Khotbah Pdm. Christin Jedidah : Mengenal dan Dikenal Yesus
Kita bisa mengagumi seseorang, tetapi berbahaya jika kita mengagungkannya dan bahkan mengutamakan dia lebih dari segalanya. Bisa jadi seorang selebriti, rekan pelayanan, gembala atau pembimbing kita, atau hamba Tuhan. Tentu kita harus menghormati hamba Tuhan, tapi kita salah besar jika kita mengagungkan dia seperti seolah-olah ia menjadi Tuhan dalam hidup kita. Kita telah menjadikannya sebagai berhala dalam hidup kita. Yang seharusnya menjadi idola kita adalah Tuhan kita, Yesus Kristus.
Kalau kita terlalu mengagungkan seseorang, kita akan mudah kecewa. Karena kita memberikan pengharapan yang lebih pada seseorang, sehingga ketika seseorang yang kita idolakan itu jatuh, kita akan sangat kecewa.
SUDAHKAH KITA MENGENAL YESUS?
Kristus telah memberikan teladan yang sempurna bagi hidup kita. Kita bisa mengetahuinya dari membaca Firman Tuhan. Kita mengetahui bagaimana perlakuan Yesus terhadap orang berdosa, ajaran-ajaran Yesus, dan itulah yang harus kita lakukan dalam hidup kita.
Kuasa penerimaan
Yesus mencintai orang berdosa dan gereja juga harus menerima dan menampung orang-orang yang berdosa. Tetapi Yesus tidak mau kita tetap tinggal dalam dosa kita. Kita harus berubah, itulah yang diinginkan Tuhan.
Namun seringkali konsep penerimaan disalahartikan dan menjadi senjata pembelaan untuk tetap tinggal di dalam dosa. Tuhan mengasihi kita, tetapi ia tidak ingin kita tetap tinggal di dalam dosa. Tuhan menghendaki perubahan dalam hidup kita untuk hidup kudus.
Jangan kita mencobai Tuhan dengan menjadi bebal dan mempermainkan kasih karunia Tuhan. Kita sudah tahu bagaimana kita harus hidup, tetapi kita tetap hidup dalam dosa. Kita sudah mempermainkan kasih karuniaNya
Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” Matius 5:48
Dalam hidup kita, Tuhan menuntut kesempurnaan kita. Tuhan adalah sempurna. Jika kita anak Tuhan, maka kita juga harus menjadi sempurna. Kekristenan kita harusnya bukan hanya sekadar menjadi identitas dalam kartu identitas kita saja, tetapi Tuhan ingin hidup kita benar-benar menjadi Kristen.
1 Yohanes 3:1-10
Kita harus mengetahui posisi kita sebagai anak-anak Allah. Kita adalah orang-orang yang dibenarkan oleh Yesus. Awal mula Adam Hawa diciptakan, mereka adalah ciptaan yang sempurna tanpa dosa. Tetapi iblis merusaknya dengan membuat Adam Hawa jatuh dalam dosa dengan keinginan dan nafsunya, sehingga manusia terpisah dari Tuhan. Dan Yesus telah menjadi pendamai dan menyucikan dosa-dosa kita ketika Ia mati di kayu salib. Kita ditebus dan kita telah menjadi orang yang benar. Jika kita telah mengerti hal ini, kita akan enggan untuk berbuat dosa lagi.
Ketika seseorang mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan, maka ia terpisahkan dari dunia. Dunia bukan lagi menjadi habitat kita. Alkitab berkata dunia tidak mengenal kita. Karena itu kita harus tampil berbeda dari dunia ini, seperti identitas baru yang Tuhan berikan.
Banyak gereja yang menjadikan dirinya serupa dengan dunia, dengan membawa cara-cara dunia ke dalam gereja dengan alasan penjangkauan. Jangan sampai gereja atau anak Tuhan menjadi serupa dengan dunia ini. Seharusnya kitalah yang menjadikan dunia serupa dengan Kristus.
