Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Jangan Punya Roh Pasif
“Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.”
Wahyu 3:15-16
Roh pasif berbicara tentang tidak berbuat apa-apa ketika Tuhan meminta kita untuk berbuat apa-apa. Sama halnya dengan kisah Raja Benhadad dan Raja Ahab dalam 1 Raja-Raja 20:1-5, diceritakan bahwa Raja Ahab mengalami intimidasi karena dirinya dikepung. Dia memberikan semua yang menjadi miliknya kepada Raja Benhadad tanpa perlawanan sama sekali. Inilah salah satu gambaran dari roh pasif/ suam-suam kuku. Banyak anak Tuhan melihat sebuah perkara dan membiarkannya begitu saja; itu yang disebut dengan roh pasif.
“Maka berkumpullah segenap umat Israel di Silo, lalu mereka menempatkan Kemah Pertemuan di sana, karena negeri itu telah takluk kepada mereka. Pada waktu itu masih tinggal tujuh suku di antara orang Israel, yang belum mendapat bagian milik pusaka. Sebab itu berkatalah Yosua kepada orang Israel: “Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu?”
Yosua 18:1-3
Kita sudah memiliki janji dari Tuhan. Tetapi jikalau kita hanya terpesona dan terbuai dengan nubuatan dan penglihatan tanpa melakukan apa-apa untuk mendapatkannya, kita tidak akan pernah bisa meraihnya. Mengapa Tuhan menunggu Samuel dilahirkan? Mengapa Tuhan tidak memakai generasi-generasi sebelumnya untuk menyatakan kemuliaan Tuhan? Karena Bangsa Israel tidak ada inisiatif untuk mencari Tuhan. Tidak ada satupun yang berdiri dan memecahkan kebuntuan. Tuhan menunggu Samuel, seorang yang mengerti isi hati Tuhan, yang dapat memecahkan keheningan surga, dan berjalan dalam kerinduan Tuhan.
Lalu berkatalah Elisa: “Dengarlah firman TUHAN. Beginilah firman TUHAN: Besok kira-kira waktu ini sesukat tepung yang terbaik akan berharga sesyikal dan dua sukat jelai akan berharga sesyikal di pintu gerbang Samaria.” Tetapi perwira, yang menjadi ajudan raja, menjawab abdi Allah, katanya: “Sekalipun TUHAN membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?” Jawab abdi Allah: “Sesungguhnya, engkau akan melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi tidak akan makan apa-apa dari padanya.”
2 Raja-Raja 7:1-2
Roh yang meragukan kerinduan Tuhan dan roh pasif adalah roh yang berbahaya di dalam gereja Tuhan. Roh ini memiliki spirit seperti orang-orang Farisi. Kita mungkin hebat tentang Firman Tuhan atau pengetahuan agama kita, tetapi ketika kita tidak melakukan Firman Tuhan, kita adalah pembohong; kita tidak bertindak apapun, tidak memiliki gairah untuk kemuliaan nama Tuhan. Ketika kita tahu kerinduan Tuhan, tetapi tidak melakukannya, kita hanya akan melihat tetapi tidak dapat menikmatinya.
Bangunlah pelayananmu di hadapan Tuhan. Jika kita rindu membangun pelayanan kita di hadapan Tuhan, kita harus bertindak sesuatu. Sekecil apapun bagian kita, lakukanlah itu dengan segenap hati untuk Tuhan. Jika kita melakukannya, maka api akan turun dari sorga dan membakar setiap pelayanan kita. Tuhan tidak memakai orang-orang pandai, tetapi orang yang mau dipakai dan bersungguh hati kepada-Nya. Sudahkan anda melakukan pelayanan Kristus didalam hidupmu?
Hatimu adalah tempat bagi Roh Tuhan. Jikalau hatimu tidak berkobar untuk Tuhan, kita sedang membuat Tuhan tidak diaktifkan dalam hidup kita.
Kita bisa melecehkan Bait Suci Tuhan. Bukan dengan perbuatan dosa, tetapi dengan tidak adanya pujian, penyembahan, dan pelayanan kepada Tuhan. Kita tidak boleh memiliki roh suam-suam kuku. Mari lumasi matamu dengan minyak dari Tuhan supaya kita dapat melihat apa yang Tuhan mau lihat. Pandang ladang-ladang Tuhan yang begitu luas di hadapanmu.
Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
Roma 12:11
Orang yang hidupnya berakar dan tertanam di dalam Tuhan pasti berbuah (Matius 13:18-23).
Apakah kita berdiam diri saja ketika Iblis berusaha mencuri banyak hal dalam hidup kita dan kita? Tidak akan terjadi apa-apa tanpa kita datang kepada Tuhan: berlutut, menjerit, menangis, dan berkata “Tuhan, apa yang harus aku lakukan?” Miliki Roh yang berapi-api seperti para rasul pada jaman dahulu. Hidup mereka dipenuhi dengan Roh Kudus dan berapi-api. Tunjukkan apimu! Bagaimana dunia bisa tahu kamu memiliki gairah mencintai Tuhan, jikalau kita hanya berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa?
Orang yang memiliki roh pasif adalah mereka yang memiliki trauma dan luka yang mendalam
Mengapa banyak orang memiliki Roh Pasif? Pertama, karena mereka memiliki trauma dan luka yang mendalam. Bereskanlah trauma dan lukamu yang mendalam, sebab luka yang menjadi begitu besar membuatmu takut untuk melangkah kembali. Kedua, karena mereka terlalu sibuk dengan kejayaan masa lalu. Mereka membanggakan “ayah dan ibuku kaya… dulu kakekku konglomerat,” dsb. Kejayaan masa lampau akan membuat kita terlena, dan kita merasa bahwa kita akan baik-baik saja. Kita ini sedang mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan; beritakan Injil sampai ke ujung-ujung bumi. Kita harus mempunyai visi untuk menjangkau dan merawat jiwa-jiwa bagi Kristus!
“Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.”
Matius 13:44-46
Sudahkah engkau melakukannya? Yesus adalah mutiara paling berharga bagi kita. Apakah kita sudah beri seluruh hidup kita untuk kemuliaan nama Tuhan? Jika engkau melihat Yesus hari ini, engkau akan melihat Yesus akan menjangkau yang letih lesu, berbeban berat, dan yang terhilang; Dia tidak membangun mimpi dan kerajaanNya sendiri. Dia menyelamatkan yang terhilang. Jikalau engkau memiliki Roh Kudus di dalam dirimu, tunjukkan itu pada dunia bahwa engkau sungguh-sungguh memiliki kasih Tuhan! Janganlah engkau menjadi orang yang hanya bisa berkata-kata, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Dalam 2 Korintus 11:1-4, Paulus mengecam jemaat di Korintus. Mereka begitu pasif dengan Yesus lain yang diberitakan.Mereka menerima begitu saja tanpa perlawanan. Mereka pasif melihat setiap ketidakbenaran di sana; mereka tidak melakukan apa-apa.
Orang-orang Farisi tidak pernah peduli dengan orang-orang sakit di jalan. Mereka hanya mematuhi apa yang ada di dalam Kitab Taurat. Mereka tidak akan mau menolong orang lain pada hari sabat. Jangan menjadi kristen-kristen Farisi! Mereka begitu bangga dengan pengetahuan, padahal pengetahuan yang kita miliki akan lenyap. Tetapi kasih tidak berkesudahan. Apakah kamu memiliki kasih dalam hidupmu? Kristus adalah kasih. Barangsiapa tidak memiliki kasih, dia tidak memiliki Kristus.
Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!
2 Timotius 4 :5
Tunaikan tugas pelayananmu! Mari menginjil dan menangkan jiwa-jiwa dengan apa yang kemampuan yang kita miliki. Tuhan sedang berusaha untuk memanggil Samuel-Samuel muda yang mau mendengarkan apa yang menjadikan kerinduan Tuhan. Pada zaman Para Rasul, mereka rela memberitakan Injil walaupun mereka dianiaya; mereka memiliki api yang murni dari surga. Apa kita akan membiarkan iblis mengambil alih keluarga kita? Tidak! Ayo bangkit dan lawan. Tidak ada Rasul yang membiarkan diri mereka tanpa melakukan perlawanan yang kudus karena ketidakbenaran.
Kerinduan Tuhan dimulai dari hari ini; Jangan tunggu besok. Buang roh pasif dalam hidupmu. Memenangkan jiwa adalah intipati dari kekristenan. Lahirkan generasi-generasi yang takut akan Tuhan, yang akan memporak-porakporandakan negeri ini. Aku mau berikan hidupmu utk Tuhan. Mari tunaikan tugasmu sebagai pemberita Injil dan akhiri pertandingan dengan baik dan benar. Marilah kita hidup untuk Kristus, dan jangan tidak melakukan apapun. Bawa Tuhan tinggal dalam hidup kita. Buat spirit yg berbeda, buat sukacita yang berbeda, dan layani dengan api dari sorga!
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Evie Mehita : Katakan “TIDAK!” Pada Roh Pasif
Alkisah ada seorang bapa yang memiliki dua anak laki-laki. Suatu ketika, ia pergi dan menyuruh anaknya yang pertama untuk mengerjakan kebun anggurnya. Si sulung dengan enteng mengiyakan, namun di akhir hari, ia tidak melangkahkan kakinya untuk melaksanakan amanat bapanya. Kemudian pergilah juga bapa tersebut pada anak keduanya. Si bungsu mengatakan dengan tegas bahwa ia enggan mengerjakan pekerjaan itu. Namun akhirnya, ia pun menyesal dan melakukan permintaan sang bapa.
Kutipan kisah dalam Matius 21:28–32 ini dapat menggambarkan dua sikap yang dilakukan satu orang pada waktu yang berbeda. Di satu waktu, kita bisa menjadi anak yang begitu manis pada awal perjalanan. Lalu datanglah badai pencobaan dan ketika iman kita diuji, kita dengan segera melupakan janji awal kita kepada Bapa Sorgawi. Pada saat yang lain, kita bisa menjadi anak yang begitu bandel dan ogah-ogahan ketika kita perlu memberikan nazar yang pasti. Tetapi pada saat yang menentukan, kita bisa merasa menyesal dan bertobat, kembali mengerjakan kerinduan Bapa Sorgawi kita. Dalam kelanjutan ilustrasi ini, diceritakan bahwa anak yang terakhirlah yang melakukan kehendak bapa. Tetapi yang menjadi sorotan kita pada kesempatan ini ialah sikap si sulung: bagaimana bisa seorang yang demikian tidak melakukan kehendak bapa?
Jawabannya terletak pada roh pasif. Apa sih roh pasif itu? Wahyu menyatakan secara implisit bahwa roh pasif merupakan keadaan stagnan akibat sikap suam-suam kuku. Roh pasif ialah keadaan ketika kita tidak melakukan apa-apa saat Tuhan menginginkan kita bergerak untuk mimpi-Nya. Tuhan sangat tidak menyukai keberadaan roh pasif, sampai-sampai Ia akan memuntahkan orang yang demikian dari mulut-Nya.
“Dan, kepada malaikat jemaat di Laodikia tuliskanlah: Inilah perkataan Sang Amin, saksi yang setia dan benar, awal dari segala ciptaan Allah: Aku tahu perbuatan-perbuatanmu, bahwa kamu tidak dingin ataupun panas. Alangkah baiknya jika kamu dingin atau panas.
Jadi, karena kamu hangat, tidak panas ataupun dingin, Aku akan memuntahkanmu dari mulut-Ku.
Wahyu 3:14-16
Roh pasif bisa berupa:
- Roh ketakutan.
