Khotbah Pdm. Evie Mehita : Rahasia Gereja Pemuridan
Sebelum Tuhan Yesus naik ke Surga, Ia memberikan pesan terakhir yang dikenal sebagai Amanat Agung. Ia naik ke Surga meninggalkan murid-muridNya dan tidak akan kembali lagi dengan tubuh manusia. Tuhan Yesus mempercayakan dunia ini kepada setiap orang percaya. Ia meninggalkan warisan yaitu Amanat Agung (Matius 28:18-20 ) kepada setiap orang percaya yang masih ada di dalam dunia.
Pesan Amanat Agung Tuhan Yesus dimulai dengan “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” Warisan Amanat Agung berbicara tentang tugas yang belum selesai dan harus dilanjutkan oleh semua orang percaya.
Tuhan Yesus memberikan kita kuasa untuk menerima dan menyelesaikan tugas misiNya. Kuasa menjadi salah satu kata kunci atau pesan penting di dalam Amanat Agung.
“Karena itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, (ayat 19).” Pemuridan bukan hal asing karena sudah dimulai dari Perjanjian Lama. Pemuridan pertama kali dimulai dari keluarga sehingga banyak perintah di PL agar orang tua sejak kecil membawa anak-anak mereka mengenal Tuhan. Akan tetapi banyak orang tua yang gagal memuridkan anak-anaknya padahal pemuridan adalah hal yang sederhana yaitu membawa orang untuk mengenal Tuhan. Pemuridan dimulai dari keseharian seperti hubungan antara Musa dan Yosua, Elia dan Elisa. Ada impartasi dan teladan dalam hubungan keseharian, itulah pemuridan. Perintah mengenai pemuridan diulang kembali di PB sesaat sebelum Tuhan Yesus naik ke Surga.
Sebuah survey mengatakan hanya 10% jemaat yang bisa “memberi makan diri sendiri”, selain dari itu sangat tergantung dari pemimpin rohani, tidak memiliki kesadaran untuk belajar Firman Tuhan melalui doa dan saat teduh.
Kerinduan Tuhan bukanlah melihat gerejaNya menjadi besar tetapi melihat gerejaNya bertumbuh.
Selain itu, survey berikutnya mengatakan bahwa hanya ada 2% jemaat di dalam gereja yang memuridkan orang lain. Ini adalah fakta yang mengerikan padahal pemuridan adalah perintah Tuhan Yesus kepada semua orang percaya dan kunci agar gereja mengalami transformasi. Gereja Tuhan di akhir zaman harus menjadi gereja yang memuridkan.
Iblis memberikan 3 tipu daya mengenai pemuridan, diantaranya:
Pemuridan itu sulit.
Hal ini membuat banyak anak Tuhan tidak berani memuridkan orang lain, bahkan banyak orang Kristen tidak berani bersaksi.
Pemuridan itu otomatis terjadi.
Hal ini adalah salah karena pemuridan adalah sesuatu yang perlu diusahakan. Ada hubungan yang perlu dibangun, ada harga yang perlu dibayar dan ada disiplin sebagai seorang murid. Orang yang lahir baru tidaklah otomatis menjadi murid, ia harus dibentuk, belajar menyangkal diri dan memikul salib setiap hari.
Pemuridan adalah pilihan.
Pemuridan bukanlah pilihan, tetapi semua orang percaya dipanggil masuk untuk menundukkan diri kepada otoritas Tuhan dan pemimpin yang dipercaya Tuhan atas hidup kita. Pemuridan tidak mengenal usia maupun status, semua orang dipanggil masuk ke dalam pemuridan.
Murid memiliki ciri utama yaitu belajar. Ketika kita berhenti untuk belajar, artinya kita berhenti menjadi murid.
Seumur hidup kita sebagai orang percaya, kita harus terus belajar dan diproses di dalam Tuhan. Banyak orang lebih suka dengan acara yang ada di dalam gereja daripada pemuridan, karena pemuridan membutuhkan harga di dalam sebuah hubungan.
Seorang yang lahir baru haruslah dibawa ke dalam kebenaran dan kebiasaan yang baru, seperti orang tua yang mengajari anaknya untuk mencuci tangan dan berdoa sebelum makan. Anak kecil perlu diajari terus menerus untuk hidup dalam kebiasaan yang baru dan benar sehingga ketika ia beranjak dewasa hal tersebut bukan lagi menjadi sebuah peraturan melainkan gaya hidup. Tidak hanya itu, apabila orang percaya tersebut sudah bertumbuh didalam gaya hidup kebenaran, kita harus menghubungkan mereka ke dalam gereja lokal sebagai persekutuan orang percaya. Disitulah orang percaya tersebut belajar untuk melayani dan mengaktifkan setiap talenta.
