Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Khotbah Nggak Menginjak Bumi???
“Duh khotbahnya nggak menginjak bumi!”
Mungkin kita sering mendengar, atau bahkan mengucapkan komentar seperti ini. Tetapi apa maksud dari khotbah yang menginjak bumi?
Seringkali orang menyebut khotbah tidak menginjak bumi karena tidak berbicara tentang berkat-berkat Tuhan, hubungan rumah tangga, pemeliharan Tuhan dan lain sebagainya. Mereka tidak nyaman karena isi khotbah tersebut mengusik dan meremukkan dagingnya, menghancurkan ego dan pikirannya, sehingga mengatakan khotbahnya tidak menginjak bumi. Jika menurut definisi tersebut, maka khotbah-khotbah Yesus dan para rasul adalah khotbah yang tidak menginjak bumi, karena yang dibicarakan adalah tentang Kerajaan Allah dan semua kebenarannya. Khotbah mereka tidak berbicara tentang berkat-berkat atau pemeliharan Tuhan secara terus menerus.
Kita seharusnya prihatin dengan orang-orang yang tidak pernah membaca Firman Tuhan dan tidak pernah mendalami Alkitab, sehingga ketika mendengar Firman Tuhan yang mengorek daging dan lukanya, ia akan mencemooh danberkata khotbah tidak menginjak bumi. Kebenaran Firman Tuhan dikotak-kotakkan, sehingga damai sejahtera yang diterima tidak utuh, karena berdasarkan suka dan tidak suka dengan Firman Tuhan yang disampaikan. Seharusnya yang menjadi filter adalah Roh Kudus, bukan hati kita suka atau tidak suka. Bagaimana mungkin Roh Kudus tidak suka ketika Firman Tuhan yang asli diberitakan.
Alkitab selalu berbicara tentang Kristus, dari Perjanjian Lama yang menceritakan kedatangan Kristus hingga Perjanjian Baru yang menyatakan pengharapan dan penggenapan dari kedatangan Kristus.
Jika definisi khotbah yang tidak menginjak bumi adalah khotbah yang berbicara tentang Kristus dan persiapan akan dunia yang akan datang, bumi yang baru, tentang Kerajaan Allah, maka Firman siapa yang kita dengar, firman yang bukan berasal dari Alkitab? Yesus siapa yang kita sembah jika bukan Yesus dari Alkitab yang kita bicarakan? Yesus yang kita ciptakan dari pikiran-pikiran kita sendiri untuk mengabulkan keinginan-keinginan kita kah? Keinginan kita untuk sukses, keinginan akan semua hal di dunia ini? Tuhan pasti bantu, Tuhan pasti sediakan, jika itu memang kehendak Tuhan. Saat di taman Getsemani, Yesus sendiri berkata bahwa bukan kehendakKu, tetapi kehendakMu yang terjadi dalam hidupku. Tuhan bukanlah pembantu atau pegawai untuk kita suruh-suruh seenak hati kita untuk memuaskan keinginan kita.
Paulus berkata jangan kumpulkan harta di bumi karena dimakan ngengat, tetapi kumpulkanlah harta di surga yang tidak bisa dimakan ngengat. Hidup kita seharusnya berbicara tentang Kristus, bagaimana hidup kita seharusnya memuliakan Tuhan.
Bukan terbalik, hidup kita dimuliakan oleh Tuhan. Tetapi khotbah yang seperti itulah yang disukai di akhir zaman ini. Banyak orang kagum dengan sosok hamba Tuhan melebihi Kristus itu sendiri. Padahal Paulus berkata bahwa kami tidak membawa pujian untuk diri kami sendiri, terkutuklah kami, kami membawa pujian untuk Kristus. Mari pelajari Firman Tuhan sungguh-sungguh, bukan Firman Tuhan berdasarkan organisasi. Penting untuk kita memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan.
Hati-hati dengan sosok-sosok hamba Tuhan yang Anda kagumi. Apapun yang diucapkan akan terasa benar di telinga, itu adalah ilmu dasar dari cuci otak. Jangan sampai kekaguman kita akan apapun di dunia ini, termasuk sosok hamba Tuhan, tentang gereja, melebihi kekagumanmu akan Kristus sehingga kita menutup telinga dengan pengajaran-pengajaran mereka yang menyesatkan. Jangan menambah atau mengurangi, bahkan memanipulasi kebenaran Firman Tuhan!
Jangan sepotong-sepotong dalam membaca kebenaran firman Tuhan. Dalam khotbah, haruslah eksegesa, yaitu dari Alkitab, kita keluarkan isi hati dan kerinduan Tuhan, bukan kerinduan kita sendiri kemudian mencari ayat pendukung dalam Alkitab yang mendukung ide dan pemikiran kita. Itu sama dengan mengubah maksud dari Alkitab. Isi Firman Tuhan haruslah berpusat kepada Kristus, bukan kepada diri sendiri atau organisasi. Jika demikian, kita sudah melakukan bidat dan penyesatan!
Dalam berbicara kebenaran, kita harus benar-benar move on dari masa lalu kita dan benar-benar menyampaikan isi hati Tuhan, bukan isi hati kita sendiri. Jika dulu punya masa lalu klenik dan okultisme, kemudian seluruh isi Alkitab dikait-kaitkan dengan klenik. Itu sebuah dosa besar, kita telah mengubah kebenaran Firman Tuhan. Di akhir zaman ini, begitu banyak rupa-rupa pengajaran yang beredar dengan mudah di sosial media, hati-hati! Jangan sampai kita lebih tertarik dengan sosok yang menyampaikan, bukan pada siapa yang disampaikan. Kita sudah jauh dari Tuhan!
Jika Roh Kudus sedang membuat hatimu meronta-ronta karena tidak pernah mendengar Firman seperti ini sebelumnya, cek hati kita. Apakah pengetahuan kita sebelumnya yang salah??
Banyak orang menikah karena terpaksa, misalnya karena usia atau karena tekanan orang-orang di sekitarnya, termasuk orang tua atau teman-teman lingkungannya. Kejadian 29:15-31 menceritakan kisah seseorang yang menikah karena terpaksa.
Para pria, jangan memasuki hidup seorang wanita jika engkau tidak mau bertahan bersamanya seumur hidupnya. Para wanita, jangan mau dimasukki hatinya dengan pria yang tidak mau bersama selamanya denganmu. Sekali tubuhmu terikat, kamu bertanggung jawab untuk selama-lamanya.
Laban adalah seorang pebisnis yang hebat dan cenderung licik. Ia menjanjikan Yakub akan memberikan anaknya Rahel yang ia cintai jika ia bekerja padanya selama 7 tahun. Tapi setelah bekerja selama 7 tahun, bukan Rahel yang diberikan kepada Yakub, melainkan Lea dengan berbagai alasan. Namun demikian, meski ia tidak mencintai Lea, Yakub terus tidur dengan Lea, bahkan menghasilkan banyak keturunan dengannya.
Laki-laki bisa menikah dengan orang yang tidak ia cintai dan menghasilkan banyak anak, karena itu adalah naluri biologis. Naluri biologis bukanlah cinta. Jika seorang pria mau tidur dengan seorang wanita, itu bukan tanda cinta, itu hanyala naluri biologis. Jangan tertipu dengan mulut manis seorang pria, hanya karena ia mau tidur denganmu, itu tidak berarti ia mencintaimu. Lea berpikir, jika ia melahirkan anak, ia bisa dicintai suaminya. Ia melahirkan berkali-kali, mengalami sakit mengandung melahirkan berkali-kali dengan harapan Yakub akan mencintai dia. Tetapi sampai akhir, Lea tidak dicintai oleh Yakub.
Kejadian 30:1-13 Rahel memberikan budaknya agar bisa memberikan anak. Pada jaman dulu, budak yang melahirkan anak, statusnya menjadi anak tuan yang memiliki budak tersebut.