Sebagai raja umat pilihan Allah, Ahab seharusnya menggantungkan diri kepada Bapa ketika mendapat intimidasi yang sangat besar. Terkepung dari segala arah oleh pasukan raja Aram bernama Benhadad, Ahab tidak melakukan apa-apa sama sekali, membiarkan dirinya tenggelam dalam roh ketakutan dan membiarkan kerajaannya direnggut. Roh ketakutan akan berujung pada roh pasif yang tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Tuhan.
- Roh kemalasan.
“Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh Tuhan nenek moyangmu?”
Yosua 18:3
Roh pasif bisa berupa roh kemalasan. Seperti ilustrasi pada bagian prolog, si sulung bisa saja berapi-api di awal, namun kemalasan bisa menerjang dirinya sehingga ia tidak mengerjakan apa yang dikehendaki oleh Tuhan. Terkadang, ladang sudah siap dipanen, tetapi roh pasif berupa kemalasan pribadi kita akan menghambat pertumbuhan jiwa dan roh kita dalam Tuhan.
- Roh yang meragukan kerinduan Tuhan
Dalam 2 Raja-raja 7:1–18, seorang ajudan raja menunjukkan kebimbangan atas sabda Tuhan yang disampaikan melalui nabi Elisa. Seperti Thomas yang tidak percaya, Elisa menyatakan kepada ajudan itu bahwa sesungguhnya orang yang tidak percaya akan ikut menyaksikan kuasa Allah, tetapi tidak akan ikut menikmati bagian di dalamnya. Roh pasif dan sikap yang tinggal diam saja akan membuat kita melewatkan begitu banyak hal dalam rencana Bapa. Ketika kita tidak percaya, Tuhan pun tidak akan menaruh tonggak kepercayaan-Nya dalam diri kita.
Cinta kepada Tuhan itu bagaikan api yang membara. Oleh karena itu, roh pasif dan suam-suam-suam kuku akan membunuh dan membinasakan api cinta itu. Bagaimana seseorang dapat mempertahankan kasih dengan bersikap pasif? Bahwasanya cinta berbicara tentang pengorbanan nyata terhadap orang yang kita kasihi. Tuhan menghendaki orang yang berapi-api untuk memiliki buah berkali-kali lipat, tetapi orang yang suam-suam kuku tidak berakar dengan benar. Seperti yang diberitakan Paulus dalam Roma 12:11, #JanganKasihKendor atas ketekunan dan kerajinan kita dalam Tuhan! Haleluya!
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane (Holy Spirit Series #2) : Mengenal Suara Roh Kudus
Roh Kudus adalah Roh Allah yang tinggal di dalam hati kita. Dia adalah penghibur dan kekuatan kita. Dia adalah pribadi yang lembut; Dia bisa bersukacita, Dia juga bisa didukakan. Ketika kita jatuh dalam dosa, Dia didukakan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Raksasa
“Suruhlah beberapa orang mengintai tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel; dari setiap suku nenek moyang mereka haruslah kausuruh seorang, semuanya pemimpin-pemimpin di antara mereka.”
Bilangan 13 : 2
Ingatkah kita dengan kisah dua belas pengintai tanah Kanaan? Dua belas orang pengintai tersebut adalah orang-orang pilihan dari setiap sukunya. Tetapi apa yang mereka lihat? Mereka setuju bahwa tanah Kanaan adalah tanah yang perfect—berlimpah susu dan madunya. Namun, sepuluh pengintai diantaranya memberikan informasi yang tidak menyenangkan. Ternyata ada raksasa yang diam di sana.
Seringkali ketika kita melihat janji Tuhan, kita akan mengintai hal itu lebih dahulu. Janji Tuhan memberikan kebangunan rohani bagi kita. Apa yang sering menjadi reaksi kita ketika mengintai janji yang sudah diberikan Tuhan?
- Alasan yang menghambat kegerakan Tuhan [Ay.28]. “Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana.”
Ada beberapa orang yang ketika melihat janji Tuhan mereka akan berkata “tetapi…,” kata “tetapi” adalah alasan untuk tidak mengikuti kegerakan Tuhan. “Kristen tetapi,” istilahnya. “Tetapi” melunturkan keberanian iman untuk meyakini janji Tuhan. Tidak heran bila alasan “tetapi…” menjadi salah satu raksasa yang sulit dikendalikan. Apa yang menjadi alasan kita untuk tidak percaya akan janji Tuhan? - Menyebarkan kabar busuk [Ay.32a] “Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka,”
Suatu pernyataan yang dirasa buruk bagi beberapa pengintai yang tidak percaya lagi akan janji Tuhan disebarkan oleh mereka melalui kabar busuk. Seseorang yang memandang segala sesuatunya buruk memiliki ketidakberesan di area gambar diri. Secara tidak sadar, ia tidak percaya bahwa Tuhan menjadikan segala sesuatunya baik bagi dirinya. Parahnya, kabar busuk yang disebarkan dapat memengaruhi orang lain. Pada Bilangan 14:1 bangsa Israel menjadi bersungut-sungut dan sedih pada Tuhan. Padahal yang mereka dengar hanyalah pendapat dari beberapa pengintai yang penakut dan tidak percaya pada Allah yang menyertai mereka. Belajarlah untuk tidak terpicu menyebarkan kabar buruk. Pandang saja Tuhan dan percaya!
- Merasa bahwa orang lain memikirkan hal yang buruk tentangnya [Ay.33] “dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami.”
Merasa minder, tidak percaya diri, dan berprasangka buruk adalah ciri-ciri orang yang harus dipulihkan di area gambar diri. Bagaimana kita dapat melawan ‘raksasa’ kalau kita masih saja terus menganggap diri sendiri adalah ‘belalang’? Seharusnya kita mengalahkannya dengan Firman Tuhan.
