Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Rasa Aman dalam Tuhan
Maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu; sebab Tuhan, Allahmu mencoba kamu untuk mengetahui apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, Allahmu, segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. Tuhan, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintah-Nya, suara-Nya harus kamu dengarkan, kepada-Nya kamu harus berbakti dan berpaut. Nabi atau pemimpi itu haruslah dihukum mati, karena ia telah mengajak murtad terhadap Tuhan, Allahmu, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir dan yang menebus engkau dari tanah perbudakan – dengan maksud untuk menyesatkan engkau dari jalan yang diperintahkan Tuhan, Allahmu, kepadamu untuk dijalani. Demikianlah kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu. (Ulangan 13:3-5)
Hari-hari ini banyak orang lebih mempercayai karunia seseorang, kehebatan seseorang, daripada percaya kepada kuasa Tuhan. Sehingga tidak sedikit anak Tuhan yang ngakunya percaya Tuhan, tetapi punya banyak berhala; mereka percaya pada ramalan, dukun, ataupun suhu. Kepercayaan kita akan hal-hal itu adalah kekejian di mata Tuhan, dan itu sungguh dapat menjauhkan kita dari kasih karunia Tuhan.
Berhala juga berbicara tentang sesuatu atau seseorang yang kita gantungi dalam hidup kita. Bahkan Anak kita, keluarga kita, dan harta kita juga bisa menjadi berhala dalam hidup kita. Mereka merasa bahwa tidak menemukan rasa aman dalam hidupnya.
Rasa Aman Kita di Tangan Tuhan
Rasa aman terbesar kita seharusnya ada dalam tangan Tuhan; Bukan di deposito yang besar, pencapaian karier tertinggi, atau keluarga yang jauh dari masalah. Kita harus menyadari rasa aman kita, karena jika tidak, Iblis akan mengambil kesempatan dan membuat kita jauh dari Tuhan.
Tuhan mau kita hidup dalam berkat yang disediakan-Nya; Dia tidak mau kita hidup dalam kutuk. Karena itu, mari kita menjaga dengan baik seluruh kehidupan kita. Sama halnya dengan seorang yang memiliki riwayat keluarga keturunan Diabetes. Dia bisa tidak terkena diabetes jika dia dapat mengendalikan apa yang dimakannya. Mengendalikan diri itu penting. Jika kita tidak dapat mengendalikan diri, kita bisa binasa.
Hidup dalam perjanjian berkat pun demikian, kita harus mampu menjaga hidup kita: Jaga perkataan kita. Katakan yang baik-baik, katakan hal-hal yang membangun dan memberkati orang lain, jangan mengutuki orang lain. Hati-hati dengan apa yang kita tabur, karena kelak kita akan menuai apa yang kita tabur.
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu (Filipi 4:8)
Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diriNya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah. Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut saja pun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus. (Efesus 5:1-3)
Berkat Tuhan tidak selalu berbicara tentang menjadi kaya atau memiliki banyak harta. Ada banyak berkat yang Tuhan bisa dalam kehidupan kita. Berkat Tuhan bisa juga berupa kesehatan, pernikahan, atau kesempatan untuk melayani Tuhan. Untuk menikmati semuanya itu, kita harus belajar untuk mau terus dimurnikan oleh Tuhan. Mintalah hati yang rela untuk diproses dan dimurnikan oleh Tuhan.
Tuhan tidak bangga dengan orang yang tidak pernah berbuat dosa sama sekali, tetapi Tuhan bangga dengan orang berdosa yang bisa bangkit dari dosa-dosanya.
Mari kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan dan terus melakukan kebaikan. Kebaikan yang kita lakukan bukan untuk digembor-gemborkan supaya orang melihat kita baik. Karena kebaikan yang diceritakan tidak akan menjadi dampak, Kebaikan yang diceritakan bukanlah kebaikan. Menjadi anak Tuhan yang semakin dewasa semakin merunduk, semakin rendah hati.
Alami Hidup penuh kemenangan bersama dengan Kristus. Miliki rasa aman di dalam Dia, dan jadilah anak Tuhan yang dewasa, jadilah anak Tuhan yang bangkit!
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : KebangkitanNya dalam Kita
Bacaan: 1 Korintus 15:12-22
“Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.” (1 Kor 15:21)
Yesus sudah mati dan bangkit untuk kita semua. Apakah kita sudah menjadi saksiNya yang menceritakan kebaikanNya? Ketika kita menyatakan kebenaran, mungkin akan ada banyak orang yang berkomentar, memfitnah, tidak terima, bahkan menjatuhkan kita. Tetapi jangan terpengaruh dengan kata-kata orang lain.. kita tidak boleh takut menceritakan kebenaran! Kita perlu memiliki kuasa kebangkitan Kristus dalam hidup kita.
Orang benar tidak mungkin mengeluarkan sesuatu yang tidak benar
Jangan baper dengan apa yang orang lain katakan kepada kita. Itu adalah senjata Iblis untuk menjatuhkan kita. Jangan mau diintimidasi perkataan anak-anak rohani kita yang berkata, “kamu munafik… kamu masih berdosa.. dsb.” Orang-orang yang demikian adalah orang-orang yang merasa bersalah, dan berusaha menanamkan rasa bersalahnya kepada orang lain. Tetapi anak-anak Tuhan tidak mudah dilemahkan hanya dengan kata-kata orang seperti itu.
Justru kalau kita difitnah dan dicemooh saat kita melakukan kebenaran, saat itu kita sedang dimurnikan dan kita sedang menuju ke next level dalam hidup kita.
Jangan Berprasangka kepada Tuhan
Belajarlah tidak salah sangka dengan kerinduan Tuhan dalam hidup kita. Prasangka kita bisa membatasi kasih Tuhan mengalir dalam hidup kita. Ketika kita mengalami lembah-lembah dalam hidup kita, kita bisa berprasangka kepada Tuhan; kita berpikir bahwa Tuhan jahat dan tidak adil. Tetapi kita tidak tahu apa yang ada di baliknya.
Tuhan ijinkan peristiwa-peristiwa terjadi dalam hidup kita, bukan karena Dia tidak sayang kepada kita, tetapi supaya kita menjadi orang-orang yang kuat; menjadi orang yang semakin diubahkan dan disempurnakan di hadapan Tuhan.
