Khotbah Pdm. Evie Mehita : Hati Bapa dan Hati Anak
Banyak orang mempertanyakan bagaimana kita bisa memahami hati Bapa. Seringkali untuk memahami hati sesama saja tidak mudah, apalagi Tuhan yang tidak kelihatan. Karena itu manusia tidak bisa mengenal Hati Bapa kecuali Tuhan sendiri yang menyatakannya.
Tuhan Kita adalah Tuhan yang penuh kasih dan selalu punya insiatif untuk menjumpai umatNya.
Dari sejak masa Perjanjian Lama Tuhan selalu rindu hadir di tengah umatNya, sehingga Tuhan memerintahkan Musa untuk membangun mezbah. Dia rindu memimpin, menuntun umatNya, dan berbicara kepada mereka lewat nabi-nabi, bahkan bertheofani untuk menjumpai manusia. Hingga puncak penggenapannya pada masa Perjanjian Baru, dimana Tuhan turun ke dunia sebagai manusia dalam rupa Yesus Kristus.
Bagaimana kita bisa mengenal hati Bapa?
Kita mengenalnya melalui Yesus (Yoh 1:18). Dengan mengenal Yesus, maka kita mengerti hati Bapa (Yoh. 14:6-14). Firman Tuhan akan membantu kita mengenal Yesus. Karena itu, kita perlu membaca alkitab dan memiliki pengalaman dengan Yesus; itu yang membuat kita dapat mengenal hati Bapa.
Tuhan menjanjikan adanya roh dan kuasa Elia, yakni pemulihan hati Bapa dan anak (Luk. 1:16-17). Dimana hati Bapa berbalik kepada anak, dan hati anak kepada Bapa.
Hati yang berbalik antara bapa dengan anak adalah ketika anak itu mau taat, mau dibentuk, mau diubahkan, dan mau diajar. Ini bukan hanya berbicara tentang hubungan kita dengan Bapa di surga, tetapi juga pentingnya kita memiliki bapa rohani dalam kehidupan bergereja. Sama halnya seperti Paulus yang menjadi bapa rohani untuk anak-anaknya dalam Yesus karena injil yang diberitakannya (1 Kor 4:14-16).
Sebagai seorang anak, kita perlu tahu cara memperlakukan ayah kita di dalam Tuhan.
Belajar dari kisah anak-anak Nuh : Ham tidak menghormati ayahnya, tetapi Sem dan Yafet tahu cara menghormati ayahnya (Kej. 9:23). Sem dan Yafet memiliki “hati anak”. Demikian juga dengan Daud; Dia menghormati Saul sebagai otoritas di atasnya. Berbeda dengan anaknya, Absalom, yang memberontak dan melawan ayahnya sendiri. Tetapi Daud memiliki “hati bapa”, dimana dia menangisi dan mengasihi Absalom, sekalipun banyak perbuatan jahat yang dilakukannya.
Adakah engkau memiliki bapa rohani? Mengapa Bapa? Karena bapa memegang peranan penting. Sebab dari seorang bapa-lah kita memperoleh benih Ilahi, mimpi, visi, identitas, nama, ajaran, warisan iman, dan janji Tuhan. Ketika kita memilikinya, maka kita akan memperoleh semuanya itu.
Jangan hanya puas menjadi pengunjung gereja, tetapi mari kita memiliki bapa rohani, keluarga rohani, dan mau dimuridkan. Dan kita akan diberikan warisan dan mimpi Tuhan yang luar biasa untuk kita kerjakan. Mari bersama membangun dan mengerjakan mimpi Tuhan!
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Kembali Kepada Panggilan Tuhan
Bacaan : Kejadian 28 – 35
Yakub seringkali mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Sebuah perjumpaannya dengan Tuhan melalui mimpi; Dimana dia melihat malaikat Tuhan naik turun melalui tangga yang ujungnya sampai ke langit (Kej. 28 :12). Yakub menamai tempat itu Betel, disana Tuhan memberikan janji penyertaan-Nya kepada Yakub (Kej 28:13-17, 19). Perjumpaannya dengan Tuhan membuat Yakub takjub dan menyembah Tuhan. Namun Yakub seringkali lari mengingkari panggilan Tuhan dan pergi meninggalkan Betel.