Bagaimana seharusnya yang menjadi respon kita ketika melihat ‘raksasa’ dalam perjalanan mendapatkan janji Tuhan? [1 Samuel 17:45] Respon Daud luar biasa ketika menghadapi musuh dari Filistin. Tidak lari dan putus asa, tetapi ia menyertakan Tuhan. Respon seperti ini sama seperti dua pengintai yang menantang kemustahilan, yaitu Yosua dan Kaleb.
Percaya akan kuasa Tuhan. Iman percaya Yosua dan Kaleb membawa mereka menerima tanah yang dijanjikan oleh Tuhan. Percaya juga mendatangkan mukjizat [Matius 13:58]. Janji Allah memperkuat iman. [Roma 4:19-22]
PERCAYALAH BAHWA ALLAH SANGGUP MELAKUKAN PERKARA-PERKARA YANG BESAR! KALAHKAN RAKSASAMU!
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Evie Mehita : Galah Rangsang dari Tuhan
Generasi jaman kini seringkali disebut sebagai generasi micin. Masakan yang diberi micin akan menjadi makanan yang sedap dan enak, tetapi tidak sehat. Demikian juga dengan gereja Tuhan. Cara pandang gereja masa kini telah juga banyak dibumbui dengan hal-hal yang membuatnya terasa sedap secara dunia, tetapi menjadi gereja yang tidak sehat. Tuhan rindu kita bukan menjadi gereja micin, tetapi Tuhan rindu setiap kita menjadi gereja garam yang hidup dan memberikan dampak untuk orang lain. Tuhan mengasihi setiap kita, tapi apakah kita sudah berfungsi sebagai orang yang dikasihi-Nya?
Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang. Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu.
Kisah Para Rasul 26:14-15
Paulus adalah seorang yang berpendidikan. Bahkan dulu dia merasa sangat mengenal dan dekat dengan Tuhan. Dia berpikir apa yang dilakukannya, yaitu membunuh orang-orang yang percaya Yesus, adalah hal yang benar. Ternyata dia salah! Dialah yang justru menyiksa Tuhan dengan tindakannya. Ketika Tuhan menjumpai Paulus, pikiran Paulus menjadi terbuka. Dia akhirnya sadar bahwa apa yang dilakukannya bukan berasal dari Tuhan, tetapi pikirannya sendiri. Seringkali orang yang merasa sudah berjalan di dalam Tuhan, bisa salah dalam mendengar Firman Tuhan, sehingga memiliki cara pikir yang salah. Maka dari itu kita harus sungguh-sungguh dalam belajar Firman Tuhan supaya kita tidak salah dalam melangkah. Kita perlu mengalami perjumpaan dengan Tuhan supaya pikiran kita senantiasa dibukakan dengan kebenaran.
Dikatakan “…… Sukar bagimu menendang ke galah rangsang”. Apa yang dimaksud dengan galah rangsang? Galah rangsang adalah sebuah alat yang Tuhan pakai untuk menangkap orang-orang yang dikasihiNya. Mungkin kita bisa merasa kesakitan saat Tuhan memasangnya kepada kita. Tetapi galah rangsang itu baik untuk sebagai alat pengendali Tuhan atas hidup kita. Paulus pun mengalami galah rangsang. Dia harus mengalami kebutaan selama 3 hari pada awal mula perjumpaannya dengan Tuhan, selanjutnya dia mengalami penganiayaan demi penganiayaan demi memberitakan kabar tentang Kristus.
Maukah kita mengalami galah rangsang? Galah rangsang itu baik dan itulah yang akan mendewasakan setiap kita.
“sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan.”
Efesus 4 : 13-14
Orang yang dewasa akan siap untuk mengunyah makanan yang keras. Orang yang tidak mau belajar menelan makanan keras dia akan tetap menjadi anak-anak walaupun secara fisik mereka dewasa. Firman Tuhan katakan bahwa kamu harus tumbuh dewasa agar dapat membedakan yang baik dan salah. Orang yang dewasa akan dapat mendengar dan mengenal visi yg benar-benar dari Tuhan, sedangkan orang yang tidak dewasa, dia akan mudah sekali diombang-ambingkan dengan penyesatan yang diajarkan oleh dunia ini.
Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat dihadapan-Nya.
Kolose 1:21-22
Kita bisa secara tidak sadar memusuhi Tuhan. Kita bisa menendang-nendang Firman Tuhan yang rasanya tidak sedap untuk kita. Kita hanya mencintai Firman yang enak di telinga kita. Hati dan pikiran kita tidak mau mendengarkan Firman yang keras dan menegur kita. Janganlah kita keraskan hati kita ketika mendengarkan Firman Tuhan, tetapi terimalah Firman Tuhan dengan hati yang lemah lembut. Di sisi yang lain, kita bisa memusuhi Tuhan dengan menendang keputusan dan kedaulatan Tuhan dalam hidup kita. Kita bisa sangat berontak dengan jalan-jalan Tuhan. Justru ketika kita semakin berontak, kita akan semakin sakit dan terluka. Maka, kita harus belajar untuk diam. Diam artinya berserah. Ada penyerahan yang kita berikan kepada Tuhan. Penyerahan artinya kita taat dan berdamai dengan jalan-jalan yang Tuhan tetapkan dalam hidup kita. Tuhan mau kita memiliki penyerahan, maka mari kita serahkan diri kita dalam tangan Tuhan.
“Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, Ia menjadikan dirinya musuh Allah”
Yakobus 4 : 4
Kita bisa dengan sangat mudah memusuhi Tuhan. Ketika kita bergaul karib dengan dunia, kita bisa memusuhi Tuhan. Tetapi ada kabar baik untuk kita semua: kita diperdamaikan dengan Tuhan. Kita harus belajar taat pada Tuhan. Galah rangsang yang Tuhan berikan kepada itu enak untuk kita, bahkan itu dapat membangkitkan kita kalau kita mau.
