Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Khotbah Nggak Menginjak Bumi???
“Duh khotbahnya nggak menginjak bumi!”
Mungkin kita sering mendengar, atau bahkan mengucapkan komentar seperti ini. Tetapi apa maksud dari khotbah yang menginjak bumi?
Seringkali orang menyebut khotbah tidak menginjak bumi karena tidak berbicara tentang berkat-berkat Tuhan, hubungan rumah tangga, pemeliharan Tuhan dan lain sebagainya. Mereka tidak nyaman karena isi khotbah tersebut mengusik dan meremukkan dagingnya, menghancurkan ego dan pikirannya, sehingga mengatakan khotbahnya tidak menginjak bumi. Jika menurut definisi tersebut, maka khotbah-khotbah Yesus dan para rasul adalah khotbah yang tidak menginjak bumi, karena yang dibicarakan adalah tentang Kerajaan Allah dan semua kebenarannya. Khotbah mereka tidak berbicara tentang berkat-berkat atau pemeliharan Tuhan secara terus menerus.
Kita seharusnya prihatin dengan orang-orang yang tidak pernah membaca Firman Tuhan dan tidak pernah mendalami Alkitab, sehingga ketika mendengar Firman Tuhan yang mengorek daging dan lukanya, ia akan mencemooh danberkata khotbah tidak menginjak bumi. Kebenaran Firman Tuhan dikotak-kotakkan, sehingga damai sejahtera yang diterima tidak utuh, karena berdasarkan suka dan tidak suka dengan Firman Tuhan yang disampaikan. Seharusnya yang menjadi filter adalah Roh Kudus, bukan hati kita suka atau tidak suka. Bagaimana mungkin Roh Kudus tidak suka ketika Firman Tuhan yang asli diberitakan.
Alkitab selalu berbicara tentang Kristus, dari Perjanjian Lama yang menceritakan kedatangan Kristus hingga Perjanjian Baru yang menyatakan pengharapan dan penggenapan dari kedatangan Kristus.
Jika definisi khotbah yang tidak menginjak bumi adalah khotbah yang berbicara tentang Kristus dan persiapan akan dunia yang akan datang, bumi yang baru, tentang Kerajaan Allah, maka Firman siapa yang kita dengar, firman yang bukan berasal dari Alkitab? Yesus siapa yang kita sembah jika bukan Yesus dari Alkitab yang kita bicarakan? Yesus yang kita ciptakan dari pikiran-pikiran kita sendiri untuk mengabulkan keinginan-keinginan kita kah? Keinginan kita untuk sukses, keinginan akan semua hal di dunia ini? Tuhan pasti bantu, Tuhan pasti sediakan, jika itu memang kehendak Tuhan. Saat di taman Getsemani, Yesus sendiri berkata bahwa bukan kehendakKu, tetapi kehendakMu yang terjadi dalam hidupku. Tuhan bukanlah pembantu atau pegawai untuk kita suruh-suruh seenak hati kita untuk memuaskan keinginan kita.
Paulus berkata jangan kumpulkan harta di bumi karena dimakan ngengat, tetapi kumpulkanlah harta di surga yang tidak bisa dimakan ngengat. Hidup kita seharusnya berbicara tentang Kristus, bagaimana hidup kita seharusnya memuliakan Tuhan.
Bukan terbalik, hidup kita dimuliakan oleh Tuhan. Tetapi khotbah yang seperti itulah yang disukai di akhir zaman ini. Banyak orang kagum dengan sosok hamba Tuhan melebihi Kristus itu sendiri. Padahal Paulus berkata bahwa kami tidak membawa pujian untuk diri kami sendiri, terkutuklah kami, kami membawa pujian untuk Kristus. Mari pelajari Firman Tuhan sungguh-sungguh, bukan Firman Tuhan berdasarkan organisasi. Penting untuk kita memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan.