Jadilah setia, karena kesetiaan itu mahal harganya
Tuhan mencari orang-orang yang setia di akhir jaman ini. Jadilah pahlawan Tuhan yang bangkit. Jangan gentar, ceritakan kuasa kebangkitanNya kepada semua orang! Dia sudah membayar kita dengan darahNya yang mahal.. dosa-dosa kita sudah disucikan sejak kematianNya di kayu salib. Inilah saatnya kita membalas semua pengorbananNya. Pakai semua yang ada padamu untuk kemuliaan nama Tuhan.
Hanya dengan kebangkitanNya dalam kita yang sanggup menggerakkan kita untuk menjadi saksi-saksi yang bangkit bagi Kristus.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Hidup untuk Kemuliaan Tuhan
Setiap kita dilahirkan untuk menjadi pemenang. Kita menyukai tantangan dan kita bersukacita ketika berhasil melakukannya. Di jaman ini, begitu banyak tantangan atau challenge yang aneh-aneh dan bahkan ekstrim yang disebarkan melalui media sosial. Ada tantangan menahan nafas, tantangan untuk melakukan bunuh diri, dan yang terbaru ada kiki challenge yang lucu, tetapi tidak berguna. Semakin ekstrim melakukannya, semakin bangga. Kita dilahirkan sebagai umat pemenang, tetapi banyak anak muda yang menelan semua informasi dari media sosial dengan mentah-mentah. Kita menelan berita sepotong-sepotong dan itu berbahaya, apalagi jika ktia suka Firman Tuhan sepotong-sepotong.
Kalau kita menginginkan sesuatu yang bukan milik kita, itu sudah termasuk dosa. Begitu sulitnya melakukan hukum taurat. Kita tidak akan pernah bisa dan dengan demikian, tidak ada satupun dari kita yang akan dapat masuk dalam Kerajaan Surga, karena kita semua pasti pernah berdosa. Anda mungkin tidak berzinah, tetapi melihat video porno, itu sudah dosa. Kalau kita mengikuti aturan dalam hukum taurat, tidak ada satupun manusia di dunia ini yang dapat masuk dalam Kerajaan Surga.
TUHAN keluar berperang seperti pahlawan, seperti orang perang Ia membangkitkan semangat-Nya untuk bertempur; Ia bertempik sorak, ya, Ia memekik, terhadap musuh-musuh-Nya Ia membuktikan kepahlawanan-Nya. Aku membisu dari sejak dahulu kala, Aku berdiam diri, Aku menahan hati-Ku; sekarang Aku mau mengerang seperti perempuan yang melahirkan, Aku mau mengah-mengah dan megap-megap.
Yesaya 42:13-14
Satu-satunya yang dapat membawa kita ke surga adalah Yesus. Pengorbanan Yesus di kayu salib itu cukup bagi kita. Banyak orang pergi ke KKR karena takut masuk neraka. Tetapi masalahnya, khotbah yang disampaikan hanya menekankan pada dosa sekecil apapun, dia akan masuk neraka kalau ia tidak maju ke depan untuk didoakan. Itu adalah kesesatan!
Setiap orang yang ada dalam Kristus adalah ciptaan baru.
Ciptaan baru adalah proses yang progresif. Kita mengandalkan Yesus yang bisa membantu kita melawan ikatan dosa. Kasih karunia meyakinkan kita bahwa kita tetap masuk Surga meskipun kita berbuat dosa. Bukan karena kekuatan kita, tetapi kekuatan dari Tuhanlah yang memampukan kita. yesus sudah menyembuhkan dan memulihkan dosa-dosa kita. Maksudnya, kasih karunia Tuhan tidak membawa kita lepas dari dosa, tetapi memampukan kita melawan dosa. Kalau kita menggantikannya dengan yang lain, kita akan bisa kembali pada dosa itu.
Banyak mimbar menjadi alat algojo, menjadi alat penghakiman. Hamba Tuhan merasa superior, menjadi raksasa rohani dan menghakimi setiap orang yang hadir.
Yesus adalah juru selamat. Bukan hanya menyelamatkan manusia dari neraka, tetapi menyembuhkan diri kita dari yang jahat, memulihkan kita. Itu proses dari Yesus yang disembah sebagai juruselamat total. Dia sedang merancangkan rencana besar yang tidak pernah kita pikirkan. Firman Tuhan akan membebaskan kehidupan kita.
semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!
Yesaya 43:7
Kita diciptakan untuk kemuliaan Tuhan. Kasih karunia Tuhan itu bukan hypergrace. Kasih karunia menuntun kita kepada pertobatan. Hukum Taurat mematikan, tetapi kasih karunia menghidupkan. Kristus adalah puncak dari hukum taurat. Perjumpaan dengan Tuhan itu mengubahkan seterusnya. Bukan hanya sekadar di KKR saja, tetapi serahkan tubuh, jiwa dan roh kita di dalam tanganNya. Kasih karunia memimpin kita kepada kebangunan dan menjaga hidup kita. Kita harus mempelajari alkitab secara utuh. Jangan menjadi saksi dusta, tidak tahu kebenarannya, tidak tahu faktanya.
Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa, seperti ada tertulis: “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.
Roma 3:9-10
Bergantunglah hanya kepada Yesus. Yesus mencintai Anda dan tidak menghakimi Anda. Ia memaafkan Anda dan memampukan Anda untuk melawan dosa. Hidup kita untuk kemuliaan Tuhan. Tuhan itu adil. Kalau kita punya kelemahan, gunakan kelebihanmu untuk mengalahkan kelemahanmu. Jangan fokus dengan kelemahanmu, tetapi fokuslah dengan kelebihanmu. Jangan sampai iblis mencari sisi lemahmu dan membuatmu tidak fokus dengan kelebihan yang kamu punya. Tuhan menciptakan kita untuk kemuliaan. Sudahkah hidup ktia berdampak dan jadi berkat? Menjadi alat kesaksian atau tidak? Tuhan akan memberkati hidupmu dan hidupmu menjadi dampak.
Kita tidak bisa memberhentikan Tuhan. Berkarya nyata bagi Tuhan yesus, berkarya nyata untuk setiap kepercayaanNya.