MENGENAL DIA DENGAN BENAR.
Efesus 1:17-19 – Yesus memberikan roh hikmat dan wahyu untuk kita mengenal Kristus dengan benar. Kita harus mengenalNya dengan benar.
Sebelum kita menjalin persahabatan dengan seseorang, kita pasti membutuhkan waktu untuk mengenalnya dengan benar terlebih dahulu. Menghabiskan waktu bersama terlebih dahulu, untuk mengenal kepribadiannya. Tetapi terkadang dalam usaha kita mengenal, ternyata kita tidak sungguh-sungguh mengenal dia dengan benar. Kita mengenal seseorang sebagai seorang yang sabar, tapi ternyata setelah sekian lama, ia seorang yang pemarah.
Demikian juga, kita harus mengenal Kristus dengan benar. Apakah kita sudah benar-benar mengenal Yesus yang benar dengan benar, bukan Yesus yang palsu yang seperti pemikiran kita sendiri. Di akhir jaman ini, penyesat-penyesat datang dari gereja Tuhan untuk menyesatkan orang-orang yang tidak benar-benar mengenal Yesus dengan benar. Pemahaman kita tentang Tuhan harus terus bertambah. Dengan cara apa kita bergaul dengan Tuhan, mengenal kehendakNya, mengenal apa yang menjadi kerinduanNya.
Ketika kita sudah mengenal Kristus dengan benar, Firman Tuhan mengatakan, Ia akan menjadikan mata hati kita terang. Dalam hidup kita, mata hati kita tertutup oleh pengajaran-pengajaran dari dunia. Bagaimana pergaulan kita, lingkungan kita, itu akan membentuk kita. Karena itu hati-hati dalam pergaulan kita.
Berapa persen dalam hidup kita, kita bergaul dengan Kristus, dengan komunitasNya. Berapa persen kita bergaul dengan sosial media, dengan informasi-informasi dari dunia yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Jika kita lebih banyak menghabiskan waktu kita bergaul dengan Tuhan, maka sinar kemuliaan dalam diri kita itu akan keluar. Sehingga bukan kita yang dipengaruhi oleh dunia, tetapi dunialah yang dipengaruhi oleh kita.
Hidup kita dipengaruhi oleh apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar dari lingkungan kita. Karena itu, kita harus berada dalam komunitas yang benar, untuk membangun kita, memiliki pembicaraan yang membangun diri kita, untuk kita mengenal Kristus lebih lagi di dalam panggilanNya.
MENJADI TERANG UNTUK ORANG DI SEKITAR KITA.
Orang yang mengenal Allah, hidupnya akan tetap kuat dan akan bertindak. Orang yang tidak mengenal Allah dengan benar, akan cepat mudah putus asa. Dengan cepat ia akan mundur ketika menghadapi masalah. Tapi orang yang sungguh-sungguh mengenal Allah, akan tetap kuat dalam segala masalah.
Kaca pembesar berfungsi untuk membesarkan agar kita melihat dengan lebih jelas. Ketika kita diberikan kaca pembesar oleh Tuhan, kita akan membesarkan masalah kita atau kuasa dan kasih Tuhan dalam hidup kita? Ketika kita diberikan kesempatan untuk mengalami masalah untuk mendewasakan kita, seberapa sering kita membesarkan masalah kita. Kita tidak berdoa dan memberontak pada Tuhan, mengatakan Tuhan tidak adil dan jahat. Padahal Tuhan ingin memurnikan dan mendewasakan setiap kita agar kita makin serupa dengan Kristus.
APAKAH KITA SUDAH DIKENAL OLEH KRISTUS?
Ketika Yesus datang kedua kalinya, apakah Yesus mengenal kita dan menyambut kita? Ataukah kita tidak dikenal oleh Kristus? Hidup ini sangat singkat, waktu berjalan dengan sangat cepat. Kita tidak akan tahu kapan Tuhan memanggil kita. Seperti gadis bijaksana, kita mempersiapkan diri kita untuk menyambut Tuhan dengan sungguh-sungguh. Mereka membawa pelita dengan minyaknya. 5 gadis bodoh hanya membawa pelita tanpa minyak cadangan, sehingga pelita itu mati ketika minyak tersebut habis.
