Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Hidup dalam Kasih Karunia
Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: “Jangan mengingini!”
Tetapi dalam perintah itu dosa mendapat kesempatan untuk membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa keinginan; sebab tanpa hukum Taurat dosa mati.
Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat. Akan tetapi sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup,
sebaliknya aku mati. Dan perintah yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian. Sebab dalam perintah itu, dosa mendapat kesempatan untuk menipu aku dan oleh perintah itu ia membunuh aku. Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik.
Roma 7:7-12
Kita percaya bahwa Tuhan datang bukan untuk membatalkan hukum taurat tetapi justru menggenapinya. Dahulu pada perjanjian lama, orang-orang yang ingin datang kepada Allah harus lewat perantara nabi. Setelah zaman perjanjian baru, kita dapat berkomunikasi dengan Tuhan kapan saja. Itu semua karena kemurahan-Nya. Tanpa kemurahan Tuhan, upaya kita mengerjakan kebenaran di dunia ini adalah sia-sia.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Sampah Rohani
Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
Matius 5:14-16
Hari-hari ini terjadi krisis garam. Bagi ibu rumah tangga tentunya mengerti akan hal ini. Garam yang murah, yang biasanya bisa didapat dengan uang seribu rupiah, hari-hari ini menjadi langka. Harganya bisa mencapai 3-4 kali lipat.
Begitupula dengan kasih karunia. Kasih karunia menjadi seperti “garam” akhir-akhir ini. Kasih karunia diberikan oleh Tuhan secara murah dan gratis, hampir tidak berharga. Saat kasih karunia itu langka, kita akan memburu kasih karunia itu dengan harga berapapun, tidak peduli walaupun itu mahal. Namun, belum tentu kita akan mendapatkannya kembali atau bahkan ada. Masalah terbesar dalam anak-anak Tuhan adalah kita tidak tahu cara menghargai kasih karunia yang Tuhan berikan.
Tuhan rindu kita memuliakan namaNya dengan terlihat, tidak meletakkannya di bawah gantang. Memuliakan Tuhan adalah kita mempercayai Tuhan. Ketika kita meragukan Dia, sama saja kita menyalibkan Yesus kembali.
Di hari-hari terakhir ini kita harus waspada terhadap guru-guru palsu, nabi-nabi palsu, bahkan jangan kita menjadi salah satunya. Kita akan menjadi guru-guru palsu atau nabi-nabi palsu ketika kita mengejar kemuliaan yang seharusnya untuk Tuhan, tapi kita berikan untuk diri sendiri. Misalnya dalam pelayanan WL atau singer atau musik, kita berpikir “ah, kalau saja aku yang pelayanan, mkaa suasa akan dipenuhi dengan Roh Kudus“. Ini berarti, kita adalah guru palsu, kita sudah mengambil kemuliaan yang seharusnya untuk Tuhan, menjadi milik sendiri.
Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik.
Filipi 1:15
Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.
Filipi 1:21-22
Jika hidup di dunia ini kita harus bekerja dan menghasilkan buah, kita akan kerepotan sekali karena suatu saat kita akan menghadap tahta pengadilan Bapa. Kalau selama kita di bumi, kita wasting time dengan perkara-perkara dunia, cerita-cerita cinta yang tidak berkesudahan, buah apa yang dapat kita persembahkan pada tahta pengadilan Tuhan. Ketika kita diadili nanti, apa yang dapat kita berikan.
Tuhan rindu kita memuliakan namaNya dan segala sesuatu yang tidak memuliakan namaNya, sesungguhnya adalah sampah.
Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
Filipi 3:7
Jika kita mengejar segala sesuatu untuk kemuliaan diri sendiri, sebenarnya kita hanya mencari sampah, sesuatu yang tidak berguna dalam tahta pengadilan Bapa. Semakin hari, kita harus mengenal Kristus, karena itulah yang berguna. Kita takut tidak makan besok, kita sudah menghina Tuhan. Takut tidak menikah, kita menyalibkan Dia kedua kali. Percaya itu penting, percaya menandakan hubungan ayah dan anak.
