Khotbah Jumat Agung Ps. Daniel Hadi Shane : Jumbai Jubah Yesus
Kebersamaan yang lama tidak menunjukkan bahwa kita bisa betul-betul mendapatkan hati seseorang. Kebersamaan yang lama juga tidak menunjukkan kita yakin dicintai.
Cinta adalah anugerah, namun dalam cinta kita juga akan mengalami rasa sakit.
Yesus merasakan apa yang manusia rasakan.
Jubah Yesus adalah jubah yang layaknya digunakan orang yahudi pada masa itu. Ada benang berwarna biru dan keunguan yang dikepang di keempat sudutnya, untuk mengingatkan akan hukum/ ketetapan Tuhan (Bil. 15:37-39).
Jubah Yesus itu berkuasa, jika kita mau mengambilnya. Artinya kita mengambil bagian dan hidup dalam Firman Tuhan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Elita Chandra : Hati yang Degil
Dalam kitab Markus, Tuhan Yesus menegur murid-murid-Nya karena memiliki “hati yang degil”. Apa itu hati yang degil? Hati yang degil artinya hati yang menebal, hati yang tumpul dan tidak berpengertian.
Kedegilan hati berbicara ketidakpercayaan kepada Tuhan
Kedegilan hati bukan hanya berbicara tentang pemberontakan, tetapi juga berbicara hati yang tidak percaya dan penuh keraguan. Murid Yesus telah banyak menyaksikan mujizat yang Yesus lakukan, tetapi mereka tidak percaya; hati mereka degil. Mereka melihat mujizat Yesus memberi makan 5000 orang dan tersisa 12 bakul penuh, namun dalam kisah Yesus berjalan di atas air di Markus 6:45-52 dikatakan bahwa mereka tetap tidak mengerti, dan hati mereka tetap degil (Mark. 6:52).
Di kisah selanjutnya, murid Yesus kembali menyaksikan mujizatNya memberi makan 4000 orang dan tersisa 7 bakul (Mark.8:1-10), namun Yesus menegur mereka akan kedegilan hati mereka saat Yesus menceritakan tentang ragi orang Farisi dan ragi Herodes; Mereka tidak mengerti apa yang Yesus katakan, mereka hanya berfokus pada roti yang tidak mereka bawa (Mark. 8:14-21).
Hati kita degil ketika menuntut Tuhan melakukan apa yang kita inginkan
Kedegilan murid Yesus juga diceritakan dalam Yohanes 6:30-36. Ketika Yesus menceritakan tentang Roti Hidup, mereka tidak mengerti apa yang Yesus katakan. Mereka terus berpikir tentang roti yang dapat mengenyangkan mereka, bukan Yesus sebagai Roti Hidup yang memberikan kehidupan kekal.
Adakah kita seperti murid-murid Yesus? Kita mungkin orang yang mengalami Tuhan, tetapi kita menuntut Yesus menjadi figur yang sesuai dengan pikiran kita. Kita menuntut Yesus memberi kita “roti”, namun ketika Dia tidak memberikannya, kita menjadi tidak percaya dan meragukan Tuhan. Kita menuntut kasih Tuhan seperti yang kita mau, kita mengkoreksi kasih Tuhan.
Kita seringkali mengkoreksi kasih Tuhan, padahal kasihNya kepada kita tidak pernah berubah dalam hidup kita. Kitalah yang seharusnya mengkoreksi kasih, kesetiaan dan iman kita kepada Tuhan.
Cara pikir kita yang salah membuat hati kita menebal dan tumpul. Ketika hati kita menebal dan tumpul, maka kebaikan dan mujizat Tuhan nampak biasa saja. Demikian pula dengan murid Yesus; Mereka mengharapkan penyertaan dan kebaikan Tuhan versi mereka. Sehingga kebaikan yang Tuhan berikan dianggap biasa saja, karena tidak sesuai dengan keinginan mereka.
Hati kita degil karena tidak berfokus kepada Tuhan.
Seorang yang memiliki fokus terhadap sesuatu otomatis akan peka dengan hal tersebut. Namun Murid Yesus tidak fokus kepada Yesus. Itulah yang membuat mereka tidak mengerti apa yang Yesus katakan. Sudahkah kita berfokus dengan kerinduan Tuhan dalam hidup kita? Jikalau kita berfokus, maka kita akan menjadi peka dengan pekerjaan-pekerjaan Tuhan; Kita akan diberikan pengertian untuk mengerti rencanaNya.