Kesempatan yang diberikan Tuhan, pergunakan itu dengan sebaiknya seperti kita akan mati besok. Banyak ladang yang membutuhkan uluran tangan Tuhan. Iman itu membutuhkan deklarasi. Ketika tidak ada uang, dibutuhkan iman dalam perkataan. Tuhan tidak mengijinkan keterlambatan untuk maksud yang tidak jelas. Hidup harus jadi berkat. Hidup untuk kemuliaan Tuhan.
Menikmati setiap proses yang Tuhan berikan. Dalam permasalahan kita, kalau Tuhan tidak bertidak, jangan hakimi Tuhan. Ia bertindak dengan cara yang tidak pernah kita pikirkan. Bagi yang terikat dengan dosa, Tuhan mengampunimu. Jangan tinggal dalam dosa lagi karena Tuhan mengasihimu. Kalau hidupmu suam-suam kuku, berarti kamu belum berjumpa dengan Yesus. Maria Magdalena mencintai Yesus dan dia rela memberikan segala-galanya untuk Tuhan.
Kuasa Tuhan tidak dapat diperjual belikan. Kuasa Tuhan bertambah, kita semakin berkurang.
Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.
2 Petrus 1 : 3
- Published in The Shepherd's Voice
PIC (Pro-M Impact City) : Failling Is OK
Kita seringkali mendengar ada banyak orang yang mengalami kegagalan, bahkan kita termasuk salah satunya. Ada yang mengalami kegagalan dalam pekerjaannya, dalam kuliahnya, atau ada juga yang mengalami kegagalan dalam hal tidak berkembangnya komunitas sel yang dipimpinnya. Kegagalan-kegagalan yang sering terjadi inilah yang melelahkan setiap kita yang mengalaminya. Lantas, sebenarnya kenapa Tuhan mengijinkan kegagalan-kegagalan ini terjadi dalam kehidupan kita ? Apakah yang menjadi maksud Tuhan dibalik setiap kegagalan yang pernah kita alami ? Ada empat hal yang dapat kita pelajari mengenai maksud Tuhan ini.
Hal yang pertama, Tuhan ingin agar kita lebih memandang Dia daripada situasi atau keadaan yang kita alami. Thomas Alfa Edison adalah seorang penemu bola lampu. Semasa kecil saat di sekolahnya, beliau dikatai sebagai seorang anak yang idiot. Namun, ibunya bersikeras percaya bahwa anak ini tidak idiot, sehingga ibunya memilih untuk menyekolahkan anaknya di rumah. Keyakinan yang dimiliki oleh ibu Thomas Alva Edison inilah yang membuat Thomas sampai akhirnya dapat menjadi seorang penemu yang luar biasa. Dari kisah ini, kita dapat belajar bahwa seringkali kita selalu melihat pada situasi atau keadaan yang terjadi di depan mata, tetapi Firman Tuhan mengatakan bahwa Tuhan akan memberikan kemenangan pada orang-orang yang lebih memandang kepadaNya dan lebih mempercayaiNya daripada situasi di sekelilingnya. Kalau kita tidak pernah gagal itu artinya kita tidak pernah berhasil. Bila semasa hidup kita, kita selalu berhasil terus dan tidak pernah gagal, lantas apa yang kita menangkan. Bila keberhasilan itu sangat mudah kita peroleh, lantas apa artinya kemenangan itu. Justru saat kita mengalami kegagalan, saat situasi makin menghimpit, saat lawan semakin berat untuk dilawan, di saat itulah Tuhan ingin agar mata kita memandang kepadaNya. Hidup kita akan menjadi lebih hidup saat kita menghadapi tantangan demi tantangan dan berhasil memenangkannya.
Hal yang kedua, Tuhan ingin agar kita belajar kerendahan hati. Di Matius 15:21-28 dikisahkan tentang seorang perempuan Kanaan yang datang kepada Tuhan Yesus dan meminta agar anaknya disembuhkan dari kerasukan setan. Saat perempuan ini datang kepada Tuhan Yesus dan meminta pertolongan, Tuhan tidak langsung menjawabnya. Mengapa ? Karena Tuhan ingin agar perempuan ini belajar kerendahan hati. Orang yang tidak pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya adalah orang yang sombong. Saat kita mau belajar untuk rendah hati, maka kita akan belajar untuk tidak meremehkan segala sesuatu. Dengan kegagalan yang terjadi, maka akan melatih manusia roh kita menjadi semakin kuat. Kita tidak akan menjadi anak-anak gampang, tapi menjadi orang benar yang dikasihi Tuhan.
Hal yang ketiga, Tuhan ingin mengajarkan cara pandangNya saat terjadi kegagalan. Tuhan Yesus pernah mengalami kegagalan saat Ia mendoakan sebuah kota, dimana mujizat tidak terjadi karena kurangnya iman orang-orang yang ada di kota itu. Akan tetapi kegagalan itu justru membuat Tuhan Yesus tahu kalau bukan kehendakNya yang jadi tetapi kehendak BapaNya yang jadi. Kalau kita tahu bahwa kegagalan yang terjadi itu untuk kemuliaan nama Tuhan, maka kegagalan itu tidak akan membuat kita bersedih dan menjadi kecewa. Saat kita misal gagal menjalin hubungan dengan seseorang alias putus karena orang tersebut ternyata bukan orang yang memiliki visi, maka untuk apa kita menjadi kecewa. Miliki pasangan hidup yang memiliki visi dan mempunyai perencanaan ke depan, bukan yang “mengalir saja”. Di Yohanes 13:7, saat Petrus bertanya kepada Tuhan Yesus mengapa Tuhan Yesus membasuh kakinya, maka Tuhan menjawab “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak.” Mungkin kita tidak mengerti sekarang apa maksud Tuhan dengan kegagalan dan berbagai hal buruk yang terjadi dalam hidup kita, tetapi percayai Tuhan, bahwa Dia sedang mengerjakan kebaikan untuk setiap kita. Mari kita belajar untuk tetap mempercayai Dia dan belajar untuk peka terhadap kehendakNya. Kalaupun kita gagal, tetaplah percaya Tuhan sanggup untuk memulihkan, sekalipun ada konsekuensi yang tetap harus kita tanggung. Jadikan setiap masalah dalam hidup kita semakin “mengupgrade” iman kita, bukan semakin “mendowngrade” iman kita. Miliki cara pandang yang benar.
