Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Jangan Takut, Teguhkan Hatimu!
Bacaan : Yosua 1:1-8
Seorang yang tawar hati melakukan segala hal hanya sebagai kewajiban, tidak ada gairah lagi di dalam apa yang dikerjakannya, semua hanya menjadi rutinitas semata.
Yosua 1:16-18
Yosua 2:1-4
Mari mengawali tahun ini dengan gairah kepada Tuhan. Cintai apa yang Tuhan cintai, benci apa yang Tuhan benci. Miliki kasih, karena kasih mampu mengembalikan seseorang kepada kebenaran, tanpa menjatuhkan nilai orang lain.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Evie Mehita : Live in Passion
Pernahkah kita merasa bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan? Rasanya tidak mau berhenti dan ingin terus melakukannya. Orang-orang biasa menghubungkan hal ini dengan passion.
Banyak orang bijak berkata, “Bekerjalah sesuai passion.” Orang yang memiliki passion menulis, akan selalu menulis tanpa kenal waktu. Orang yang tidak memiliki gairah dalam menulis pasti akan mengalami kesulitan ketika harus membuat esai. Itulah pengertian orang tentang passion. Padahal, passion tidak harus berupa sebuah kesenangan atau yang paling baik yang dapat kita lakukan.
Passion diambil dari kata ‘pass’ yang artinya mampu menderita. Demi melakukan passion, seseorang berani menderita. Berani membayar harga dan mau memberikan seluruh harta, waktu, dan tenaga demi mendapat kepuasan akan passion tersebut. Passion atau gairah itu akan terpancar hingga orang-orang dapat melihatnya.
Passion juga terbentuk dari kata ‘En’ dan ‘Theos’ yang artinya memiliki energi atau gairah dalam Tuhan. Energi ini tidak akan pernah ada habisnya. Suatu gairah yang berapi-api untuk melaksanakan kerinduan Tuhan di dalam hidup manusia.
“Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” Roma 12:11
Passion yang benar dalam Tuhan akan menghasilkan ‘buah-buah’ yang nyata. Dia memiliki gairah yang berapi-api akan melakukannya berulang-ulang. Menceritakannya dengan mata berbinar-binar agar orang lain turut merasakan rasa antusias yang ia alami.
Passion juga identik dengan rasa antusias kita terhadap suatu hal. Memiliki passion tanpa dibarengi dengan tujuan untuk memuliakan Tuhan, sama saja nol. Sudahkah kita antusias dalam memuliakan nama Tuhan? Begitulah seharusnya ketika kita memiliki passion dalam Kristus. Tidak malu untuk menceritakan kasih-Nya kepada setiap orang. Kalau kita tidak memiliki gairah dalam hal ini, ada yang salah dengan api roh kita. Setiap dari kita pasti diberikan sebuah passion dari Tuhan untuk membawa jiwa-jiwa mengenal Dia. Sudahkah kita melakukan passion itu?
Tidak ada seorangpun yang bisa membayar passion atau panggilan kita di dalam Tuhan.
“Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.”
Matius 9:36
Passion akan membawa kita pada compassion (belas kasihan). Yesus tergerak oleh rasa belas kasihan. Belas kasihan bukan hanya tentang memberi, tetapi ada aksi lebih. Kata belas kasihan tidak ada di perjanjian lama. Barulah pada zaman perjanjian baru, orang-orang mengenal belas kasihan karena tidak bisa menggambarkan passion yang dimiliki Yesus ketika Ia menolong orang lain. Apa yang Yesus lakukan adalah hal baru bagi mereka. Itulah bukti nyata dari sebuah gairah yang membuahkan rasa belas kasihan.
Passion tidak terbatas oleh kelemahan fisik. Seseorang yang memiliki passion akan mencoba banyak hal untuk menekan kelemahannya agar tidak membatasi ruang geraknya.
Dari sebuah gairah yang berapi-api akan melahirkan sesuatu yang besar. Para rasul di perjanjian baru menghasilkan jemaat mula-mula karena passion mereka dalam menjaring jiwa kepada Kristus. Passion itu berjalan selaras dengan compassion yang akhirnya membuat banyak orang mengenal Yesus. Mereka tidak mau dibayar, tetapi mau bayar harga. Itulah passion yang sejati dalam Kristus.
HIDUPILAH PASSION KRISTUS
RASAKAN APA YANG YESUS RASAKAN
LAKUKAN APA YANG YESUS LAKUKAN
- Published in Sermons