Hati-hati dengan sosok-sosok hamba Tuhan yang Anda kagumi. Apapun yang diucapkan akan terasa benar di telinga, itu adalah ilmu dasar dari cuci otak. Jangan sampai kekaguman kita akan apapun di dunia ini, termasuk sosok hamba Tuhan, tentang gereja, melebihi kekagumanmu akan Kristus sehingga kita menutup telinga dengan pengajaran-pengajaran mereka yang menyesatkan. Jangan menambah atau mengurangi, bahkan memanipulasi kebenaran Firman Tuhan!
Jangan sepotong-sepotong dalam membaca kebenaran firman Tuhan. Dalam khotbah, haruslah eksegesa, yaitu dari Alkitab, kita keluarkan isi hati dan kerinduan Tuhan, bukan kerinduan kita sendiri kemudian mencari ayat pendukung dalam Alkitab yang mendukung ide dan pemikiran kita. Itu sama dengan mengubah maksud dari Alkitab. Isi Firman Tuhan haruslah berpusat kepada Kristus, bukan kepada diri sendiri atau organisasi. Jika demikian, kita sudah melakukan bidat dan penyesatan!
Dalam berbicara kebenaran, kita harus benar-benar move on dari masa lalu kita dan benar-benar menyampaikan isi hati Tuhan, bukan isi hati kita sendiri. Jika dulu punya masa lalu klenik dan okultisme, kemudian seluruh isi Alkitab dikait-kaitkan dengan klenik. Itu sebuah dosa besar, kita telah mengubah kebenaran Firman Tuhan. Di akhir zaman ini, begitu banyak rupa-rupa pengajaran yang beredar dengan mudah di sosial media, hati-hati! Jangan sampai kita lebih tertarik dengan sosok yang menyampaikan, bukan pada siapa yang disampaikan. Kita sudah jauh dari Tuhan!
Jika Roh Kudus sedang membuat hatimu meronta-ronta karena tidak pernah mendengar Firman seperti ini sebelumnya, cek hati kita. Apakah pengetahuan kita sebelumnya yang salah??
Banyak orang menikah karena terpaksa, misalnya karena usia atau karena tekanan orang-orang di sekitarnya, termasuk orang tua atau teman-teman lingkungannya. Kejadian 29:15-31 menceritakan kisah seseorang yang menikah karena terpaksa.
Para pria, jangan memasuki hidup seorang wanita jika engkau tidak mau bertahan bersamanya seumur hidupnya. Para wanita, jangan mau dimasukki hatinya dengan pria yang tidak mau bersama selamanya denganmu. Sekali tubuhmu terikat, kamu bertanggung jawab untuk selama-lamanya.
Laban adalah seorang pebisnis yang hebat dan cenderung licik. Ia menjanjikan Yakub akan memberikan anaknya Rahel yang ia cintai jika ia bekerja padanya selama 7 tahun. Tapi setelah bekerja selama 7 tahun, bukan Rahel yang diberikan kepada Yakub, melainkan Lea dengan berbagai alasan. Namun demikian, meski ia tidak mencintai Lea, Yakub terus tidur dengan Lea, bahkan menghasilkan banyak keturunan dengannya.
Laki-laki bisa menikah dengan orang yang tidak ia cintai dan menghasilkan banyak anak, karena itu adalah naluri biologis. Naluri biologis bukanlah cinta. Jika seorang pria mau tidur dengan seorang wanita, itu bukan tanda cinta, itu hanyala naluri biologis. Jangan tertipu dengan mulut manis seorang pria, hanya karena ia mau tidur denganmu, itu tidak berarti ia mencintaimu. Lea berpikir, jika ia melahirkan anak, ia bisa dicintai suaminya. Ia melahirkan berkali-kali, mengalami sakit mengandung melahirkan berkali-kali dengan harapan Yakub akan mencintai dia. Tetapi sampai akhir, Lea tidak dicintai oleh Yakub.
Kejadian 30:1-13 Rahel memberikan budaknya agar bisa memberikan anak. Pada jaman dulu, budak yang melahirkan anak, statusnya menjadi anak tuan yang memiliki budak tersebut.