Firman Tuhan mengajak kita untuk bersabar. Mari kita menguasai diri kita. Kita sangat tidak dapat menahan sakit ketika mengalami galah rangsang dari Tuhan. Kita bisa seringkali berontak ketika galah rangsang itu ada pada kita. Mari kita belajar menguasai diri kita. Hidup kita janganlah dikuasai oleh perasaan atau mood kita. Orang yang seringkali dikendalikan oleh perasaan adalah orang yang tidak dapat menguasai diri. kuasai diri dan bersabar dalam galah rangsang yang Tuhan berikan. Mari kita menjadi pribadi yang lebih dari seorang pahlawan!
“Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota”.
Amsal 16 : 32
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Evie Mehita : Menanyakan Dia
“Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?” “Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia. Itulah angkatan orang-orang yang menanyakan Dia, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.” Sela
Mazmur 24:3-6
Sebagai manusia yang diciptakan Allah, kita semua rindu mengalami kemuliaan Tuhan. Rindu dekat dengan-Nya. Tetapi siapa yang diperbolehkan menerima kemuliaan Tuhan? Generasi yang menanyakan Tuhan!
Menanyakan Tuhan sama seperti mengizinkanNya untuk bekerja dalam seluruh aspek kehidupan kita sesuai rencana yang telah Ia buat. Contoh, ketika kita ingin melamar pekerjaan di suatu perusahaan, sudahkah kita bertanya pada Tuhan? Contoh konkret lainnya adalah ketika kita menyukai seseorang dan ingin melanjutkan ke hubungan yang lebih serius, sudahkah kita menjadikan-Nya sebagai Yang Berdaulat atas hubungan kita?
Dituliskan oleh Daud bahwa generasi yang mencari Tuhan akan menerima berkat dan keadilan yang menyelamatkan. Generasi seperti ini akan mengalami kebangunan rohani yang luar biasa. Pemulihan akan terjadi ketika kita mau menanyakan dan mencari Tuhan.
Mencari Tuhan dapat diilustrasikan sebagai berikut; seorang anak kecil yang berusia 1-2 tahun tentunya belum mengenal bagaimana sosok orang tua yang sesungguhnya. Ketika digendong, anak kecil tersebut akan merasa biasa saja. Tetapi ketika ia sudah mulai mengenal ayah dan ibunya, barulah ia menyadari bahwa dirinya bergantung pada mereka. Ketika berjauhan dari orang tuanya, ia merasa tidak nyaman. Ia akan protes ketika dibawa jauh oleh orang asing. Seperti halnya kita. Seharusnya kita tidak merasa biasa saja ketika iblis mulai mengintimidasi hidup kita. Justru ketika kita merasa jauh dari Tuhan, kita akan memanggil nama-Nya, mencari Dia, dan menanyakan Dia. Itulah generasi yang dimaksudkan oleh Daud.
Rindu dengan Tuhan akan lebih berharga ketika kita memiliki hati yang haus dan lapar akan kebenaran. Berbeda dengan orang yang belum mengenal Kristus. Mereka tidak pernah merasakan kehancuran hati, sehingga haus dan lapar akan kebenaran tidak akan dirasakannya. Namun, seringkali kita merasa malu bertemu Tuhan karena merasa berdosa.
Daud pernah bergumul dengan dosanya [Mazmur 51]. Apa yang menjadi respon Daud?
- “Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaruilah batinku dengan roh yang teguh!” [Ay.12]. Tahir artinya bersih, sudah dikuduskan. Hati yang tahir tidak bisa terlihat dari apa yang kita lakukan, pencapaian-pencapaian yang sudah dicapai, atau apa yang menjadi rutinitas kita sekalipun itu kelihatannya rohani. Hati yang tahir hanya bisa dinilai oleh Allah sendiri. Kita harus memiliki hati yang mau menjadi tahir dan mengalami pembaruan batin dengan roh yang teguh.
- Mempersembahkan korban yang benar [Ay. 19-21]. Korban adalah hati kita yang disembelih. Korban bakaran berbicara tentang hati kita yang dibakar oleh kerinduan Tuhan. Orang yang hatinya sudah dibakar otomatis akan menjauhi dosa. Tidak cukup hanya dengan membaca Firman Tuhan dan buku-buku rohani. Mungkin kita merasa kagum dengan kesaksian orang-orang yang dipulihkan. Kita harus mengalami pembakaran hati itu sendiri. Pembakaran hati bukan hanya sebagian, tetapi seluruhnya [Ay.21].
Sudahkah kita menanyakan Dia atas segala pilihan hidup kita? Yang terpenting, sudahkah kita menyerahkan hati dan hidup kita untuk ‘terbakar’ seluruhnya?
KITA BUTUH URAPAN.
HARGA SEBUAH URAPAN ADALAH KORBAN.
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Bukan Diciptakan untuk Dunia
Janganlah kamu mengasihi dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
1 Yohanes 2 : 15
Sebagai anak-anak Tuhan, kita dipanggil untuk mengikuti kehendak Tuhan. Ada mimpi dan benih visi yang Tuhan rindu untuk kita kerjakan. Tetapi seringkali kita memiliki mimpi dan ambisi pribadi yang tanpa sadar kita kejar melebihi dari mimpi-mimpi Tuhan. Kita dipanggil bukan untuk mengerjakan mimpi pribadi kita, tetapi mimpi-mimpi Tuhan. Banyak sekali orang kristen yang bersaksi, “Saya mendapatkan berkat dari Tuhan. Dulu hidup saya susah. Tetapi karena anugerah Tuhan, sekarang saya sudah bisa berkeliling luar negeri berkali-kali.” Banyak kesaksian yang menonjolkan cerita-cerita keberhasilan anak Tuhan dalam pencapaian materi, mujizat kesembuhan, kedudukan, dan pencapaian-pencapaian “dunia” lainnya. Orang suka mendengar kesaksian-kesaksian demikian, tanpa sadar bahwa ini adalah “kekristenan yang sakit”.