Hati kita degil karena ketidaktaatan
Kedegilan berkaitan erat dengan kebodohan dan orang yang tidak mengenal Tuhan (Efesus 4:17-20). Kebodohan bukan tentang tahu atau tidak, tetapi tentang kita mau taat atau tidak: Sebab kita bisa tahu, belum tentu kita mau taat. Kita bisa menjadi orang bodoh bukan karena kurang pengetahuan, tetapi karena hawa nafsu yang membuat hati menjadi tumpul (Ef.4:19), bebal, dan tidak mau diajar; Karena itu, pengertian kita perlu diterangi oleh kebenaran; Dengan menempatkan kebenaran sebagai sesuatu yang utama dalam hidup kita. Minta Tuhan mengubahkan hati dan pikiran kita.
Tuhan ingin kita taat akan perintahNya, tetapi terkadang Tuhan membiarkan kita dengan pilihan kita karena kita keras hati.
Tuhan menegur Bileam melalui seekor keledai karena ketidaktaatannya; Bileam bisa mendengar apa yang Tuhan katakan untuk tidak mengutuki bangsa Israel, dia mengiyakan dengan mulutnya, tetapi ia tetap pergi bersama Balak yang memintanya mengutuki bangsa Israel. Dia bahkan tidak tahu bahwa ada malaikat, sekalipun dia adalah nabi yang bisa mendengar suara Tuhan (Bilangan 22:4-41).
Janganlah kita menjadi keras hati, tetapi biarlah kita diterangi oleh kebenaran dari Tuhan. Memiliki pengetahuan saja tidak cukup, tetapi kita harus memiliki hati yang taat.
Dalam ketaatan, kita mendapat pelajaran dari setiap musim dalam hidup kita. Dalam mengikut Tuhan, kedagingan kita memang akan dikikis. Tetapi ketaatan itu indah di mata Tuhan. Kebenaran kadang memang menyakitkan, namun itu baik dan akan memurnikan setiap kita.
Mengikuti jalan Tuhan bukan berarti kita kehilangan kebahagiaan.
Anak bungsu berpikir tentang kebahagiaan versinya, sehingga dia pergi jauh dari rumah. Padahal kebahagiaan yang sejati justru ada di dalam rumahnya, sebab di rumah bapanya sudah tersedia semua yang terbaik baginya; Dia memiliki pengertian yang gelap akan sebuah kebahagiaan.
Pengertian yang gelap tentang kebahagian versi kita membuat kita berpikir bahwa perintah Tuhan menjadi sebuah penghalang kebahagiaan kita. Kita perlu menyelaraskan pikiran kita tentang kebahagiaan dengan kebahagiaan yang sudah Tuhan sediakan.
Miliki sikap hati yang benar di hadapan Tuhan. Biarlah hati kita diterangi oleh kebenaranNya yang membuat hati kita memiliki pengertian akan kehendakNya yang sempurna dalam hidup kita.
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Christin Jedidah : Murid Palsu
Banyaknya mujizat yang dilakukan Yesus membuat banyak orang berbondong-bondong mengikuti Dia. Mereka yang mengaku murid Kristus, tetapi mereka bukanlah murid Kritus yang sejati; Mereka adalah murid-murid palsu.
Banyak dari murid palsu itu meninggalkan Yesus karena perkataan Yesus yang keras (Yoh. 6:60-65).
Mereka tidak percaya kepada Yesus meskipun sudah melihat dan mengalami mujizat Yesus, karena mereka tidak mengenal Yesus secara pribadi. Mereka hanya datang kepada Yesus karena mencari roti supaya mereka kenyang, tetapi Yesus dengan tegas mengatakan bahwa mereka harus percaya sungguh-sungguh kepada-Nya, sang roti hidup, yang memberikan mereka kekekalan lebih daripada roti fana yang mereka inginkan (Yoh. 6:22-59).
Menjadi seorang murid bukanlah sebuah pilihan, tetapi sebuah keharusan.
Namun apakah kita adalah murid yang sejati atau murid yang palsu? Murid sejati adalah murid yang mau diajar dan tidak mudah mengundurkan diri; Mereka percaya kepada Kristus dan mengenal Yesus secara pribadi, bukan hanya dari apa kata orang lain saja. Murid sejati punya iman yang teguh di dalam Dia, sehingga ketika ada banyak badai hidup, ia tidak mudah digoncangkan. Kita jangan hanya mendengarkan dan membaca Firman Tuhan secara harfiah saja, tetapi juga biarkan kita menerima perkataan Yesus yang adalah roh yang berkuasa mengubahkan kehidupan kita.
Ciri-ciri murid palsu:
1. Tidak mau hidup di dalam terang (1 Yoh 5-8)
Murid palsu suka tinggal dalam dosa; Suka mengulangi dosa-dosanya. Murid Kristus yang sejati bukan berarti tidak bisa berbuat dosa, tetapi ketika mereka tersandung dalam dosa, mereka bangkit dan bertobat; mereka mau diubahkan dan ikut tuntunan Roh Kudus.
2. Tidak suka mengakui dosanya (1 Yoh 1 :8-9)
Mereka tidak mau mengakui dosanya sehingga hidupnya tidak dapat diubahkan dan dibenarkan. Orang yang seperti ini tidak mau bertobat.