Kalau kita curiga pada Tuhan, tidak percaya pada Tuhan, kita tidak bisa disebut sebagai anak Tuhan, karena seorang anak pasti percaya pada Bapanya. Ketika kita tidak percaya, berarti kita sudah menjauhi kasih karunia Tuhan. Percaya berarti Yesus adalah “center” dalam hidup ktia.
Kita melihat apa yang kita lihat dan jiwa kita menuntun pada apa yang ingin kita lihat. Banyak orang menghibur jiwa tetapi tidak membereskan akar permasalahannya, yaitu rohnya. Pergi berlibur hanya untuk lari dari masalah-masalah.
Kasih karunia Tuhan diturunkan pada semua orang, tetapi mendapat warisan Tuhan hanya diperuntukkan pada anak-anakNya.
Pelayanan kita harus menghasilkan buah dan buah itu harus melimpah. Jangan kita terlalu sibuk mencari sampah-sampah sampai lupa akan gelanggang pertandingan kita.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Keseimbangan Kharisma dan Karakter
Diibaratkan suatu produk komersil, kharisma adalah desain kemasan; sesuatu yang tampak dari luar dan menarik. Sedangkan, karakter adalah seperti isi produk tersebut; kualitas dan kegunaan produk tersebut. Kedua hal ini tak bisa dipisahkan dan harus berjalan seimbang bersama-sama.
Sebuah makanan dari seorang chef akan dilihat dari penampilan dan rasanya. Penampilan yang begitu bagus, tetapi memiliki rasa yang tidak enak, tentu akan memiliki nilai minus. Demikian juga makanan yang memiliki rasa enak, tetapi dengan penampilan yang tidak menarik, tidak akan disentuh oleh orang lain. Untuk memiliki nilai perfect dibutuhkan keseimbangan akan keduanya. Demikian juga pada gereja Tuhan tidak boleh hanya berfokus pada salah satu saja. Contohnya, hanya pada kharismanya saja tanpa mempedulikan keunggulan atau karakternya, dan sebaliknya.
Gereja Tuhan pertama kali dilihat dari kharismanya. Dari besarnya gedung gereja, banyaknya jumlah jemaat, karunia-karunia yang dimilikinya. Kharisma perlu ada dalam suatu gereja, karena itulah yang disorot banyak orang. Kharisma suatu gereja dibutuhkan juga untuk misi dan memperlebar kerajaan Tuhan. Lain pula dengan yang hanya fokus pada karakter. Hidup berkenan di hadapan Tuhan, tetapi tidak ada variasi-variasi yang membuatnya bertumbuh.
Karakter seorang anak Tuhan mempengaruhi ketepatan dan kemurnian kita untuk mendengar suara Tuhan.
Pada waktu itu ada seorang dari Zora, dari keturunan orang Dan, namanya Manoah; isterinya mandul, tidak beranak. Dan Malaikat TUHAN menampakkan diri kepada perempuan itu dan berfirman kepadanya, demikian: “Memang engkau mandul, tidak beranak, tetapi engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Oleh sebab itu, peliharalah dirimu, jangan minum anggur atau minuman yang memabukkan dan jangan makan sesuatu yang haram. Sebab engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki; kepalanya takkan kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibunya anak itu akan menjadi seorang nazir Allah dan dengan dia akan mulai penyelamatan orang Israel dari tangan orang Filistin.”
Hakim-hakim 13:1-5
Simson lahir dari suatu mujizat dan sejak dalam kandungan, ia sudah dikuduskan. Tuhan memiliki ketetapan untuk Simson, yakni pembebas bangsa Israel dari orang Filistin. Kekuatannya bukan karena ia makan banyak, tetapi itu adalah karunia Tuhan kepadanya–kharisma yang dimilikinya. Tetapi Simson tidak seimbang dalam karakternya. Simson merupakan contoh dari ketidakseimbangan karakter dan kharisma. Akibatnya, ia harus berakhir tragis.