Kisah cinta segitiga antara Rahel, Lea dan Yakub ini mengerikan. Rahel dan Lea berlomba memberikan anak untuk menyenangkan suaminya. Mereka terus mengklaim bahwa mereka berbahagia karena telah menang dari saudarinya, tetapi kebahagiaan sejati bukan ketika menang atau kalah. Kebahagiaan sejati adalah ketika engkau mempercayakan hidupmu sepenuhnya kepada tangan Tuhan yang sedang merenda. Rahel tidak percaya diri dan merasa dicintai Yakub jika tidak memberikan anak, ia selalu merasa kalah dari kakaknya yang melahirkan banyak anak.
Keluarga muda yang belum mendapatkan anak, jangan merasa mereka yang sudah mendapat anak lebih berbahagia. Kita tidak pernah tahu kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi karena memiliki anak. Jangan bandingkan ceritamu denga cerita orang lain, karena setiap kita memiliki ceria indah di mata Tuhan. Berbahagialah dengan ceritamu di dunia ini dengan menggenapi rencana Tuhan dalam hidupmu.
Kejadian 30:14-24
Perlombaan untuk mendapat cinta tidak akan berbuah apapun. Tuhan mencintai kita dalam apapun keadaan kita. Kita tidak perlu berlomba dengan orang lain untuk mendapatkan cinta.
Kita tidak perlu berlomba mengumpulkan kekayaan agar kita dipandang terpandang. Keluarga yang mencintai Tuhan, sekalipun berkat kekayaan belum ada padamu, jika engkau menyerahkan hidupmu sepenuhnya dalam tangan Tuhan, Tuhan memandangmu sebagai orang yang berbahagia. Engkau telah memenangkan hatinya Tuhan. Banyak orang berlomba untuk mendapat kekayaan agar dipandang sebagai orang yang diurapi dan diberkati, sehingga fokus mereka berubah, tidak lagi kepada Tuhan yang memberikan berkat, melainkan kepada berkat-berkat saja.
Akhir kisah hidup Rahel yang tragis adalah ia meninggal setelah melahirkan Benyamin di usianya yang sudah tua. Karena ia terus merasa kalah dari kakaknya, ia tidak mempedulikan usianya yang tidak lagi muda dan berbahaya untuk tetap melahirkan anak. Padahal Rahel telah memenangkan hati Yakub, namun ia tidak percaya diri, ia masih meminta cinta dari Yakub yang sudah diberikannya. Bagi Yakub, Rahel adalah segala-galanya. Ia membuatkan mezbah untuk Rahel saat ia meninggal, membuktikan betapa ia mencintai Rahel.
Banyak orang yang tidak sadar bahwa Tuhan mencintaimu apa adanya, tanpa perlu berusaha menjadi orang lain, Tuhan mencintaimu.
Rahel berusaha seperti Lea dan Lea berusaha seperti Rahel. Rahel sudah dicintai oleh Yakub dengan semua keadaannya, tetapi ia masih meminta cinta dari Yakub. Ia tidak merasa aman dengan dirinya, sehingga ia berakhir tragis karena mengejar status. Sementara untuk Lea, ia rela melahirkan berkali-kali, mengalami sakit mengandung berkali-kali, tetapi sampai akhir, Lea tidak mendapatkan cinta Yakub.
Menikahlah dengan orang yang tepat. Ketika kamu menikah dengan orang yang tepat, kamu akan hidup berbahagia. Jangan menikah karena tekanan. Berusaha bukan berarti menjual diri untuk mendapat cinta. Berusaha dan berdoa, tetapi tetap memiliki integritas, tidak menerima pria atau wanita sembarangan.
Berbahagialah dengan jalan hidupmu. Jika ingin menikah, mintalah kepada Tuhan dan berserah kepadaNya. Jika Tuhan hendak mengabulkannya, bersyukurlah, jika tidak pun, tetap bersyukurlah. Lebih baik tinggal dalam keadaan daripada memaksakan diri untuk mendapat pengakuan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Pdm. Evie Mehita – Kemana Saja Ku Telah Sedia
Saulus adalah seorang berkharisma, pemimpin yang hebat, memiliki jabatan dan begitu berkobar-kobar untuk membunuh umat Tuhan. Ia merasa apa yang dilakukan untuk Tuhan. Saulus bukan orang yang sembarang, dengan pengetahuan dan kedudukan, ia meminta surat kuasa kepada Imam untuk bisa menganiaya anak-anak Tuhan pada masa itu. Saulus merasa ia melakukan tugas misi dan pelayanan yang memuliakan Tuhan. Saulus merasa melakukan kebenaran karena ia sendiri sudah mendapat pengajaran mengenai kitab-kitab hukum yang ada, tetapi ia tidak mengenal Allah Yahweh. Orang Kristen masa kini bisa seperti Saulus, melayani bahkan ke gereja tetapi tidak sungguh-sungguh mengenal Yesus yang sejati. Kita tidak bisa menilai mana yang datang dari Tuhan dan bukan. Saulus tidak sadar bahwa yang ia aniaya adalah Yesus sendiri.
Mengerti Alkitab yang kita miliki bukanlah jaminan seseorang telah lahir baru dan sejalan dengan hati Tuhan.
Sering kali kita bisa salah menilai diri sendiri, kita merasa sudah lahir baru, padahal belum. Dalam kemahatauan-Nya, Tuhan tau seorang yang bengis ini suatu saat nanti dapat dipakai secara luar biasa. Dalam waktu Tuhan yang sempurna, dalam perjalanan ke Damsyik, Saulus berjumpa dengan cahaya yang sangat terang. Tuhan mengijinkan Saulus mengalami kebutaan selama 3 hari. Ini adalah bagian dari perjalanan hidup Saulus yang paling berat. Itu adalah hari-hari dimana Saulus mengalami gejolak dalam dirinya, ada pertentangan dalam dirinya mengenai pemahaman akan pribadi Tuhan.
Ketika Saulus mendengar bahwa selama ini Yesuslah yang telah ia aniaya, sebagai seorang pemimpin ia mengalami krisis di dalam jiwanya mengenai kebenaran-kebenaran yang ia percayai. Selama 3 hari, Saulus bergumul dan berdoa atas perjumapaannya dengan Yesus. Ia belajar melepaskan setiap apa yang ia pandang benar dan ini adalah hal yang menghancurkan harga diri dari seorang Saulus. Sebuah perjumpaan yang yang berharga.
Tuhan bisa memakai siapa saja
Seperti dalam kisah Saulus, Ananias sempat ragu ketika Tuhan menyuruhnya pergi menjumpai Saulus, karena kebengisan Saulus sudah sangat terkenal pada saat itu tetapi akhirnya Ananias taat (KPR 9:11-16). Ketika Paulus telah melawati masa merenung selama 3 hari, ia mengalami ujian pertobatan. Tuhan membentuk dan mempersiapkan Paulus sebelum ia melakukan perjalan misi. Perubahan atau pertobatan adalah anugrah Tuhan, pekerjaan Roh Kudus. Benih Ilahi pastilah berbuah sesuatu yang ilahi tetapi benih dosa akan menghasilkan maut. Benih ilahi diberikan dalam diri Paulus melalui perjumpaannya dengan kebenaran dan itu membuatnya mengambil keputusan yang paling penting dalam hidupnya. Ia memutuskan untuk meninggalkan kehidupannya yang lama.
“Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.” (Matius 7:6)
Babi dan anjing melambangkan orang yang punya sifat kedagingan sedangkan mutiara dan hal berharga adalah tentang kerajaan Surga (mulia, berharga dan kekal). Mutiara yang asli harganya sangat mahal, dalam 1 kerang hanya menghasilkan 1 mutiara. Untuk itu banyak sekali orang membudidayakan kerang penghasil mutiara yang harganya jauh lebih murah. Mutiara yang bukan hasil budidaya, mengalami proses yang menyakitkan sampai akhirnya terbentuklah mutiara yang bernilai tinggi.