Kisah cinta segitiga antara Rahel, Lea dan Yakub ini mengerikan. Rahel dan Lea berlomba memberikan anak untuk menyenangkan suaminya. Mereka terus mengklaim bahwa mereka berbahagia karena telah menang dari saudarinya, tetapi kebahagiaan sejati bukan ketika menang atau kalah. Kebahagiaan sejati adalah ketika engkau mempercayakan hidupmu sepenuhnya kepada tangan Tuhan yang sedang merenda. Rahel tidak percaya diri dan merasa dicintai Yakub jika tidak memberikan anak, ia selalu merasa kalah dari kakaknya yang melahirkan banyak anak.
Keluarga muda yang belum mendapatkan anak, jangan merasa mereka yang sudah mendapat anak lebih berbahagia. Kita tidak pernah tahu kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi karena memiliki anak. Jangan bandingkan ceritamu denga cerita orang lain, karena setiap kita memiliki ceria indah di mata Tuhan. Berbahagialah dengan ceritamu di dunia ini dengan menggenapi rencana Tuhan dalam hidupmu.
Kejadian 30:14-24
Perlombaan untuk mendapat cinta tidak akan berbuah apapun. Tuhan mencintai kita dalam apapun keadaan kita. Kita tidak perlu berlomba dengan orang lain untuk mendapatkan cinta.
Kita tidak perlu berlomba mengumpulkan kekayaan agar kita dipandang terpandang. Keluarga yang mencintai Tuhan, sekalipun berkat kekayaan belum ada padamu, jika engkau menyerahkan hidupmu sepenuhnya dalam tangan Tuhan, Tuhan memandangmu sebagai orang yang berbahagia. Engkau telah memenangkan hatinya Tuhan. Banyak orang berlomba untuk mendapat kekayaan agar dipandang sebagai orang yang diurapi dan diberkati, sehingga fokus mereka berubah, tidak lagi kepada Tuhan yang memberikan berkat, melainkan kepada berkat-berkat saja.
Akhir kisah hidup Rahel yang tragis adalah ia meninggal setelah melahirkan Benyamin di usianya yang sudah tua. Karena ia terus merasa kalah dari kakaknya, ia tidak mempedulikan usianya yang tidak lagi muda dan berbahaya untuk tetap melahirkan anak. Padahal Rahel telah memenangkan hati Yakub, namun ia tidak percaya diri, ia masih meminta cinta dari Yakub yang sudah diberikannya. Bagi Yakub, Rahel adalah segala-galanya. Ia membuatkan mezbah untuk Rahel saat ia meninggal, membuktikan betapa ia mencintai Rahel.
Banyak orang yang tidak sadar bahwa Tuhan mencintaimu apa adanya, tanpa perlu berusaha menjadi orang lain, Tuhan mencintaimu.
Rahel berusaha seperti Lea dan Lea berusaha seperti Rahel. Rahel sudah dicintai oleh Yakub dengan semua keadaannya, tetapi ia masih meminta cinta dari Yakub. Ia tidak merasa aman dengan dirinya, sehingga ia berakhir tragis karena mengejar status. Sementara untuk Lea, ia rela melahirkan berkali-kali, mengalami sakit mengandung berkali-kali, tetapi sampai akhir, Lea tidak mendapatkan cinta Yakub.
Menikahlah dengan orang yang tepat. Ketika kamu menikah dengan orang yang tepat, kamu akan hidup berbahagia. Jangan menikah karena tekanan. Berusaha bukan berarti menjual diri untuk mendapat cinta. Berusaha dan berdoa, tetapi tetap memiliki integritas, tidak menerima pria atau wanita sembarangan.