Kesaksian yang disampaikan oleh Rasul Paulus di zamannya sangat berbeda dengan kesaksian masa kini. Pada zaman itu, seorang Paulus akan berkata, “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.” (Filipi 3:8). Kekristenan yang disampaikan oleh Paulus menunjukkan seorang yang mau untuk memikul salib dan menderita bagi Kristus.
Kita tidak diciptakan untuk diterima dunia.
Bukan berarti kita sama sekali tidak mengindahkan perkara dunia, tetapi dimana hartamu berada, disitu hatimu berada. Jika harta terbesarmu adalah hal-hal yang dunia, maka hatimu akan condong kepada hal dunia. Tetapi jika Tuhan adalah yang terutama dalam hidupmu, maka hatimu akan tertuju kepada Tuhan. Banyak orang menikmati dan mengejar kesuksesan secara dunia, hingga mereka mencampur Injil yang benar dengan pencapaian-pencapaian duniawi. Padahal Firman Tuhan katakan, bahwa kerajaan Tuhan tidak dapat disatukan dengan dunia. Berapapun banyaknya harta, teman, dan kedudukan kita tidak menjamin kita akan masuk surga. Karena itu, di akhir zaman ini perlu adanya pemurnian supaya jangan sampai banyak anak Tuhan hidup dalam injil-injil palsu. Injil palsu akan mengajarkan banyak anak Tuhan untuk berfokus pada diri kita sendiri. Ini menyesatkan pikiran mereka; mereka akan berpikir bahwa Tuhan adalah pemenuh setiap keinginan pribadi mereka. Sehingga ketika mereka harus dihadapkan pada situasi yang tidak menguntungkan bagi mereka, mereka akan dengan mudahnya meninggalkan Tuhan.
Hidup ini seperti uap; sebentar saja selesai. Dengan apa kita isi hidup kita? Apakah dengan hasrat dan keinginan pribadi kita, ataukah dengan kerinduan Tuhan? Kita perlu melepaskan semua keterikatan kita. Banyak anak-anak Tuhan yang hidup tidak bebas dari dosa, membuat kita tidak bisa bebas berlari kepada Tuhan. Tetapi kita ditakdirkan untuk menjadi pemenang. Ada Roh Tuhan yang besar hidup dalam kita, sehingga kita diberi kuasa untuk mengalahkan dosa-dosa kita. Jangan kita menjadi nyaman di dalam dosa, karena pada akhirnya Tuhan akan meminta pertanggungjawaban apa yang telah kita kerjakan di dunia ini. Jangan sampai kita didapati tidak berkenan bagi Tuhan. Kita diciptakan untuk mengikuti kehendak Tuhan. Untuk itu, kita perlu memahami kebenaran Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh. Membaca buku-buku rohani itu baik, tetapi buanglah semua buku-buku rohanimu jika itu menggantikan Firman Tuhan yang seharusnya kamu baca secara utuh! Roh kita dibangun dari Firman Tuhan, bukan dari buku rohani semata.
Mari kita menjadi gereja yang hidup! Gereja yang hidup akan mengabarkan injil damai sejahtera. Ketika tidak ada damai sejahtera, akan ada banyak kekuatiran dalam hidupnya. Tetapi anak-anak Tuhan tidak perlu memiliki banyak kekuatiran, karena Firman Tuhan katakan, Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepadaNya. Jalan kita aman selama ini tetap di dalam rencana Tuhan.
Mari kita berhenti menggambarkan Yesus seperti yang kita mau. Berhenti memaksa Tuhan mengabulkan apa yang kamu minta. Mari kita hidup dalam kebenaran! Kekristenan kita perlu didewasakan. Kita harus ambil keputusan untuk dipisahkan dari dunia. Sebuah Gereja yang hidup akan mewartakan injil yang benar kepada orang lain. Gereja yang hidup akan mengikut Tuhan karena sungguh-sungguh mencintai Dia. Mari kita miliki api penginjilan! Mari kita kejar surga dan tinggalkan keinginan dunia. Mari kita kerjakan keselamatan dengan tidak jemu-jemu. Lakukan sekarang, karena kedatanganNya sudah semakin dekat!
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Evie Mehita : Pelita yang Padam
“Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup. ”
Yohanes 8:12
Yesus mengatakan bahwa siapa yang berjalan bersamaNya tidak akan berjalan dalam kegelapan, karena Yesus adalah terang itu sendiri. Maka, semua orang yang percaya kepada Yesus seharusnya memiliki terang dalam kehidupan mereka. Sebuah kaki dian, tidak akan bercahaya jika tidak ada pelita yang diletakkan di atasnya; seperti itu juga setiap kita. Setiap anak Tuhan punya pelita. Tetapi banyak juga dari anak Tuhan yang tidak sadar bahwa pelita mereka menjadi padam. Tanpa sadar mereka menjadi sangat lelah untuk telibat dalam pelayanan. Apakah pelitamu sudah mulai padam? Ada 3 hal terbesar yang membuat pelita kita menjadi padam:
- Diletakkan di bawah gantang
“Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu
Matius 5:15
Gantang adalah sebuah wadah yang sering digunakan untuk menakar biji-bijian. Gantang berbicara tentang pekerjaan. Pekerjaan kita bisa juga membuat kita api kita kepada Tuhan menjadi padam. Seringkali tanpa sadar fokus kita bekerja bukan lagi melayani Tuhan, tetapi pencapaian-pencapaian dunia. Banyak anak Tuhan yang pada akhirnya mengejar kesuksesan dan kekayaan, sehingga api mereka di dalam Tuhan menjadi redup.