Simson pergi ke Timna dan di situ ia melihat seorang gadis Filistin. Ia pulang dan memberitahukan kepada ayahnya dan ibunya: “Di Timna aku melihat seorang gadis Filistin. Tolong, ambillah dia menjadi isteriku.”
Tetapi ayahnya dan ibunya berkata kepadanya: “Tidak adakah di antara anak-anak perempuan sanak saudaramu atau di antara seluruh bangsa kita seorang perempuan, sehingga engkau pergi mengambil isteri dari orang Filistin, orang-orang yang tidak bersunat itu?” Tetapi jawab Simson kepada ayahnya: “Ambillah dia bagiku, sebab dia kusukai.”
Hakim-hakim 14:1-3
Simson yang mulai beranjak dewasa jatuh cinta dengan gadis Filistin. Ia adalah orang yang mudah untuk jatuh cinta, ini merupakan avon yang dimilikinya. Tanpa proses pengenalan, tanpa berdoa, tanpa pertimbangan orang tua, ia langsung ingin menikahinya. Ia tidak sabar dan tidak memiliki pengendalian diri, bahkan ia tidak mau mendengarkan nasihat orang tuanya.
Kita harus belajar untuk mendengarkan gembala, orang tua rohani kita. Simson adalah orang yang sangat keras, tidak mau mendengarkan suara orang lain. Akhirnya, dengan terpaksa, orang tuanya melamar gadis Filistin itu.
Tetapi kasih karunia Tuhan atas Simson sangat besar meskipun ia berdosa. Roh Tuhan tetap menguasai dia, sehingga ia dapat mengalahkan 1000 orang tentara Filistin dan bahkan memberinya minum ketika ia sangat kehausan.
Tuhan mengasihi kita apa adanya, tetapi tidak mau membiarkan kita apa adanya.
Jangan sombong ketika kita dipakai Tuhan. Tuhan bisa memakai siapa saja.
Simson tidak mau menyadari kesalahannya dan tetap melakukan kegagalan-kegagalan yang sama. Ia bahkan jatuh hati kepada perempuan sundal bernama Delila. Ia langsung tertarik kepada perempuan yang akan membuat kekuatannya berakhir dan selesailah pertandingan hidupnya.
Simson memiliki tujuan hidup, dilahirkan dengan mujizat. Seandainya karakter Simson baik, Simson dapat melakukan rencana Tuhan dengan cara yang berbeda, bukan melalui perempuan. Jangan jadikan ayat ini menjadi pembenaran. Ketika karakter kita tidak seperti karakter Tuhan, kita akan membuat jalan-jalan Tuhan sesuai karakter kita. Tuhan memang bisa membuat hal yang besar melalui kesalahan kita, tetapi itu bukan rencana Tuhan yang semula. Simson tidak perlu buta dan dipermalukan.
Tuhan tidak memilih orang-orang yang sempurna, karena Ia tahu, tidak ada orang yang sempurna. Jika Ia menanti orang yang sempurna, tidak ada yang bisa Ia pakai. Simson tidak sempurna, tetapi ia pun tidak mau dibentuk dan diubahkan. Itulah yang menjadi kegagalan terbesarnya.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Warisan Kristus
Ketika seseorang akan mati, ia pasti meninggalkan sesuatu untuk orang yang dikasihiNya. Demikian juga Yesus meninggalkan suatu pesan-pesan untuk umatNya. Jika di film-film, pesan-pesan yang disampaikan sebelum orang tersebut pergi harus dilakukan. Lalu apa pesan-pesan Yesus?
Wasiat
Maka kata Yesus sekali lagi: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.”