Banyak anak Tuhan tidak bisa menangani bahkan merespon dengan benar setiap masalah dalam hidup kita. Masalah yang terjadi apabila direspon dan disikapi dengan benar, maka akan menjadi mutiara-mutiara yang berharga. Anak Tuhan akan menjadi lebih bijak dalam melihat dan menilai dengan standar Firman Tuhan. Kegagalan dalam menyikapi diri sendiri dan permasalahan dengan benar, membuat hidup kita kehilangan bobot dan mudah sekali terombang-ambing.
Selalu ada alasan dari setiap kejadian yang terjadi dalam hidip kita, untuk itu kita perlu selalu menilai dengan dasar Firman Tuhan.
Mutiara dalam Matius 7:6 berbicara mengenai kekekalan
Banyak orang Kristen yang hidupnya tidak pernah berubah walaupun sudah mendengar kebenaran, bahkan suka menolak kebenaran. Kita harus koreksi hidup kita, “jangan-jangan orang-orang seperti iti memiliki spirit babi dan ajing.” Babi dan anjing tidak akan menganggap penting kebenaran, sukanya kembali kepada dosa. 2 Petrus 2:2, “bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: “Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya.” Kita jangan punya sikap seperti anjing dan babi yang suka kembali ke kubangannya, orang-orang seperti dalam 2 Petrus 2:2 adalah nabi palsu dan orang yang dikuasai hawa nafsu. Orang-orang seperti ini tidak menganggap hal-hal rohani adalah mutiara atau hal-hal yang berharga.
Saat ini banyak sekali petobat-petobat baru yang memberi kesaksian di media sosial, tetapi ada juga diantaranya yang tidak lama kemudian kembali hidup dalam dosa bahkan lebih parah lagi. Orang-orang seperti ini belum memiliki benih Ilahi seperti yang dialami orang Paulus. Dalam PL ada dosa berasal dari kata Hatta yang berarti mengurangi standar Tuhan selain itu juga dalam Avon adalah kecenderungan dosa yang diturunkan oleh orang tua dan kebiasaan buruk karena kebiasaan kita sendiri.
Daging manusia kecenderungan ingin jauh dari Tuhan untuk itu kita perlu terus dekat sama Tuhan.
Setiap orang punya area-area berbahaya dalam hidupnya, kenali setiap “kubangan-kubangan dosa” yang harus kita tinggalkan. Anak Tuhan harus bangkit dan meninggalkan hidup yang lama agar efektif dan maksimal dalam ladang-ladang Tuhan. Gereja harus punya sifat-sifat rohani, harus menjadi gereja yang bermisi, gereja yang hidup dan gereja kebangunan rohani. Di dalam gereja harus ada kasih, saling memperhatikan, menopang, bahkan kebiasaan-kebaisaan yang baik yang ada dijemaat mula-mula seprti saling memberi salam perlu dibangun digereja masa kini.
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Ahli Waris vs Orang Upahan
Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.
Galatia 4:7
Apa beda orang upahan dengan ahli waris?
Orang upahan hanya bekerja menurut upah yang diberikan, menurut gaji dan menurut fasilitas yang akan diberikan. Sedangkan ahli waris bekerja tanpa memikirkan upah, mereka bekerja dengan segenap hati dan segenap jiwa. Mereka hanya rindu untuk memberikan yang terbaik karena dia menyadari bahwa itu adalah miliknya, sehingga ia memiliki hati untuk menjaganya. Banyak bos-bos yang mengajarkan anaknya dari bawah, tidak langsung memberikan posisi yang tinggi agar ia bisa bergaul dan merangkul semua orang yang akan dipimpinnya di kemudian hari.
Banyak anak-anak Tuhan yang tidak memahami dirinya sebagai ahli waris surga, sebagai anak Raja segala raja. Mereka seperti perampok yang menuntut hak tanpa melakukan kewajiban mereka.
Mereka tidak memahami siapa ayah mereka, sehingga ketika mereka mengalami masalah, mereka dengan cepat ragu akan janji-janji Tuhan dan mempertanyakan kasih Tuhan. Kita adalah ahli waris kerajaan surga, maka berlakulah sebagai anak yang benar menurut pandangan Kristus. Ahli waris hanya bisa dimengerti kalau kita memberi roh kita makanan, yaitu Firman Tuhan. Kita bukan lagi bayi yang selalu menerima susu, tetapi juga harus menerima makanan keras.
Para rasul bekerja setiap hari dan sepanjang hari tanpa henti karena mereka tahu bahwa mereka adalah ahli waris kerajaan surga. Mereka tahu mereka akan memiliki hak-hak surgawi sebagai orang percaya. Apakah Anda dan saya percaya bahwa kita juga memiliki hak-hak surgawi sebagai orang percaya? Kalau kita memahami bahwa kita memiliki hak-hak surgawi sebagai orang percaya, kita juga akan melakukan kewajiban sebagai orang percaya.
Setiap kita adalah makhluk surgawi. Kalau kita tidak pernah memberi makan roh kita dengan hal-hal surgawi, yaitu membaca kitab suci dan doa setiap hari, roh kita tidak bisa bertumbuh dan akhirnya mati.
Jika kita mendengarkan keluhan dan kecurigaan akan Tuhan setiap hari, maka daginglah yang bertumbuh, bukan roh kita. Tidak heran banyak orang Kristen yang meninggalkan Yesus karena roh mereka tidak bertumbuh.
Firman Tuhan berkata banyak nabi-nabi palsu yang sangat keren dan menarik mata. Mungkin sebelum naik ke mimbar, mereka harus ke MUA dan memoles diri mereka agar terlihat glowing dan keren. Mereka mementingkan penampilan mereka untuk pencitraan daripada tindakan nyata sehari-hari. Meski tidak semua demikian, banyak juga yang hatinya sungguh-sungguh kepada Tuhan. Jangan kita berlebihan mengikuti atau mengagumi orang lain, kagumi Tuhan Yesus Kristus saja.
Jangan percaya dengan orang-orang yang berkhotbah tentang manusia roh, tetapi dagingnya besar. Setiap orang diproses, diproses artinya meninggalkan daging, tetapi jika prosesnya dari dulu sampai sekarang terus sama, itu artinya tidak mau diproses.
Kuasa pentakosta itu masih ada. Karunia-karunia Roh Kudus tetap ada, tetapi bersifat karunia. Artinya suka-suka Tuhan untuk memberikannya kepada siapa. Tetapi Tuhan berkata untuk mengejar karunia, apa maksud dari mengejar karunia?
Karunia itu sangat penting untuk memperlengkapi kita memberitakan injil. Misalnya ketika kita pergi ke pedalaman dengan tujuan untuk memberitakan injil, Tuhan memperlengkapi kita untuk berbicara bahasa-bahasa yang tidak kita mengerti, tetapi mereka bisa mengerti. Karunia bertujuan untuk kemuliaan Tuhan, bukan kemuliaan kita.
Mujizat itu biasa ketika roh kita dibangun dalam Kristus. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, jangan khawatir dengan kebutuhan kita. Pakai iman kita kepada Kristus, Tuhan akan memenuhi kebutuhan kita dengan kekayaan dan kemuliaanNya. Tuhan adalah Tuhan yang memberi. Kadang kita tidak mengerti karena kita masih daging. Setiap hari yang kita dengar adalah gosip, kekuatiran, kecurigaan dan sebagainya. Karena itu, bangun roh kita, bukan daging kita.
Hanya orang-orang yang memahami kebenaran Firman Tuhan yang bisa merasakan detak jantung Tuhan. Jangan mengejar apa yang ada di bumi ini, harta di bumi ini fana, tapi mari kita kejar harta yang kekal di surga.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Hidup Maksimal dalam Tuhan
Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: “Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku.” Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?” Kata-Nya lagi kepada mereka: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.”
Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: “Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.
Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.”
Lukas 12:13-21
“Orang kaya yang bodoh”
Orang kaya seharusnya tidak bodoh. Ia berpikir dan mencari cara bagaimana ia menjaga usahanya dan melipat gandakannya. Apa yang membuat ia dikatakan bodoh? Sebab ia mencari yang sementara, status pengakuan bahwa ia diberkati Tuhan yang sementara. Ia terlalu sibuk mengejar apa yang ada di dunia. Tuhan berkata, kalau hari ini jiwamu diambil, untuk apa semua harta yang sudah dikumpulkan.
