Khotbah Pdm. Evie Mehita : Pelayanan Yesus
Kisah Yesus memberi makan 5000 orang adalah kisah mujizat Yesus yang sangat terkenal; Kisah ini tercatat di semua kitab Injil (Matius, Markus, Lukas, Yohanes). Yesus dan murid-Nya hendak menyepi dan beristirahat, tetapi banyak orang yang mengikuti Yesus. Yesus tergerak oleh kasih dan melayani mereka (Matius 14:13-14, Markus 6:30-31).
Apa yang dapat kita pelajari dari pelayanan Yesus?
1. Pelayanan Yesus tidak egois
Pelayanan Yesus bukan pelayanan yang egois, tetapi ada kasih di dalam pelayanan-Nya. Sekalipun Yesus dan murid-Nya lelah dan belum makan, tetapi Yesus tetap menerima orang-orang itu dengan kasih.
2. Yesus menerima, mengajar, dan menyembuhkan
Yesus menerima mereka, mengajar mereka, dan menyembuhkan mereka yang sakit. Betapa di akhir jaman ini banyak orang mengalami “sakit”, mereka mengalami krisis kasih. Kasih kebanyakan orang menjadi dingin. Karena itu Yesus datang ke dunia ini untuk memberikan pemulihan akan kasih; semua ini dilakukan-Nya karena Dia sangat mengasihi kita.
3. Menjadi pemberi roti
Yesus memberikan teladan bagi kita untuk memberi “makan” kepada orang-orang yang membutuhkan, bukan hanya secara jasmani, tetapi juga secara rohani.
Anak kecil itu tahu cara memberikan yang terbaik (Yoh. 6:9).
Dia memberikan apa yang ada padanya: 5 roti jelai dan 2 ikan kecil. Banyak orang mencibir dia, “Bagaimana makanan yang sangat sedikit itu bisa memberi makan 5000 orang?”. Tetapi dia memberikan semuanya di tangan Tuhan, dan Tuhan sanggup melakukan perkara besar. Belajar dari anak kecil ini, mari kita menjadi pemberi roti, bukan karena kita kaya dan punya segalanya. Tetapi ketika kita menyerahkannya di tangan Tuhan, itu sanggup memberkati banyak orang.
Apa yang ada di tanganmu saat ini? Mari belajar menjadi pemberi roti; melalui talenta, kemampuan, dan apapun yang kamu miliki. Taruh semua di tangan Tuhan, dan biarkan Tuhan yang bekerja dan menjadikannya berkat bagi banyak orang. Percayalah bahwa Tuhan tahu dengan tepat apa yang akan dikerjakan-Nya.
Terkadang Tuhan menjawab pergumulan kita dengan cara yang unik.
Tuhan bertanya kepada Filipus dimana mereka dapat membeli roti (Yoh. 6:5); bukan berarti Tuhan tidak tahu jawabannya, tetapi karena Tuhan tahu Filipus orang yang mudah ragu, sekalipun dia melihat banyak mujizat Yesus. Terkadang kita bertanya kepada Tuhan dalam pergumulan kita, Tuhan tidak langsung menjawab; Tuhan mungkin diam, atau bahkan balik bertanya. Tetapi bukan berarti Tuhan tidak tahu apa yang akan dilakukan-Nya; Dia tahu dengan tepat apa yang akan dikerjakan-Nya.
Tuhan memberikan 5000 orang itu makan sampai mereka kenyang (Yoh. 6:11). Ini berbicara Tuhan memenuhi kebutuhan kita. Tetapi banyak orang mencari-Nya karena tujuan yang lain. Mereka mencari Yesus supaya mereka kenyang, bukan karena pribadi-Nya (Yoh. 6:25-26).
Bagaimana dengan kita? Mari kita berfokus kepada pribadi Yesus, bukan hanya kepada berkat-Nya (Yoh 6:27-29).
Yesus adalah Roti Hidup sejati, roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia (Yoh 6:33). Barangsiapa datang kepada-Nya, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan haus lagi (Yoh 6:35).
Pdm. Evie Mehita
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Yesus adalah Center Hidup Kita
Bacaan : Yohanes 6 : 1-15
Yohanes 6 : 1-15 bercerita tentang mujizat yang Yesus adakan dari 5 roti dan 2 ikan. Banyak orang menyorot 5 roti dan 2 ikan dalam cerita itu, tetapi tidak banyak yang menyorot tentang apa yang Yesus ajarkan.
Kita harus tahu siapa pokok pemberitaan Firman Tuhan. Yesus adalah centernya, bukan 5 roti dan 2 ikannya.
Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya: “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.” Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: “Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini? “ (Yohanes 6:6-9)
Filipus dan Andreas merasa bahwa makanan tidak akan cukup. Tetapi dengan 5 roti dan 2 ikan, Yesus sanggup memberi makan orang lain sampai mereka kenyang. Saat orang-orang membutuhkan makanan, Tuhan memberi mereka makan. Kisah ini mengajarkan bahwa Tuhan memelihara hidup kita. Kita tidak perlu takut dan kuatir, sebab Tuhan akan memenuhi kebutuhan kita tepat pada waktunya. Asal kita bukan pemalas, Tuhan pasti pelihara kehidupan kita.
