Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Khotbah Nggak Menginjak Bumi???
“Duh khotbahnya nggak menginjak bumi!”
Mungkin kita sering mendengar, atau bahkan mengucapkan komentar seperti ini. Tetapi apa maksud dari khotbah yang menginjak bumi?
Seringkali orang menyebut khotbah tidak menginjak bumi karena tidak berbicara tentang berkat-berkat Tuhan, hubungan rumah tangga, pemeliharan Tuhan dan lain sebagainya. Mereka tidak nyaman karena isi khotbah tersebut mengusik dan meremukkan dagingnya, menghancurkan ego dan pikirannya, sehingga mengatakan khotbahnya tidak menginjak bumi. Jika menurut definisi tersebut, maka khotbah-khotbah Yesus dan para rasul adalah khotbah yang tidak menginjak bumi, karena yang dibicarakan adalah tentang Kerajaan Allah dan semua kebenarannya. Khotbah mereka tidak berbicara tentang berkat-berkat atau pemeliharan Tuhan secara terus menerus.
Kita seharusnya prihatin dengan orang-orang yang tidak pernah membaca Firman Tuhan dan tidak pernah mendalami Alkitab, sehingga ketika mendengar Firman Tuhan yang mengorek daging dan lukanya, ia akan mencemooh danberkata khotbah tidak menginjak bumi. Kebenaran Firman Tuhan dikotak-kotakkan, sehingga damai sejahtera yang diterima tidak utuh, karena berdasarkan suka dan tidak suka dengan Firman Tuhan yang disampaikan. Seharusnya yang menjadi filter adalah Roh Kudus, bukan hati kita suka atau tidak suka. Bagaimana mungkin Roh Kudus tidak suka ketika Firman Tuhan yang asli diberitakan.
Alkitab selalu berbicara tentang Kristus, dari Perjanjian Lama yang menceritakan kedatangan Kristus hingga Perjanjian Baru yang menyatakan pengharapan dan penggenapan dari kedatangan Kristus.
Jika definisi khotbah yang tidak menginjak bumi adalah khotbah yang berbicara tentang Kristus dan persiapan akan dunia yang akan datang, bumi yang baru, tentang Kerajaan Allah, maka Firman siapa yang kita dengar, firman yang bukan berasal dari Alkitab? Yesus siapa yang kita sembah jika bukan Yesus dari Alkitab yang kita bicarakan? Yesus yang kita ciptakan dari pikiran-pikiran kita sendiri untuk mengabulkan keinginan-keinginan kita kah? Keinginan kita untuk sukses, keinginan akan semua hal di dunia ini? Tuhan pasti bantu, Tuhan pasti sediakan, jika itu memang kehendak Tuhan. Saat di taman Getsemani, Yesus sendiri berkata bahwa bukan kehendakKu, tetapi kehendakMu yang terjadi dalam hidupku. Tuhan bukanlah pembantu atau pegawai untuk kita suruh-suruh seenak hati kita untuk memuaskan keinginan kita.
Paulus berkata jangan kumpulkan harta di bumi karena dimakan ngengat, tetapi kumpulkanlah harta di surga yang tidak bisa dimakan ngengat. Hidup kita seharusnya berbicara tentang Kristus, bagaimana hidup kita seharusnya memuliakan Tuhan.
Bukan terbalik, hidup kita dimuliakan oleh Tuhan. Tetapi khotbah yang seperti itulah yang disukai di akhir zaman ini. Banyak orang kagum dengan sosok hamba Tuhan melebihi Kristus itu sendiri. Padahal Paulus berkata bahwa kami tidak membawa pujian untuk diri kami sendiri, terkutuklah kami, kami membawa pujian untuk Kristus. Mari pelajari Firman Tuhan sungguh-sungguh, bukan Firman Tuhan berdasarkan organisasi. Penting untuk kita memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan.