Manusia selalu berpikir bahwa yang terpenting di bumi ini adalah harta. Yesus mengingatkan bahwa bumi ini hanya sementara, bukan untuk selama-lamanya. Jangan menyibukkan diri untuk mengumpulkan harta benda di bumi yang sementara, tetapi pikirkan apa yang menjadi kerinduan Tuhan.
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Matius 6:33
Mengumpulkan nama baik.
Ada yang sibuk mengumpulkan nama baik. Tetapi sebaik-baiknya kita, selalu ada orang-orang yang merasa bahwa kita bukan orang yang baik. Yang terpenting adalah kita tidak berbuat dosa dan mengerjakan apa yang menjadi kerinduan Tuhan dan kebenaranNya, meski orang-orang menganggap kita bukan orang yang baik, Tuhan menganggap kita orang yang baik. Dunia menuntut kesempurnaan, tetapi kesempurnaan versi dunia saja. Seorang yang baik adalah seorang yang selalu memberikan keuntungan, tetapi bagi Tuhan seorang yang baik adalah orang-orang yang melakukan kebenaranNya, bukan kebenaran versi dunia. Jangan tersinggung ketika kita dibicarakan sangat tidak baik oleh orang lain. Bersedihlah ketika Tuhan tidak menganggap kita sebagai orang yang baik.
Yesus sendiri banyak tidak disukai oleh orang-orang. Banyak murid-muridNya yang mengundurkan diri, banyak orang yang mencemooh dan membenci Dia. Lain hal jika kita ditolak karena memang kita berbuat dosa, kita membuat orang lain tersandung karena kita, kita berbuat hal yang tidak pantas. Kita harus bertobat ketika kita tidak melakukan sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Jangan meminta dunia menerima kita, karena dunia memang akan selalu menolak Yesus. Dunia tidak pantas untuk anak-anak Tuhan, karena itu mari kita berfokus kepada perkara-perkara di atas.
Hidup dengan dendam dan kepahitan yang belum tentu karena orang itu benar-benar bersalah pada kita, kita tidak akan diberkati Tuhan dan hanya mengalami penderitaan demi penderitaan karena kita tidak melakukan apa yang menjadi perintah Tuhan. Kalau mau hidup dalam perkenanan Tuhan, hidup dalam ketetapan Tuhan, belajarlah taat pada kehendak Tuhan. Dosa yang belum dibereskan membuat kita tidak bisa maksimal dan menjadikan celah besar dalam pelayanan-pelayanan dan pekerjaan-pekerjaan kita. Berikan pengampunan kepada orang-orang yang menyakiti hati kita dan berdamai dengan mereka.
Kita sering menghakimi dosa-dosa orang lain dan membuat batasan-batasan kepada mereka untuk melayani Dia, padahal semua orang bisa dipakai Tuhan. Orang sundal bisa dipakai Tuhan, pemungut cukai bisa dipakai Tuhan. Siapa kita menjadi hakim dan menghakimi orang-orang yang akan dipakai Tuhan. Hati Tuhan berbicara tentang jiwa-jiwa. Kadang kita tidak mengerti hati Tuhan karena hati Tuhan karena hati Tuhan begitu sukar untuk kita selami sebagai manusia.
Kita adalah representasi kecil dari kerajaan surga di bumi ini.
Seringkali kita menciptakan suasana tidak menyenangkan untuk orang-orang di sekitar kita. Kita melakukan sihir dan manipulasi agar keinginan-keinginan kita tercapai. Kasihi orang tuamu dengan sungguh-sungguh. Buat orang tua dan anak-anakmu bahagia dan bersukacita dengan menjadi surga kecil di tengah-tengah mereka.
Mengumpulkan harta benda
Setiap orang mendapat anugerah yang berbeda-beda. Ada dua orang yang sama-sama hidup benar, tetapi mendapat anugerah yang berbeda. Seorang mendapat kekayaan, sementara yang lain tidak. Mengikut Yesus tidak selalu sengsara dan mengikut Yesus tidak selalu memperoleh berkat. Sengsara ketika mengikut Tuhan adalah kemenangan. Kekayaan tanpa anugerah Tuhan tetaplah menyesakkan. Itu adalah hak Tuhan untuk memberikannya sesuai dengan kemampuan kita. Yang terpenting adalah kita berfokus untuk mengerjakan kerinduan Tuhan dan kehendakNya.
Ada sebuah hukum rohani yang sulit dimengerti ketika mengikut Kristus. Kita menghemat setengah mati, justru keuangan kita akan bocor. Tetapi ketika kita memberkati banyak orang, Tuhan akan memberi hidup berkelimpahan, selama kita memberi sesuai kehendak Tuhan, bukan untuk motivasi lain, misalnya kita memancing Tuhan dengan memberi sepuluh juta untuk mendapatkan satu miliar. Tuhan tidak bisa dipancing dengan uang. Berilah sesuai kemampuan kita dan jangan berharap kembali. Belajar mencukupkan diri dengan apa yang ada.
Banyak orang memaksa Tuhan untuk bekerja sesuai dengan pemikiran dan kehendak kita. Jawaban Tuhan terkadang tidak menyenangkan bagi daging kita, tetapi roh kita bersukacita. Segala kemuliaan adalah bagi Tuhan, bukan bagi dua atau bagi tiga. Tuhan harus semakin bertambah dan kita harus semakin berkurang.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Pentingnya Ketaatan
Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah. (1 Korintus 7:19)
Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia. (Kisah Para Rasul 5:29)
Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.” (Yohanes 3:36)
Karena taat, Abraham mengikuti perintah Tuhan, Musa berjalan bertahun-tahun memimpin bangsa Israael ke tanah perjanjian yang tidak pernah ia lihat. Ketaatan mengandung makna sangat dalam dan luar biasa. Ketaatan tidak membutuhkan mata jasmani kita atau bukti akan apa yang kita dapatkan ketika kita melakukannya. Asal Tuhan berbicara, kita lakukan dengan setia, maka Tuhan akan memampukan setiap kita.
Para rasul taat sebagai murid Yesus, dibentuk dan didisiplin secara luar biasa. Banyak orang mundur, meninggalkan Tuhan dan bahkan meninggalkan pesekutuan orang percaya, karena tidak bisa melihat apa yang dijanjikan Tuhan. Ketika kita tidak melihat atau belum melihat apa yang Tuhan janjikan, belum tentu hal itu tidak terjadi. Kita seringkali melihat hanya dengan mata jasmani kita dan itu membuat iman kita menjadi lemah.
Ketaatan adalah penyembahan
Ketaatan itu tidak mudah, tetapi ketaatan adalah penyembahan yang harum di hadapan Tuhan. Di dalam ketaatan, tidak perlu menimbang-nimbang keberatan-keberatan hati nurani, karena hati nurani manusia sebenarnya sudah kotor karena dosa dan luka. Upaya pengenalan akan Tuhan akan sia-sia saja jika hanya berdasarkan hati nurani. Kita perlu menerima Yesus agar kita diberikan hati yang baru untuk kita dapat belajar ketetapan-ketetapan Tuhan. (menit 50)
Ada orang yang disuruh untuk memulai pekerjaan, tetapi selalu berdalih karena tidak ada alat, atau alat kurang berkualitas dan lain sebagainya. Sibuk mempertanyakan peralatan-peralatan tapi tidak benar-benar melangkah mengerjakan. Sibuk dengan pembenaran-pembenaran diri untuk menutupi kekurangan diri dan tidak pernah ingin memperbaiki diri menjadi lebih baik. Menjawab “iya” tidak berarti “taat”. Taat berarti mengerjakan apa yang diperintahkan. Taat adalah total, seratus persen. Ketaatan yang tidak seratus persen sama dengan tidak taat, seperti Saul yang taat setengah-setengah dan berdalih mengatasnamakan rakyat.
