Khotbah Pdm. Christin Jedidah : Tak Kenal Maka Tak Tahu
“Tak kenal maka tak tahu”
Hati-hati dengan setiap perkataan kita. Perkataan kita bisa menjadi tajam dan melukai orang, tetapi di sisi lain perkataan kita bisa membangun orang lain. Pilihlah untuk berpikir positif dan memperkatakan sesuatu yang membangun orang lain.
Kita hidup bukan dari apa kata orang lain, tetapi dari apa kata Firman Tuhan.
Menjadi Manusia Baru (Efesus 4:18-32)
Mencintai adalah sebuah kebahagiaan.
“Tak kenal tapi tetap sayang” Ini adalah panggilan bagi kita sebagai gereja Tuhan.
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Hidup untuk Kemuliaan Tuhan
Setiap kita dilahirkan untuk menjadi pemenang. Kita menyukai tantangan dan kita bersukacita ketika berhasil melakukannya. Di jaman ini, begitu banyak tantangan atau challenge yang aneh-aneh dan bahkan ekstrim yang disebarkan melalui media sosial. Ada tantangan menahan nafas, tantangan untuk melakukan bunuh diri, dan yang terbaru ada kiki challenge yang lucu, tetapi tidak berguna. Semakin ekstrim melakukannya, semakin bangga. Kita dilahirkan sebagai umat pemenang, tetapi banyak anak muda yang menelan semua informasi dari media sosial dengan mentah-mentah. Kita menelan berita sepotong-sepotong dan itu berbahaya, apalagi jika ktia suka Firman Tuhan sepotong-sepotong.
Kalau kita menginginkan sesuatu yang bukan milik kita, itu sudah termasuk dosa. Begitu sulitnya melakukan hukum taurat. Kita tidak akan pernah bisa dan dengan demikian, tidak ada satupun dari kita yang akan dapat masuk dalam Kerajaan Surga, karena kita semua pasti pernah berdosa. Anda mungkin tidak berzinah, tetapi melihat video porno, itu sudah dosa. Kalau kita mengikuti aturan dalam hukum taurat, tidak ada satupun manusia di dunia ini yang dapat masuk dalam Kerajaan Surga.
TUHAN keluar berperang seperti pahlawan, seperti orang perang Ia membangkitkan semangat-Nya untuk bertempur; Ia bertempik sorak, ya, Ia memekik, terhadap musuh-musuh-Nya Ia membuktikan kepahlawanan-Nya. Aku membisu dari sejak dahulu kala, Aku berdiam diri, Aku menahan hati-Ku; sekarang Aku mau mengerang seperti perempuan yang melahirkan, Aku mau mengah-mengah dan megap-megap.
Yesaya 42:13-14
Satu-satunya yang dapat membawa kita ke surga adalah Yesus. Pengorbanan Yesus di kayu salib itu cukup bagi kita. Banyak orang pergi ke KKR karena takut masuk neraka. Tetapi masalahnya, khotbah yang disampaikan hanya menekankan pada dosa sekecil apapun, dia akan masuk neraka kalau ia tidak maju ke depan untuk didoakan. Itu adalah kesesatan!
Setiap orang yang ada dalam Kristus adalah ciptaan baru.
Ciptaan baru adalah proses yang progresif. Kita mengandalkan Yesus yang bisa membantu kita melawan ikatan dosa. Kasih karunia meyakinkan kita bahwa kita tetap masuk Surga meskipun kita berbuat dosa. Bukan karena kekuatan kita, tetapi kekuatan dari Tuhanlah yang memampukan kita. yesus sudah menyembuhkan dan memulihkan dosa-dosa kita. Maksudnya, kasih karunia Tuhan tidak membawa kita lepas dari dosa, tetapi memampukan kita melawan dosa. Kalau kita menggantikannya dengan yang lain, kita akan bisa kembali pada dosa itu.
Banyak mimbar menjadi alat algojo, menjadi alat penghakiman. Hamba Tuhan merasa superior, menjadi raksasa rohani dan menghakimi setiap orang yang hadir.
Yesus adalah juru selamat. Bukan hanya menyelamatkan manusia dari neraka, tetapi menyembuhkan diri kita dari yang jahat, memulihkan kita. Itu proses dari Yesus yang disembah sebagai juruselamat total. Dia sedang merancangkan rencana besar yang tidak pernah kita pikirkan. Firman Tuhan akan membebaskan kehidupan kita.
semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!
Yesaya 43:7
Kita diciptakan untuk kemuliaan Tuhan. Kasih karunia Tuhan itu bukan hypergrace. Kasih karunia menuntun kita kepada pertobatan. Hukum Taurat mematikan, tetapi kasih karunia menghidupkan. Kristus adalah puncak dari hukum taurat. Perjumpaan dengan Tuhan itu mengubahkan seterusnya. Bukan hanya sekadar di KKR saja, tetapi serahkan tubuh, jiwa dan roh kita di dalam tanganNya. Kasih karunia memimpin kita kepada kebangunan dan menjaga hidup kita. Kita harus mempelajari alkitab secara utuh. Jangan menjadi saksi dusta, tidak tahu kebenarannya, tidak tahu faktanya.
Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa, seperti ada tertulis: “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.
Roma 3:9-10
Bergantunglah hanya kepada Yesus. Yesus mencintai Anda dan tidak menghakimi Anda. Ia memaafkan Anda dan memampukan Anda untuk melawan dosa. Hidup kita untuk kemuliaan Tuhan. Tuhan itu adil. Kalau kita punya kelemahan, gunakan kelebihanmu untuk mengalahkan kelemahanmu. Jangan fokus dengan kelemahanmu, tetapi fokuslah dengan kelebihanmu. Jangan sampai iblis mencari sisi lemahmu dan membuatmu tidak fokus dengan kelebihan yang kamu punya. Tuhan menciptakan kita untuk kemuliaan. Sudahkah hidup ktia berdampak dan jadi berkat? Menjadi alat kesaksian atau tidak? Tuhan akan memberkati hidupmu dan hidupmu menjadi dampak.
Kita tidak bisa memberhentikan Tuhan. Berkarya nyata bagi Tuhan yesus, berkarya nyata untuk setiap kepercayaanNya.
Kesempatan yang diberikan Tuhan, pergunakan itu dengan sebaiknya seperti kita akan mati besok. Banyak ladang yang membutuhkan uluran tangan Tuhan. Iman itu membutuhkan deklarasi. Ketika tidak ada uang, dibutuhkan iman dalam perkataan. Tuhan tidak mengijinkan keterlambatan untuk maksud yang tidak jelas. Hidup harus jadi berkat. Hidup untuk kemuliaan Tuhan.