Hati-hati dengan sosok-sosok hamba Tuhan yang Anda kagumi. Apapun yang diucapkan akan terasa benar di telinga, itu adalah ilmu dasar dari cuci otak. Jangan sampai kekaguman kita akan apapun di dunia ini, termasuk sosok hamba Tuhan, tentang gereja, melebihi kekagumanmu akan Kristus sehingga kita menutup telinga dengan pengajaran-pengajaran mereka yang menyesatkan. Jangan menambah atau mengurangi, bahkan memanipulasi kebenaran Firman Tuhan!
Jangan sepotong-sepotong dalam membaca kebenaran firman Tuhan. Dalam khotbah, haruslah eksegesa, yaitu dari Alkitab, kita keluarkan isi hati dan kerinduan Tuhan, bukan kerinduan kita sendiri kemudian mencari ayat pendukung dalam Alkitab yang mendukung ide dan pemikiran kita. Itu sama dengan mengubah maksud dari Alkitab. Isi Firman Tuhan haruslah berpusat kepada Kristus, bukan kepada diri sendiri atau organisasi. Jika demikian, kita sudah melakukan bidat dan penyesatan!
Dalam berbicara kebenaran, kita harus benar-benar move on dari masa lalu kita dan benar-benar menyampaikan isi hati Tuhan, bukan isi hati kita sendiri. Jika dulu punya masa lalu klenik dan okultisme, kemudian seluruh isi Alkitab dikait-kaitkan dengan klenik. Itu sebuah dosa besar, kita telah mengubah kebenaran Firman Tuhan. Di akhir zaman ini, begitu banyak rupa-rupa pengajaran yang beredar dengan mudah di sosial media, hati-hati! Jangan sampai kita lebih tertarik dengan sosok yang menyampaikan, bukan pada siapa yang disampaikan. Kita sudah jauh dari Tuhan!
Jika Roh Kudus sedang membuat hatimu meronta-ronta karena tidak pernah mendengar Firman seperti ini sebelumnya, cek hati kita. Apakah pengetahuan kita sebelumnya yang salah??
Banyak orang menikah karena terpaksa, misalnya karena usia atau karena tekanan orang-orang di sekitarnya, termasuk orang tua atau teman-teman lingkungannya. Kejadian 29:15-31 menceritakan kisah seseorang yang menikah karena terpaksa.
Para pria, jangan memasuki hidup seorang wanita jika engkau tidak mau bertahan bersamanya seumur hidupnya. Para wanita, jangan mau dimasukki hatinya dengan pria yang tidak mau bersama selamanya denganmu. Sekali tubuhmu terikat, kamu bertanggung jawab untuk selama-lamanya.
Laban adalah seorang pebisnis yang hebat dan cenderung licik. Ia menjanjikan Yakub akan memberikan anaknya Rahel yang ia cintai jika ia bekerja padanya selama 7 tahun. Tapi setelah bekerja selama 7 tahun, bukan Rahel yang diberikan kepada Yakub, melainkan Lea dengan berbagai alasan. Namun demikian, meski ia tidak mencintai Lea, Yakub terus tidur dengan Lea, bahkan menghasilkan banyak keturunan dengannya.
Laki-laki bisa menikah dengan orang yang tidak ia cintai dan menghasilkan banyak anak, karena itu adalah naluri biologis. Naluri biologis bukanlah cinta. Jika seorang pria mau tidur dengan seorang wanita, itu bukan tanda cinta, itu hanyala naluri biologis. Jangan tertipu dengan mulut manis seorang pria, hanya karena ia mau tidur denganmu, itu tidak berarti ia mencintaimu. Lea berpikir, jika ia melahirkan anak, ia bisa dicintai suaminya. Ia melahirkan berkali-kali, mengalami sakit mengandung melahirkan berkali-kali dengan harapan Yakub akan mencintai dia. Tetapi sampai akhir, Lea tidak dicintai oleh Yakub.
Kejadian 30:1-13 Rahel memberikan budaknya agar bisa memberikan anak. Pada jaman dulu, budak yang melahirkan anak, statusnya menjadi anak tuan yang memiliki budak tersebut.