Beberapa kali Yakub melarikan diri dan tidak mengindahkan panggilan Tuhan untuk kembali ke Betel, bahkan ia bergumul dengan Tuhan (Kej 32:22-32). Dia juga mendirikan mezbah bagi Tuhan, tetapi ia tidak mengambil bagian di dalamnya (Kej. 33:20). Dia menggunakan pikirannya pribadi daripada panggilan Tuhan atas hidupnya.
Seringkali kita bisa bertindak seperti Yakub. Kita mungkin sering mengalami Tuhan di KKR atau di retreat-retreat, tetapi kita lari dari panggilan dan kasih Tuhan dalam hidup kita. Kita menjadi orang dalam pelarian demi pelarian hanya untuk tujuan kita pribadi, atau kita sebenarnya menjadi bagian dari orang-orang yang hatinya tertuju kepada panggilan Tuhan, tetapi lebih melakukan suara dari pikiran kita pribadi daripada suara Tuhan.
Yakub tidak kunjung kembali ke Betel karena negeri itu lebih menarik hatinya (Kej 33:18-19).
Hal itu menurun kepada anak-anaknya. Meskipun Tuhan sudah melarangnya, tetapi mereka tetap bergaul dengan orang-orang Shikem yang suka akan berhala. Peristiwa Dina dan Shikem (Kej 34:1- 31) mencemarkan nama baik Yakub. Tuhan ijinkan Yakub mengalami proses sedemikian rupa supaya dia mengerti akan kasihNya dan membawanya kepada panggilan yang semula.
Tidak ada kekerasan hati kita yang tidak dapat Tuhan hancurkan.
Yakub orang yang keras dalam prinsip, tetapi sanggup Tuhan hancurkan untuk membuatnya kembali kepada panggilan Tuhan atas hidupnya. Saat dia menyadarinya, pemulihan terjadi atas keluarganya (Kej 35:1- 15).
Yang dapat kita pelajari dari kisah Yakub adalah :
1. Orang yang berjumpa dengan Tuhan belum tentu memberikan hidupnya bagi Tuhan. Diperlukan hati yang mau menerima panggilan-Nya.
2. Jangan mendirikan mezbah tetapi tidak mau masuk di dalamnya. Artinya jangan hanya tahu panggilan Tuhan, tetapi juga melakukannya.
3. Melarikan diri dari panggilan Tuhan hanya akan membawa kita kepada proses-proses yang seharusnya tidak kita lalui kalau kita taat.
Mari kembali kepada hati dan panggilan Tuhan!
Terus lakukan sekalipun ditolak, terus melayani sekalipun tidak dilayani. Seperti Yesus yang tahu bahwa Yudas akan berkhianat, dan Petrus akan menyangkali Dia. Tetapi Tuhan tetap menjadikan mereka muridNya, bahkan membasuh kaki mereka. Bahkan Yesus tetap memakai Petrus untuk membangun jemaatNya. Itulah hati Tuhan. Tuhan akan memakai kita dan mengejar kita untuk menggenapi panggilan dan rencanaNya.
Mari kembali ke “Betel” kita, kembali kepada panggilan dan kasih-Nya. Mungkin kita merasa “Betel” kita sudah sangat jauh, kita sudah jauh dari Tuhan. Tetapi buatlah sebuah keputusan besar untuk berbalik. Seperti Yakub dipulihkan, demikian kita akan dipulihkan. Kenali kasih-Nya, kenali hati-Nya, dan jangan melarikan diri dari panggilan-Nya!
Ps. Daniel Hadi Shane
- Published in The Shepherd's Voice