Hal yang keempat, Tuhan sedang mempersiapkan kemenangan yang besar untuk setiap kita. Apakah kalian ingat kisah Simson ? Semasa dia hidup, Simson telah mengalahkan begitu banyak musuh. Namun, saat Simson mengalami kegagalan, di akhir hidupnya, Simson berhasil mengalahkan musuh dengan jumlah yang lebih banyak daripada yang dikalahkan olehnya semasa dia hidup (Hakim-hakim 16:30). Mungkin saat ini kita masih belum memperoleh yang kita inginkan, seperti mobil, rumah, atau pasangan, tetapi percayalah Tuhan selalu mempunyai rencana yang indah untuk setiap kita. Belajar untuk memiliki positive thinking. Mungkin saat ini Tuhan belum memberikanmu mobil karena kalau kamu diberi mobil, mungkin kamu bisa mengalami kecelakaan karena belum pandai menyetir. Mungkin juga Tuhan belum memberikanmu rumah, karena kalau kamu diberi rumah, mungkin rumahmu akan ambruk karena struktur bangunannya tidak kuat. Jangan menaruh curiga kepada Tuhan. Tuhan sedang mempersiapkan rencana kemenangan yang besar untuk hidupmu dan masa depan yang indah buat setiap kita. Amin
- Published in News & Events
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Sedang Proses
“…. Jiwaku selalu teringat akan hal itu dan tertekan dalam diriku. Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! “TUHAN adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya. TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.”
Ratapan 3:20-25
Pernahkah kita mengalami situasi seperti pada Ratapan 3:1-25 ? Dimana kita berusaha sekuat tenaga, tetapi seolah-olah Tuhan memberikan tembok besar yang tidak bisa kita terobos. Jika itu terjadi pada dirimu, percayalah bahwa Tuhan sedang melakukan sebuah proses, yaitu menghancurkan daging dan jiwa kita, supaya Roh Tuhan berkuasa atas hidup kita. Proses peremukkan itu indah untuk menciptakan sebuah pribadi yang berkenan di mata Tuhan. Kita semua boleh punya mimpi dan tujuan dalam hidup kita, tetapi sayangnya mimpi kita terkadang tidak sejalan dengan mimpi Tuhan. Sehingga Tuhan mengijinkan proses-proses yang berat supaya mimpi kita sejalan dengan mimpi-Nya. Tuhan adalah Roh, sedangkan kita manusia terdiri dari daging. Kita tidak mungkin menyembah Tuhan dan mengerti kerinduan Tuhan dengan daging kita.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Jangan Punya Roh Pasif
“Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.”
Wahyu 3:15-16
Roh pasif berbicara tentang tidak berbuat apa-apa ketika Tuhan meminta kita untuk berbuat apa-apa. Sama halnya dengan kisah Raja Benhadad dan Raja Ahab dalam 1 Raja-Raja 20:1-5, diceritakan bahwa Raja Ahab mengalami intimidasi karena dirinya dikepung. Dia memberikan semua yang menjadi miliknya kepada Raja Benhadad tanpa perlawanan sama sekali. Inilah salah satu gambaran dari roh pasif/ suam-suam kuku. Banyak anak Tuhan melihat sebuah perkara dan membiarkannya begitu saja; itu yang disebut dengan roh pasif.
“Maka berkumpullah segenap umat Israel di Silo, lalu mereka menempatkan Kemah Pertemuan di sana, karena negeri itu telah takluk kepada mereka. Pada waktu itu masih tinggal tujuh suku di antara orang Israel, yang belum mendapat bagian milik pusaka. Sebab itu berkatalah Yosua kepada orang Israel: “Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu?”
Yosua 18:1-3
Kita sudah memiliki janji dari Tuhan. Tetapi jikalau kita hanya terpesona dan terbuai dengan nubuatan dan penglihatan tanpa melakukan apa-apa untuk mendapatkannya, kita tidak akan pernah bisa meraihnya. Mengapa Tuhan menunggu Samuel dilahirkan? Mengapa Tuhan tidak memakai generasi-generasi sebelumnya untuk menyatakan kemuliaan Tuhan? Karena Bangsa Israel tidak ada inisiatif untuk mencari Tuhan. Tidak ada satupun yang berdiri dan memecahkan kebuntuan. Tuhan menunggu Samuel, seorang yang mengerti isi hati Tuhan, yang dapat memecahkan keheningan surga, dan berjalan dalam kerinduan Tuhan.
Lalu berkatalah Elisa: “Dengarlah firman TUHAN. Beginilah firman TUHAN: Besok kira-kira waktu ini sesukat tepung yang terbaik akan berharga sesyikal dan dua sukat jelai akan berharga sesyikal di pintu gerbang Samaria.” Tetapi perwira, yang menjadi ajudan raja, menjawab abdi Allah, katanya: “Sekalipun TUHAN membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?” Jawab abdi Allah: “Sesungguhnya, engkau akan melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi tidak akan makan apa-apa dari padanya.”
2 Raja-Raja 7:1-2
Roh yang meragukan kerinduan Tuhan dan roh pasif adalah roh yang berbahaya di dalam gereja Tuhan. Roh ini memiliki spirit seperti orang-orang Farisi. Kita mungkin hebat tentang Firman Tuhan atau pengetahuan agama kita, tetapi ketika kita tidak melakukan Firman Tuhan, kita adalah pembohong; kita tidak bertindak apapun, tidak memiliki gairah untuk kemuliaan nama Tuhan. Ketika kita tahu kerinduan Tuhan, tetapi tidak melakukannya, kita hanya akan melihat tetapi tidak dapat menikmatinya.
Bangunlah pelayananmu di hadapan Tuhan. Jika kita rindu membangun pelayanan kita di hadapan Tuhan, kita harus bertindak sesuatu. Sekecil apapun bagian kita, lakukanlah itu dengan segenap hati untuk Tuhan. Jika kita melakukannya, maka api akan turun dari sorga dan membakar setiap pelayanan kita. Tuhan tidak memakai orang-orang pandai, tetapi orang yang mau dipakai dan bersungguh hati kepada-Nya. Sudahkan anda melakukan pelayanan Kristus didalam hidupmu?
Hatimu adalah tempat bagi Roh Tuhan. Jikalau hatimu tidak berkobar untuk Tuhan, kita sedang membuat Tuhan tidak diaktifkan dalam hidup kita.