Pemuridan membutuhkan usaha yang harus dilakukan oleh orang percaya. Pemuridan tidaklah susah, pemuridan membutuhkan kesengajaan dan usaha. Keberhasilan dari gereja Tuhan bukanlah menjadi besar dan terkenal tetapi taat terhadap misi Tuhan.
Galatia 2:20 yang berbunyi “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” menjelaskan harga dari pemuridan sebuah pemuridan, yaitu:
- Disalibkan bersama dengan Kristus
- Bukan aku, tapi Kristus yang hidup didalam aku
- Hidup oleh iman
Geroge Muller pernah berkata, “aku merasakan perubahan total dalam hatiku, aku menyerahkan seluruh hidupku kepada Tuhan, kehormatan, kesenangan, uang, kekuatan fisik, kekuatan mental, semua aku persembahkan kepada Yesus. Aku menjadi pecinta Firman Tuhan dan Tuhan menjadi segala-galanya bagiku.” Inilah contoh dari orang yang mengalami Galatia 2:20, hidup yang mengalami perubahan.
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Christin Jedidah : Murid Palsu
Banyaknya mujizat yang dilakukan Yesus membuat banyak orang berbondong-bondong mengikuti Dia. Mereka yang mengaku murid Kristus, tetapi mereka bukanlah murid Kritus yang sejati; Mereka adalah murid-murid palsu.
Banyak dari murid palsu itu meninggalkan Yesus karena perkataan Yesus yang keras (Yoh. 6:60-65).
Mereka tidak percaya kepada Yesus meskipun sudah melihat dan mengalami mujizat Yesus, karena mereka tidak mengenal Yesus secara pribadi. Mereka hanya datang kepada Yesus karena mencari roti supaya mereka kenyang, tetapi Yesus dengan tegas mengatakan bahwa mereka harus percaya sungguh-sungguh kepada-Nya, sang roti hidup, yang memberikan mereka kekekalan lebih daripada roti fana yang mereka inginkan (Yoh. 6:22-59).
Menjadi seorang murid bukanlah sebuah pilihan, tetapi sebuah keharusan.
Namun apakah kita adalah murid yang sejati atau murid yang palsu? Murid sejati adalah murid yang mau diajar dan tidak mudah mengundurkan diri; Mereka percaya kepada Kristus dan mengenal Yesus secara pribadi, bukan hanya dari apa kata orang lain saja. Murid sejati punya iman yang teguh di dalam Dia, sehingga ketika ada banyak badai hidup, ia tidak mudah digoncangkan. Kita jangan hanya mendengarkan dan membaca Firman Tuhan secara harfiah saja, tetapi juga biarkan kita menerima perkataan Yesus yang adalah roh yang berkuasa mengubahkan kehidupan kita.
Ciri-ciri murid palsu:
1. Tidak mau hidup di dalam terang (1 Yoh 5-8)
Murid palsu suka tinggal dalam dosa; Suka mengulangi dosa-dosanya. Murid Kristus yang sejati bukan berarti tidak bisa berbuat dosa, tetapi ketika mereka tersandung dalam dosa, mereka bangkit dan bertobat; mereka mau diubahkan dan ikut tuntunan Roh Kudus.
2. Tidak suka mengakui dosanya (1 Yoh 1 :8-9)
Mereka tidak mau mengakui dosanya sehingga hidupnya tidak dapat diubahkan dan dibenarkan. Orang yang seperti ini tidak mau bertobat.
3. Mengasihi dunia (1 Yoh 2:16-17)
Selalu mengutamakan perkara dunia untuk kesenangan dan keinginan pribadinya, tidak pernah puas akan pencapaiannya, dan lebih mengikuti apa yang dunia katakan daripada kebenaran. Dia dikuasai oleh kedagingan, bukan oleh Kristus.
4. Tidak suka akan Firman dan perintah Tuhan (1 Yoh 2:3)
Tidak mau belajar dan taat untuk mengikuti kebenaran Firman Tuhan.
5. Pikirannya mudah disesatkan oleh dunia (1 Yoh 2:26)
Karena tidak taat akan kebenaran Firman Tuhan, mereka tidak dapat membedakan ajaran yang benar dan yang salah. Sehingga mereka mudah disesatkan oleh pengajaran yang salah.
Tuhan Yesus akan segera datang. Mari kita menjadi murid-murid yang sejati di akhir zaman ini; Menjadi murid sejati yang punya iman yang tidak mudah digoncangkan dan tidak mengundurkan diri sampai akhirnya. Ketika kita percaya, Tuhan akan memberikan kehidupan kekal kepada kita. (Ibrani 10:37-39).
Pdm. Christin Jedidah
- Published in Sermons