Ketaatan mendatangkan pemulihan
Ketika kita disakiti seseorang, Firman Tuhan berkata bahwa kita harus tetap mengasihi sesama kita dan mengampuninya. Maukah kita melakukannya? Ego kita mungkin berkata “kenapa harus aku yang minta maaf, dia yang berbuat salah.” Tetapi ketika kita mau taat, Tuhan berikan sukacita dan hati kita yang terluka dipulihkan oleh Tuhan.
Yesus Kristus taat untuk mengosongkan diriNya, Ia rela meninggalkan semuanya, mengambil rupa sebagai manusia untuk taat kepada perintah Bapa. Karena ketaatanNya, kita beroleh keselamatan dan perjalanan kita di bumi tidak akan sia-sia karena nantinya kita akan berjumpa dengan Tuhan yang kita nantikan di surga. Ketaatan Yesus menebus dosa-dosa kita dan hubungan kita kepada Bapa di surga dipulihkan. Kita mungkin tidak melihatnya saat ini, tetapi kita akan merasakan buahnya yang lebat dan kita menjadi pribadi yang dirindukan Tuhan.
Di bumi banyak penderitaan, kesedihan, sakit penyakit, tetapi ketika kita berjalan bersama Tuhan, Tuhan akan memampukan kita menyelesaikan segala perkara di dalam namaNya. Para rasul juga mengalami sakit penyakit dan penderitaan, mereka dipenjara, diasingkan, bahkan dibunuh, tetapi mata mereka tertuju kepada Kristus karena mereka tahu bahwa penderitaan yang mereka alami di bumi akan membawa mereka pada kekekalan di surga. Mereka memegang janji-janji Tuhan.
Dalam ketaatan, ada tanggung jawab
Setiap kita memiliki tujuan hidup yang sudah Tuhan tentukan bagi setiap kita. Ketika kita taat kepada Tuhan, kita akan peka dengan suaraNya dan kita akan mengerti kehendakNya dalam hidup kita. Tujuan hidup kita bisa berbeda dengan orang lain terlihat sempurna, nyaman dan makmur. Mungkin tujuan hidup kita penuh dengan penderitaan dan kesesakan. Tetapi jika kita tidak berhenti dan menyelesaikannya sampai garis akhir, ketika kita berusaha menghitung berkat Tuhan, kita akan bersukacita dan bersyukur, karena berkat itu terlalu banyak sampai tidak bisa kita hitung lagi.
Ada tanggung jawab dalam ketaatan. Untuk mengerjakan tujuan hidup kita, ada tanggung jawab yang harus kita selesaikan dan ada hal-hal yang harus kita kesampingkan lebih dulu. Ketika kita taat, surga bersukacita. Ketika di akhir hidup kita, kiranya Tuhan dapat menyambut kita dengan sukacita di surga, “baik sekali perbuatanmu, hai anakKu!”
Kita mungkin tidak memiliki masa lalu yang baik, tetapi ketika kita mau taat dan setia, masa depan kita begitu indah di dalam Tuhan. Kita memiliki Tuhan yang hidup dan setia, Ia tidak akan pernah meninggalkan pekerjaan tanganNya. Dalam segala aspek kehidupan kita, kita akan menyenangkan hati Tuhan.
Sebab memang adil bagi Allah untuk membalaskan penindasan kepada mereka yang menindas kamu dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diri-Nya bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya, di dalam api yang bernyala-nyala,dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita. Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya, apabila Ia datang pada hari itu untuk dimuliakan di antara orang-orang kudus-Nya dan untuk dikagumi oleh semua orang yang percaya, sebab kesaksian yang kami bawa kepadamu telah kamu percayai.
2 Tesalonika 1:6-10
Tidak perlu iri dengan orang-orang yang tidak mau taat.
Tuhan tahu kapan waktunya untuk menghukum mereka yang tidak taat pada perintahNya. Firman Tuhan berkata bahwa mereka akan dijauhkan dari kemuliaan Tuhan, dari hadirat Tuhan. Tuhan akan menahan sesuatu yang baik dalam hidupnya. Demikian juga ketika kita kehilangan sentuhan Tuhan, merasa mengalami masa-masa sukar, mungkinkah ada perintah Tuhan yang tidak kita taati? Ketidaktaatan menjauhkan kita dari hadirat Tuhan dan sukacita.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Tanah yang Dijanjikan
Keluaran 13:17-18 “Setelah Firaun membiarkan bangsa itu pergi, Allah tidak menuntun mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin, walaupun jalan ini yang paling dekat; sebab firman Allah: “Jangan-jangan bangsa itu menyesal, apabila mereka menghadapi peperangan, sehingga mereka kembali ke Mesir.” Tetapi Allah menuntun bangsa itu berputar melalui jalan di padang gurun menuju ke Laut Terberau. Dengan siap sedia berperang berjalanlah orang Israel dari tanah Mesir.”
Tuhan tidak menuntun bangsa Israel melalui jalan ke negeri orang Filistin, jalan yang lebih dekat, namun jalan yang penuh dengan pencobaan dan peperangan. Kita tentu ingin melewati jalan pintas, kita tidak suka jalan yang memutar. Tetapi tahukah Anda kenapa Tuhan membawa bangsa Israel melewati jalan yang memutar untuk sampai ke tanah yang dijanjikan? Kenapa Tuhan membuat kita harus sabar menunggu untuk mendapatkan janji Tuhan?
Karena Tuhan tahu kita tidak sanggup berperang, Tuhan tahu kelemahan-kelemahan yang ada di hati kita. Bukan berarti ketika Tuhan tidak menjawab doa-doa kita dalam waktu yang cepat, Tuhan tidak menyertai kita. Percayalah Tuhan menyertai kita, tetapi Tuhan kita adalah Tuhan yang mengenal hati kita, Tuhan yang mengenal gereja-Nya.
Ketika pertama kali gereja Christ Mercy Center didirikan, Tuhan rindu gereja ini menjadi gereja yang Rasuli, Rahmani, dan Rajani, menjadi gereja yang memiliki hatinya Tuhan, gereja yang menggenapi kerinduan dan mimpi-mimpi Tuhan. Tetapi menjadi gereja yang dirindukan Tuhan tidaklah mudah. Seringkali kita berburuk sangka kepada Tuhan. Mungkin kita berkata kepada Tuhan seperti bangsa Israel, “Kenapa aku tidak diizinkan berjalan melalui negeri orang Filistin? Aku sanggup berperang, aku masih muda.” Tetapi Tuhan sangat mengenal hati kita. Tuhan tahu bahwa ada begitu banyak perangkap peperangan yang sudah iblis siapkan di hadapan kita, sehingga ketika kita belum siap, kita akan kalah, dan itu bisa saja membuat kita kecewa dan pergi meninggalkan Tuhan.
Kita bukan anak-anak lagi, tetapi kita adalah gereja yang bertumbuh di dalam kedewasaan. Kita semua harus menjadi semakin dewasa di dalam Tuhan Yesus Kristus. Tinggalkan sifat-sifat yang menyakiti hati Tuhan.
Tuhan tahu ketika kita menempuh jalan orang Filistin, kita akan menyesal berada di jalannya Tuhan. Kadang Tuhan bawa kita melewati padang gurun di dalam hidup kita, setiap kita mengalami prosesnya Tuhan. Oleh karena itu, gereja bukanlah kumpulan orang kudus, gereja adalah kumpulan para pendosa yang dipanggil Tuhan untuk mengalami transformasi dalam hidupnya dari gelap menuju terang-Nya yang ajaib. Gereja yang sejati adalah gereja yang mengalami perubahan. Tidak ada seorangpun yang kebal terhadap dosa. Tetapi gereja adalah kumpulan orang percaya yang rindu rencana Tuhan dinyatakan dalam hidupnya.