Kita bisa melecehkan Bait Suci Tuhan. Bukan dengan perbuatan dosa, tetapi dengan tidak adanya pujian, penyembahan, dan pelayanan kepada Tuhan. Kita tidak boleh memiliki roh suam-suam kuku. Mari lumasi matamu dengan minyak dari Tuhan supaya kita dapat melihat apa yang Tuhan mau lihat. Pandang ladang-ladang Tuhan yang begitu luas di hadapanmu.
Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
Roma 12:11
Orang yang hidupnya berakar dan tertanam di dalam Tuhan pasti berbuah (Matius 13:18-23).
Apakah kita berdiam diri saja ketika Iblis berusaha mencuri banyak hal dalam hidup kita dan kita? Tidak akan terjadi apa-apa tanpa kita datang kepada Tuhan: berlutut, menjerit, menangis, dan berkata “Tuhan, apa yang harus aku lakukan?” Miliki Roh yang berapi-api seperti para rasul pada jaman dahulu. Hidup mereka dipenuhi dengan Roh Kudus dan berapi-api. Tunjukkan apimu! Bagaimana dunia bisa tahu kamu memiliki gairah mencintai Tuhan, jikalau kita hanya berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa?
Orang yang memiliki roh pasif adalah mereka yang memiliki trauma dan luka yang mendalam
Mengapa banyak orang memiliki Roh Pasif? Pertama, karena mereka memiliki trauma dan luka yang mendalam. Bereskanlah trauma dan lukamu yang mendalam, sebab luka yang menjadi begitu besar membuatmu takut untuk melangkah kembali. Kedua, karena mereka terlalu sibuk dengan kejayaan masa lalu. Mereka membanggakan “ayah dan ibuku kaya… dulu kakekku konglomerat,” dsb. Kejayaan masa lampau akan membuat kita terlena, dan kita merasa bahwa kita akan baik-baik saja. Kita ini sedang mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan; beritakan Injil sampai ke ujung-ujung bumi. Kita harus mempunyai visi untuk menjangkau dan merawat jiwa-jiwa bagi Kristus!
“Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.”
Matius 13:44-46
Sudahkah engkau melakukannya? Yesus adalah mutiara paling berharga bagi kita. Apakah kita sudah beri seluruh hidup kita untuk kemuliaan nama Tuhan? Jika engkau melihat Yesus hari ini, engkau akan melihat Yesus akan menjangkau yang letih lesu, berbeban berat, dan yang terhilang; Dia tidak membangun mimpi dan kerajaanNya sendiri. Dia menyelamatkan yang terhilang. Jikalau engkau memiliki Roh Kudus di dalam dirimu, tunjukkan itu pada dunia bahwa engkau sungguh-sungguh memiliki kasih Tuhan! Janganlah engkau menjadi orang yang hanya bisa berkata-kata, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Dalam 2 Korintus 11:1-4, Paulus mengecam jemaat di Korintus. Mereka begitu pasif dengan Yesus lain yang diberitakan.Mereka menerima begitu saja tanpa perlawanan. Mereka pasif melihat setiap ketidakbenaran di sana; mereka tidak melakukan apa-apa.
Orang-orang Farisi tidak pernah peduli dengan orang-orang sakit di jalan. Mereka hanya mematuhi apa yang ada di dalam Kitab Taurat. Mereka tidak akan mau menolong orang lain pada hari sabat. Jangan menjadi kristen-kristen Farisi! Mereka begitu bangga dengan pengetahuan, padahal pengetahuan yang kita miliki akan lenyap. Tetapi kasih tidak berkesudahan. Apakah kamu memiliki kasih dalam hidupmu? Kristus adalah kasih. Barangsiapa tidak memiliki kasih, dia tidak memiliki Kristus.
Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!
2 Timotius 4 :5
Tunaikan tugas pelayananmu! Mari menginjil dan menangkan jiwa-jiwa dengan apa yang kemampuan yang kita miliki. Tuhan sedang berusaha untuk memanggil Samuel-Samuel muda yang mau mendengarkan apa yang menjadikan kerinduan Tuhan. Pada zaman Para Rasul, mereka rela memberitakan Injil walaupun mereka dianiaya; mereka memiliki api yang murni dari surga. Apa kita akan membiarkan iblis mengambil alih keluarga kita? Tidak! Ayo bangkit dan lawan. Tidak ada Rasul yang membiarkan diri mereka tanpa melakukan perlawanan yang kudus karena ketidakbenaran.
Kerinduan Tuhan dimulai dari hari ini; Jangan tunggu besok. Buang roh pasif dalam hidupmu. Memenangkan jiwa adalah intipati dari kekristenan. Lahirkan generasi-generasi yang takut akan Tuhan, yang akan memporak-porakporandakan negeri ini. Aku mau berikan hidupmu utk Tuhan. Mari tunaikan tugasmu sebagai pemberita Injil dan akhiri pertandingan dengan baik dan benar. Marilah kita hidup untuk Kristus, dan jangan tidak melakukan apapun. Bawa Tuhan tinggal dalam hidup kita. Buat spirit yg berbeda, buat sukacita yang berbeda, dan layani dengan api dari sorga!
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Evie Mehita : Katakan “TIDAK!” Pada Roh Pasif
Alkisah ada seorang bapa yang memiliki dua anak laki-laki. Suatu ketika, ia pergi dan menyuruh anaknya yang pertama untuk mengerjakan kebun anggurnya. Si sulung dengan enteng mengiyakan, namun di akhir hari, ia tidak melangkahkan kakinya untuk melaksanakan amanat bapanya. Kemudian pergilah juga bapa tersebut pada anak keduanya. Si bungsu mengatakan dengan tegas bahwa ia enggan mengerjakan pekerjaan itu. Namun akhirnya, ia pun menyesal dan melakukan permintaan sang bapa.