Menikmati setiap proses yang Tuhan berikan. Dalam permasalahan kita, kalau Tuhan tidak bertidak, jangan hakimi Tuhan. Ia bertindak dengan cara yang tidak pernah kita pikirkan. Bagi yang terikat dengan dosa, Tuhan mengampunimu. Jangan tinggal dalam dosa lagi karena Tuhan mengasihimu. Kalau hidupmu suam-suam kuku, berarti kamu belum berjumpa dengan Yesus. Maria Magdalena mencintai Yesus dan dia rela memberikan segala-galanya untuk Tuhan.
Kuasa Tuhan tidak dapat diperjual belikan. Kuasa Tuhan bertambah, kita semakin berkurang.
Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.
2 Petrus 1 : 3
- Published in The Shepherd's Voice
PIC (Pro-M Impact City) : Failling Is OK
Kita seringkali mendengar ada banyak orang yang mengalami kegagalan, bahkan kita termasuk salah satunya. Ada yang mengalami kegagalan dalam pekerjaannya, dalam kuliahnya, atau ada juga yang mengalami kegagalan dalam hal tidak berkembangnya komunitas sel yang dipimpinnya. Kegagalan-kegagalan yang sering terjadi inilah yang melelahkan setiap kita yang mengalaminya. Lantas, sebenarnya kenapa Tuhan mengijinkan kegagalan-kegagalan ini terjadi dalam kehidupan kita ? Apakah yang menjadi maksud Tuhan dibalik setiap kegagalan yang pernah kita alami ? Ada empat hal yang dapat kita pelajari mengenai maksud Tuhan ini.
Hal yang pertama, Tuhan ingin agar kita lebih memandang Dia daripada situasi atau keadaan yang kita alami. Thomas Alfa Edison adalah seorang penemu bola lampu. Semasa kecil saat di sekolahnya, beliau dikatai sebagai seorang anak yang idiot. Namun, ibunya bersikeras percaya bahwa anak ini tidak idiot, sehingga ibunya memilih untuk menyekolahkan anaknya di rumah. Keyakinan yang dimiliki oleh ibu Thomas Alva Edison inilah yang membuat Thomas sampai akhirnya dapat menjadi seorang penemu yang luar biasa. Dari kisah ini, kita dapat belajar bahwa seringkali kita selalu melihat pada situasi atau keadaan yang terjadi di depan mata, tetapi Firman Tuhan mengatakan bahwa Tuhan akan memberikan kemenangan pada orang-orang yang lebih memandang kepadaNya dan lebih mempercayaiNya daripada situasi di sekelilingnya. Kalau kita tidak pernah gagal itu artinya kita tidak pernah berhasil. Bila semasa hidup kita, kita selalu berhasil terus dan tidak pernah gagal, lantas apa yang kita menangkan. Bila keberhasilan itu sangat mudah kita peroleh, lantas apa artinya kemenangan itu. Justru saat kita mengalami kegagalan, saat situasi makin menghimpit, saat lawan semakin berat untuk dilawan, di saat itulah Tuhan ingin agar mata kita memandang kepadaNya. Hidup kita akan menjadi lebih hidup saat kita menghadapi tantangan demi tantangan dan berhasil memenangkannya.
Hal yang kedua, Tuhan ingin agar kita belajar kerendahan hati. Di Matius 15:21-28 dikisahkan tentang seorang perempuan Kanaan yang datang kepada Tuhan Yesus dan meminta agar anaknya disembuhkan dari kerasukan setan. Saat perempuan ini datang kepada Tuhan Yesus dan meminta pertolongan, Tuhan tidak langsung menjawabnya. Mengapa ? Karena Tuhan ingin agar perempuan ini belajar kerendahan hati. Orang yang tidak pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya adalah orang yang sombong. Saat kita mau belajar untuk rendah hati, maka kita akan belajar untuk tidak meremehkan segala sesuatu. Dengan kegagalan yang terjadi, maka akan melatih manusia roh kita menjadi semakin kuat. Kita tidak akan menjadi anak-anak gampang, tapi menjadi orang benar yang dikasihi Tuhan.
Hal yang ketiga, Tuhan ingin mengajarkan cara pandangNya saat terjadi kegagalan. Tuhan Yesus pernah mengalami kegagalan saat Ia mendoakan sebuah kota, dimana mujizat tidak terjadi karena kurangnya iman orang-orang yang ada di kota itu. Akan tetapi kegagalan itu justru membuat Tuhan Yesus tahu kalau bukan kehendakNya yang jadi tetapi kehendak BapaNya yang jadi. Kalau kita tahu bahwa kegagalan yang terjadi itu untuk kemuliaan nama Tuhan, maka kegagalan itu tidak akan membuat kita bersedih dan menjadi kecewa. Saat kita misal gagal menjalin hubungan dengan seseorang alias putus karena orang tersebut ternyata bukan orang yang memiliki visi, maka untuk apa kita menjadi kecewa. Miliki pasangan hidup yang memiliki visi dan mempunyai perencanaan ke depan, bukan yang “mengalir saja”. Di Yohanes 13:7, saat Petrus bertanya kepada Tuhan Yesus mengapa Tuhan Yesus membasuh kakinya, maka Tuhan menjawab “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak.” Mungkin kita tidak mengerti sekarang apa maksud Tuhan dengan kegagalan dan berbagai hal buruk yang terjadi dalam hidup kita, tetapi percayai Tuhan, bahwa Dia sedang mengerjakan kebaikan untuk setiap kita. Mari kita belajar untuk tetap mempercayai Dia dan belajar untuk peka terhadap kehendakNya. Kalaupun kita gagal, tetaplah percaya Tuhan sanggup untuk memulihkan, sekalipun ada konsekuensi yang tetap harus kita tanggung. Jadikan setiap masalah dalam hidup kita semakin “mengupgrade” iman kita, bukan semakin “mendowngrade” iman kita. Miliki cara pandang yang benar.
Hal yang keempat, Tuhan sedang mempersiapkan kemenangan yang besar untuk setiap kita. Apakah kalian ingat kisah Simson ? Semasa dia hidup, Simson telah mengalahkan begitu banyak musuh. Namun, saat Simson mengalami kegagalan, di akhir hidupnya, Simson berhasil mengalahkan musuh dengan jumlah yang lebih banyak daripada yang dikalahkan olehnya semasa dia hidup (Hakim-hakim 16:30). Mungkin saat ini kita masih belum memperoleh yang kita inginkan, seperti mobil, rumah, atau pasangan, tetapi percayalah Tuhan selalu mempunyai rencana yang indah untuk setiap kita. Belajar untuk memiliki positive thinking. Mungkin saat ini Tuhan belum memberikanmu mobil karena kalau kamu diberi mobil, mungkin kamu bisa mengalami kecelakaan karena belum pandai menyetir. Mungkin juga Tuhan belum memberikanmu rumah, karena kalau kamu diberi rumah, mungkin rumahmu akan ambruk karena struktur bangunannya tidak kuat. Jangan menaruh curiga kepada Tuhan. Tuhan sedang mempersiapkan rencana kemenangan yang besar untuk hidupmu dan masa depan yang indah buat setiap kita. Amin
- Published in News & Events
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane – Bebas dari Kuk Perhambaan
Pada suatu kali bangsa itu bersungut-sungut di hadapan TUHAN tentang nasib buruk mereka, dan ketika TUHAN mendengarnya bangkitlah murka-Nya, kemudian menyalalah api TUHAN di antara mereka dan merajalela di tepi tempat perkemahan. Lalu berteriaklah bangsa itu kepada Musa, dan Musa berdoa kepada TUHAN; maka padamlah api itu. Sebab itu orang menamai tempat itu Tabera, karena telah menyala api TUHAN di antara mereka.
Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus; dan orang Israel pun menangislah pula serta berkata: “Siapakah yang akan memberi kita makan daging? Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih. Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apa pun, kecuali manna ini saja yang kita lihat.”
Adapun manna itu seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah. Bangsa itu berlari kian ke mari untuk memungutnya, lalu menggilingnya dengan batu kilangan atau menumbuknya dalam lumpang. Mereka memasaknya dalam periuk dan membuatnya menjadi roti bundar; rasanya seperti rasa panganan yang digoreng.
Bilangan 11:1-8
Bangsa Israel mengalami suatu peristiwa traumatik, yaitu menjadi budak di tanah Mesir. Melihat hal itu, Allah memerintahkan Musa untuk memimpin mereka keluar dari perbudakan di tanah Mesir dan berjalan menuju tanah perjanjian. Namun, apa yang terjadi selanjutnya? Bangsa Israel bersungut-sungut atas pemeliharaan Allah. Mereka bosan dengan roti manna yang diberikan Tuhan setiap hari. Bangsa itu menginginkan daging karena menuruti hawa nafsu rakus. Aksi bersungut-sungut itu dilanjutkan dengan pernyataan mereka tentang betapa enaknya hidup di Mesir. Hidup sebagai budak, tetapi mendapat makanan yang berlimpah. Sejenak mereka melupakan kesengsaraan dan penderitaan sebagai budak hanya karena ingin makan daging. Bangsa Israel masih mau memakai “kuk perhambaan”.
Sampai saat ini, masih banyak orang Kristen yang memakai kuk perhambaan. Kuk ini bisa berupa uang (mamon). Kuk perhambaan ini yang menyebabkan pertobatan menjadi tidak maksimal, tidak mengucap syukur, dan senang menuruti ‘daging’. Karena hal ini pulalah Bangsa Israel sampai disebut orang bajingan.
Orang bajingan adalah orang yang tidak konsisten dalam hidupnya. Mengapa orang yang sudah dibebaskan Tuhan bisa menjadi orang yang “bajingan”? Karena mereka belum dibebaskan sepenuhnya! Mereka masih ingin memakai kuk perhambaan sehingga tidak sungguh-sungguh mau bertobat. Mereka juga tidak pernah mengucap syukur, sehingga tidak bisa merasakan karya salib di dalam hidupnya.
Tanda-tanda hidup seseorang sudah dibebaskan dari kuk perhambaan, yaitu :
- Selalu merasa sukacita dan mengucap syukur
Sukacita selalu dibarengi dengan rasa mengucap syukur. Jangan menjadi orang Israel yang sering bersungut-sungut! Terimalah apapun yang diberikan Tuhan dengan hati yang gembira. Belum diberi mobil, mengucap syukur; hanya bisa makan di warung, mengucap syukur; belum memiliki rumah, mengucap syukur. Kita dapat sukacita dan mengucap syukur karena tidak ada lagi kuk perhambaan yang membebani hidup kita.
- Jatuh cinta lebih dalam lagi pada Yesus
Mengenal dan mencintai pribadi Yesus lebih dari segalanya membuat kita mengerti arti dari mengucap syukur. Karena Yesus saja sudah cukup. Kita tidak akan dipusingkan oleh permasalahan dunia yang berpotensi menjadi kuk perhambaan.
- Berbuah
Pertobatan dari hati menghasilkan buah-buah yang nyata. Ketika kita bebas dari kuk perhambaan, buah-buah itu akan dapat kita hasilkan untuk dikecap banyak orang. Hidup kita pun dapat menjadi berkat.
- Menyerahkan segala sesuatunya pada Tuhan
Menyerahkan apa yang menjadi keinginan dan harapan yang memuaskan ‘daging kita’. Ketika kita menyerahkan sepenuhnya, kuk perhambaan itu akan terlepas dari ‘pundak rohani’ kita. Karena apapun yang kita serahkan untuk Tuhan, nama-Nya akan dipermuliakan.
Stop memakai kuk perhambaan yang membuat kita tidak bisa mengecap perbuatan ajaib Tuhan! Bangsa Israel tidak bisa merasakan tanah perjanjian karena mereka masih ingin memakai kuk perhambaan. Kita harus selalu yakin dan percaya bahwa rencana Tuhan selalu baik dan memenangkan hidup kita.
KUK PERHAMBAAN, NO
KETAATAN, YES
KETAATAN ADALAH KEMENANGAN YANG TERBESAR DALAM HIDUP KITA
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Sedang Proses
“…. Jiwaku selalu teringat akan hal itu dan tertekan dalam diriku. Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! “TUHAN adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya. TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.”
Ratapan 3:20-25
Pernahkah kita mengalami situasi seperti pada Ratapan 3:1-25 ? Dimana kita berusaha sekuat tenaga, tetapi seolah-olah Tuhan memberikan tembok besar yang tidak bisa kita terobos. Jika itu terjadi pada dirimu, percayalah bahwa Tuhan sedang melakukan sebuah proses, yaitu menghancurkan daging dan jiwa kita, supaya Roh Tuhan berkuasa atas hidup kita. Proses peremukkan itu indah untuk menciptakan sebuah pribadi yang berkenan di mata Tuhan. Kita semua boleh punya mimpi dan tujuan dalam hidup kita, tetapi sayangnya mimpi kita terkadang tidak sejalan dengan mimpi Tuhan. Sehingga Tuhan mengijinkan proses-proses yang berat supaya mimpi kita sejalan dengan mimpi-Nya. Tuhan adalah Roh, sedangkan kita manusia terdiri dari daging. Kita tidak mungkin menyembah Tuhan dan mengerti kerinduan Tuhan dengan daging kita.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Kekuatan dari Roh Kudus
Hari Pentakosta merupakan peringatan adanya pencurahan Roh Kudus kepada orang-orang yang percaya kepada Yesus. Peristiwa ini merupakan momentum yang ditunggu-tunggu oleh para rasul setelah Yesus terangkat ke sorga. Mengapa orang-orang percaya di zaman itu sangat menantikan adanya Roh Kudus? Mereka menantikannya karena Roh Kudus memampukan mereka untuk memberitakan injil ke seluruh penjuru bumi.