Yohanes 20:21
Kita sudah mengenal Amanat Agung yang tertulis dalam Matius 28:18-20. Satu hal yang Tuhan tekankan adalah pengutusan dan menjadikan semua bangsa murid Kristus. Gereja tidak peduli berapa banyak bangku yang terisi, tetapi berapa banyak orang yang datang ke gereja dan menjadi seorang murid. Menjadi murid Kristus bukanlah pilihan, tetapi keharusan. Itulah perintah Tuhan. Maka sebelum kita diutus untuk menjadikan semua bangsa murid Kristus, kita harus menjadi murid Kristus terlebih dahulu.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Evie Mehita : Rahasia Kekuatan
Kita beberapa kali sering merasa tidak kuat, lemah iman, bosan dan lain sebagainya. Kalau KKR, iman kita kuat, kalau bukan saat KKR, kita merasa lemah iman. Kita perlu untuk mengalami rahasia kekuatan.
Rahasia kekuatan kita adalah tinggal di dalam Yesus.
Ada seorang wanita berusia 28 tahun dan telah menikah selama 10 tahun. Kedua anaknya gugur dalam kandungan, mertuanya setengah lumpuh dan parahnya, ia berada di dalam ambang perceraian ketika ayahnya baru saja meninggal. Suatu ketika dalam sebuah perjalanan di pesawat, ia bertemu dengan seorang pria yang berasal dari Jepang. Mereka mengobrol dan hingga akhirnya pria Jepang itu bertanya “apakah kamu sudah mengenal Yesusku?”.
Wanita ini begitu terusik dengan pertanyaan pria Jepang itu. Ia adalah seorang Kristen dan pelayan Tuhan, ia sudah mengenal Yesus, tetapi pertanyaan itu sangat mengganggunya.
Begitu ia sampai, ia mengunjungi bapak gembala gerejanya dan meminta agar bapak gembala ini mendoakannya untuk bisa mengenal Yesus, menghancurkan kepahitan hatinya dan pemulihan akan hidupnya. Ia juga bercerita mengenai segala permasalahannya dan membuat bapak gembalanya terkejut. Wanita ini adalah ketua pemuda wanita dan seorang guru sekolah minggu yang aktif. Seluruh gereja telah menganggap pasangan suami istri ini adalah keluarga yang patut diteladani, tidak bermasalah dan aktif melayani Tuhan.
Setelah wanita ini keluar dan pulang, ia mengalami sukacita yang luar biasa.
Jadi, apakah kita sudah mengenal Yesus yang sejati?
Kalau kita sudah mengenal Yesus, mungkin kita sudah lupa bahwa kita telah mengenal Yesus.
Bukan berarti kita melayani, kita benar-benar hidup untuk Tuhan dan telah mengenal Yesus.
Hati wanita ini telah mati. Kekecewaan yang diberikan dunia ini membuat hatinya perlahan-lahan mati. Kerohanian kita dikatakan hidup bukan karena perkataan-perkataan kita yang baik dan rohani, recom yang ramai dan meriah atau khotbah-khotbah yang bagus, tetapi kehidupan kerohanian kita adalah pengalaman kita bersama Tuhan. Kita hidup bukan hanya melalui firman yang disampaikan oleh pengkhotbah saja.
Bagaimana pengalaman pribadi kita dengan Tuhan?
Apakah pengalaman kita bertumbuh atau stagnan?
Banyak orang mati rohani sekarang. Dimulai dari patah semangat menghadapi kehidupan, dunia kerja, kuliah, dalam menantikan janji Tuhan dan lain sebagainya. Patah semangat terus menerus, hingga akhirnya bingung akan jati dirinya. Tidak percaya akan Firman Tuhan dan panah-panah masuk.
“Firman itu bukan untuk aku…” “Janji Tuhan itu bukan untuk aku…” “Aku nggak bisa dipulihkan…“
Kemudian menjadi sinisme dan hati menjadi mati.