Berbahagialah dengan jalan hidupmu. Jika ingin menikah, mintalah kepada Tuhan dan berserah kepadaNya. Jika Tuhan hendak mengabulkannya, bersyukurlah, jika tidak pun, tetap bersyukurlah. Lebih baik tinggal dalam keadaan daripada memaksakan diri untuk mendapat pengakuan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Pdm. Evie Mehita – Kemana Saja Ku Telah Sedia
Saulus adalah seorang berkharisma, pemimpin yang hebat, memiliki jabatan dan begitu berkobar-kobar untuk membunuh umat Tuhan. Ia merasa apa yang dilakukan untuk Tuhan. Saulus bukan orang yang sembarang, dengan pengetahuan dan kedudukan, ia meminta surat kuasa kepada Imam untuk bisa menganiaya anak-anak Tuhan pada masa itu. Saulus merasa ia melakukan tugas misi dan pelayanan yang memuliakan Tuhan. Saulus merasa melakukan kebenaran karena ia sendiri sudah mendapat pengajaran mengenai kitab-kitab hukum yang ada, tetapi ia tidak mengenal Allah Yahweh. Orang Kristen masa kini bisa seperti Saulus, melayani bahkan ke gereja tetapi tidak sungguh-sungguh mengenal Yesus yang sejati. Kita tidak bisa menilai mana yang datang dari Tuhan dan bukan. Saulus tidak sadar bahwa yang ia aniaya adalah Yesus sendiri.
Mengerti Alkitab yang kita miliki bukanlah jaminan seseorang telah lahir baru dan sejalan dengan hati Tuhan.
Sering kali kita bisa salah menilai diri sendiri, kita merasa sudah lahir baru, padahal belum. Dalam kemahatauan-Nya, Tuhan tau seorang yang bengis ini suatu saat nanti dapat dipakai secara luar biasa. Dalam waktu Tuhan yang sempurna, dalam perjalanan ke Damsyik, Saulus berjumpa dengan cahaya yang sangat terang. Tuhan mengijinkan Saulus mengalami kebutaan selama 3 hari. Ini adalah bagian dari perjalanan hidup Saulus yang paling berat. Itu adalah hari-hari dimana Saulus mengalami gejolak dalam dirinya, ada pertentangan dalam dirinya mengenai pemahaman akan pribadi Tuhan.
Ketika Saulus mendengar bahwa selama ini Yesuslah yang telah ia aniaya, sebagai seorang pemimpin ia mengalami krisis di dalam jiwanya mengenai kebenaran-kebenaran yang ia percayai. Selama 3 hari, Saulus bergumul dan berdoa atas perjumapaannya dengan Yesus. Ia belajar melepaskan setiap apa yang ia pandang benar dan ini adalah hal yang menghancurkan harga diri dari seorang Saulus. Sebuah perjumpaan yang yang berharga.
Tuhan bisa memakai siapa saja
Seperti dalam kisah Saulus, Ananias sempat ragu ketika Tuhan menyuruhnya pergi menjumpai Saulus, karena kebengisan Saulus sudah sangat terkenal pada saat itu tetapi akhirnya Ananias taat (KPR 9:11-16). Ketika Paulus telah melawati masa merenung selama 3 hari, ia mengalami ujian pertobatan. Tuhan membentuk dan mempersiapkan Paulus sebelum ia melakukan perjalan misi. Perubahan atau pertobatan adalah anugrah Tuhan, pekerjaan Roh Kudus. Benih Ilahi pastilah berbuah sesuatu yang ilahi tetapi benih dosa akan menghasilkan maut. Benih ilahi diberikan dalam diri Paulus melalui perjumpaannya dengan kebenaran dan itu membuatnya mengambil keputusan yang paling penting dalam hidupnya. Ia memutuskan untuk meninggalkan kehidupannya yang lama.
“Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.” (Matius 7:6)
Babi dan anjing melambangkan orang yang punya sifat kedagingan sedangkan mutiara dan hal berharga adalah tentang kerajaan Surga (mulia, berharga dan kekal). Mutiara yang asli harganya sangat mahal, dalam 1 kerang hanya menghasilkan 1 mutiara. Untuk itu banyak sekali orang membudidayakan kerang penghasil mutiara yang harganya jauh lebih murah. Mutiara yang bukan hasil budidaya, mengalami proses yang menyakitkan sampai akhirnya terbentuklah mutiara yang bernilai tinggi.