“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
Kisah Para Rasul 1:8
Kita semua tahu bahwa sebelum Yesus naik ke sorga, Ia memberikan sebuah amanat agung yang tertulis dalam kitab Matius 28:18-20. Amanat itu diterima dengan semangat oleh para rasul dan dengan segera mereka memberitakannya ke seluruh daerah. Padahal, para rasul saat itu merupakan orang-orang yang tidak bersama Yesus saat Ia disalib, salah satunya Petrus. Petrus adalah murid yang memiliki kepribadian sanguin namun penakut. Terbukti dengan dirinya yang menyangkal Yesus sampai tiga kali sebelum ayam berkokok. Tetapi, Petrus menjadi orang yang berbeda setelah ia mengalami peristiwa Pentakosta. Kisah Para Rasul mencatat bahwa Petrus berkhotbah dengan suara nyaring dan membuat ribuan orang percaya kepada Yesus. Bahkan, Petrus ditangkap sampai dipenjara karena membawa banyak jiwa untuk bertobat. Apakah Petrus gentar? Sekali-kali tidak! Justru ia semakin semangat untuk mengabarkan injil kepada orang-orang yang belum percaya. Ia adalah Petrus yang sama dengan Petrus yang menyangkal Yesus tiga kali. Petrus bersaksi dipenuhi oleh Roh Kudus dan kesaksiannya hidup.
Roh Kudus memberikan kekuatan dan keberanian untuk setiap kita yang mau menggenapi amanat agung Kristus.
Tanpa Roh Kudus, mungkin Petrus akan tetap menjadi Petrus yang penakut untuk memberitakan injil. Tanpa Roh Kudus, mungkin para misionaris tidak mau mengambil risiko untuk dibunuh secara sadis karena memberitakan injil. Ketakutan bukan hal yang mudah untuk diatasi. Kita butuh Roh Kudus untuk menjadi berani dan radikal saat dihadapkan dengan kondisi yang sulit. Sama seperti Petrus. Hanya dengan Roh Kudus, kita dapat menginjil dengan kuasa.
Setelah peristiwa Pentakosta, jemaat mula-mula hidup dalam kekudusan. Masa itu adalah masa kebangunan dimana kuasa Tuhan dinyatakan kepada banyak orang. Kuasa Tuhan masih dinyatakan sampai sekarang karena Roh Kudus masih bekerja hingga saat ini. Roh Kudus membuat kita tidak tahan dengan dosa, sehingga kita tidak lagi menjadi hamba dosa. Roh Kudus memberikan kita penghiburan walaupun masalah datang silih berganti. Yesus ingin kita semua mengerti bahwa kita tidak perlu takut untuk mengabarkan injil karena ada Roh Kudus yang akan selalu menyertai. Petrus sudah mengerti hal itu dan ia percaya bahwa sekalipun ia sengsara karena mengabarkan injil, ia tetap bersukacita.
“Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.”
1 Petrus 4:14
Sudahkah kita mengerti arti kehadiran Roh Kudus yang memberikan kekuatan, keberanian, dan penghiburan di hidup kita? Peristiwa Pentakosta menjadi peringatan akan pentingnya kehadiran Roh Kudus yang menyertai kita untuk melaksanakan amanat agung Kristus. Bahkan, Roh Kudus sanggup mengubahkan dan menuntun hidup kita kepada tujuan hidup yang sejati. Sudahkah kita meresponi semua ini?
MUJIZAT MASIH ADA KARENA ROH KUDUS MASIH BEKERJA
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Evie Mehita : Katakan “TIDAK!” Pada Roh Pasif
Alkisah ada seorang bapa yang memiliki dua anak laki-laki. Suatu ketika, ia pergi dan menyuruh anaknya yang pertama untuk mengerjakan kebun anggurnya. Si sulung dengan enteng mengiyakan, namun di akhir hari, ia tidak melangkahkan kakinya untuk melaksanakan amanat bapanya. Kemudian pergilah juga bapa tersebut pada anak keduanya. Si bungsu mengatakan dengan tegas bahwa ia enggan mengerjakan pekerjaan itu. Namun akhirnya, ia pun menyesal dan melakukan permintaan sang bapa.
Kutipan kisah dalam Matius 21:28–32 ini dapat menggambarkan dua sikap yang dilakukan satu orang pada waktu yang berbeda. Di satu waktu, kita bisa menjadi anak yang begitu manis pada awal perjalanan. Lalu datanglah badai pencobaan dan ketika iman kita diuji, kita dengan segera melupakan janji awal kita kepada Bapa Sorgawi. Pada saat yang lain, kita bisa menjadi anak yang begitu bandel dan ogah-ogahan ketika kita perlu memberikan nazar yang pasti. Tetapi pada saat yang menentukan, kita bisa merasa menyesal dan bertobat, kembali mengerjakan kerinduan Bapa Sorgawi kita. Dalam kelanjutan ilustrasi ini, diceritakan bahwa anak yang terakhirlah yang melakukan kehendak bapa. Tetapi yang menjadi sorotan kita pada kesempatan ini ialah sikap si sulung: bagaimana bisa seorang yang demikian tidak melakukan kehendak bapa?
Jawabannya terletak pada roh pasif. Apa sih roh pasif itu? Wahyu menyatakan secara implisit bahwa roh pasif merupakan keadaan stagnan akibat sikap suam-suam kuku. Roh pasif ialah keadaan ketika kita tidak melakukan apa-apa saat Tuhan menginginkan kita bergerak untuk mimpi-Nya. Tuhan sangat tidak menyukai keberadaan roh pasif, sampai-sampai Ia akan memuntahkan orang yang demikian dari mulut-Nya.
“Dan, kepada malaikat jemaat di Laodikia tuliskanlah: Inilah perkataan Sang Amin, saksi yang setia dan benar, awal dari segala ciptaan Allah: Aku tahu perbuatan-perbuatanmu, bahwa kamu tidak dingin ataupun panas. Alangkah baiknya jika kamu dingin atau panas.
Jadi, karena kamu hangat, tidak panas ataupun dingin, Aku akan memuntahkanmu dari mulut-Ku.
Wahyu 3:14-16
Roh pasif bisa berupa:
- Roh ketakutan.
Sebagai raja umat pilihan Allah, Ahab seharusnya menggantungkan diri kepada Bapa ketika mendapat intimidasi yang sangat besar. Terkepung dari segala arah oleh pasukan raja Aram bernama Benhadad, Ahab tidak melakukan apa-apa sama sekali, membiarkan dirinya tenggelam dalam roh ketakutan dan membiarkan kerajaannya direnggut. Roh ketakutan akan berujung pada roh pasif yang tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Tuhan.