Seseorang dapat dimenangkan jika mau mengubah pola pikirnya. Pikiran kita tidak sama dengan pikiran Tuhan.
Kalau Tuhan mau ada gereja, meskipun gereja sudah banyak, maka dirikanlah gereja.
Meskipun sudah banyak orang berjualan makanan, kalau Tuhan kehendaki, juallah makanan.
Jangan hanya menjadi orang rata-rata, tetapi bergeraklah menembus ke atas, selaras dengan Tuhan.
Gunung Sinai atau Gunung Horeb adalah tempat Musa menggembalakan kambing dombanya. Horeb memiliki arti tandus, kering, mandul, padang pasir, padang gurun. Ketika itu Musa mengalami titik rendah dalam hidupnya, dari seorang raja menjadi pengasingan menggembalakan kambing domba. Sebenarnya apakah arti tempat Horeb itu?
Tempat padang gurun
Seperti tidak dikasihi, dibiarkan dan ditinggalkan oleh Tuhan. Tetapi saat kita mengalami hal ini, inilah saatnya kita mengalami Tuhan. Yang terpenting adalah penantian. Tuhan mau membentuk ketahanan dalam kerohanian kita untuk bertahan di tempat ini.
Tempat di mana visi Tuhan diperbarui
Di Gunung Horeb ini juga Elia bersembunyi dalam pelariannya, juga tempat Israel membuat lembu emas.
Kita perlu mengecek kembali visi yang kita miliki dari Tuhan atau tidak dengan cara :
- Mimpi itu baik
- Mimpi itu berdampak
- Berserah dan doakan
- Menjadi penyelesai visi Tuhan
Tempat Kemuliaan Tuhan
Tuhan menjumpai Musa untuk pertama kali melalui semak yang terbakar. Tuhan tahu, jika Musa dihadapkan langsung dengan kemuliaanNya yang besar, Musa akan kaget. Ketika Tuhan menampakkan diri dengan kemuliaan yang kecil, Musa masih dapat berdebat dengan Tuhan. Musa masih memakai luka dan kekecewaan dan belum dipulihkan, karena itu Tuhan hadir dengan semak yang terbakar.
Tapi saat kedua kalinya Tuhan menjumpai Musa, kemuliaan Tuhan menyelimuti gunung dan Musa naik ke atas gunung dan berjumpa muka dengan muka dengan Tuhan. Tak ada lagi tawar menawar dengan Tuhan dan mempercayai Tuhan sepenuhnya.
Kita lihat cara Tuhan bekerja. Kita mau kemuliaan Tuhan datang dalam hidup kita seperti apa. Bangsa Israel menolak untuk dekat dengan Bapa karena takut mati. Bangsa Israel menolak anugerah terbesar untuk berjumpa muka dengan muka dengan Bapa.
Perjumpaan kita dengan Bapa juga seharusnya semakin besar, tidak semak terbakar terus menerus.
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Sang Pengoreksi & Penolong
Kejadian 24 menceritakan Abraham mengutus hambanya untuk mencarikan jodoh bagi anakNya. Di sana hamba itu bertemu dengan Ribka. Abraham adalah gambaran Bapa di Surga yang mengutus hambaNya, yaitu Roh Kudus untuk menolong kita yang digambarkan sebagai Ribka, berjumpa dengan Ishak, sebagai mempelai Kristus kita. Kita sedang dalam perjalanan dipinang oleh Tuhan. Hamba Abraham itu mengetuk pintu hati untuk ditunangkan dengan anak Abraham. Ia sedang mencari hati yang murni untuk dipinang.
Mengapa Ribka? Mengapa bukan gadis-gadis lainnya?