Jangan sampai kita memulai dengan roh dan mengakhirinya dengan daging. Kita berapi-api dengan Tuhan pada awalnya, tetapi Tuhan tidak mengenal kita, karena api kita padam. Tuhan akan menilai setiap hidup kita. Tuhan tidak melihat seberapa hebat pelayanan kita, tetapi Tuhan melihat kedalaman hati kita.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Silvia Marryasa Hannah : Tingkatkan Level Ketaatanmu
“Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.” (1 Samuel 15:22)
Hari-hari ini begitu banyak suara lain yang bisa mengubah dan menggerakkan keputusan kita. Iblis berusaha untuk mengalihkan fokus kita: membuat kita melakukan begitu banyak hal, sehingga kita lupa untuk mendengarkan suara Tuhan dan mencari tahu apa yang Tuhan mau dalam hidup kita.
Kita adalah anak-anak Tuhan; dan sebagai domba, kita seharusnya bisa mendengar suara gembala kita. Tetapi begitu banyak hal yang bisa mengalihkan kita untuk tidak sungguh-sungguh mendengarkan suara Tuhan.
Semakin kita mau menuju next level dalam hidup kita, Iblis akan semakin berusaha mengaburkan suara Tuhan. Karena itu, kita perlu memiliki hubungan yang semakin intim dengan Tuhan. Karena di dalam hubungan yang intim dengan Tuhan akan menghasilkan ketaatan yang benar.
Ada beberapa level ketaatan:
Taat karena Perintah (Level Anak-Anak)
Sama halnya dengan anak-anak, mereka hanya mau melakukan sesuatu ketika diperintah. Anak-anak yang belum mengerti apa-apa, hanya akan melakukan sesuatu karena disuruh oleh orang lain. Orang yang memiliki tingkat ketaatan di level anak-anak ini, hanya melakukan segala sesuatu karena diperintah; bukan karena keinginan sendiri, sehingga ada kecenderungan “terpaksa” dan menganggap hal yang dilakukannya adalah sebuah beban.
Taat karena Reward (Level Remaja)
Di level ini, mereka melakukan segala sesuatu karena mendapatkan penghargaan atau takut dihukum ketika tidak melakukannya. Ketaatan mereka menjadi sebuah ketaatan yang bersyarat. Banyak anak Tuhan yang mau melakukan perintah Tuhan supaya mendapatkan imbalan: berkat atau janji Tuhan dalam hidup mereka.
Taat karena Hubungan (Level Dewasa)
Ini adalah sebuah level ketaatan yang dewasa; Ketaatan karena kita memiliki hubungan kasih dengan Tuhan. Ketaatan yang timbul karena kita memiliki rasa percaya kepada Tuhan. Rasa percaya kita timbul karena kita memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan.
Tuhan mau ketaatan kita bertumbuh: Kita taat bukan karena perintah atau janji Tuhan saja, tetapi kita taat karena kita bergaul karib dengan Tuhan. Kita harus menambah level kasih kita kepada Tuhan, sehingga level ketaatan kita bertumbuh.
Abraham adalah sebuah contoh seorang yang memiliki ketaatan yang dewasa dengan Tuhan. Dia mendengarkan suara Tuhan dan dia taat dengan perkataan Tuhan dalam hidupnya. Dia meninggalkan kampung halamannya dan pergi ke negeri yang Tuhan tunjukkan (Kej. 12:1). Dia juga taat ketika Tuhan memintanya untuk mempersembahkan anak yang paling di kasihinya (Kej 22:1-10). Ketaatan Abraham kepada Tuhan karena dia memiliki kepercayaan penuh kepada Tuhan. Dan kepercayaannya kepada Tuhan timbul karena kedekatannya dengan Tuhan.