- Roh kemalasan.
“Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh Tuhan nenek moyangmu?”
Yosua 18:3
Roh pasif bisa berupa roh kemalasan. Seperti ilustrasi pada bagian prolog, si sulung bisa saja berapi-api di awal, namun kemalasan bisa menerjang dirinya sehingga ia tidak mengerjakan apa yang dikehendaki oleh Tuhan. Terkadang, ladang sudah siap dipanen, tetapi roh pasif berupa kemalasan pribadi kita akan menghambat pertumbuhan jiwa dan roh kita dalam Tuhan.
- Roh yang meragukan kerinduan Tuhan
Dalam 2 Raja-raja 7:1–18, seorang ajudan raja menunjukkan kebimbangan atas sabda Tuhan yang disampaikan melalui nabi Elisa. Seperti Thomas yang tidak percaya, Elisa menyatakan kepada ajudan itu bahwa sesungguhnya orang yang tidak percaya akan ikut menyaksikan kuasa Allah, tetapi tidak akan ikut menikmati bagian di dalamnya. Roh pasif dan sikap yang tinggal diam saja akan membuat kita melewatkan begitu banyak hal dalam rencana Bapa. Ketika kita tidak percaya, Tuhan pun tidak akan menaruh tonggak kepercayaan-Nya dalam diri kita.
Cinta kepada Tuhan itu bagaikan api yang membara. Oleh karena itu, roh pasif dan suam-suam-suam kuku akan membunuh dan membinasakan api cinta itu. Bagaimana seseorang dapat mempertahankan kasih dengan bersikap pasif? Bahwasanya cinta berbicara tentang pengorbanan nyata terhadap orang yang kita kasihi. Tuhan menghendaki orang yang berapi-api untuk memiliki buah berkali-kali lipat, tetapi orang yang suam-suam kuku tidak berakar dengan benar. Seperti yang diberitakan Paulus dalam Roma 12:11, #JanganKasihKendor atas ketekunan dan kerajinan kita dalam Tuhan! Haleluya!
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : The Gate of The Past
Pernahkah anda terkunci? Ketika kita terkunci, kita akan menjadi sangat gelisah dan takut. Sama halnya dengan kehidupan kita. Akan ada masa dimana kita mengalami kesukaran dalam hidup kita. Kita merasa tidak bisa bergerak dan semua jalan tertutup. Kita mengalami masa yang sulit sehingga kita bisa menjadi tawar hati. Mungkin kita berusaha berteriak kepada Tuhan atau kepada orang-orang di sekitar, namun tidak ada satupun yang menolong. Kita ingin mendobrak atau mencungkil pintu tersebut, namun tidak kunjung berhasil.
Seorang Daud pun pernah mengalami masa-masa yang sulit baginya. Ketika Saul hendak membunuhnya, dia ketakutan dan melarikan diri. Ketika Daud di Gat, dia bahkan berpura-pura gila supaya tidak dikenali oleh Raja orang Gat (1 Samuel 21:10 -15). Dulunya dia mengalahkan banyak musuh dalam peperangan, seharusnya dia bisa mengalahkan Raja orang Gat tersebut. Tetapi Daud sedang mengalami keletihan dan tawar hati, sehingga ia melakukan hal itu. Banyak dari kita yang terkunci dan kita tidak dapat keluar, kita bisa berlaku seperti Daud. Yang terjadi adalah kita menjadi depresi, takut dan melakukan hal-hal yang diluar kebiasaan kita. Ketika Tuhan mengijinkan keadaan dalam hidup kita, seolah-olah pintu terkunci dan kita tidak bisa membukanya. Tetapi Tuhan berjanji, bahwa selalu ada jalan keluar bagi anak-anak Tuhan yang mengandalkan-Nya.
Daud mendapatkan kekuatannya kembali ketika dia melarikan diri ke gua Adulam. Dia melihat banyak orang yang memiliki kondisi yang lebih parah daripada dia. Dia kemudian berdoa dan mencari Tuhan. Siapa yang kita cari ketika kita mengalami masalah? Tuhan atau hal-hal lain yang seolah-olah mampu menjawab permasalahan kita? Tuhan haruslah menjadi yang pertama dan terutama dalam hidup kita.
Tetapi orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang yang dikhususkan itu, karena Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda, mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu. Lalu bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel. Yosua menyuruh orang dari Yerikho ke Ai, yang letaknya dekat Bet-Awen, di sebelah timur Betel, dan berkata kepada mereka, demikian: “Pergilah ke sana dan intailah negeri itu.” Maka pergilah orang-orang itu ke sana dan mengintai kota Ai. Kemudian kembalilah mereka kepada Yosua dan berkata kepadanya: “Tidak usah seluruh bangsa itu pergi, biarlah hanya kira-kira dua atau tiga ribu orang pergi untuk menggempur Ai itu; janganlah kaususahkan seluruh bangsa itu dengan berjalan ke sana, sebab orang-orang di sana sedikit saja.” Maka berangkatlah kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu ke sana; tetapi mereka melarikan diri di depan orang-orang Ai. Sebab orang-orang Ai menewaskan kira-kira tiga puluh enam orang dari mereka; orang-orang Israel itu dikejar dari depan pintu gerbang kota itu sampai ke Syebarim dan dipukul kalah di lereng. Lalu tawarlah hati bangsa itu amat sangat.
Yosua 7:1-5
Mengapa ada pintu yang tidak bisa dibuka? Dosa yang membuat hidup kita tidak bisa disentuh lagi oleh Tuhan. Ayat di atas menceritakan murka Tuhan terhadap seluruh bangsa Israel karena ada seorang di antara orang Israel yang mencuri barang-barang yang dikhususkan. Tuhan memerintahkan kepada orang Israel untuk tidak mengambil barang-barang tersebut. Karena dosa seorang saja menjadi sebuah dosa korporat. Adakah itu terjadi dalam hidupmu? Seseorang melakukan dosa, seluruh keluarganya harus menanggung kekacauan akibat dosa yang telah dilakukan orang tersebut. Tetapi Tuhan rindu kita memiliki integritas untuk melawan dosa-dosa kita dengan kekuatan Roh Kudus, supaya jangan orang lain menerima akibat dari dosa yang kita lakukan.