Karena Ribka MENGIJINKAN Roh Kudus menguasai hidupnya, membuka pintu hatinya untuk Roh Kudus yang digambarkan sebagai hamba itu masuk.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Evie Mehita : Menghadapi Kejatuhan
Sebelum menentukan pilihan, kita sering melakukan “pengintaian” terlebih dahulu. Mengamati dan mengobservasi, entah itu untuk masuk universitas, bekerja di perusahaan, bahkan untuk tempat liburan.
Bilangan 13:25
Sebelum masuk ke tanah Kanaan, bangsa Israel memilih 12 orang untuk mengintai tanah Kanaan. Dalam kitabh Ulangan dijelaskan bahwa pengintaian tersebut bukanlah usul Musa. Usul tersebut adalah usul tua-tua Israel dan hal itu dipandang baik. 12 orang yang terpilih tersebut adalah pemimpin-pemimpin, merupakan orang-orang terbaik di bangsa Israel. Mereka adalah orang-orang yang dianggap telah dewasa. Mereka sudah bersama dengan Musa sejak lama, tapi 10 orang dari 12 orang yang dipilih menyampaikan kabar buruk kepada bangsa Israel. Pikiran mereka belum sampai dengan pikiran Tuhan. Mereka meragukan Tuhan dan mulai memikirkan cara-cara mereka sendiri untuk mencapai janji-janji Tuhan.
- Published in Sermons
Pesan Tuhan Akhir Jaman oleh Ps. Daniel Hadi Shane
Beberapa waktu lalu, gembala senior kami Ps. Daniel Hadi Shane mendapatkan rhema dari Tuhan. Tuhan menunjukkan kepada dia bagaimana akhir zaman sudah hampir sampai pada kesudahannya, bagaimana ada AIR MATA TUHAN yang menangisi gereja-gereja dan keadaan dibumi yang semakin mengerikan. Sebuah Bahtera besar sedang dipersiapkan dan Bahtera itu segera akan ditutup. Tuhan mau kita masuk dalam Penginjilan yang benar dan masuk dalam kegerakan akhir-Nya.
Ditengah keadaan akhir zaman ini dan semua tanda-tanda yang semakin digenapi, penyesatan terjadi di seluruh dunia, Firman Tuhan sudah memperingatkannya kepada kita semua. Banyak barisan-barisan yang menyebut dirinya sebagai gereja, namun tidak siap masuk dalam Perjamuan Anak Domba Allah. Perjamuan itu telah siap, namun mempelai-mempelai-Nya belum siap. Ada yang tersesat, ada yang masih bergumul terus menerus dengan dirinya sendiri.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Langit Tembaga
Banyak orang salah memahami kata “proses” dan merohanikannya. Tidak semua proses datang dari Tuhan. Proses dapat datang dari daging yang tidak bermanfaat sama sekali. Misalnya oleh calon pasangan hidup, diminta untuk mengantar-antar, lalu berkata “saya diproses untuk belajar rendah hati”. Atau saat di pekerjaan, diminta untuk menipu. Sebuah proses yang tidak mendekatkan kita kepada Tuhan itu bukan proses yang dari Tuhan, tapi dari daging, dari dunia! Jangan salah artikan kata “proses“.
Sejahtera kah kita dengan calon pasangan kita? Dengan pekerjaan kita? Jika tidak, proses itu bukan berasal dari Tuhan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Evie Mehita : Dasar Kekristenan
Bacaan : Efesus 4:13-16
Sifat tanaman tumbuh ke arah cahaya, apalagi manusia, seharusnya tumbuh ke Pencipta kita.
Kita seringkali lupa hal-hal yang seharusnya adalah dasar dari kekristenan iman kita.
1. Kesatuan dengan Tuhan, sesama pelayan
Adam Hawa jatuh karena mendengarkan iblis. Dulu manusia dengan Tuhan dapat berjalan, satu hari dengan Bapa. Iblis menyusup dan memberikan kecurigaan, saling menyalahkan bahkan dengan alam dan akhirnya tidak menjadi 1 lagi dengan Tuhan.
- Published in Sermons