Apakah suara Tuhan menjadi begitu penting dalam hidupmu? Mari kita memiliki pergaulan yang karib dengan Tuhan. Tingkatkan level kasihmu kepada Tuhan dan milikilah ketaatan yang bertumbuh dalam Tuhan.
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane (Holy Spirit Series #2) : Mengenal Suara Roh Kudus
Roh Kudus adalah Roh Allah yang tinggal di dalam hati kita. Dia adalah penghibur dan kekuatan kita. Dia adalah pribadi yang lembut; Dia bisa bersukacita, Dia juga bisa didukakan. Ketika kita jatuh dalam dosa, Dia didukakan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : CUKUP!
Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata: “Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain.
Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.”
Kisah Para Rasul 13:46-47
Orang Yahudi sering mendengar Firman, tetapi mereka masih menganggap dirinya tidak layak menerima hidup yang kekal. Banyak orang membaca Firman, tapi banyak orang yang merasa tidak layak, karena itu manusia berusaha menyenangkan Tuhan dengan kekuatannya sendiri.
Tidak ada orang di dunia yang suka dibohongi, tapi mereka tidak sadar bahwa mereka sering membohongi diri sendiri.
Raja Uzia adalah seorang raja yang luar biasa. Ia menjadi raja pada usia 15 tahun dan menguasai segala ilmu. Banyak hal yang diinginkan oleh raja-raja di bumi, yang telah berhasil ia capai. Ia memerintah selama 52 tahun. Ia memiliki segalanya; kekayaan, kemahsyuran, kekuasaan. Tentu saja semua orang mengagumi, bahkan iri dengan Raja Uzia.
Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan.
Tetapi imam Azarya mengikutinya dari belakang bersama-sama delapan puluh imam TUHAN, orang-orang yang tegas; mereka berdiri di depan raja Uzia dan berkata kepadanya: “Hai, Uzia, engkau tidak berhak membakar ukupan kepada TUHAN, hanyalah imam-imam keturunan Harun yang telah dikuduskan yang berhak membakar ukupan! Keluarlah dari tempat kudus ini, karena engkau telah berubah setia! Engkau tidak akan memperoleh kehormatan dari TUHAN Allah karena hal ini.” Tetapi Uzia, dengan bokor ukupan di tangannya untuk dibakar menjadi marah. S
2 Tawarikh 26:16-19
Setiap orang tentu ingin menjadi kaya. Bohong untuk mereka yang bilang tidak ingin kekayaan. Tapi satu hal yang harus kita ingat bahwa kekayaan, kemahyuran, kekuasaan tidak membawa kita untuk lebih dekat kepada Tuhan. Tuhan tahu segala ukuran terbaik untuk kita, karena itu kita belajar untuk berkata “cukupkan aku dalam segala hal dan ajar aku bersyukur untuk apa yang aku punya“. Kalau kita bekerja untuk mengejar kekayaan, kita hanya akan menghabiskan waktu karena kita tidak akan pernah merasa cukup kaya, selalu ada yang kurang dan itupun tidak membawa kita untuk dekat kepada Tuhan. Kita belajar dari raja Uzia. Ia memiliki umur panjang, kekayaan, kekuasaan dan lain-lain, namun tidak membuatnya mendapat kehormatan di hadapan Tuhan.
Kita sudah dibebaskan oleh Tuhan dan sudah mendapat jaminan kekal. Orang-orang yang hidup sungguh-sungguh di hadapan Tuhan tidak akan kehilangan keselamatan. Kita adalah orang bebas, tetapi tidak berarti kita bebas tanpa batasan.