Keluaran 13:19-22 “Musa membawa tulang-tulang Yusuf, sebab tadinya Yusuf telah menyuruh anak-anak Israel bersumpah dengan sungguh-sungguh: “Allah tentu akan mengindahkan kamu, maka kamu harus membawa tulang-tulangku dari sini.” Demikianlah mereka berangkat dari Sukot dan berkemah di Etam, di tepi padang gurun. TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu.”
Tulang-tulang Yusuf merupakan lambang perjanjian Tuhan. Sekalipun generasi sebelumnya sudah tiada, Tuhan tidak pernah meninggalkan pekerjaan tangan-Nya. Ketika Tuhan sudah berjanji, maka Dia Tuhan yang pasti menggenapi janji-Nya. Kita harus menjadi gereja yang memiliki tujuan di hadapan Tuhan. Apa yang menjadi tujuan hidup kita di dalam Tuhan? Kerjakan itu dengan setia dan percayalah Tuhan akan menyertai hidup kita seperti Tuhan berjalan menyertai bangsa Israel dalam tiang awan dan tiang api.
Keluaran 14:8 mengatakan bahwa Tuhan mengeraskan hati Firaun. Firaun yang dimaksud adalah masalah-masalah kita. Kadang Tuhan izinkan masalah terjadi dalam kehidupan kita, bahkan masalah itu menjadi semakin besar. Dan saat itulah karakter kita yang sebenarnya akan terlihat, apakah kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan atau tidak. Seringkali kita mudah berkata-kata, tetapi Tuhan mengetahui hati kita yang sebenarnya. Apakah kita tetap mempercayai Tuhan di tengah masalah hidup kita, bahkan di saat masalah kita menjadi semakin besar.
Keluaran 14:13-14 “Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: “Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.””
Ketika kita percaya, kita akan melihat bahwa Tuhan berperang bagi kita. Diam artinya kita menjadi tenang dan percaya kepada Tuhan. Kita percaya Tuhan memegang kendali sekalipun masalah kita terlihat begitu besar, karena kita tahu kita punya Tuhan yang lebih besar dari setiap masalah kita. Ketika kita mengangkat tangan dan percaya kepada Tuhan, percayalah musuh kita akan mundur.
Tuhan berperang bagi kita dan Tuhan ingin kita tinggal tenang dan percaya. Tetapi ada masa di mana Tuhan ingin kita untuk bertindak dengan iman. Tuhan ingin kita pergi dan menyatakan kuasa-Nya, menceritakan bahwa Yesus itu dahyat dan kasih-Nya sempurna kepada banyak orang. Tidak mudah berada di kondisi seperti bangsa Israel saat itu, dibutuhkan iman untuk mereka berjalan melewati laut. Tembok air berada di kanan dan kiri mereka, sungguh hal yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya, sementara tentara orang Mesir berada di belakang mengejar mereka.
Penyertaan Tuhan itu sempurna. Dia Tuhan yang membuat jalan saat tidak ada jalan. Oleh karena itu ada pengharapan bagi orang yang percaya kepada Tuhan.
Saat tentara orang Mesir mengejar bangsa Israel, kondisi begitu gelap sehingga mereka tidak dapat melihat bahwa mereka sedang berjalan di tengah lautan yang sedang terbelah, sedangkan bangsa Israel memiliki tiang api sebagai penerangan mereka. Tetapi ketika pagi itu datang, tentara orang Mesir yang melihat lautan yang terbelah menjadi ketakutan luar biasa. Saat itulah Tuhan menyuruh Musa untuk mengulurkan tangannya ke laut dan mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut (Keluaran 14:27).
Keluaran 14:30-31 “Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut. Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan TUHAN terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa hamba-Nya itu.”
Tuhan juga mengasihi orang Mesir. Kasih Tuhan juga ada buat orang Mesir. Ketika Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya, maka musuh kita akan juga berbalik menjadi percaya kepada Tuhan. Percayalah tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Dia Tuhan yang mengenal segala kelemahan-kelemahan kita, Dia Tuhan yang mengasihi setiap kita, dan Dia Tuhan yang akan menyelamatkan kita dari setiap masalah hidup kita.
Tuhan yang memanggil kita, Dia Tuhan yang akan menuntun kita menuju tanah yang dijanjikan.
Tuhan Yesus memberkati.
Ps. Daniel Hadi Shane
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Pdm. Evie Mehita : Krisis Iman
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. (1 Korintus 10:13)
Pencobaan-pencobaan di muka bumi ini adalah pencobaan biasa. Tidak ada pencobaan yang baru di dunia ini, bahkan pergumulan kita satu sama lain bisa saja sama. Firman Tuhan berkata bahwa Tuhan akan memberikan jalan keluar dan kekuatan sehingga kamu dapat menanggungnya.
Tuhan tidak hanya peduli dalam hal-hal besar saja dalam kehidupan kita. Tuhan sangat peduli kepada setiap kita bahkan hal yang paling kecil dalam kehidupan kita.
Firman Tuhan katakan sehelai rambut kita tidak akan terjatuh tanpa seijin Tuhan. Tuhan tidak mencintai kita karena kita melayani Dia, karena hal-hal besar yang kita lakukan, tetapi Tuhan memperhatikan segala hal dalam hidup kita meskipun kita tidak melayani Tuhan. Tuhan tahu semuanya dan Tuhan peduli, Tuhan merancangkan kebahagiaan kita. Tuhan ingin kita kuat dan bahagia dalam rencanaNya.
Setiap kita memiliki jalur pertandingan masing-masing yang harus kita menangkan.
Karena itu kita tidak boleh merasa bahwa beban kita yang paling berat dan beban orang lain lebih ringan. Jangan kita membanding-bandingkan panggilan kita, karunia ataupun talenta kita dengan orang lain. Kita perlu mengenali diri kita masing-masing agar tidak terus hidup di bawah bayang-bayang orang lain.
Iblis telah merusak gambar diri atau self image kita sehingga gambaran Tuhan dalam hidup kita juga ikut menjadi rusak. Hal ini menyebabkan munculnya banyak masalah emosi, tidak percaya diri, hati yang terluka dan sebagainya yang kemudian membuat kita sulit untuk mengetahui tujuan hidup kita di dalam Tuhan. Hidup kita sangat berharga di mata Tuhan, karena itu kita harus menggunakan potensi, talenta dan semua yang kita miliki dalam hidup ini untuk kemuliaan nama Tuhan, bukan hanya untuk kepentingan pribadi kita saja agar kita tetap kuat di dalam Tuhan dan dapat memenangkan pertandingan iman kita.
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. (Ibrani 12:1-2)
Ada 4 hal yang harus dilakukan dalam pertandingan iman
Harus dilakukan dengan mata yang tertuju kepada Tuhan
Jika kita mengalami masalah yang terdesak, apakah kita datang kepada Tuhan dan memohon pertolonganNya ataukah kita justru mengalihkannya pada hal-hal lain yang dapat menyenangkan hati kita? Jika kita tidak pernah datang kepada Tuhan, maka kita tidak akan mengalami kemenangan atas persoalan yang kita hadapi.
Kecepatan dan strategi
Dalam perlombaan kita butuh kecepatan dan strategi untuk dapat memenangkannya. Begitu pula dengan perlombaan iman, jika kita berlambat-lambat dan tidak memiliki strategi, maka kita tidak akan dapat memenangkannya dan kehilangan apa yang terbaik dari Tuhan.
Latihan
Kita perlu melatih hidup kita agar semakin bertumbuh dan berbuah didalam Tuhan. Jika kita tidak pernah berlatih maka kita tidak akan pernah mengalami perubahan. Kita tidak bisa merubah hal-hal buruk yang ada dalam hidup kita hanya dalam sekejap saja, oleh karena itu latihan terus menerus diperlukan agar kita dapat mengalami pemulihan.
Asupan
Tanpa asupan makanan yang sehat, maka kita akan sulit untuk bertanding. Makanan yang kita perlukan dalam pertandingan iman adalah firman Tuhan.