Di dalam kitab Yosua, diceritakan Yosua memerintahkan pengintai-pengintai untuk mengintai Ai. Tuhan memerintahkan seluruh bangsa itu untuk pergi ke Ai dan melawan mereka. Tetapi pengintai-pengintai itu meremehkan orang-orang Ai karena jumlahnya yang sedikit. Mereka meminta Yosua hanya mengerahkan 3000 orang saja untuk berperang melawan orang-orang Ai. Bangsa Israel kemudian melarikan diri dari negeri itu karena 36 orang dari mereka mati dalam pertempuran, dan mereka pun menjadi tawar hati. Karena seringnya mereka memperoleh kemenangan dari peperangan-peperangan yang sebelumnya, mereka meremehkan musuh mereka. Mereka berpikir bahwa Tuhan yang membela mereka. Padahal mereka sendiri yang tidak taat kepada perintah Tuhan. Inilah yang membuat pintu tidak bisa dibuka; kita menganggap remeh musuh kita. Sekali saja kita tidak taat pada Tuhan, kita akan bisa mengalami kekalahan.
Tawar hati bisa terjadi dalam hidup kita. Mungkin kita mengusahakan sesuatu dan selalu gagal, atau kita mengerjakan sesuatu yang selalu salah. Apa masalahnya? Karena kita seringkali mengandalkan diri sendiri dan tidak mengindahkan suara Tuhan dalam hidup kita. Suara Tuhan itu penting, karena itulah yang menjadi terang bagi jalan kita. Kita juga jangan hanya mengikuti keinginan kita sendiri atau mungkin hanya mengikuti apa yang sekeliling kita katakan. Mari kita ikuti apa yang Tuhan katakan.
Yosua menyesal dan frustasi karena kekalahannya melawan Ai. Dia mengoyakkan jubahnya dan sujud ke tanah. Dia mengalami tawar hati dan takut. Karena sebuah berita kekalahan mengalahkan seribu berita kemenangan. Kita belajar dari Daud dan Yosua, bahwa mereka tidak bisa membuka pintu gerbang kemenangannya karena mereka tawar hati. Disaat mereka tawar hati, mereka mulai memikirkan diri mereka sendiri. Mereka mulai mengasihani diri mereka.
Tuhan berkata kepada Yosua, “Bangunlah! Mengapa engkau sujud demikian? Orang Israel telah berbuat dosa, mereka melanggar perjanjian-Ku yang Kuperintahkan kepada mereka, mereka mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhusukan itu, mereka mencurinya, mereka menyembunyikannya, dan mereka menaruhnya di antara barang-barangnya. Sebab itu orang Israel tidak dapat bertahan menghadapai musuhnya. Mereka membelakangi musuhnya, sebab itu mereka dikhususkan untuk ditumpas. Aku tidak akan menyertai kamu lagi jika barang-barang yang dikhususkan itu tidak kamu punahkan dari tengah-tengahmu.”
Yosua 7:10-12
Satu-satunya jalan untuk kita keluar dari pintu yang tertutup adalah kita mengoyakkan jubah kita. Kita mohon ampun kepada Tuhan dan mengerjakan apa yang Tuhan mau. Dia adalah Tuhan yang mendengar dan mengampuni kita. Dia Tuhan yang tidak pernah lupa dengan perbuatan tangan-Nya.
Kegagalan kita seringkali karena kita memiliki keterikatan dengan hal-hal tertentu. Apa yang membuat kamu gagal? Buang semua keterikatan kita. Ketika kita seringkali lebih mempercayai buku-buku motivasi daripada Firman Tuhan, itulah yang menghambat hubungan kita dengan Tuhan. Buku-buku tersebut hanyalah buatan manusia, tetapi Alkitab adalah buatan Tuhan yang dapat kita percaya. Mari kita jangan gantungkan diri kita dengan buku-buku yang menyenangkan daging kita saja, tetapi sebaliknya, kita perlu senantiasa merenungkan Firman Tuhan siang dan malam.
Apa kondisi kita saat ini? Apakah kita sudah menjadi letih dan terpukul seperti Daud? Jika hari ini ada pintu-pintu yang tertutup bagi kita, Tuhan sanggup membalikkan keadaan kita. Mari kita ikut ajaran Firman Tuhan yang benar. Ketika kita menerima Yesus secara pribadi dengan sungguh-sungguh maka Tuhan bertanggungjawab dengan seluruh keselamatan kita. Ia akan bekerjasama dengan roh kita yang rela untuk bersama-sama mempertahankan dan menjaga keselamatan yang sudah pasti menjadi milik kita.
Seperti seorang Samaria yang baik hati, dia menolong seorang yang dipukuli. Dia merawat orang tersebut dan mencukupkan setiap kebutuhan orang tersebut sampai dia sembuh. Seperti itulah Tuhan. Dalam setiap masa, Tuhan selalu memegang tangan kita. Kalau kita menerima Yesus dengan sungguh-sungguh, kita akan menemukan harta yang tersembunyi, yaitu Tuhan sendiri. Kita akan menganggap Yesus yang berharga dan mengasihiNya. Kita akan memperjuangkan segala sesuatu yang memisahkan kita dari Dia.
Ada pengharapan yang pasti dalam Yesus Kristus. Maukah pintu gerbangmu dibuka? Marilah kita bangkit dan jangan tawar hati! Tawar hati membuat kita tidak bisa bergerak di dalam Tuhan. Orang yang tawar hati akan terus meratapi kegagalannya. Hidup kita bukanlah monumen, karena itu buanglah semua berhala dan monumen keberhasilan kita di masa lampau. Mari bangkit dan jadilah terang. Jangan letakkan terang di bawah kolong, tapi angkat terang itu supaya orang dapat melihat terang itu. Jadi terang supaya Yesus yang benar dinyatakan kepada banyak orang lewat hidup kita.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Jesus Freak!
Di jaman sekarang ini, seringkali hamba Tuhan yang menyampaikan kebenaran Firman Tuhan dikatakan aneh. Padahal yang aneh adalah yang berasal dari dunia ini. Kita harus waspada, karena kita akan kehilangan generasi penerus kita. Banyak sekali orang yang menduplikasi kesenangan dunia untuk dibawa ke dalam gereja. Sehingga secara tidak sadar, gereja sedang memanipulasi kesenangan yang datangnya dari Tuhan. Kesenangan yang datangnya benar-benar dari Tuhan adalah ketika kita melakukan Firman Tuhan.
Saat ini nilai-nilai Firman Tuhan sudah mulai berubah. Tepatlah apa yang dikatakan Firman Tuhan bahwa gereja akan mengundang guru-guru palsu, badut-badut entertainment, pelawak-pelawak, dan orang-orang yang tidak takut akan Tuhan dalam kepengurusan gereja maupun persekutuan doa karena mereka sanggup memberikan ide-ide untuk mendatangkan banyak orang. Gereja Tuhan secara tidak sadar memiliki kehidupan kekristenan yang berfokus pada ibadah saja. Mereka berfokus untuk memikirkan bagaimana mempertahankan jumlah jemaat di ibadah yang ada, tetapi tidak takut kalau jemaat tidak melakukan kebenaran Firman Tuhan. Gereja Tuhan hari-hari ini sedang berusaha membuat imitasi sukacitanya Tuhan. Banyak orang lebih tertarik dengan hal yang menyenangkan daripada bersekutu dengan Tuhan. Padahal sebuah sukacita yang penuh hanya akan kita alami ketika kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan, seperti sukacita rasul-rasul pada jaman dahulu adalah melakukan penginjilan damai sejahtera apapun resikonya.