Kutipan kisah dalam Matius 21:28–32 ini dapat menggambarkan dua sikap yang dilakukan satu orang pada waktu yang berbeda. Di satu waktu, kita bisa menjadi anak yang begitu manis pada awal perjalanan. Lalu datanglah badai pencobaan dan ketika iman kita diuji, kita dengan segera melupakan janji awal kita kepada Bapa Sorgawi. Pada saat yang lain, kita bisa menjadi anak yang begitu bandel dan ogah-ogahan ketika kita perlu memberikan nazar yang pasti. Tetapi pada saat yang menentukan, kita bisa merasa menyesal dan bertobat, kembali mengerjakan kerinduan Bapa Sorgawi kita. Dalam kelanjutan ilustrasi ini, diceritakan bahwa anak yang terakhirlah yang melakukan kehendak bapa. Tetapi yang menjadi sorotan kita pada kesempatan ini ialah sikap si sulung: bagaimana bisa seorang yang demikian tidak melakukan kehendak bapa?
Jawabannya terletak pada roh pasif. Apa sih roh pasif itu? Wahyu menyatakan secara implisit bahwa roh pasif merupakan keadaan stagnan akibat sikap suam-suam kuku. Roh pasif ialah keadaan ketika kita tidak melakukan apa-apa saat Tuhan menginginkan kita bergerak untuk mimpi-Nya. Tuhan sangat tidak menyukai keberadaan roh pasif, sampai-sampai Ia akan memuntahkan orang yang demikian dari mulut-Nya.
“Dan, kepada malaikat jemaat di Laodikia tuliskanlah: Inilah perkataan Sang Amin, saksi yang setia dan benar, awal dari segala ciptaan Allah: Aku tahu perbuatan-perbuatanmu, bahwa kamu tidak dingin ataupun panas. Alangkah baiknya jika kamu dingin atau panas.
Jadi, karena kamu hangat, tidak panas ataupun dingin, Aku akan memuntahkanmu dari mulut-Ku.
Wahyu 3:14-16
Roh pasif bisa berupa:
- Roh ketakutan.
Sebagai raja umat pilihan Allah, Ahab seharusnya menggantungkan diri kepada Bapa ketika mendapat intimidasi yang sangat besar. Terkepung dari segala arah oleh pasukan raja Aram bernama Benhadad, Ahab tidak melakukan apa-apa sama sekali, membiarkan dirinya tenggelam dalam roh ketakutan dan membiarkan kerajaannya direnggut. Roh ketakutan akan berujung pada roh pasif yang tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Tuhan.
- Roh kemalasan.
“Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh Tuhan nenek moyangmu?”
Yosua 18:3
Roh pasif bisa berupa roh kemalasan. Seperti ilustrasi pada bagian prolog, si sulung bisa saja berapi-api di awal, namun kemalasan bisa menerjang dirinya sehingga ia tidak mengerjakan apa yang dikehendaki oleh Tuhan. Terkadang, ladang sudah siap dipanen, tetapi roh pasif berupa kemalasan pribadi kita akan menghambat pertumbuhan jiwa dan roh kita dalam Tuhan.
- Roh yang meragukan kerinduan Tuhan
Dalam 2 Raja-raja 7:1–18, seorang ajudan raja menunjukkan kebimbangan atas sabda Tuhan yang disampaikan melalui nabi Elisa. Seperti Thomas yang tidak percaya, Elisa menyatakan kepada ajudan itu bahwa sesungguhnya orang yang tidak percaya akan ikut menyaksikan kuasa Allah, tetapi tidak akan ikut menikmati bagian di dalamnya. Roh pasif dan sikap yang tinggal diam saja akan membuat kita melewatkan begitu banyak hal dalam rencana Bapa. Ketika kita tidak percaya, Tuhan pun tidak akan menaruh tonggak kepercayaan-Nya dalam diri kita.
Cinta kepada Tuhan itu bagaikan api yang membara. Oleh karena itu, roh pasif dan suam-suam-suam kuku akan membunuh dan membinasakan api cinta itu. Bagaimana seseorang dapat mempertahankan kasih dengan bersikap pasif? Bahwasanya cinta berbicara tentang pengorbanan nyata terhadap orang yang kita kasihi. Tuhan menghendaki orang yang berapi-api untuk memiliki buah berkali-kali lipat, tetapi orang yang suam-suam kuku tidak berakar dengan benar. Seperti yang diberitakan Paulus dalam Roma 12:11, #JanganKasihKendor atas ketekunan dan kerajinan kita dalam Tuhan! Haleluya!
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Mati dan Bangkit Bersama Kristus
Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita juga akan hidup juga dengan Dia. Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia.
Roma 6 : 5,8-9
Paskah mengingatkan kita untuk mengenang peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Ini adalah peristiwa yang penting, karena untuk inilah Kristus datang ke dunia, yaitu menebus dosa manusia. Tidak ada penebusan manusia tanpa peristiwa kematian dan kebangkitan-Nya. Di dalam Roma dikatakan bahwa, “… kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya”. Tetapi apakah kita sudah hidup dalam kematian dan kebangkitan Yesus?
Sebagai pengikut Kristus yang sejati, kita harus mengalami peristiwa kematian dan kebangkitan bersama dengan Kristus. Artinya kita mati dari manusia lama kita yang tunduk kepada dosa (Roma 6:10-11), dan bangkit menjadi manusia baru dalam Tuhan (Roma 6:4). Jika kita ikut mati dan bangkit bersama dengan Kristus, artinya kita tidak lagi menyerahkan tubuh kita yang fana kepada dosa. Kita memang tidak bisa lepas dari dosa, tetapi Tuhan rindu kita menjadi pribadi yang mau senantiasa disempurnakan.
Kita belajar instrospeksi diri kita, hal apa yang harus kita perbaiki dalam hidup kita. Tuhan rindu kita ada progress; kita mengalami kemenangan demi kemenangan yang mengubahkan hidup kita. Perubahan yang kita alami akan membawa dampak untuk orang-orang yang ada di sekeliling kita. Inilah tujuan kita dilahirkan di dunia: berdampak dan membawa kemuliaan Tuhan di muka bumi.
Tugas utama kita menginjil kepada banyak orang, supaya mereka mengenal Kristus. Menginjil bukan hanya berkhotbah atau berupa perkataan, tetapi lewat hidup kita. Karena itu, kita disebut sebagai garam dan terang dunia (Mat. 5:13-16). Garam adalah bumbu yang berfungsi untuk memberi rasa pada makanan. Jika garam itu menjadi tawar, dia akan kehilangan fungsinya. Demikian juga terang kita. Janganlah kita menyembunyikannya, tetapi meletakkannya di atas kaki dian, supaya orang bisa merasakan terangnya. Ketika hidup kita sungguh-sungguh menjadi garam dan terang dunia, orang akan terberkati lewat hidup kita dan nama Tuhan dipermuliakan.
