Khotbah Ev. Elita Chandra : Kebenaran yang Memerdekakan
Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya. Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Yohanes 8:30-32)
Berbicara kebenaran, setiap kita yang dilahirkan dari keluarga Kristen, kita sudah sering mendengar kebenaran. Dalam perikop sebelum Yohanes 8 : 30-36 banyak menjelaskan asal usul Yesus dan banyak orang yang menjadi percaya. Tetapi Tuhan tidak mau kita hanya cukup menjadi percaya. Kita harus menghidupi kepercayaan kita. Kita harus mengerti dan melakukan prinsip Kebenaran itu. PRINSIP KEBENARAN :
Tinggal dalam Firman akan Memerdekakan Kita
Setiap kita memang tidak mungkin lepas dari dosa tanpa kasih karunia, tetapi dengan tinggal dalam Firman Tuhan, kita dapat dimerdekakan. Tinggal artinya tetap, tidak berpindah-pindah.
Sama halnya ranting tanaman anggur yang tidak berpindah-pindah; dia melekat dengan pokoknya. Tuhan berkata tentang pokok anggur yang benar. Ranting yang sesungguhnya melekat pada pokoknya. Ranting yang tidak melekat dengan benar adalah ranting yang palsu. Tuhan mau kita melekat pada pokok anggur. Buah akan dapat kita hasilkan kalau kita melekat pada pokok anggur.
Kebenaran itu menyakitkan. Seperti pil pahit yang harus kita telan, tetapi menyembuhkan kita.
Ketika kita sakit, kita tidak bisa memilih-milih obat yang harus kita minum. Demikian juga dengan kebenaran; kita tidak bisa memilih-milih kebenaran yang menyenangkan telinga kita saja. Jika kita pilih-pilih obat/ Firman, kita tidak sungguh-sungguh tinggal dalam Firman. Walau itu menyakitkan, kita harus menelan Frman itu.
Kita tidak akan tahu kebenaran seperti apa, jika kita tidak tinggal di dalamnya.
Jika kita tinggal, kita akan mengetahui apa yang kita tidak pernah tahu. Seperti kita tinggal satu rumah dengan orang lain, kita akan tahu kebiasaan-kebiasaan orang-orang yang tinggal bersama dengan kita. Ketika kita tinggal bersama sesuatu/seseorang, ada kehidupan yang terjadi. Demikian juga jika kita tinggal bersama kebenaran, maka akan ada kehidupan yang terjadi.
Cara pandang yang berubah
Untuk merdeka, kita harus tahu apa itu kebenaran. Ketika kita tahu kebenaran, cara pandang kita terhadap sesuatu akan sesuai dengan kebenaran. Jika kita tidak tahu kebenaran, kita akan dengan mudahnya menerima inputan-inputan yang tidak benar berupa nilai-nilai yang berasal dari dunia yang kemudian kita rohanikan.
Cara pandang kita menentukan arah hidup kita. Jika cara pandang kita salah, hidup kita akan dikendalikan pada suatu yang salah. Tapi jika cara pandang kita benar, hidup kita akan dibawa pada kebenaran.
Memberi Ruang untuk Kebenaran Dalam Hati
Aku tahu, bawa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena Firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu (Yohanes 8 : 37)
Yesus mengatakan mereka memang adalah keturunan jasmani dari Abraham, tetapi Yesus menegur mereka bahwa mereka tidak hidup dalam Firman, tidak seperti Abraham, bapa leluhur mereka.
Kebenaran seringkali bertolak belakang dengan apa yang kita inginkan. Awalnya pasti menyakitkan, tetapi jika kita ingin bebas, kita harus menerima kebenaran.
Seringkali kita datang pada Tuhan, kita bertanya pada Tuhan, tetapi tidak menginginkan kebenaran, melainkan pembenaran. Kita jahat dan licik.
Berikan tempat untuk kebenaran tinggal dalam hati, jangan hanya mendengar. Tetapi biarlah itu mengoreksi dan mengubah hidup kita.
BAGAIMANA IBLIS MEMPERNGARUHI KEBENARAN, MENIPU ANAK-ANAK TUHAN SEHINGGA MEREKA MEMPEROLEH KEBENARAN YANG SALAH?