- Ditutup dengan tempayan
Tempayan berbicara tentang sifat kedagingan kita yang lama. Dalam hidup kita, kita memiliki peperangan dalam diri kita. Ada raksasa-raksasa dalam diri kita yang perlu kita menangkan. Ketika kita belum mengalahkan raksasa itu, kita akan selalu bermasalah pada area tersebut. Api kita kepada Tuhan akan dengan sangat mudah padam ketika kita terus berfokus pada masalah-masalah dalam diri kita.
- Diletakkan dibawah tempat tidur
Tempat tidur berbicara tentang percintaan atau pernikahan. Salah dalam memilih pasangan dapat membuat kita semakin jauh dari Tuhan. Di saat itulah api kita kepada Tuhan menjadi redup. Karena itu penting untuk setiap kita mendoakan sebelum berpasangan, karena pasangan yang tidak sesuai kehendak Tuhan dapat menjauhkan kita dari Tuhan.
Tahun ini menjadi tahun dimana Pahlawan-Pahlawan Tuhan dibangkitkan. Karena itu, api yang senantiasa berkobar untuk Tuhan harus kita miliki. Jangan sampai api kita kepada Tuhan menjadi padam. Belajar dari kisah seorang Daud, dia menjadi pahlawan Tuhan yang berapi-api dan dipakai Tuhan dengan luar biasa. Di gua adulam, Daud berhasil muncul sebagai seorang pahlawan di tengah 400 orang yang bermasalah. Kisah ini dapat kita baca di 1 Sam 22 : 1-5. Daud juga muncul sebagai pahlawan di Kehila (1 Sam 23 : 1 – 13). Daud menyelamatkan kota Kehila dari orang-orang Filistin di dalam keadaannya yang juga mengalami ketakutan. Banyak dari pasukannya yang melarang dia untuk maju berperang, tetapi Daud maju melawan Filistin karena Tuhan yang memerintahkannya. Daud pun mengalami kemenangan dalam perang itu. Kisah kepahlawanan juga muncul dari Yonatan. Yonatan berani menantang musuh Israel dari seberang dengan mengikuti kehendak Tuhan. Yonatan berhasil mengalahkan 20 orang saja, tetapi seluruh musuhnya menjadi gemetar karena mereka tahu Tuhan menyertai peperangan itu (1 Sam 14 : 1 – 15).
Untuk menjadi pahlawan Tuhan yang bangkit, kita harus menang dalam peperangan-peperangan kita. Kunci mengalami kemenangan Tuhan adalah dengan kita percaya bahwa kita memiliki urapan yang dari Tuhan. Ketika kita tidak percaya hidup kita diurapi Tuhan, maka kekalahan demi kekalahan akan kita rasakan. Seorang Daud mampu menjadi pahlawan dimanapun dan dalam keadaan apapun karena dia percaya hidupnya di urapi Tuhan. Maka, marilah kita menjadi pemenang dan terus kobarkan apimu untuk Tuhan! (EN).
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Berhala Terkuat
Ada begitu banyak dewa-dewa yang disembah oleh manusia di muka bumi ini. Di dalam Alkitab, kita mengenal beberapa dewa yang disembah oleh bangsa-bangsa bukan Israel. Ada dewa dagon, dewa kamon, dewa molokh dan lain-lain. Semua dewa-dewa itu telah berhasil dihancurkan dan ditundukkan oleh Tuhan. Tetapi, ada satu jenis berhala yang begitu kuat dan bahkan kita menyembahnya sampai saat ini. Berhala itu bernama “saya“.
Mengapa “saya” menjadi sebuah berhala? Karena seringkali, segala sesuatunya haruslah berpusat kepada saya dan saya, pada diri sendiri. Semua orang harus mencintai saya, semua orang harus menerima pendapat saya. Inilah berhala yang sangat kuat dan paling sulit untuk dihancurkan.
Kita rindu dicintai, dihargai dan dikasihi. Tetapi sebenarnya kita tidak bisa memaksa orang lain untuk mencintai kita sesuai dengan cara kita. Kita tidak bisa mengatur orang lain untuk mengasihi kita, tetapi kita bisa mengatur diri kita sendiri untuk memberikan cinta pada orang lain, untuk memberikan pengampunan kepada orang lain. Itu adalah prinsip yang Tuhan berikan kepada kita melalui hukumnya yang terutama dan utama.
Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Matius 22: 37-39
Alkitab tidak menyatakan “kasihilah dirimu“, melainkan “kasihilah sesamamu manusia“. Tetapi manusia masih memakai prinsip “kasihilah dirimu“. Kalau kita tidak berhasil mengalahkan berhala bernama “saya” atau diri sendiri ini, kita tidak akan dapat melihat kemuliaan Tuhan dalam diri kita.
Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
2 Korintus 4:16
Apakah hari-hari ini kita tawar hati dengan Tuhan? Kita tawar dengan pengajaran, dengan Firman Tuhan, dengan doa dan kegiatan kerohanian. Bagaimana kita tidak tawar hati, jika kita tidak berhenti memuja diri sendiri. Kita harus stop memuja diri sendiri! Kasih tidaklah egois. Yesus telah menunjukkan diriNya yang tidak menjadikan diriNya manusia menjadi berhala. Ketika akan disalibkan, Yesus berkuasa untuk menyelamatkan diriNya sendiri. Tetapi jika Ia melakukan itu, tentu kita manusia tidak dapat diselamatkan.
Ketika kita pelayanan, tetapi kita mengharapkan suatu kembalian, sebagai upah atas pelayanan kita, kita hanya akan menjadi letih dan capek. Upaya kasih yang kita lakukan melalui pelayanan hanya akan membuat kita tawar hati. Hati yang sedang tawar akan selalu letih dan capek. Para rasul tidak pernah tawar hati. Sebagai contoh, Rasul Paulus diutus untuk pergi ke kota-kota dan bangsa-bangsa lain untuk memperkenalkan Yesus. Rasul Paulus tidak menolak atau bertanya “mengapa harus aku? Yang lain saja“. Ia menerima dan pergi dengan percaya, karena ia tahu, mungkin tanpa pelayanannya, bangsa-bangsa lain tidak dapat mengenal kebenaran. Ia telah menghancurkan berhala “saya” dalam dirinya. Bahkan ia menyatakan bahwa “aku ini adalah tawanan roh“. Hidupnya bukanlah untuk dirinya sendiri lagi.