Bagaimana menjadi Garam dan Terang? Ada 3P yang harus kita perhatikan, yaitu:
- Perkataan
Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, dimana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
Efesus 4:29
Perkataan kotor yang dimaksudkan adalah perkataan umpatan dan perkataan sia-sia. Janganlah keluar kata sia-sia dari mulut kita; kita harus menjadi terang dalam perkataan kita. Kita harus bijak dalam berkata-kata, tidak semua hal dapat kita perkatakan sembarangan. Kita perlu menyaring setiap perkataan kita. Perkataan yang tidak kita jaga dengan baik, akan bisa menjadi gosip dan fitnahan yang dapat merugikan orang lain. Ada banyak orang yang memiliki gambar diri yang rusak akibat dari perkataan orang tua mereka yang salah. Bahkan perkataan yang merujuk kepada bullying juga dapat membunuh karakter orang lain.
Dalam Yakobus 3:1-12, dijelaskan bahwa lidah kita mengambil peranan yang penting. Jika lidah kita cemar, maka cemarlah seluruh tubuh kita. Untuk menjinakkan lidah dan perkataan kita memang membutuhkan proses, karena itu kita harus belajar untuk mematikan setiap perkataan-perkataan kita yang jahat. Sebagai anak-anak Tuhan, kita perlu memiliki perkataan-perkataan Kristus dalam hidup kita, yakni kata-kata yang membangun (Kolose 3:16).
- Pikiran
Pikiran adalah pusat dari peperangan rohani. Pikiran berpengaruh terhadap perkataan dan perbuatan kita. Pikiran muncul dari apa yang kita lihat dan kita dengar. Karena tidak semua yang kita lihat dan dengar baik, maka kita perlu memilah-milah. Sebab dari pikiran, akan timbul keinginan. Hati-hati dengan dosa keinginan/ dosa pikiran. Jika pada zaman dahulu, orang yang berzinah itu dikatakan berdosa, tetapi Yesus berkata bahwa ketika pikirannya mengingininya saja sudah dikatakan berdosa.
Pikiran kita juga mempengaruhi perasaan dan respon kita terhadap sesuatu. Ketika respon dan perasaan mengikuti pikiran kita yang jahat, maka perkataan dan perbuatan kita pun juga akan condong kepada hal yang jahat. Pikiran yang iri hati, akan mempengaruhi hati kita untuk menjadi iri dan terluka. Karena itu, kita harus menaklukkan pikiran kita kepada Tuhan (2 Kor 10:5). Kita harus sadar bahwa peperangan rohani sungguh nyata. Iblis akan selalu berusaha menjatuhkan kita sebagai anak Tuhan. Jangan sampai kita dikuasai oleh pikiran jahat dan berpengaruh kepada perbuatan kita.
Karena itu, mari kita memikirkan apa yang berkenan kepada Tuhan (Filipi 4:8).
- Perbuatan
Perbuatan kita adalah output dari pikiran kita. Jika pikiran kita baik, maka perbuatan yang dilakukan pun menjadi baik. Namun, ketika pikiran kita dikuasai dengan kejahatan, maka output yang dikeluarkan pun demikian. Karena itu, mengendalikan dan menguasai pikiran itu penting. Supaya apa yang kita lakukan dapat memancarkan terang untuk orang-orang di sekeliling kita.
Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidup yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
1 Petrus 1:14-15,18-19
Hidup kita yang lama sudah mati. Mari kita bangkit dan menjalani hidup kita yang baru. Belajarlah hidup kudus d hadapan Tuhan, karena Yesus adalah Kudus. Jangan kita hidup seperti manusia lama kita, karena kita sudah di tebus oleh Yesus Kristus. Sekalipun ada dosa-dosa keturunan yang membuat kita sangat sulit untuk bangkit, tetapi Tuhan-lah yang terlebih sanggup. Dia sanggup mengubahkan setiap kita.
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Perjanjian dengan Tuhan
Dari sepanjang sejarah kebenaran Firman Tuhan, ada satu kata yang menjadi intipati dari keseluruhan Alkitab, yaitu Perjanjian. Perjanjian adalah sesuatu yang bersifat selama-lamanya. Perjanjian yang disebutkan dalam Firman Tuhan adalah perjanjian antara Bapa dengan manusia, dan itu berlaku kekal selama-lamanya.
Hari-hari ini ada banyak kebangunan rohani yang terjadi; ada yang dari Tuhan, ada yang dari setan, ada pula yang dari manusia itu sendiri. Apabila kita melihat sejarah kebangunan rohani, kita akan dapat melihat bahwa kebangunan rohani adalah inisiatif Tuhan untuk menjangkau dan menjamah manusia. Tidak ada kebangunan rohani dari hasil paksaan manusia. Seperti kebangunan rohani yang terjadi di Tiongkok, mereka sungguh-sungguh menyembah Tuhan di gereja-gereja bawah tanah meskipun tanpa musik atau poster-poster promosi. Kita harus belajar dengan peka tentang Firman Tuhan. Firman Tuhan adalah iya dan amin, sebab di dalam Firman Tuhan tidak ada roh pura-pura, roh penipuan,dan kesaksian-kesaksian palsu.
Kita harus peka menghadapi kondisi jaman, karena begitu banyak penyesatan yang terjadi. Penyesatan bukan berasal dari luar, tetapi berasal dari rumah Tuhan itu sendiri.
Kita akan sulit membedakan mana yang sungguh-sungguh mengalami kuasa Roh Kudus dengan kuasa kudalini. Kudalini adalah gerakan yang menyebutkan bahwa kita adalah tuhan-tuhan kecil yang mampu menyembuhkan diri sendiri. Tetapi dari buahnya kita bisa mengenal mereka. Buah yang dimaksud adalah buah di dalam Kristus, bukan buah yang terlihat dari mata jasmani kita. Kita perlu hati-hati dan menjadi peka. Karena itu, pengajaran Alkitab itu penting untuk menghindari hal yang tidak alkitabiah di sekitar kita. Kita harus menyatakan kebenaran. Kita harus mendengarkan Gembala Agung kita, yaitu Yesus Kristus. Adalah sebuah fenomena yang aneh apabila anak Tuhan tidak tahu seperti apa suara Tuhan itu. Mereka yang tidak sungguh-sungguh mau digembalakan tidak akan bisa mendengarkan suara Gembalanya, karena seharusnya domba dapat mendengarkan suara gembalanya.