Ada sebuah strategi marketing yang sudang sangat sering digunakan, yaitu panic buying. Secara ringkas, strategi ini adalah memaksa orang untuk membeli dalam kepanikan. Misalnya dengan diskon berbatas waktu, diskon 70% hanya sampai 3 jam. Orang-orang kemudian akan dengan segera membeli dengan alasan “mumpung diskon“, kemudian perilaku konsumtif akan meningkat pesat. Sama dengan khotbah. Sadarkah kita bahwa khotbah-khotbah pun sering juga menggunakan strategi seperti ini. Diberikan ketakutan akan neraka lalu mengatakan “kalau tidak terima Yesus hari ini, maka tidak neraka menanti“. Akibatnya, banyak orang yang bertobat karena ketakutan, tetapi tidak sungguh-sungguh bertobat, hanya kulit luar saja dan kemudian kembali lagi. Yesus bukanlah barang jualan. Betapa sering kita tidak bertanya kepada Tuhan terlebih dahulu dan lebih mengikuti kata dunia.
Jangan pernah mencari dunia dengan segala isinya, bumi akan menuju pada kebinasaan. Betapa indahnya jika kita menikmati dunia di dalam kasih karunia Tuhan. Kasih karunia Tuhan itu tanpa syarat dan tanpa batasan waktu, namun untuk tinggal dalam kasih karunia ada aturannya.
Apa yang membuat roh kita tidak menyala-nyala untuk Tuhan? Karena kita membakar mezbah kita dengan api yang asing, dengan motivasi yang salah. Karena api yang asing, maka nyala apinya pun berbeda. Kita membakar mezbah hati kita dengan sesuatu yang kita pikir menyenangkan Tuhan, tapi tidak ada yang menyenangkan hati Tuhan selain hati kita yang rindu melayani Dia.
Pekerjaan bukan soal untung dan rugi. Pekerjaan adalah soal kemuliaan Tuhan dinyatakan melalui diri kita. Bumi melihat kuantiti, tapi Tuhan melihat kualitas.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Pergunakan Iman dalam Segala Hal
Semakin banyak pengetahuan yang kita miliki, semakin lemah iman kita.
1 Korintus 2:6-16
Sebagai orang percaya, kita harus tahu bahwa hidup kita tidak dikuasai oleh pikiran dan perasaan, melainkan dikuasai oleh iman kepada Kristus. Begitu banyak iman yang dihalangi oleh pengetahuan-pengetahuan. Semakin banyak pengetahuan yang kita miliki, semakin lemah iman kita. Iman berarti mempercayai bahwa Tuhan sanggup melakukan segala perkara, meskipun secara pengetahuan kita, itu seperti tidak masuk akal.
Ketika dulu radio ada acara Healing From Heaven, terjadi begitu banyak kesembuhan dan mujizat. Mengapa bisa terjadi? Karena kami tidak melihat dengan pengetahuan kita, bagaimana kondisi mereka dan kami hanya percaya bahwa Tuhan sanggup menyembuhkan dan memulihkan. Tetapi berbeda ketika kami dengan pasukan doa pergi ke rumah sakit-rumah sakit, iman kami hancur melihat kondisi pasien. “Sembuh tidak ya?”
Pengetahuan kita seharusnya tidak boleh melebihi iman kita karena pengetahuan kita tidak sempurna, pengetahuan Kristuslah yang sempurna.
Kalau hidup kita dikuasai dengan situasi, perasaan dan keadaan, kita tidak akan pernah melihat mujizat.
Ketika mengadakan KKR kesembuhan sebagai kelanjutan dari acara radio, saya mempersiapkan diri dengan membaca buku-buku kedokteran. Ketika mendoakan, lidah mudah berkata untuk kesembuhan seseorang. Tetapi suatu waktu ada seorang buta yang ternyata tidak ada bola matanya. Saya mulai bingung dan berkurang iman. Di dalam pikiran saya, jika dia katarak masih bisa untuk disembuhkan. Tapi kalau tidak ada bola matanya, saya bingung. Saya tidak berani untuk mendoakan pada awalnya dan menyuruh pendoa-pendoa yang lain untuk mendoakan. Tapi ternyata setelah beberapa bulan, seseorang tersebut mendapat anugerah dengan pertumbuhan bola mata. Itu adalah sesuatu yang tidak pernah saya pikirkan. Pengetahuan kita harus kita taklukan di bawah kaki Kristus, karena pengetahuan menghambat mujizat terjadi dalam hidup kita.