Kedatangan Tuhan tidak lama lagi. Gereja harus dipersiapkan untuk menghadapi masa-masa sukar karena akan datang masa-masa yang begitu mengerikan sebelum kedatangan Tuhan. Kasih yang menjadi dingin, dosa yang merajalela dan dunia menjadi semakin jahat. Banyak orang di akhir zaman mengalami kemerosotan dan krisis iman, lesu, hampa, depresi dan sebagainya karena tidak mempunyai iman.
Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” (Lukas 18:8)
Ada beberapa tokoh dalam Alkitab yang mengalami kegagalan ketika berada pada masa krisis yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup mereka.
Saul
Saul adalah orang yang diurapi dan dipilih oleh Tuhan, namun mengalami kegagalan dalam kepemimpinannya karena tidak taat kepada Tuhan. Ia tidak sabar untuk menunggu waktu Tuhan sehingga ia bertindak sesuai keinginannya sendiri ketika harus menghadapi peperangan. Tidak hanya itu, Saul juga lebih mementingkan apa yang dikatakan oleh rakyat daripada apa yang dikatakan oleh Tuhan karena ia menginginkan dukungan dan penghargaan dari rakyat. Akhirnya kepemimpinan Saul menjadi hancur dan ia kehilangan perkenanan Tuhan.
Simson
Simson mempunyai karakter yang cukup buruk, ia dipenuhi oleh kepedihan dan kesedihan dalam hidupnya tetapi tidak membawanya kepada Tuhan. Ia malah mencari kesenangan-kesenangan diluar Tuhan dan melakukan hal-hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan sehingga menyebabkannya mengalami kejatuhan.
Salomo
Salomo berada pada masa kesuksesannya, ketika ia jatuh dan mengalami krisis karena ketidaktaatannya. Tuhan telah memperingatkan Salomo untuk tidak memperistri wanita dari bangsa-bangsa lain, tetapi Salomo tidak taat dan lebih memilih untuk mengikuti keinginannya daripada apa yang menjadi kehendak Tuhan.
Jika kita berada pada masa-masa sukar dalam hidup kita dan mengalami banyak kegagalan, tidak usah malu untuk datang kepada Tuhan. Ijinkan Tuhan yang melatih dan mengubah hidup kita sehingga kita dapat menjadi berkat bagi orang lain.
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Kedekatan dengan Tuhan Membawa Perubahan
2 Tawarikh 9:1-12 bercerita mengenai kunjungan Ratu Syeba. Ratu Syeba sangat tertegun dan kagum dengan hikmat yang dimiliki Salomo serta apa yang dilakukannya dalam tatanan kerajaannya. Ia kagum dengan bagaimana kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi kerajaan yang berubah dalam Kerajaan Salomo. Salomo telah berhasil mengubah tradisi-tradisi kerajaan yang tidak bisa diubah oleh generasi sebelumnya.
Mengubah tradisi bukanlah hal yang mudah. Tanpa otoritas dan hikmat dari Tuhan, Salomo juga tidak bisa mengubah tatanan dan tradisi yang sudah diwariskan turun temurun. Kita akan kesulitan mengubah tradisi jika tidak memiliki otoritas, namun otoritas hanya diberikan kepada seseorang yang memiliki kapasitas untuk itu.
Perubahan dimulai dengan kedekatan kepada Tuhan yang memberikan hikmat
Salomo adalah raja yang penuh dengan hikmat. Tanpa kedekatan dengan Tuhan, hikmat itu tidak akan ada. Tuhan memberikan hikmat kepada Salomo karena ia memiliki kapasitas, tidak hanya menerima hikmat, namun juga menggunakannya untuk membawa perubahan dan menyenangkan hati Tuhan.
Banyak hikmat-hikmat palsu yang berasal dari iblis. Iblis memberikan godaan dengan tipu daya dunia yang menyenangkan daging, seperti kekayaan dan tahta, namun semuanya itu adalah semu. Jika kita tidak dekat dengan Tuhan sebagai sumber hikmat yang sejati, kita akan mudah tertipu dan disesatkan. Lawan dari hikmat adalah kebodohan, dan banyak orang yang bodoh karena tidak dekat dengan Tuhan. Ketika kita mencari dunia dan segala keinginannya, kita akan binasa.
Bukan hal yang salah jika kita berfokus untuk mencari kekayaan demi meningkatkan kualitas keluarga, yang berbahaya adalah jika kita tidak melibatkan Tuhan dalam proses mencapai tujuan tersebut. Kita akan terjebak pada usaha-usaha menjaring angin.
Tipu daya dunia memang menyenangkan, tetapi Tuhanlah sumber pemuasan kita yang sejati. Mari kita meletakkan fokus kita hanya kepada Tuhan dan mengejar hikmat dari Tuhan.
Yesus telah memberikan contoh yang baik dan sempurna. Yesus senantiasa mencari Bapanya, memiliki hubungan dengan Bapa. Demikian juga kita, kita harus membangun hubungan yang dekat dengan Bapa, memiliki koneksi dengan Tuhan, sehingga kita tidak mudah disesatkan, seperti penjual emas akan mudah mengetahui emas yang asli dan palsu. Tanpa kedekatan dengan Tuhan, kita tidak akan tahu pengajaran-pengajaran yang salah dan menyesatkan yang merusak gereja Tuhan di akhir jaman ini.
Hikmat dari Tuhan menghasilkan perubahan yang menyenangkan Tuhan
Hikmat dari Tuhan berbanding lurus dengan perubahan kepada Kristus. Walaupun Salomo memiliki hikmat yang luar biasa, jika ia tidak mau berubah, tidak akan ada perubahan. Seseorang yang berkata mendapat hikmat dari Tuhan, tetapi tidak mau berubah untuk menyenangkan Tuhan, itu tidak mungkin. Ada transformasi dalam kehidupan mengikuti Kristus. Kalau tidak ada perubahan, artinya kita belum mengikuti Kristus.
Banyak orang memisahkan perkara-perkara rohani dengan perkara-perkara sekuler. Namun Firman Tuhan berkata bahwa kita adalah garam dan terang dunia, yang artinya kita memberi pengaruh kepada dunia. Jika kita memisahkan perkara rohani dengan perkara sekuler, bagaimana kita bisa memberi pengaruh kepada dunia. Tuhan tidak pernah memisahkan perkara dunia dan perkara sekuler, kita harus menjadi pelaku Firman Tuhan di manapun kita berada.
“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga. – Matius 5:13-16
Mengubah kebiasaan akan menimbulkan pertentangan dari banyak orang. Tetapi hendaknya kita tetap teguh pada kebenaran dan bersandar pada hikmat dari Tuhan. Kita berikan yang terbaik untuk Tuhan, baik sikap hidup kita, cara kita berbicara, cara kita melayani Tuhan. Hadirat Tuhan akan dinyatakan ketika kita senantiasa mengutamakan Tuhan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Pdm. Silvia Marryasa Hannah : Perhatikan dengan Siapa Anda Bergaul
“Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.” (
1 Korintus 15:33-34
“Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang yang bebal menjadi malang.” (Amsal 13:20)
Jika kita bergaul dengan orang bijak, maka kita akan menjadi bijak. Jika kita bergaul dengan orang bebal, maka kita akan menjadi malang. Satu hal yang perlu kita perhatikan dalam hidup ini adalah dengan siapa kita bergaul hari ini, menentukan kehidupan kita di masa mendatang. Tentu hal ini juga berlaku sebaliknya, jika kita bergaul dengan orang yang takut akan Tuhan, orang yang mencintai Tuhan, melayani dan memberikan hidupnya sepenuhnya bagi Tuhan, maka hidup kita juga akan seperti itu. Bukan berarti kita sedang membeda-bedakan dengan siapa kita berteman dan tidak mengasihi orang lain, tetapi terkadang kita tidak menyadari bahwa pergaulan sangat mempengaruhi kehidupan kita.