Banyak anak Tuhan tidak bisa menangani bahkan merespon dengan benar setiap masalah dalam hidup kita. Masalah yang terjadi apabila direspon dan disikapi dengan benar, maka akan menjadi mutiara-mutiara yang berharga. Anak Tuhan akan menjadi lebih bijak dalam melihat dan menilai dengan standar Firman Tuhan. Kegagalan dalam menyikapi diri sendiri dan permasalahan dengan benar, membuat hidup kita kehilangan bobot dan mudah sekali terombang-ambing.
Selalu ada alasan dari setiap kejadian yang terjadi dalam hidip kita, untuk itu kita perlu selalu menilai dengan dasar Firman Tuhan.
Mutiara dalam Matius 7:6 berbicara mengenai kekekalan
Banyak orang Kristen yang hidupnya tidak pernah berubah walaupun sudah mendengar kebenaran, bahkan suka menolak kebenaran. Kita harus koreksi hidup kita, “jangan-jangan orang-orang seperti iti memiliki spirit babi dan ajing.” Babi dan anjing tidak akan menganggap penting kebenaran, sukanya kembali kepada dosa. 2 Petrus 2:2, “bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: “Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya.” Kita jangan punya sikap seperti anjing dan babi yang suka kembali ke kubangannya, orang-orang seperti dalam 2 Petrus 2:2 adalah nabi palsu dan orang yang dikuasai hawa nafsu. Orang-orang seperti ini tidak menganggap hal-hal rohani adalah mutiara atau hal-hal yang berharga.
Saat ini banyak sekali petobat-petobat baru yang memberi kesaksian di media sosial, tetapi ada juga diantaranya yang tidak lama kemudian kembali hidup dalam dosa bahkan lebih parah lagi. Orang-orang seperti ini belum memiliki benih Ilahi seperti yang dialami orang Paulus. Dalam PL ada dosa berasal dari kata Hatta yang berarti mengurangi standar Tuhan selain itu juga dalam Avon adalah kecenderungan dosa yang diturunkan oleh orang tua dan kebiasaan buruk karena kebiasaan kita sendiri.
Daging manusia kecenderungan ingin jauh dari Tuhan untuk itu kita perlu terus dekat sama Tuhan.
Setiap orang punya area-area berbahaya dalam hidupnya, kenali setiap “kubangan-kubangan dosa” yang harus kita tinggalkan. Anak Tuhan harus bangkit dan meninggalkan hidup yang lama agar efektif dan maksimal dalam ladang-ladang Tuhan. Gereja harus punya sifat-sifat rohani, harus menjadi gereja yang bermisi, gereja yang hidup dan gereja kebangunan rohani. Di dalam gereja harus ada kasih, saling memperhatikan, menopang, bahkan kebiasaan-kebaisaan yang baik yang ada dijemaat mula-mula seprti saling memberi salam perlu dibangun digereja masa kini.
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Korban Paskah Terakhir
Bacaan : Ibrani 10:1-9
Yesus adalah korban paskah terakhir
Tidak mungkin manusia dapat berkenan kepada Tuhan hanya dengan melakukan hukum taurat. Ketika manusia berusaha melakukannya, hanya kegagalan-kegagalan yang terjadi. Tuhan tidak menghendaki korban dari hukum taurat, sehingga Yesus turun menjadi manusia. Dia mengambil bagian dalam keseharian manusia, mengerti semua penderitaan dosa manusia. Ia mengambil bagian di dalamnya dan mencurahkan darahNya untuk menutupi semua hukum Taurat dan berkata sudah digenapi dan sudah selesai.
Kita semua telah ditebus dengan darah yang mahal.
Kecenderungan manusia adalah dosa, pikiran kita cenderung kepada dosa dan kelicikan. Kita bisa saja terlihat rohani, tetapi sebenarnya hati kita penuh dengan kelicikan yang kita bungkus dengan hal-hal yang rohani. Karena itu, segala kebaikan kita tanpa Kristus adalah kain kotor; Perbuatan benar kita tanpa Kristus adalah seperti kain yang tidak berguna. Karena itu Kristus menggenapi hukum taurat itu.