Pengetahuan menghambat kita untuk melihat kemuliaanNya dinyatakan dalam hidup kita.
Kita sulit menerima perasaan tertolak, tidak menerima kalau ia ditolak dan menutupi rasa tertolak mereka. Hal ini membuat sulit untuk melihat kemuliaan dan susah untuk bertemu dengan Bapa karena Tuhan tidak dapat dijangkau dengan pikiran dan perasaan. Tuhan baik kalau diberkati, tapi Tuhan tidak baik kalau sakit dan menerima musibah. Pikiran dan perasaan seperti itu akan membuat kita jauh dari Tuhan. Tuhan ada dalam setiap kondisi kita dan tidak akan pernah tinggalkan kita.
Selalu ada berkat di balik masalah.
Dalam setiap pencobaan yang Tuhan ijinkan terjadi dalam kehidupan kita, akan selalu diiringi dengan berkat dan mujizat-mujizat. Tuhan tahu bagaimana menyatakan diriNya, menyatakan kemuliaanNya.
Dimensi pengetahuan tidak dapat menerima dimensi iman. Dimensi iman adalah percaya bahwa Tuhan tahu yang terbaik untuk kita, bahwa Ia akan menyediakan berkat-berkatNya yang cukup untuk setiap anak-anakNya. Stop pakai pengetahuan.
Kenapa fresh graduate selalu tersandung mendalami dunia usaha? Karena kebanyakan mereka pakai pengetahuan dan ego yang mereka rasa itu benar dan diterima saat di kuliah. Kita belajar untuk tidak dikuasai pikiran, perasaan dan pengetahuan. Pengetahuan itu baik, tetapi akan jauh lebih baik kalau diserahkan kepada Kristus. Mulailah belajar untuk bergantung pada Tuhan. Tuhan akan mengatur waktu yang tepat untuk mempertemukan dengan orang yang tepat.
Paulus adalah orang yang sangat pintar, tetapi setelah dia bertobat dan berjumpa dengan Kristus, selubung itu dibukakan dan ia mengerti bahwa pengetahuan yang ia miliki itu tidak sempurna dan sia-sia. Kita tidak bisa menerima Tuhan dengan pengetahuan. Hal-hal yg dari Roh hanya dapat diterima oleh roh.
Tetapi seperti ada tertulis: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.”
Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.
1 Korintus 2:9-10
Jangan saat KKR, mendadak iman kita menjadi besar. Ketika KKR selesai, iman kita kembali menjadi kecil. Jangan latah secara rohani. Kita belajar pengenalan akan Kristus yang sejati. Gereja kita tidak dibangun dari kekayaan, tetapi Tuhan adalah Tuhan yang sanggup untuk memutarbalikkan keadaan karena Ia adalah pemilik langit dan bumi. Kita belajar untuk mengalami perjumpaan dengan Tuhan.
Hidup dari mengalami Firman adalah Firman yg hidup, bukan firman yang mati. Firman yang mati adalah firman yang hanya didengar di telinga tapi tidak terjadi dalam hidup kita.
Alami perjumpaan dengan Tuhan, buang perasaan dan pengetahuan. Dalam peristiwa 5 roti dan 2 ikan, ada teologia-teologia yang berkata bahwa ikan yang diberikan adalah ikan paus sehingga sanggup untuk diberikan kepada 5000 orang. Kemudian saat itu ada acara membuat roti terpanjang dan itulah roti yang dibagikan. Ada begitu banyak alasan yang dibuat untuk menolak mujizat Tuhan. Alasan-alasan itu akan membuat kita tidak dapat menerima dan melihat mujizat.
