Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Salib yang Terkutuk
Yesaya 53:1-7 “Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan? Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.”
Banyak pandangan mengenai siapa Yesus. Bahkan mungkin sampai sekarang begitu banyak orang terus mempertanyakan tentang pribadi Yesus. Ada yang berkata Yesus itu hanyalah manusia, ada pula yang berkata Yesus itu separuh manusia separuh Tuhan, tetapi ada yang berkata bahwa Yesus itu seratus persen manusia dan seratus persen Tuhan. Bagaimana dengan kita? Mana yang kita percaya? Kepada siapa kita bertanya? Karena kepada siapa kita bertanya, menentukan apa yang akan kita percayai dari jawaban yang kita terima.
Banyak orang mempertanyakan, bagaimana mungkin Yesus adalah Tuhan, kenapa Tuhan harus melakukan hal itu, kenapa Tuhan harus menjadi manusia dan mati disalibkan, dan begitu banyak pertanyaan lainnya. Jika kita bertanya kepada manusia, ketahuilah pengetahuan manusia itu terbatas. Tetapi jika kita bertanya kepada Tuhan, maka Dia sanggup menjawab segala sesuatu, karena Dia pencipta langit dan bumi. Salah besar jika kita bertanya tentang kemustahilan kepada manusia, tentu kita harus bertanya kepada Tuhan tentang hal itu.
Apakah kita percaya kepada Tuhan? Jika Abraham tidak mempercayai Tuhan dan lebih mempercayai perkataan manusia, tentu Abraham tidak akan percaya bahwa ia akan mempunyai anak, tetapi Abraham mempercayai Tuhan. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan! Jadi jika Tuhan menjadi manusia, apakah itu mungkin? Tentu saja!
Kenapa Tuhan Yesus datang ke dunia? Untuk menebus dosa kita.
Manusia telah jatuh ke dalam dosa dan upah dosa adalah maut. Bahkan tidak ada manusia yang dapat melakukan 10 perintah Allah dengan sempurna. Jangan berzinah, jangan bersaksi dusta, dan yang lainnya, sukar dilakukan oleh manusia yang mempunyai kecenderungan untuk melakukan kejahatan dan dosa. Mungkinkah manusia melakukan perbuatan-perbuatan yang berkenan kepada Tuhan? Mungkinkah kita dengan perbuatan-perbuatan baik dapat menyelamatkan hidup kita? Jawabannya adalah “tidak mungkin.”
Bukan hanya kecenderungan dosa, manusia juga mempunyai dosa keturunan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Oleh karena itu, hanya Yesus, Anak Domba yang tidak bercacat cela dan yang tidak mempunyai dosa warisan, yang sanggup untuk menebus dosa manusia. Dosa kitalah yang ditanggung-Nya. Pengorbanan-Nya sekali untuk selama-lamanya. Sehingga kita manusia yang seharusnya masuk dalam penghukuman akan dosa dan binasa, kini memiliki pengharapan akan masa depan.
Roma 8:28 “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Tetapi apakah kita percaya kepada-Nya? Apakah dengan mengetahui bahwa Yesus telah mati menebus dosa-dosa kita, mengubah hidup kita? Dikatakan “Allah turut bekerja”, artinya kita bekerja bersama-sama dengan Tuhan, Tuhan membutuhkan respons dari kita. Sudahkah kita merespons kasih dan panggilan Tuhan buat kita?
Galatia 3:13 “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!”
Yesus telah menanggung kutuk kita, salib yang terkutuk itu menjadi bukti kasih-Nya. Sudahkah kita percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan secara pribadi? Hidup di bumi begitu singkat. Hidup yang telah ditebus ini adalah sebuah kesempatan, apakah kita memilih untuk hidup bagi dosa atau hidup bagi kemuliaan dan panggilan Tuhan? Masa lalu kita tidak bisa terulang kembali, tetapi kita bisa menulis masa depan kita yang penuh harapan bersama dengan Tuhan. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru; yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (2 Korintus 5:17). Jangan lagi hidup dalam penjara masa lalu yang penuh dosa dan ikatan, tetapi kita adalah orang-orang yang sudah dimerdekakan dan dibebaskan. Setiap hari manusia sangat mungkin untuk melakukan dosa. Kita semua membutuhkan Yesus. Mulai hari ini hiduplah dan berlarilah dalam kasih dan panggilan Tuhan dalam hidup kita.
Kita adalah orang-orang yang sudah ditebus oleh Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena itu, berlakulah seperti orang yang sudah ditebus.
Tuhan Yesus memberkati.
By Ps. Daniel Hadi Shane
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Berkat dan Kutuk
Seringkali, kita sulit membedakan antara berkat dan kutuk yang diberikan oleh Tuhan. Manusia sangat rentan untuk terperangkap dalam penjara visual. Kita cenderung iri hati melihat milik orang lain yang kelihatan ‘wah’ dan berkesan. Tetapi, tidakkah kita tahu bahwa, semakin besar kekayaan yang dimiliki seseorang, semakin besar pula pengeluarannya? Bahwasanya orang-orang dunia bergerak bersama keterikatan dengan perjanjian dunia, tetapi mereka tidak akan dapat menerima apa yang disebut sebagai “special blessing” yang berasal dari Allah.
