun boleh melayani Tuhan. Simon menyambut Yesus, tetapi tidak sedikit pun melayani Yesus disana. Sedangkan wanita pendosa itu melayani Yesus dengan mencium kakiNya, membasahi kakiNya dengan air matanya.
Mungkin kita berpikir kita sudah mengenal Tuhan Yesus seperti Simon, tetapi tidak tahu cara memperlakukan Yesus.
- Published in The Shepherd's Voice