Terakhir, mulailah bergerak dalam dimensi Tuhan. Perbanyak waktu doa. Ketika kita mengandalkan Tuhan sungguh-sungguh, kita akan lebih banyak berdoa daripada berkerja dan saat itulah kita memasuki dimensi supranatural. Bagaimana berjumpa dengan orang-orang yang tepat di waktu yang tepat, seperti Sara yang seharusnya sudah tidak mungkin lagi untuk hamil tetapi ia dapat hamil. Kita belajar untuk mempercayai Tuhan, dimensi supranatural Tuhan itu mengatur ketidakmungkinan yang ada di bumi.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Evie Mehita : Datang pada Tuhan
Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku,
namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.
Yohanes 5:39-40
Kita semua percaya bahwa Yesus adalah juruselamat kita dan sanggup memulihkan kita. Banyak orang yang percaya dengan Yesus, percaya akan Firman Tuhan, tetapi mereka hanya sekadar percaya. Mereka datang ke gereja, membicarakan Firman, tetapi mereka tidak benar-benar datang kepada Yesus. Banyak orang pergi ke gereja setiap Minggu, mereka berdoa dan pelayanan, tetapi tidak mendapatkan apa-apa, karena yang mereka lakukan hanya membicarakan tentang Yesus tanpa sungguh-sungguh datang kepada Yesus.
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Apakah Kita Membutuhkan Iman Saat Ini?
Kejadian 28:1-10 menceritakan kejadian setelah Yakub mengambil hak kesulungan dari Esau. Yakub bukanlah orang yang benar dan suci. Yakub adalah seorang yang cerdik dan licik. Namun demikian, hak kesulungan yang didapat Yakub bukan karena kecerdikan dan kelicikannya saja, tetapi juga karena kecerobohan Esau. Ada perasaan bersalah yang timbul karena Yakub mencurangi Esau. Demikian juga kita. Kita bisa melayani Tuhan, tetapi hati nurani menyelidiki kita dan bersaksi pada Tuhan bahwa ia salah. Dan Yakub menyadarinya.
Pernahkah kita merasa menjadi seorang pelarian? Pernahkan kita merasa semua yang kita lakukan sia-sia? Merasa Tuhan meninggalkan kita. Walaupun Yakub menerima hak kesulungan, ada perasaan bersalah. Karena ia merampasnya dengan cara yang kurang baik. Pernahkah kita merasa tidak damai? Sehingga kita tidak bisa merasa damai atau intim dengan Tuhan?
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev.Evie Mehita : Tunjukkan Cintamu
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Evie Mehita -Lekat di Hati Raja
Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini.
Sudahkah kita mengenal Kristus sebagai Raja kita? Seringkali kita mengenal-Nya sebagai Bapa, sebagai Juruselamat, Sahabat, tetapi apakah kita mengenal-Nya sebagai Raja? Saat Dia datang untuk kedua kalinya kelak, Dia datang bukan sebagai bayi mungil, atau Bapa, Sahabat, Dia datang sebagai Raja segala raja yang akan memerintah selamanya!
Mari hari ini kita belajar bagaimana hati Raja? Kristus adalah Raja, dan seperti amsal katakan, Dia dapat mengalirkan hati-Nya kemanapun Dia mau, Dia tidak terbatas dan sangat berkuasa. Suatu kisah yang indah dalam Ester 2 :9 dan seterusnya yang mengisahkan Ester, gadis biasa dan sederhana tetapi terpilih menjadi Ratu dari Raja Ahasiweros. Dia menjadi kesayangan semua orang, bahkan dia dapat merebut dan melekat di hati Raja, demikian juga dengan Yusuf, Daniel, juga Yesus sendiri. Firman Tuhan katakana Yesus makin besar, makin disayang oleh manusia dan Bapa. Tentu kita rindu emngalami seperti ini, kemanapun dikasihi orang karena ada sesuatu yang menarik dalam kita, terlebih kita dapat memikat hati Raja kita.
- Published in Sermons