Bagaikan dua belalang yang serupa namun tidak identik, begitu juga dengan berkat dan kutuk. Mari kita tinjau bersama-sama dalam Yoel 2:18–27. Terdapat dua macam belalang yang diperkatakan oleh Tuhan dalam Perjanjian Lama, yakni belalang haram dan belalang halal.
Belalang Haram
Belalang haram merupakan jenis belalang yang digambarkan sebagai tulah yang dijatuhkan oleh Tuhan bagi rakyat Mesir. Selain sebagai tulah, belalang jenis ini merupakan ilustrasi Iblis, penghukuman, dan celah. Belalang haram memiliki tahap-tahap tertentu dalam mematikan benih-benih firman dalam hati manusia, antara lain sebagai berikut:
1. Belalang pindah
Tahap paling awal dari fase belalang haram yakni belalang pindah. Belalang ini memakan dedaunan terlebih dahulu, lalu mengambil tempat untuk beranak pinak di daun. Mengapa dinamakan belalang ‘pindah’? Hal ini dikarenakan bahwa, tidak selamanya manusia tidak percaya kepada Tuhan secara langsung. Seseorang bisa hidup dalam Tuhan dengan sangat tekun, namun kemudian pada satu titik, ketika motivasi dan fokusnya teralihkan dengan hal lain, jam-jam doa yang mulai tersisihkan, serta saat teduh yang tidak lagi memberikan gairah hidup dapat membuat seseorang yang awalnya berada dalam Tuhan ‘berpindah’ keyakinan. Belalang pindah membuka celah dengan mulai menggerogoti daun-daun kepercayaan dan telur-telur keraguan mulai muncul dalam dirinya.
2. Belalang pelompat
Belalang pelompat merupakan keturunan selanjutnya dari belalang pindah. Belalang ini memakan batang tanaman dari keyakinan seseorang. Ketika hal ini terjadi, seseorang yang awalnya hidup dalam Tuhan mulai rapuh. Ia mulai tidak menyukai jam-jam doa yang biasa ia nantikan, tidak menyukai pelayanan, dan bahkan tidak lagi menyukai ibadah.
3. Belalang pengerik
Belalang jenis ini menyantap buah-buah yang seharusnya dihasilkan seorang yang percaya. Pelayanan-pelayanan yang dilakukan olehnya kini tidak menghasilkan buah-buah pertobatan, pelayanan, maupun jiwa-jiwa dalam kehidupannya. Ia tidak memiliki roh dan semangat Kristus dalam mengerjakan segala sesuatu.
4. Belalang pelahap
Belalang pelahap merupakan fase belalang muda. Ia menghabiskan akar sehingga seseorang tidak dapat berdiri tegap. Seperti kata pepatah, kita tidak dapat berdiri dan berjalan diatas dua perahu. Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan (Matius 6:24a). Pada tahap ini, seseorang sudah merasa tidak apa-apa jikalau tidak berdoa, tidak menjalankan pelayanan, maupun tidak beribadah sama sekali.
Belalang Halal
Maka dari itu, penting bagi kita untuk menemukan celah dalam diri kita masing-masing. Sampai tahap mana belalang haram itu merasuk dalam jiwa kita? Teriakkan dan mintalah pemulihan kepada Tuhan, maka Ia akan memberikan pemulihan yang dahsyat dalam hidup kita. Sekalipun kita telah berada dalam tahap terakhir dari fase belalang haram, masakan Ia tidak memberikan apa yang diminta oleh anak-Nya dengan penuh kesungguhan hati dan percaya? (Matius 7:11).
Namun demikian, selain belalang haram tersebut, terdapat apa yang disebut sebagai belalang halal. Berbeda dengan belalang haram, belalang jenis ini merupakan buah pertobatan dari seseorang yang dapat disajikan dengan harum di hadapan Tuhan. Ada janji yang Tuhan sediakan bagi umat-Nya yang benar-benar bertobat. Tuhan ingin memulihkan pelayanan Anda, terlebih-lebih pribadi Anda secara utuh. Hanya ketika Anda benar-benar kembali ke jalan yang benar inilah, Tuhan akan memulai pemulihan demi pemulihan dalam hidup Anda.
Ketika seseorang tidak lagi bergantung penuh kepada Tuhan, ia sedang tidak hidup dalam kasih karunia.
Oleh karenanya, kenalilah gejala-gejala ketika engkau mulai melangkah dalam perjanjian dengan dunia dan menjauh dari Allah. Dengan bertobat, Tuhan akan menyingkap tirai-tirai perkenanan-Nya dan menyediakan “special blessing” bagi mereka yang percaya.
Jikalau Tuhan telah memulai sesuatu, Ia akan mengakhirinya dengan baik, percaya saja, sebab Ialah permulaan dan akhir dari segala sesuatu di muka bumi ini.
- Published in The Shepherd's Voice