Generasi sekarang akan menjadi generasi yang terhilang. Di banyak negara, banyak gereja yang ditutup dan menjadi gedung bioskop dan bar-bar. Karena ada injil lain yang sebenarnya bukan injil Kristus, yang mengatakan bahwa semua hal yang baik-baik saja. Injil itu mengatakan bahwa Yesus ingin kamu kaya, bahagia, dan hanya berfokus pada kamu, kamu, dan kamu. Sehingga ketika disurvey, “Apakah kamu percaya Yesus sebagai Tuhan?” Hampir 50% dari generasi ini mengatakan bahwa Yesus tidak pernah ada. Hal ini sangat mengkhawatirkan. Generasi ini sedang menuju kepada generasi terakhir yang tidak dapat menyampaikan aman agung Tuhan untuk memberitakan injil damai sejahtera.
Belajar dari seorang Yosua, dia hidup dalam sebuah generasi yang dibesarkan dengan air mata, generasi yang hidup didalam peringatan-peringatan dari Tuhan. Dia memiliki roh yang takut akan Tuhan. Dia juga memiliki keberanian yang suci untuk memberitakan Firman Tuhan. Namun setelah Yosua, tidak ada generasi yang memuliakan Tuhan, karena generasi itu dinina bobok-kan dengan keberhasilan generasi sebelumnya. Kekristenan kala ini seperti bisnis di dalam gereja. Banyak orang dihibur dengan banyak kotbahnya yang menyenangkan telinga mereka sendiri. Apa yang diberitakan adalah tentang kesuksesan dan berkat semata. Akan tetapi, dalam kekristenan yang salah itu, tidak pernah diwartakan tentang pemisahan di akhir zaman. Generasi yang seperti ini tidak dapat menghadapi masa-masa anti krisus.
Mari kita sadari bahwa kita adalah pejuang-pejuang Tuhan. Kita perlu belajar peka. Ketika kita tidak peka, kita akan melihat anak-anak kita mencari Yesus yang asing, Yesus palsu, yang dibuat oleh dunia ini. Zaman dahulu, rasul-rasul terus bersaksi tentang Kristus sekalipun mereka harus dianiaya. Namun sekarang, begitu banyak orang yang takut dikatakan aneh jikalau kita menantang jiwa-jiwa percaya kepada Kristus. Banyak juga yang takut dikatakan aneh kalau menyampaikan kebenaran bahwa kita harus kembali kepada Firman yang benar. Mungkin mereka takut kehilangan teman, atau takut dipandang terlalu ekstrim.
Generasi jawaban doa adalah mandat Tuhan untuk anda dan saya. Kita punya mandat yang besar untuk menjadikan bangsa-bangsa menjadi murid Kristus. Generasi ini haruslah menjadi generasi yang menjawab semua panggilan Tuhan. Generasi ini butuh tangan-tangan yang mau dipakai oleh Tuhan untuk mengerjakan karya yang indah untuk Tuhan. Seperti sebatang panah di tangan pahlawan, kita menjadi anak panah yang dipakai Tuhan untuk menggenapi mimpi-mimpi Tuhan dalam hidup kita. Ini panggilan Tuhan yang terakhir untuk generasi ini. Bahwa kita harus sungguh-sungguh mempersiapkan hari kedatangan Tuhan yang sudah tidak lama lagi.
Tuhan akan datang dan mengadakan pemisahan antara gandum dan ilalang di akhir jaman. Karena itu mari kita menjawab doa-doa Tuhan. Mari kita menjadi generasi yang melahirkan generasi penuntas yang melaksanakan karya amanat agung Tuhan. Saat ini Tuhan sedang melihat kita. Tuhan sedang menyelidiki setiap kita. Dia akan mengambil hati orang-orang yang mau menjadi berbeda dengan dunia ini. Waktunya sudah hampir tiba. Dunia dan semua harta yang kita kumpulkan di dunia ini akan kita tinggalkan. Semuanya akan berubah dalam sebuah kehidupan yang kekal bersama-sama dengan Tuhan. Siapkah kita dengan hari kedatangan Tuhan?
Kita memang orang kristen yang aneh bagi dunia ini, tetapi kita tidak aneh bagi Tuhan. Justru yang aneh bagi bumi ini, itulah yang indah bagi Tuhan. Jika kita ikut dunia, kita akan binasa. Jika kita ikut Tuhan, kita akan beroleh hidup yang kekal. Bukan berarti kita tidak boleh menikmati kesenangan di dunia ini, tetapi dalam Firman Tuhan dikatakan bahwa segala sesuatu diperbolehkan, tapi tidak semua membangun. Ketika hidup kita tidak dibangun, hidup kita tidak berbuah.
Hari-hari ini Tuhan rindu kita belajar memuridkan generasi jawaban doa. Mari kita beritakan injil yang benar yang menyatakan bahwa keselamatan hanya ada di dalam nama Yesus Kristus. Kristen yang radikal berkata Yesus adalah Tuhan. Kita perlu kenal Yesus yang asli, yaitu Yesus yang disalibkan dan mati buat dosa-dosa kita. Bukan Yesus yang berdasarkan cerita-cerita orang, atau Yesus menurut versi-versi orang lain.
Dalam Firman Tuhan di ceritakan para rasul yang bekerja. Tetapi mereka tidak pernah berfokus dengan pekerjaan mereka. Karena mereka tahu bukan itu yang terpenting. Kita harus merefleksikan apa yang menjadi fokus kita. Apa yang menjadi kebangganmu? Jika fokus kita adalah pekerjaan kita dan kebanggaan kita saja, mari kita sadari dan berubah. Tuhan haruslah menjadi fokus kita yang terutama. Dalam hidup ini, kita seharusnya melayani sambil bekerja, bukan bekerja sambil melayani. Seluruh hidup kita haruslah kita dipersembahkan untuk Tuhan. Hidup ini seperti uap; sebentar saja selesai, oleh karena itu jangan sia-siakan hidup kita. Mari kita bangkitkan generasi yang takut akan Tuhan. Generasi di bawah kita adalah tanggung jawab kita bersama.
Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.