Berfokus dengan 1 Kata Larangan
Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua
pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, ” (Kejadian 2:16)
Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang
dijadikan oleh Tuhan Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahhnya, bukan?” (Kejadian 3:1)
Iblis fokus pada 1 perintah Tuhan, iblis suka menyorot 1 poin larangan saja, padahal ada 1000 kebaikan Tuhan lainnya. Sehingga manusia salah fokus seakan Tuhan itu jahat, Tuhan melarang. Mindset Hawa dipermainkan agar Hawa hanya fokus pada larangan Tuhan!
Ketika kita ditegur, kita langsung menyorot pada teguran tanpa melihat nasihat yang diberikan itu baik. Kita langsung mengecap orang yang menegur kita adalah orang yang jahat dengan 1 larangan, tanpa memperhitungkan kebaikan-kebaikan lainnya yang dia lakukan. Padahal kata jangan/larangan yang diberikan itu bertujuan baik untuk kita.
Menyederhanakan Perintah Tuhan
“.. Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu,
janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” (Kejadian 2:17)
Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak
akan mati,” (Kejadian 3:4)
Iblis selalu MENYEPELEKAN dosa dan MENYEDERHANAKAN perintah Tuhan. Tuhan sudah jelas mengatakan bahwa manusia akan langsung mati, tetapi iblis berkata bahwa “sekali-sekali”. Hati manusia sangat licik untuk bermain-main dengan larangan Tuhan. Kita mencari-cari cara, menyepelekan dosa karna kita suka. Tetapi hati nurani kita tahu bahwa itu tidak benar.
Jangan pernah menyederhakan perintah Tuhan!
karena sekali-kali dilakukan, lama-lama akan menjadi berkali-berkali.
Memakai Dalih Rohani untuk Membenarkan Dosa
Tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka dan kamu menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat(Kejadian 3:5)
Iblis berkata “sama seperti Allah”. Tuhan mau kita sempurna seperti Tuhan, dan iblis memakai dalih-dalih kerohanian untuk membuat kita jatuh dalam dosa, padahal itu tidak membawa kita dekat kepada Tuhan.Kita sering memakai statement yang terlihat rohani untuk melancarkan sesuatu.
Contohnya kita bekerja keras sehingga tidak ke gereja dengan alasan agar dapat uang dan uang tersebut akan digunakan untuk memberkati gereja. Tetapi itu adalah DALIH KITA, pembenaran yang kita lakukan. Jika roh Kudus ada dalam hati kita, kita pasti tahu bahwa kita salah.
Tawaran yang Tampaknya Baik dan Menarik
Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. (Kejadian 3:6a)
Tipuan iblis seakan-akan tidak berhasil terhadap Hawa, tetapi saat itu Iblis pikiran Hawa sedang bermain. Dikatakan bahwa Hawa melihat buah itu baik dan menarik.
APA YANG KITA LIHAT BAIK, BELUM TENTU ITU BAIK. Mata manusia seringkali menipu, tetapi manusia seringkali tertipu oleh apa yang kita lihat. Tipuan pertama Iblis pada Hawa masih dapat dengan mudah ia sangkal. Ia masih teguh dan mengingat perintah Tuhan. Tetapi ketika ia melihat bahwa buah itu menarik dan seakan tidak berbahaya, ia tertipu.
Apa yang kita lihat baik, belum tentu itu yang terbaik. Terlihat baik tetapi ujungnya adalah maut, kita terpisah dari kasih dan perkenanan Tuhan.
Berapa jarak pandang manusia? Penglihatan manusia sangat terbatas, tetapi Tuhan melihat segalanya. Apa yang kita lihat baik dan berkenan, kita harus tanyakan kembali pada Tuhan agar kita tidak tertipu. Siapa tahu apa yang kita lihat baik seperti pohon pengetahuan, itu ternyata menyesatkan.
Hiduplah dalam kebenaran yang sanggup memerdekakan kita. Dengan kita tinggal dalam kebenaran, itu akan menjadi senjata kita untuk bertahan dan melawan tipu daya si Jahat kepada setiap kita.
- Published in Sermons