Khotbah Pdm. Evie Mehita : Waspada Kejenuhan Rohani!
Sebagai orang percaya kita harus dapat menjaga kesehatan roh jiwa juga tubuh kita. Seringkali tanpa sadar kita menderita penyakit rohani dan menganggap remeh akan hal itu, sehingga tanpa sadar kita sedang mundur jauh dari Tuhan dan mengalami kekeringan rohani yang luar biasa.
Pernahkah anda merasa jenuh dan bosan? Kejenuhan dapat terjadi pada siapa saja dan dalam setiap aspek kehidupan kita: pekerjaan, keluarga, bahkan pelayanan atau hal-hal rohani.
Apa saja ciri-ciri seseorang mengalami kejenuhan rohani ?
- Malas dengan hal rohani / cuek dengan kegiatan rohani
- Tidak produktif
- Mudah letih dan emosional
- Hatinya menjadi hambar dan dingin
- Tuhan menjadi terasa jauh
- Segala yang dilakukan hanya menjadi rutinitas
- Kembali pada gaya hidup yang lama atau dosa lama
- Selalu punya pikiran yang negatif
Seperti menangani sebuah penyakit, kita perlu mengatasi hal ini dengan tepat, jika kita salah bertindak, maka kita bisa mengalami kemunduran rohani dan kekeringan rohani.
Kekeringan bisa melanda siapa saja, bahkan tidak terkecuali dengan orang yang pelayanan. Mengapa demikian? Kita mengalami kekeringan karena pelayanan tapi tidak terhubung dengan Sang Sumber, yaitu Tuhan sendiri; mungkin jalur kita untuk terhubung dengan Tuhan mengalami masalah. Selain itu, bisa jadi Tuhan ijinkan kita ada dalam padang Gurun seperti yang dialami Daud, untuk maksud dan tujuanNya (Maz 63:1-8).
Daud memutuskan mencari wajah Tuhan ditengah kekeringan jiwanya. Bukan hanya karena ia ada di padang gurun tandus, namun jiwa dan rohnya selalu merindukan Tuhan. Terkadang Tuhan ijinkan kita masuk dalam padang gurun kesepian, kesedihan, dan kehampaan. Namun tetaplah percaya dan pilihlah untuk selalu mencari wajahNya. Apakah anda orang yang selalu merindukan hadirat Tuhan?
PEJUANG ROHANI
Sebagai pejuang-pejuang rohani, kita harus belajar seni berperang, yaitu bertahan dan menyerang, juga tahu kapan waktu untuk beristirahat, waktu mengumpulkan kekuatan, waktu menyusun strategi.
Apa yang harus kita lakukan ketika kejenuhan rohani menyerang?
Kembalilah pada esensi dan tujuan awal kita.
kembali untuk apa anda bekerja, menikah, pelayanan, atau mengikut Tuhan. Dengan kembali pada esensi tujuan kita, maka kita akan bangkit lagi untuk melakukannya.
Temukan sumber masalah
Carilah penyebab kejenuhan rohani kita. Biarkan Tuhan membongkar kehidupan kita; Kita harus sabar dan rela.
Sesuaikan segala sesuatu dengan kapasitas kita.
Jangan memaksakan diri dan mengandalkan kekuatan sendiri. Datanglah kepada Tuhan, sebab Tuhan memberikan kelegaan bagi kita yang letih lesu dan berbeban berat (Mat. 11-28). “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan” (Mat. 11: 29-30). Mengenakan kuk dari Tuhan artinya kita sepenuhnya menjadi hambaNya, dikontrol dan ditarik oleh tanganNya sendiri. Kuk ini tidak akan melukai kita tapi mendatangkan kebaikan; Jalan Tuhan dan panggilanNya tak akan salah dalam hidup kita.
Janganlah mengundurkan diri (Ibrani 10:34-39).
Jika letih, beristirahatlah, namun jangan pernah berhenti. Jika sakit, pulihkan dirimu, namun jangan menyembunyikan diri dari persekutuan orang percaya.
Manusia seringkali memiliki kecenderungan ingin melarikan diri. Dalam kisah Yoh 6:60-71 Yesus menantang muridNya: Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Jawab Simon Petrus kepada-Nya: “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.” Tuhan bertanya, namun keputusan di tangan para murid. Sudahkah hati kita sudah bulat mengikut Tuhan dan percaya padaNya walaupun kita belum mengerti sepenuhnya?
Tetaplah setia mengikut Tuhan. Kejenuhan dan kekeringan rohani dapat terjadi dalam hidup kita, namun biarlah Yesus yang menjadi satu-satunya alasan kita tidak akan pernah mengundurkan diri dari hadirat dan rencanaNya.
- Published in Sermons