Pesan ini disampaikan kepada jemaat di Korintus. Bukan jemaat yang tidak mengenal Tuhan, tetapi justru jemaat yang kehidupannya sudah dibangun untuk mengenal Tuhan. Kenapa? Karena nyatanya, sekalipun kita merupakan seorang Kristen yang sudah lama pergi ke gereja dan melayani Tuhan, pergaulan yang buruk bisa merusakkan segala kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah kita miliki.
-
Salomo
“Adapun raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het, padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang Israel: “Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan mereka pun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka.” Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta” (1 Raja-Raja 11:1-2).
Tidak dalam satu malam Salomo meninggalkan Tuhan dan mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain. Pergaulannyalah yang melakukan itu. Ia bergaul dengan perempuan-perempuan bangsa asing yang membuatnya menyimpang dari Tuhan. Sekalipun Tuhan sudah memperingatkan, tetapi hati Salomo sedang tertuju kepada perempuan-perempuan yang tidak takut akan Tuhan. Apakah penting memperhatikan dengan siapa kita bergaul hari-hari ini? Tentu saja!
-
Lot
Keponakan Abraham, Lot, memilih untuk tinggal di lembah Yordan dan dekat gerbang Sodom dan Gomora, kota yang penuh dengan dosa amoral yang sangat tinggi. Lot adalah seorang yang benar, tetapi ia memiliki pilihan dengan siapa ia bergaul. Sudahkah kita berdoa sebelum kita memilih? Lot mengandalkan apa yang ia lihat dan yang ia rasa baik. Banyak hal yang harus ia tanggung karena bergaul dengan orang Sodom.
dan ia berkata: “Saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat jahat. Kamu tahu, aku mempunyai dua orang anak perempuan yang belum pernah dijamah laki-laki, baiklah mereka kubawa ke luar kepadamu; perbuatlah kepada mereka seperti yang kamu pandang baik; hanya jangan kamu apa-apakan orang-orang ini, sebab mereka memang datang untuk berlindung di dalam rumahku.” (Kejadian 19:7-8)
Ayat 7-8 menunjukkan bahwa moral Lot telah sama seperti orang Sodom dan Gomora pada umumnya. Ia menjual anak-anaknya perempuan untuk diperkosa. Ini menunjukkan bahwa pergaulan kita dapat menjadikan diri kita seperti apa. Lot awalnya seorang yang benar dan mempercayai Tuhan, tetapi ia salah memilih pergaulan. Lot diselamatkan, tetapi ia harus kehilangan istri dan kedua menantunya.
Lot membawa kedua anaknya perempuan. Kedua anaknya memiliki darah Sodom dan Gomora, sebab istri Lot berasal dari bangsa Sodom. Anak-anaknya yang masih terbiasa dengan perilaku kota Sodom, membuat ayahnya mabuk dan tidur dengan ayahnya. Lahirlah bangsa Moab dan Amon, yang menjadi musuh bangsa Israel di kemudian hari. Nama Lot kemudian tidak lagi dicatat setelah kejadian tersebut.
Lot merasa kuat, ia merasa tidak masalah dekat-dekat dengan orang Sodom dan membawanya pada kebinasaan. Kita juga mungkin sering merasa kuat, tidak memilih-milih pergaulan, tanpa kita sadari kita mulai menjadi serupa dengan dunia.
-
Bileam
Bileam adalah seorang nabi Tuhan, tetapi ia bergaul dengan Balak. Ketika Balak mengutus pemukanya untuk mengutuki bangsa pilihan Tuhan, ia goyah, apalagi mendapat imbalan yang besar. Bileam bisa langsung menolak, tetapi karena hati dan pikirannya tidak tertuju pada Tuhan, ia goyah dan menyuruh pemuka-pemuka untuk bermalam sekali lagi. Ia tidak dapat dengan tegas menolak, meski sudah tahu apa yang Tuhan mau, karena pergaulannya dengan Balak. Bileam memang tidak mengutuki bangsa Israel, tetapi dari Bileam, bangsa Israel dibujuk untuk menyembah allah-allah lain.
Bukankah perempuan-perempuan ini, atas nasihat Bileam, menjadi sebabnya orang Israel berubah setia terhadap TUHAN dalam hal Peor, sehingga tulah turun ke antara umat TUHAN. (Bilangan 31:16)
Bangsa Israel berubah setia karena perempuan-perempuan yang dikirim oleh Balak atas saran dari Bileam. Bangsa Israel bergaul dengan perempuan-perempuan tersebut dan berbalik menyembah allah lain.
Hari ini kita mungkin berkata bahwa kita adalah seorang Kristen yang takut dan mengasihi Tuhan. Tetapi jika kita tidak sungguh-sungguh mengarahkan hati kita kepada Tuhan dan terus membiarkan pergaulan yang buruk itu masih ada dalam kehidupan kita, maka pergaulan yang buruk itu akan merusakkan setiap kebiasaan baik yang kita miliki dan membuat kita secara perlahan semakin menjauh bahkan meninggalkan Tuhan.
Memperhatikan dengan siapa kita bergaul hari-hari ini, itu artinya kita peduli dengan masa depan kita.
Tuhan Yesus memberkati.
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Evie Mehita : Pengorbanan Yesus yang Membebaskan
Kita diselamatkan saat kita mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. “Juru Selamat” artinya kita percaya Tuhan sebagai penebus kita. PengorbananNya bagi kita di atas kayu salib menebus setiap dosa dan pelanggaran kita.
Ada 7 peristiwa yang Yesus lewati sebelum Dia di salib yang perlu menjadi perenungan bagi kita semua :
1. Pakaiannya ditanggalkan (Mat. 27:28)
Pasukan yang menangkap Yesus menanggalkan jubah Yesus. Ketelanjangan melambangkan kehinaan dan rasa malu. Akibat dari dosa adalah rasa malu. Di Kejadian 3:8-10, Saat manusia jatuh dalam dosa, mereka mendapati diri mereka telanjang dan menjadi malu (Kej. 3:8-10). Sejak manusia memakan buah pengetahuan, mata mereka terbuka dan mereka menyadari bahwa tidak ada cover yang menutupi mereka lagi.
Seorang yang melakukan dosa/ kesalahan sewajarnya merasa malu. Seperti kisah anak yang hilang; Dia tahu dia berdosa, dan dia malu datang kembali kepada bapanya. Namun akhirnya dia kembali kepada bapanya, karena dia tahu bapanya akan menerima dia kembali. Yesus menggantikan rasa malu dan hina kita akibat dosa yang kita lakukan.
Sadari keadaan kita.
Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang (Wahyu 3:17)
2.Dikenakan jubah ungu (Mat. 27:28)
Jubah ungu adalah jubah yang dipakai raja-raja yang pada saat itu mahal harganya. Sehingga ada kemungkinan Yesus dikenakan jubah tentara romawi yang berwarna merah. Jubah warna merah artinya penebusan, pengampunan. Seperti dalam Yesaya 1:18 dikatakan dosa kita merah seperti kirmizi, tetapi Tuhan menjadikannya putih seputih salju. Darah Yesus menyucikan, menebus, dan memberi pengampunan atas dosa kita.
3.Dipakaikan mahkota duri (Mrk. 15:17)
Ini adalah penghinaan bagi Yesus. Seorang Raja seharusnya menggunakan mahkota yang terbuat daro emas, tetapi Yesus dipakaikan mahkota duri. Duri melambangkan kutuk, kesengsaraan, dan penderitaan. Yesus menanggung kutuk manusia supaya kita ditebus dan menjadi orang yang bebas.
4.Diberikan buluh di tangan kananNya (Mat. 27:29)
5. Diolok-olok dan diberi salam sebagai “Raja Yahudi” (Mat. 27:29)
6. Diludahi (Mat. 27:30)
7. Dipukul (Mat. 27:30)
Mereka memukulkan buluh ke kepala Yesus sehingga duri-duri di mahkota yang dipakaikan kepadaNya semakin masuk dan menyakiti Yesus.
Marilah kita membawa setiap kehidupan kita di hadapan Tuhan. Tuhan sanggup memulihkan, menyucikan dan membebaskan setiap kita.
- Published in Sermons
- 1
- 2