Kisah cinta segitiga antara Rahel, Lea dan Yakub ini mengerikan. Rahel dan Lea berlomba memberikan anak untuk menyenangkan suaminya. Mereka terus mengklaim bahwa mereka berbahagia karena telah menang dari saudarinya, tetapi kebahagiaan sejati bukan ketika menang atau kalah. Kebahagiaan sejati adalah ketika engkau mempercayakan hidupmu sepenuhnya kepada tangan Tuhan yang sedang merenda. Rahel tidak percaya diri dan merasa dicintai Yakub jika tidak memberikan anak, ia selalu merasa kalah dari kakaknya yang melahirkan banyak anak.
Keluarga muda yang belum mendapatkan anak, jangan merasa mereka yang sudah mendapat anak lebih berbahagia. Kita tidak pernah tahu kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi karena memiliki anak. Jangan bandingkan ceritamu denga cerita orang lain, karena setiap kita memiliki ceria indah di mata Tuhan. Berbahagialah dengan ceritamu di dunia ini dengan menggenapi rencana Tuhan dalam hidupmu.
Kejadian 30:14-24
Perlombaan untuk mendapat cinta tidak akan berbuah apapun. Tuhan mencintai kita dalam apapun keadaan kita. Kita tidak perlu berlomba dengan orang lain untuk mendapatkan cinta.
Kita tidak perlu berlomba mengumpulkan kekayaan agar kita dipandang terpandang. Keluarga yang mencintai Tuhan, sekalipun berkat kekayaan belum ada padamu, jika engkau menyerahkan hidupmu sepenuhnya dalam tangan Tuhan, Tuhan memandangmu sebagai orang yang berbahagia. Engkau telah memenangkan hatinya Tuhan. Banyak orang berlomba untuk mendapat kekayaan agar dipandang sebagai orang yang diurapi dan diberkati, sehingga fokus mereka berubah, tidak lagi kepada Tuhan yang memberikan berkat, melainkan kepada berkat-berkat saja.
Akhir kisah hidup Rahel yang tragis adalah ia meninggal setelah melahirkan Benyamin di usianya yang sudah tua. Karena ia terus merasa kalah dari kakaknya, ia tidak mempedulikan usianya yang tidak lagi muda dan berbahaya untuk tetap melahirkan anak. Padahal Rahel telah memenangkan hati Yakub, namun ia tidak percaya diri, ia masih meminta cinta dari Yakub yang sudah diberikannya. Bagi Yakub, Rahel adalah segala-galanya. Ia membuatkan mezbah untuk Rahel saat ia meninggal, membuktikan betapa ia mencintai Rahel.
Banyak orang yang tidak sadar bahwa Tuhan mencintaimu apa adanya, tanpa perlu berusaha menjadi orang lain, Tuhan mencintaimu.
Rahel berusaha seperti Lea dan Lea berusaha seperti Rahel. Rahel sudah dicintai oleh Yakub dengan semua keadaannya, tetapi ia masih meminta cinta dari Yakub. Ia tidak merasa aman dengan dirinya, sehingga ia berakhir tragis karena mengejar status. Sementara untuk Lea, ia rela melahirkan berkali-kali, mengalami sakit mengandung berkali-kali, tetapi sampai akhir, Lea tidak mendapatkan cinta Yakub.
Menikahlah dengan orang yang tepat. Ketika kamu menikah dengan orang yang tepat, kamu akan hidup berbahagia. Jangan menikah karena tekanan. Berusaha bukan berarti menjual diri untuk mendapat cinta. Berusaha dan berdoa, tetapi tetap memiliki integritas, tidak menerima pria atau wanita sembarangan.