3. Mengasihi dunia (1 Yoh 2:16-17)
Selalu mengutamakan perkara dunia untuk kesenangan dan keinginan pribadinya, tidak pernah puas akan pencapaiannya, dan lebih mengikuti apa yang dunia katakan daripada kebenaran. Dia dikuasai oleh kedagingan, bukan oleh Kristus.
4. Tidak suka akan Firman dan perintah Tuhan (1 Yoh 2:3)
Tidak mau belajar dan taat untuk mengikuti kebenaran Firman Tuhan.
5. Pikirannya mudah disesatkan oleh dunia (1 Yoh 2:26)
Karena tidak taat akan kebenaran Firman Tuhan, mereka tidak dapat membedakan ajaran yang benar dan yang salah. Sehingga mereka mudah disesatkan oleh pengajaran yang salah.
Tuhan Yesus akan segera datang. Mari kita menjadi murid-murid yang sejati di akhir zaman ini; Menjadi murid sejati yang punya iman yang tidak mudah digoncangkan dan tidak mengundurkan diri sampai akhirnya. Ketika kita percaya, Tuhan akan memberikan kehidupan kekal kepada kita. (Ibrani 10:37-39).
Pdm. Christin Jedidah
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Yesus adalah Center Hidup Kita
Bacaan : Yohanes 6 : 1-15
Yohanes 6 : 1-15 bercerita tentang mujizat yang Yesus adakan dari 5 roti dan 2 ikan. Banyak orang menyorot 5 roti dan 2 ikan dalam cerita itu, tetapi tidak banyak yang menyorot tentang apa yang Yesus ajarkan.
Kita harus tahu siapa pokok pemberitaan Firman Tuhan. Yesus adalah centernya, bukan 5 roti dan 2 ikannya.
Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya: “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.” Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: “Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini? “ (Yohanes 6:6-9)
Filipus dan Andreas merasa bahwa makanan tidak akan cukup. Tetapi dengan 5 roti dan 2 ikan, Yesus sanggup memberi makan orang lain sampai mereka kenyang. Saat orang-orang membutuhkan makanan, Tuhan memberi mereka makan. Kisah ini mengajarkan bahwa Tuhan memelihara hidup kita. Kita tidak perlu takut dan kuatir, sebab Tuhan akan memenuhi kebutuhan kita tepat pada waktunya. Asal kita bukan pemalas, Tuhan pasti pelihara kehidupan kita.
Tuhan bisa Memakai Siapapun
Mungkin kita tidak punya banyak uang, tetapi dengan “5 roti 2 ikan” yang kamu miliki, kamu bisa menjadi berkat buat sekeliling. Tuhan bisa pakai apapun dalam hidup kita untuk bisa menjadi berkat. Pelayanan sekecil apapun sangat berharga bagi kerajaan Tuhan. Bahkan pelayanan-pelayanan yang tidak terlihat menjadi sangat berharga; Tuhan akan memberkati dan mengembangkannya untuk kemuliaan Tuhan, bukan untuk diri sendiri.
Yesus melakukan mujizat bukan untuk pamer kuasa. Dia bergerak ketika ada sebuah kebutuhan.
Keberhasilan hamba Tuhan bukan tentang jemaat tersentuh & memuji betapa bagusnya khotbah yang dibawakannya. Tetapi ketika jemaatnya pulang, mereka melakukan Firman Tuhan itu. Dan olehnya hidup mereka diubahkan.
Jadilah Setia
Banyak anak Tuhan tidak bisa menahan diri dan menjadi sabar; hidupnya begitu mudah dikuasai amarah dan emosi. Mari kita menjadi pribadi yang sabar. Ketika kita diperlakukan tidak baik, mari merespon dengan benar. Hidup kita tidak dipimpin oleh api amarah, tetapi hidup kita dipimpin oleh Tuhan.
Tuhan tidak pakai orang yang kelihatannya multitalenta. Tuhan pakai orang yang setia dalam perkara-perkara yang diberikan kepadanya.
Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu! (2 Timotius 4:5)
Mari selesaikan tugas pelayanan kita. Jangan menganggap remeh pekerjaan yang ada padamu, tetapi lakukan semuanya dengan giat dan tekun. Tuhan sedang melatih kita menjadi pribadi yang Tuhan inginkan melalui proses dan bentukan-bentukanNya.
Keberhasilan seorang hamba Tuhan bukan dilihat dari berapa banyak jiwa yang digembalakannya. Bukan juga dari musik yang mewah dan lagu yang mengharukan, tetapi dari seberapa banyak orang jemaat yang hidupnya sungguh-sungguh menjadi pelaku Firman. Biarlah segala kemuliaan hanya bagi nama Tuhan.
- Published in The Shepherd's Voice