Ada 1 hukum yang tidak pernah ditemukan oleh orang-orang perjanjian lama, yaitu Yohanes 3 : 16:
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal
Serahkan hidupmu sepenuhnya dalam tangan pemeliharaan Tuhan. Tuhan masih punya agenda denganmu, percayalah kepada Tuhan!
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Pdm. Evie Mehita : Hati Bapa dan Hati Anak
Banyak orang mempertanyakan bagaimana kita bisa memahami hati Bapa. Seringkali untuk memahami hati sesama saja tidak mudah, apalagi Tuhan yang tidak kelihatan. Karena itu manusia tidak bisa mengenal Hati Bapa kecuali Tuhan sendiri yang menyatakannya.
Tuhan Kita adalah Tuhan yang penuh kasih dan selalu punya insiatif untuk menjumpai umatNya.
Dari sejak masa Perjanjian Lama Tuhan selalu rindu hadir di tengah umatNya, sehingga Tuhan memerintahkan Musa untuk membangun mezbah. Dia rindu memimpin, menuntun umatNya, dan berbicara kepada mereka lewat nabi-nabi, bahkan bertheofani untuk menjumpai manusia. Hingga puncak penggenapannya pada masa Perjanjian Baru, dimana Tuhan turun ke dunia sebagai manusia dalam rupa Yesus Kristus.
Bagaimana kita bisa mengenal hati Bapa?
Kita mengenalnya melalui Yesus (Yoh 1:18). Dengan mengenal Yesus, maka kita mengerti hati Bapa (Yoh. 14:6-14). Firman Tuhan akan membantu kita mengenal Yesus. Karena itu, kita perlu membaca alkitab dan memiliki pengalaman dengan Yesus; itu yang membuat kita dapat mengenal hati Bapa.
Tuhan menjanjikan adanya roh dan kuasa Elia, yakni pemulihan hati Bapa dan anak (Luk. 1:16-17). Dimana hati Bapa berbalik kepada anak, dan hati anak kepada Bapa.
Hati yang berbalik antara bapa dengan anak adalah ketika anak itu mau taat, mau dibentuk, mau diubahkan, dan mau diajar. Ini bukan hanya berbicara tentang hubungan kita dengan Bapa di surga, tetapi juga pentingnya kita memiliki bapa rohani dalam kehidupan bergereja. Sama halnya seperti Paulus yang menjadi bapa rohani untuk anak-anaknya dalam Yesus karena injil yang diberitakannya (1 Kor 4:14-16).
Sebagai seorang anak, kita perlu tahu cara memperlakukan ayah kita di dalam Tuhan.
Belajar dari kisah anak-anak Nuh : Ham tidak menghormati ayahnya, tetapi Sem dan Yafet tahu cara menghormati ayahnya (Kej. 9:23). Sem dan Yafet memiliki “hati anak”. Demikian juga dengan Daud; Dia menghormati Saul sebagai otoritas di atasnya. Berbeda dengan anaknya, Absalom, yang memberontak dan melawan ayahnya sendiri. Tetapi Daud memiliki “hati bapa”, dimana dia menangisi dan mengasihi Absalom, sekalipun banyak perbuatan jahat yang dilakukannya.
Adakah engkau memiliki bapa rohani? Mengapa Bapa? Karena bapa memegang peranan penting. Sebab dari seorang bapa-lah kita memperoleh benih Ilahi, mimpi, visi, identitas, nama, ajaran, warisan iman, dan janji Tuhan. Ketika kita memilikinya, maka kita akan memperoleh semuanya itu.
Jangan hanya puas menjadi pengunjung gereja, tetapi mari kita memiliki bapa rohani, keluarga rohani, dan mau dimuridkan. Dan kita akan diberikan warisan dan mimpi Tuhan yang luar biasa untuk kita kerjakan. Mari bersama membangun dan mengerjakan mimpi Tuhan!