Terkadang perintah Tuhan bukan untuk mempertahankan mimpi-mimpi kita, tetapi untuk melepaskan dan menyerahkannya dalam tangan Tuhan.
Seperti dewa dagon yang pada kisahnya, ia bersujud menyembah Tabut Perjanjian ketika tabut itu satu ruangan dengannya. Bahkan ia memenggal kepalanya di hari kedua.
Ketika kita “memenggal” keakuan kita, kemuliaan Tuhan akan dinyatakan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Lapar dan Haus akan Tuhan
Doa Daud.
Sendengkanlah telinga-Mu, ya TUHAN, jawablah aku, sebab sengsara dan miskin aku.
Mazmur 86:1
Daud adalah contoh dari orang yang haus dan lapar akan Tuhan. Daud adalah seorang raja yang sangat kaya dan makmur pada waktu ia mengatakan hal itu. Apa yang dikatakannya itu sangat kontradiktif dengan kondisi yang sebenarnya. Dia menyebut dirinya “miskin” karena dia sangat menginginkan Tuhan. Sudahkah kita benar-benar menginginkan Tuhan seperti Daud?
Orang yang sakit tidak punya nafsu makan yang baik. Demikian juga dengan roh kita. Ketika roh kita tidak lagi haus dan lapar akan Tuhan, artinya kita sedang sakit. Begitu banyak anak Tuhan yang hidupnya dipakai untuk memuaskan jiwa mereka dengan semua target-target, pencapaian-pencapaian, bahkan mimpi-mimpi pribadi yang akhirnya menggantikan rasa lapar dan haus akan Tuhan. Mereka mengenyangkan jiwa mereka dengan berbagai hal yang terlihat, tetapi lupa bahwa roh kita juga memerlukan persekutuan dengan Tuhan.
Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
Wahyu 3:15-16
Tuhan ingin setiap kita memiliki hati yang senantiasa lapar akan Dia. Tetapi jika kita sering berkompromi dengan dunia, kita mengenyangkan diri kita dengan hal-hal yang menyenangkan jiwa kita tanpa mempedulikan apa yang menyenangkan hati Tuhan. Kita tidak bisa di saat yang sama menyukai dunia, tetapi juga menyukai hal yang rohani. Kita dikatakan suam-suam, dan Tuhan dapat memuntahkan kita dari mulut-Nya.
Karena engkau berkata: aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta, dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau membeli daripada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, dan agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.
Wahyu 3:17-18
Seringkali banyak anak Tuhan yang tidak sadar bahwa mereka melarat, malang, miskin, buta dan telanjang. Seolah-olah kita tidak membutuhkan perkenanan Tuhan dalam hidup kita. Kita memutuskan berbagai hal tanpa berdoa kepada Tuhan, tanpa bertanya apa yang berkenan bagi Tuhan. Kita tak sadar bahwa kita membutuhkan Tuhan; kita sangat miskin dihadapan Tuhan. Tuhan mau kita memiliki emas, pakaian putih dan minyak. Emas berbicara tentang kemurnian, iman dan harta kita. Tuhan mau kita memiliki hati yang murni dihadapanNya. Pakaian putih berbicara tentang kerendahan hati untuk hidup dipimpin oleh Roh Kudus. Minyak yang dari Tuhan yang akan membukakan mata kita untuk melihat seperti Tuhan melihat, melihat apa yang Tuhan ingin lihat.. supaya hidup kita mengerjakan panggilanNya dalam hidup kita.
Perumpamaan tentang gadis-gadis bodoh dan gadis-gadis bijaksana mengingatkan kita bahwa kita harus senantiasa berjaga-jaga. Kita harus bersiap untuk kedatangan Tuhan yang sudah tidak lama lagi, maka marilah kita menjadi orang yang memiliki kebijaksanaan. Menurut Amsal, kebijaksanaan berbicara tentang kepandaian yang Tuhan berikan. Kepandaian yang Tuhan berikan adalah hikmat di dalam Tuhan, bukan atas diri sendiri. Ketika kita menggunakan hikmat kita sendiri, maka kita akan mudah sekali salah dalam mengambil pilihan-pilihan yang ada di depan kita. Gunakan hikmat yang datangnya dari Tuhan, sehingga kita mengambil keputusan sesuai dengan kerinduan Tuhan.
Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hatimu,
sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian, ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian, jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah.
Amsal 2:1-5
Apakah engkau menyadari dirimu sedang sakit? Tak lagi haus dan lapar akan Tuhan? Mari kita menjadi sembuh! Kita perlu dibakar dengan api yang datangnya dari Tuhan. Saat persediaan minyak kita tak banyak lagi, Tuhan yang akan berikan kepada setiap kita. Minyak kita akan diperbaharui ketika kita mempersembahkan sepenuh hati kita untuk Tuhan.
Tuhan sedang mengetok hati kita, maka marilah kita relakan hati kita dan bukakan pintu kita bagiNya, supaya Dia mendapatkan kita dan kita menjadi sahabatNya. Dan minyak yang baru akan dicurahkan bagi kita. Minta Tuhan membukakan mata kita dengan minyak yang dariNya. Tuhan ingin kita melihat apa yang Tuhan lihat untuk setiap kita. Mari kita terus lapar dan haus akan Tuhan. Kembali kepada persekutuan dengan Tuhan dan Tuhan mendapati hati kita murni seperti emas di hadapanNya. GBU (EN).
Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
Wahyu 3:20
- Published in The Shepherd's Voice