Berbahagialah dengan jalan hidupmu. Jika ingin menikah, mintalah kepada Tuhan dan berserah kepadaNya. Jika Tuhan hendak mengabulkannya, bersyukurlah, jika tidak pun, tetap bersyukurlah. Lebih baik tinggal dalam keadaan daripada memaksakan diri untuk mendapat pengakuan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Pdm. Evie Mehita – Kemana Saja Ku Telah Sedia
Saulus adalah seorang berkharisma, pemimpin yang hebat, memiliki jabatan dan begitu berkobar-kobar untuk membunuh umat Tuhan. Ia merasa apa yang dilakukan untuk Tuhan. Saulus bukan orang yang sembarang, dengan pengetahuan dan kedudukan, ia meminta surat kuasa kepada Imam untuk bisa menganiaya anak-anak Tuhan pada masa itu. Saulus merasa ia melakukan tugas misi dan pelayanan yang memuliakan Tuhan. Saulus merasa melakukan kebenaran karena ia sendiri sudah mendapat pengajaran mengenai kitab-kitab hukum yang ada, tetapi ia tidak mengenal Allah Yahweh. Orang Kristen masa kini bisa seperti Saulus, melayani bahkan ke gereja tetapi tidak sungguh-sungguh mengenal Yesus yang sejati. Kita tidak bisa menilai mana yang datang dari Tuhan dan bukan. Saulus tidak sadar bahwa yang ia aniaya adalah Yesus sendiri.
Mengerti Alkitab yang kita miliki bukanlah jaminan seseorang telah lahir baru dan sejalan dengan hati Tuhan.
Sering kali kita bisa salah menilai diri sendiri, kita merasa sudah lahir baru, padahal belum. Dalam kemahatauan-Nya, Tuhan tau seorang yang bengis ini suatu saat nanti dapat dipakai secara luar biasa. Dalam waktu Tuhan yang sempurna, dalam perjalanan ke Damsyik, Saulus berjumpa dengan cahaya yang sangat terang. Tuhan mengijinkan Saulus mengalami kebutaan selama 3 hari. Ini adalah bagian dari perjalanan hidup Saulus yang paling berat. Itu adalah hari-hari dimana Saulus mengalami gejolak dalam dirinya, ada pertentangan dalam dirinya mengenai pemahaman akan pribadi Tuhan.
Ketika Saulus mendengar bahwa selama ini Yesuslah yang telah ia aniaya, sebagai seorang pemimpin ia mengalami krisis di dalam jiwanya mengenai kebenaran-kebenaran yang ia percayai. Selama 3 hari, Saulus bergumul dan berdoa atas perjumapaannya dengan Yesus. Ia belajar melepaskan setiap apa yang ia pandang benar dan ini adalah hal yang menghancurkan harga diri dari seorang Saulus. Sebuah perjumpaan yang yang berharga.
Tuhan bisa memakai siapa saja
Seperti dalam kisah Saulus, Ananias sempat ragu ketika Tuhan menyuruhnya pergi menjumpai Saulus, karena kebengisan Saulus sudah sangat terkenal pada saat itu tetapi akhirnya Ananias taat (KPR 9:11-16). Ketika Paulus telah melawati masa merenung selama 3 hari, ia mengalami ujian pertobatan. Tuhan membentuk dan mempersiapkan Paulus sebelum ia melakukan perjalan misi. Perubahan atau pertobatan adalah anugrah Tuhan, pekerjaan Roh Kudus. Benih Ilahi pastilah berbuah sesuatu yang ilahi tetapi benih dosa akan menghasilkan maut. Benih ilahi diberikan dalam diri Paulus melalui perjumpaannya dengan kebenaran dan itu membuatnya mengambil keputusan yang paling penting dalam hidupnya. Ia memutuskan untuk meninggalkan kehidupannya yang lama.
“Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.” (Matius 7:6)
Babi dan anjing melambangkan orang yang punya sifat kedagingan sedangkan mutiara dan hal berharga adalah tentang kerajaan Surga (mulia, berharga dan kekal). Mutiara yang asli harganya sangat mahal, dalam 1 kerang hanya menghasilkan 1 mutiara. Untuk itu banyak sekali orang membudidayakan kerang penghasil mutiara yang harganya jauh lebih murah. Mutiara yang bukan hasil budidaya, mengalami proses yang menyakitkan sampai akhirnya terbentuklah mutiara yang bernilai tinggi.