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Kembali Kepada Panggilan Tuhan
Bacaan : Kejadian 28 – 35
Yakub seringkali mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Sebuah perjumpaannya dengan Tuhan melalui mimpi; Dimana dia melihat malaikat Tuhan naik turun melalui tangga yang ujungnya sampai ke langit (Kej. 28 :12). Yakub menamai tempat itu Betel, disana Tuhan memberikan janji penyertaan-Nya kepada Yakub (Kej 28:13-17, 19). Perjumpaannya dengan Tuhan membuat Yakub takjub dan menyembah Tuhan. Namun Yakub seringkali lari mengingkari panggilan Tuhan dan pergi meninggalkan Betel.
Beberapa kali Yakub melarikan diri dan tidak mengindahkan panggilan Tuhan untuk kembali ke Betel, bahkan ia bergumul dengan Tuhan (Kej 32:22-32). Dia juga mendirikan mezbah bagi Tuhan, tetapi ia tidak mengambil bagian di dalamnya (Kej. 33:20). Dia menggunakan pikirannya pribadi daripada panggilan Tuhan atas hidupnya.
Seringkali kita bisa bertindak seperti Yakub. Kita mungkin sering mengalami Tuhan di KKR atau di retreat-retreat, tetapi kita lari dari panggilan dan kasih Tuhan dalam hidup kita. Kita menjadi orang dalam pelarian demi pelarian hanya untuk tujuan kita pribadi, atau kita sebenarnya menjadi bagian dari orang-orang yang hatinya tertuju kepada panggilan Tuhan, tetapi lebih melakukan suara dari pikiran kita pribadi daripada suara Tuhan.
Yakub tidak kunjung kembali ke Betel karena negeri itu lebih menarik hatinya (Kej 33:18-19).
Hal itu menurun kepada anak-anaknya. Meskipun Tuhan sudah melarangnya, tetapi mereka tetap bergaul dengan orang-orang Shikem yang suka akan berhala. Peristiwa Dina dan Shikem (Kej 34:1- 31) mencemarkan nama baik Yakub. Tuhan ijinkan Yakub mengalami proses sedemikian rupa supaya dia mengerti akan kasihNya dan membawanya kepada panggilan yang semula.
Tidak ada kekerasan hati kita yang tidak dapat Tuhan hancurkan.
Yakub orang yang keras dalam prinsip, tetapi sanggup Tuhan hancurkan untuk membuatnya kembali kepada panggilan Tuhan atas hidupnya. Saat dia menyadarinya, pemulihan terjadi atas keluarganya (Kej 35:1- 15).
Yang dapat kita pelajari dari kisah Yakub adalah :
1. Orang yang berjumpa dengan Tuhan belum tentu memberikan hidupnya bagi Tuhan. Diperlukan hati yang mau menerima panggilan-Nya.
2. Jangan mendirikan mezbah tetapi tidak mau masuk di dalamnya. Artinya jangan hanya tahu panggilan Tuhan, tetapi juga melakukannya.
3. Melarikan diri dari panggilan Tuhan hanya akan membawa kita kepada proses-proses yang seharusnya tidak kita lalui kalau kita taat.
Mari kembali kepada hati dan panggilan Tuhan!
Terus lakukan sekalipun ditolak, terus melayani sekalipun tidak dilayani. Seperti Yesus yang tahu bahwa Yudas akan berkhianat, dan Petrus akan menyangkali Dia. Tetapi Tuhan tetap menjadikan mereka muridNya, bahkan membasuh kaki mereka. Bahkan Yesus tetap memakai Petrus untuk membangun jemaatNya. Itulah hati Tuhan. Tuhan akan memakai kita dan mengejar kita untuk menggenapi panggilan dan rencanaNya.
Mari kembali ke “Betel” kita, kembali kepada panggilan dan kasih-Nya. Mungkin kita merasa “Betel” kita sudah sangat jauh, kita sudah jauh dari Tuhan. Tetapi buatlah sebuah keputusan besar untuk berbalik. Seperti Yakub dipulihkan, demikian kita akan dipulihkan. Kenali kasih-Nya, kenali hati-Nya, dan jangan melarikan diri dari panggilan-Nya!
Ps. Daniel Hadi Shane
- Published in The Shepherd's Voice