Yosua 1:8
Apakah kita sudah merenungkan Firman Tuhan siang dan malam? Renungkanlah dan engkau akan berhasil. Kita perlu beri pengajaran kepada anak-anak rohani kita. Jangan ajak mereka jalan-jalan saja. Mari bawa mereka untuk menjadi pengikut Kristus yang sejati. Mulai hari ini mari kita berkomitmen untuk berpuasa dan merenungkan Firman Tuhan. Sebab puasa tanpa merenungkan Firman Tuhan hanyalah diet yang rohani.
Puasa adalah merendahkan diri di hadapan Tuhan, meminta kemurahan Tuhan, serta menanti jawaban dari Tuhan. Percuma memiliki banyak anak dalam persekutuan, tapi bukan itu inti dari kerinduan Tuhan. Inti dari kerinduan Tuhan adalah membawa teman-teman kita untuk mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Sehingga mereka memberitakan kebenaran kepada yang lainnya bahwa Yesus adalah Tuhan. Itu kerinduan Tuhan untuk generasi di akhir jaman ini. Mari, sembari hidup kudus dan benar, kita persiapkan kedatangan Tuhan untuk kedua kalinya yang sudah tidak lama lagi. (EN)
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Evie Mehita : Galah Rangsang dari Tuhan
Generasi jaman kini seringkali disebut sebagai generasi micin. Masakan yang diberi micin akan menjadi makanan yang sedap dan enak, tetapi tidak sehat. Demikian juga dengan gereja Tuhan. Cara pandang gereja masa kini telah juga banyak dibumbui dengan hal-hal yang membuatnya terasa sedap secara dunia, tetapi menjadi gereja yang tidak sehat. Tuhan rindu kita bukan menjadi gereja micin, tetapi Tuhan rindu setiap kita menjadi gereja garam yang hidup dan memberikan dampak untuk orang lain. Tuhan mengasihi setiap kita, tapi apakah kita sudah berfungsi sebagai orang yang dikasihi-Nya?
Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang. Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu.
Kisah Para Rasul 26:14-15
Paulus adalah seorang yang berpendidikan. Bahkan dulu dia merasa sangat mengenal dan dekat dengan Tuhan. Dia berpikir apa yang dilakukannya, yaitu membunuh orang-orang yang percaya Yesus, adalah hal yang benar. Ternyata dia salah! Dialah yang justru menyiksa Tuhan dengan tindakannya. Ketika Tuhan menjumpai Paulus, pikiran Paulus menjadi terbuka. Dia akhirnya sadar bahwa apa yang dilakukannya bukan berasal dari Tuhan, tetapi pikirannya sendiri. Seringkali orang yang merasa sudah berjalan di dalam Tuhan, bisa salah dalam mendengar Firman Tuhan, sehingga memiliki cara pikir yang salah. Maka dari itu kita harus sungguh-sungguh dalam belajar Firman Tuhan supaya kita tidak salah dalam melangkah. Kita perlu mengalami perjumpaan dengan Tuhan supaya pikiran kita senantiasa dibukakan dengan kebenaran.
Dikatakan “…… Sukar bagimu menendang ke galah rangsang”. Apa yang dimaksud dengan galah rangsang? Galah rangsang adalah sebuah alat yang Tuhan pakai untuk menangkap orang-orang yang dikasihiNya. Mungkin kita bisa merasa kesakitan saat Tuhan memasangnya kepada kita. Tetapi galah rangsang itu baik untuk sebagai alat pengendali Tuhan atas hidup kita. Paulus pun mengalami galah rangsang. Dia harus mengalami kebutaan selama 3 hari pada awal mula perjumpaannya dengan Tuhan, selanjutnya dia mengalami penganiayaan demi penganiayaan demi memberitakan kabar tentang Kristus.
Maukah kita mengalami galah rangsang? Galah rangsang itu baik dan itulah yang akan mendewasakan setiap kita.
“sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan.”
Efesus 4 : 13-14
Orang yang dewasa akan siap untuk mengunyah makanan yang keras. Orang yang tidak mau belajar menelan makanan keras dia akan tetap menjadi anak-anak walaupun secara fisik mereka dewasa. Firman Tuhan katakan bahwa kamu harus tumbuh dewasa agar dapat membedakan yang baik dan salah. Orang yang dewasa akan dapat mendengar dan mengenal visi yg benar-benar dari Tuhan, sedangkan orang yang tidak dewasa, dia akan mudah sekali diombang-ambingkan dengan penyesatan yang diajarkan oleh dunia ini.
Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat dihadapan-Nya.
Kolose 1:21-22
Kita bisa secara tidak sadar memusuhi Tuhan. Kita bisa menendang-nendang Firman Tuhan yang rasanya tidak sedap untuk kita. Kita hanya mencintai Firman yang enak di telinga kita. Hati dan pikiran kita tidak mau mendengarkan Firman yang keras dan menegur kita. Janganlah kita keraskan hati kita ketika mendengarkan Firman Tuhan, tetapi terimalah Firman Tuhan dengan hati yang lemah lembut. Di sisi yang lain, kita bisa memusuhi Tuhan dengan menendang keputusan dan kedaulatan Tuhan dalam hidup kita. Kita bisa sangat berontak dengan jalan-jalan Tuhan. Justru ketika kita semakin berontak, kita akan semakin sakit dan terluka. Maka, kita harus belajar untuk diam. Diam artinya berserah. Ada penyerahan yang kita berikan kepada Tuhan. Penyerahan artinya kita taat dan berdamai dengan jalan-jalan yang Tuhan tetapkan dalam hidup kita. Tuhan mau kita memiliki penyerahan, maka mari kita serahkan diri kita dalam tangan Tuhan.
“Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, Ia menjadikan dirinya musuh Allah”
Yakobus 4 : 4
Kita bisa dengan sangat mudah memusuhi Tuhan. Ketika kita bergaul karib dengan dunia, kita bisa memusuhi Tuhan. Tetapi ada kabar baik untuk kita semua: kita diperdamaikan dengan Tuhan. Kita harus belajar taat pada Tuhan. Galah rangsang yang Tuhan berikan kepada itu enak untuk kita, bahkan itu dapat membangkitkan kita kalau kita mau.
Firman Tuhan mengajak kita untuk bersabar. Mari kita menguasai diri kita. Kita sangat tidak dapat menahan sakit ketika mengalami galah rangsang dari Tuhan. Kita bisa seringkali berontak ketika galah rangsang itu ada pada kita. Mari kita belajar menguasai diri kita. Hidup kita janganlah dikuasai oleh perasaan atau mood kita. Orang yang seringkali dikendalikan oleh perasaan adalah orang yang tidak dapat menguasai diri. kuasai diri dan bersabar dalam galah rangsang yang Tuhan berikan. Mari kita menjadi pribadi yang lebih dari seorang pahlawan!
“Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota”.
Amsal 16 : 32
- Published in Sermons