Banyak anak Tuhan tidak bisa menangani bahkan merespon dengan benar setiap masalah dalam hidup kita. Masalah yang terjadi apabila direspon dan disikapi dengan benar, maka akan menjadi mutiara-mutiara yang berharga. Anak Tuhan akan menjadi lebih bijak dalam melihat dan menilai dengan standar Firman Tuhan. Kegagalan dalam menyikapi diri sendiri dan permasalahan dengan benar, membuat hidup kita kehilangan bobot dan mudah sekali terombang-ambing.
Selalu ada alasan dari setiap kejadian yang terjadi dalam hidip kita, untuk itu kita perlu selalu menilai dengan dasar Firman Tuhan.
Mutiara dalam Matius 7:6 berbicara mengenai kekekalan
Banyak orang Kristen yang hidupnya tidak pernah berubah walaupun sudah mendengar kebenaran, bahkan suka menolak kebenaran. Kita harus koreksi hidup kita, “jangan-jangan orang-orang seperti iti memiliki spirit babi dan ajing.” Babi dan anjing tidak akan menganggap penting kebenaran, sukanya kembali kepada dosa. 2 Petrus 2:2, “bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: “Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya.” Kita jangan punya sikap seperti anjing dan babi yang suka kembali ke kubangannya, orang-orang seperti dalam 2 Petrus 2:2 adalah nabi palsu dan orang yang dikuasai hawa nafsu. Orang-orang seperti ini tidak menganggap hal-hal rohani adalah mutiara atau hal-hal yang berharga.
Saat ini banyak sekali petobat-petobat baru yang memberi kesaksian di media sosial, tetapi ada juga diantaranya yang tidak lama kemudian kembali hidup dalam dosa bahkan lebih parah lagi. Orang-orang seperti ini belum memiliki benih Ilahi seperti yang dialami orang Paulus. Dalam PL ada dosa berasal dari kata Hatta yang berarti mengurangi standar Tuhan selain itu juga dalam Avon adalah kecenderungan dosa yang diturunkan oleh orang tua dan kebiasaan buruk karena kebiasaan kita sendiri.
Daging manusia kecenderungan ingin jauh dari Tuhan untuk itu kita perlu terus dekat sama Tuhan.
Setiap orang punya area-area berbahaya dalam hidupnya, kenali setiap “kubangan-kubangan dosa” yang harus kita tinggalkan. Anak Tuhan harus bangkit dan meninggalkan hidup yang lama agar efektif dan maksimal dalam ladang-ladang Tuhan. Gereja harus punya sifat-sifat rohani, harus menjadi gereja yang bermisi, gereja yang hidup dan gereja kebangunan rohani. Di dalam gereja harus ada kasih, saling memperhatikan, menopang, bahkan kebiasaan-kebaisaan yang baik yang ada dijemaat mula-mula seprti saling memberi salam perlu dibangun digereja masa kini.
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Ahli Waris vs Orang Upahan
Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.
Galatia 4:7
Apa beda orang upahan dengan ahli waris?
Orang upahan hanya bekerja menurut upah yang diberikan, menurut gaji dan menurut fasilitas yang akan diberikan. Sedangkan ahli waris bekerja tanpa memikirkan upah, mereka bekerja dengan segenap hati dan segenap jiwa. Mereka hanya rindu untuk memberikan yang terbaik karena dia menyadari bahwa itu adalah miliknya, sehingga ia memiliki hati untuk menjaganya. Banyak bos-bos yang mengajarkan anaknya dari bawah, tidak langsung memberikan posisi yang tinggi agar ia bisa bergaul dan merangkul semua orang yang akan dipimpinnya di kemudian hari.
Banyak anak-anak Tuhan yang tidak memahami dirinya sebagai ahli waris surga, sebagai anak Raja segala raja. Mereka seperti perampok yang menuntut hak tanpa melakukan kewajiban mereka.