Tuhan bisa Memakai Siapapun
Mungkin kita tidak punya banyak uang, tetapi dengan “5 roti 2 ikan” yang kamu miliki, kamu bisa menjadi berkat buat sekeliling. Tuhan bisa pakai apapun dalam hidup kita untuk bisa menjadi berkat. Pelayanan sekecil apapun sangat berharga bagi kerajaan Tuhan. Bahkan pelayanan-pelayanan yang tidak terlihat menjadi sangat berharga; Tuhan akan memberkati dan mengembangkannya untuk kemuliaan Tuhan, bukan untuk diri sendiri.
Yesus melakukan mujizat bukan untuk pamer kuasa. Dia bergerak ketika ada sebuah kebutuhan.
Keberhasilan hamba Tuhan bukan tentang jemaat tersentuh & memuji betapa bagusnya khotbah yang dibawakannya. Tetapi ketika jemaatnya pulang, mereka melakukan Firman Tuhan itu. Dan olehnya hidup mereka diubahkan.
Jadilah Setia
Banyak anak Tuhan tidak bisa menahan diri dan menjadi sabar; hidupnya begitu mudah dikuasai amarah dan emosi. Mari kita menjadi pribadi yang sabar. Ketika kita diperlakukan tidak baik, mari merespon dengan benar. Hidup kita tidak dipimpin oleh api amarah, tetapi hidup kita dipimpin oleh Tuhan.
Tuhan tidak pakai orang yang kelihatannya multitalenta. Tuhan pakai orang yang setia dalam perkara-perkara yang diberikan kepadanya.
Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu! (2 Timotius 4:5)
Mari selesaikan tugas pelayanan kita. Jangan menganggap remeh pekerjaan yang ada padamu, tetapi lakukan semuanya dengan giat dan tekun. Tuhan sedang melatih kita menjadi pribadi yang Tuhan inginkan melalui proses dan bentukan-bentukanNya.
Keberhasilan seorang hamba Tuhan bukan dilihat dari berapa banyak jiwa yang digembalakannya. Bukan juga dari musik yang mewah dan lagu yang mengharukan, tetapi dari seberapa banyak orang jemaat yang hidupnya sungguh-sungguh menjadi pelaku Firman. Biarlah segala kemuliaan hanya bagi nama Tuhan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Pikiran yang Membatasi Tuhan
Bacaan : 2 Petrus 1:2-9
Sudahkah kita mengenal Kristus lebih dalam? Seringkali pikiran kita membatasi kita untuk mengenal Kristus lebih dalam. Sehingga begitu banyak orang tidak bisa mengalami Tuhan karena dibatasi oleh pikirannya. Kita berpikir: “Sepertinya Tuhan tidak sayang.. Sepertinya semua sudah terlambat..” Dan dengan pikiran-pikiran itu, Kita membatasi kuasa Tuhan bekerja dalam hidup kita.
Seorang pesulap, Henry Hoodie, dikenal sebagai Master of Escape. Dia terkenal karena aksinya yang selalu berhasil membuka pintu penjara. Suatu hari, dia dipanggil di sebuah desa untuk menunjukkan kemampuannya membuka pintu penjara. Dengan semua jarum-jarum yang dia miliki, dia tidak bisa membukanya, sehingga dia mencoba mendobrak pintu penjara tersebut, tetapi tidak juga berhasil. Ternyata pintu itu tidak pernah terkunci.
Terkadang seperti itulah kita. Pikiran kita melihat semua pintu tertutup, semua pintu terkunci. Ketika masalah datang dalam hidup Kita, Kita merasa tidak ada jalan keluar; pikiran kita mengatakan demikian, padahal Tuhan sudah bukakan semua. Hanya saja pikiran kita yang terbatas akhirnya membatasi kuasa-Nya.
Ketika kita ditimpa masalah, Tuhan mau mengajarkan supaya pengenalan kita bertambah-tambah akan Tuhan. Dia mau kita mengenali dia selangkah lebih dekat.
Ketika kita merindukan mujizat terjadi dalam hidup kita, namun tidak kunjung terjadi, Tuhan mau mengajarkan kepada kita supaya kita semakin mendekat dan mengerti bahwa Dia lebih besar mujizat apapun yg ada di dunia ini.
Hati-hati! Kadangkala pikiran lebih jahat dari sakit penyakit. Karena itu mari rubah cara pikir kita. Kita sudah di berikan hikmat oleh-Nya untuk mengatasi masalah-masalah kita. Bertanyalah kepada Firman Tuhan, supaya kita menjadi benar
Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. (2 Petrus 1:5-7)
Kita perlu punya iman bijaksana, kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan dan kasih. Iman yang bijak adalah iman yang tidak menuntut. Diperlukan juga pengetahuan dan penguasaan pikiran kita untuk percaya akan apa yang kita imani. Iman juga butuh ketekunan dan ketaatan yang disertai dengan kasih.
Tanpa kasih, iman kita akan menjadi iman yang tega dan iman yang keterlaluan. Kasih akan membuat iman kita bertumbuh dengan dasar yang benar di dalam Kristus.
Mari kita menjadi orang-orang yang mengerjakan segala sesuatu untuk kemuliaan nama Kristus. Tuhan cari orang-orang yang mau untuk dipakai-Nya. Mari kita mengenal Dia lebih dalam lagi. Kita bukan menjadi pengagum dari hamba Tuhan semata, tetapi kita menjadi pengidola Kristus yang sejati; Kita menjadi orang yang sungguh-sungguh mencintai Dia dan kebenaran.
- Published in The Shepherd's Voice