Mereka tidak memahami siapa ayah mereka, sehingga ketika mereka mengalami masalah, mereka dengan cepat ragu akan janji-janji Tuhan dan mempertanyakan kasih Tuhan. Kita adalah ahli waris kerajaan surga, maka berlakulah sebagai anak yang benar menurut pandangan Kristus. Ahli waris hanya bisa dimengerti kalau kita memberi roh kita makanan, yaitu Firman Tuhan. Kita bukan lagi bayi yang selalu menerima susu, tetapi juga harus menerima makanan keras.
Para rasul bekerja setiap hari dan sepanjang hari tanpa henti karena mereka tahu bahwa mereka adalah ahli waris kerajaan surga. Mereka tahu mereka akan memiliki hak-hak surgawi sebagai orang percaya. Apakah Anda dan saya percaya bahwa kita juga memiliki hak-hak surgawi sebagai orang percaya? Kalau kita memahami bahwa kita memiliki hak-hak surgawi sebagai orang percaya, kita juga akan melakukan kewajiban sebagai orang percaya.
Setiap kita adalah makhluk surgawi. Kalau kita tidak pernah memberi makan roh kita dengan hal-hal surgawi, yaitu membaca kitab suci dan doa setiap hari, roh kita tidak bisa bertumbuh dan akhirnya mati.
Jika kita mendengarkan keluhan dan kecurigaan akan Tuhan setiap hari, maka daginglah yang bertumbuh, bukan roh kita. Tidak heran banyak orang Kristen yang meninggalkan Yesus karena roh mereka tidak bertumbuh.
Firman Tuhan berkata banyak nabi-nabi palsu yang sangat keren dan menarik mata. Mungkin sebelum naik ke mimbar, mereka harus ke MUA dan memoles diri mereka agar terlihat glowing dan keren. Mereka mementingkan penampilan mereka untuk pencitraan daripada tindakan nyata sehari-hari. Meski tidak semua demikian, banyak juga yang hatinya sungguh-sungguh kepada Tuhan. Jangan kita berlebihan mengikuti atau mengagumi orang lain, kagumi Tuhan Yesus Kristus saja.
Jangan percaya dengan orang-orang yang berkhotbah tentang manusia roh, tetapi dagingnya besar. Setiap orang diproses, diproses artinya meninggalkan daging, tetapi jika prosesnya dari dulu sampai sekarang terus sama, itu artinya tidak mau diproses.
Kuasa pentakosta itu masih ada. Karunia-karunia Roh Kudus tetap ada, tetapi bersifat karunia. Artinya suka-suka Tuhan untuk memberikannya kepada siapa. Tetapi Tuhan berkata untuk mengejar karunia, apa maksud dari mengejar karunia?
Karunia itu sangat penting untuk memperlengkapi kita memberitakan injil. Misalnya ketika kita pergi ke pedalaman dengan tujuan untuk memberitakan injil, Tuhan memperlengkapi kita untuk berbicara bahasa-bahasa yang tidak kita mengerti, tetapi mereka bisa mengerti. Karunia bertujuan untuk kemuliaan Tuhan, bukan kemuliaan kita.
Mujizat itu biasa ketika roh kita dibangun dalam Kristus. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, jangan khawatir dengan kebutuhan kita. Pakai iman kita kepada Kristus, Tuhan akan memenuhi kebutuhan kita dengan kekayaan dan kemuliaanNya. Tuhan adalah Tuhan yang memberi. Kadang kita tidak mengerti karena kita masih daging. Setiap hari yang kita dengar adalah gosip, kekuatiran, kecurigaan dan sebagainya. Karena itu, bangun roh kita, bukan daging kita.
Hanya orang-orang yang memahami kebenaran Firman Tuhan yang bisa merasakan detak jantung Tuhan. Jangan mengejar apa yang ada di bumi ini, harta di bumi ini fana, tapi mari kita kejar harta yang kekal di surga.
- Published in The Shepherd's Voice