Begitu banyak rupa-rupa pengajaran. Tetapi pengajaran yang benar berasal dari Firman Tuhan yang murni; yang tidak dicondongkan kepada keinginan pribadi. Manusia seringkali mencari ayat yang mendukung kondisinya, dan Tuhan ijinkan semua terjadi karena manusia punya free will. Sama halnya ketika Tuhan memanggil 12 murid, dan Tuhan tahu bahwa 1 orang akan mengkhianati dia. Tuhan yang memilih kita, bukan kita yang memilih Tuhan. Kita tidak bisa memilih jalan kita sendiri; Dia-lah yg memilihkan jalan bagi kita jikalau Tuhan adalah gembala bagi kita. Kalau kita memilih jalan hidup kita sendiri, kita akan mudah digembalakan oleh pikiran kita sendiri.
Ketika kita memiliki perjanjian dengan Tuhan, mimpi kita bukannya mimpi kita lagi, melainkan mimpi Kristus di dalam kita. Perjanjian dengan Tuhan adalah detik dimana kita sadar bahwa Yesus adalah Gembala Agung kita.
Kita tidak boleh menghitung ukuran keberhasilan menurut jam orang lain. Kalau belum waktunya bagi kita diangkat oleh Tuhan, janganlah angkat diri kita sendiri. Percaya bahwa Tuhan yang menuntun langkah-langkah kita. Janganlah kita menganggap remeh kuasa Tuhan atas diri kita. Ia terlebih sanggup dan tahu kapan waktu yang terbaik untuk mengangkat setiap kita.
Ketika Daud habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud; dan Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri. Pada hari itu Saul membawa dia dan tidak membiarkannya pulang ke rumah ayahnya. Yonatan mengikat perjanjian dengan Daud, karena ia mengasihi dia seperti dirinya sendiri. Yonatan menanggalkan jubah yang dipakainya, dan memberikannya kepada Daud, juga baju perangnya, sampai pedangnya, panahnya dan ikat pinggangnya. Daud maju berperang dan selalu berhasil ke mana juga Saul menyuruhnya, sehingga Saul mengangkat dia mengepalai para prajurit. Hal ini dipandang baik oleh seluruh rakyat dan juga oleh pegawai-pegawai Saul.
1 Samuel 18:1-5
Yonatan menanggalkan jubah dan ikat pinggangnya. Jubah berbicara kerinduan, perlindungan, ego. Yesus pun juga melakukan hal yang sama. Ia mati di kayu salib. Yesus menanggalkan jubah dan keakuan-Nya sebagai manusia untuk digantikan dengan kehendak Bapa yang mengutus Dia. Ketika kita hidup dalam perjanjian dengan Tuhan, seharusnya pemikiran Tuhan menjadi pemikiran kita.
Yang mengaku sudah lama jadi anak Tuhan tetapi tidak memahami hukum perjanjian. Jika kita ingin mengikat perjanjian dengan Tuhan, kita harus lepaskan jubah kita. Kita kenakan jubah yang baru, yaitu jubah Kristus. Sejak itu, kita menyerahkan segalanya dalam tangan Tuhan. Sudahkah kita melakukan ketentuan-ketentuan di dalam perjanjian dengan Tuhan? Itu berbicara bagaimana kita bisa mengikuti kerinduan Tuhan. Kita melepaskan semua ego dan perlindungan kita untuk mengikuti kehendak Kristus. Apakah kita sudah terikat perjanjian dengan Tuhan? Percayalah bahwa perjanjian itu kekal selama-lamanya. Jika kita menerima Yesus dengan sungguh-sungguh, nama kita akan tercatat dalam kitab perjanjian Tuhan.
Jumat Agung adalah peristiwa kematian Tuhan Yesus. Peristiwa ini tidak akan pernah ada jika Yesus tidak memenangkan peperangannya. Ketika Yesus tidak memenangkan doanya di Taman Getsemani, tidak akan pernah ada peristiwa kematian-Nya di kayu salib. Karena itu, doa adalah hal yang penting. Ketika kita berdoa, kita menanggalkan semua keakuan dan semua kesombongan kita. Kita menyerahkan kehendak kita, supaya kehendak-Nya yang jadi. Milikilah doa yang benar. Berdoa bukan memaksa Tuhan untuk melakukan yang menjadi tujuan kita, tetapi meminta Tuhan pembelaan, perlindungan, dan kehendak-Nya jadi dalam hidup kita.
Tuhan menjamin hidup kita dengan perjanjian darah-Nya, bahwa kita yang percaya kepada-Nya akan mendapatkan perlindungan sampai garis akhir. Tuhan akan memberi kita Blessing Convenant, tetapi kita harus mengikuti hukum dan aturannya, yaitu menyerahkan semua mimpi kita dalam tangan-Nya dan mengerjakan yang terbaik untuk Tuhan. Jika kita sungguh-sungguh mengikuti aturannya, hidup kita akan menjadi berkat untuk banyak orang. Kekristenan adalah bagaimana kamu bisa berdampak dan menghasilkan buah untuk Kerajaan Sorga. Jangan sia-siakan hidup kita, karena banyak kerinduan Tuhan menanti kita. Berdampak bukan berbicara menjadi seorang dengan title Fulltimer. Kita semua menjadi Fulltimer-nya Tuhan ketika kita sudah full heart mengerjakan apa yang Tuhan percayakan dan hati kita tertuju kepada Kristus.
Mari tanggalkan jubahmu dan ganti dengan jubah Kristus dalam hidupmu. Hidupmu menjadi kerinduan Tuhan. Lepaskan ikat pinggangmu dan ikatkan ikat pinggang dari Kristus; kita tidak boleh memiliki keakuan lagi. Ada mimpi Tuhan yang jauh lebih besar dalam diri kita. Mari kita mau seperti Yesus yang berkata, “Finishing well” di akhir hidup kita. Mari kita belajar bijaksana dan kenakan jubah Yesus, sebab masyarakat di sekitar kita membutuhkan Tuhan. Tanggalkan jubah kita yang lama dan kita akan menjadi anak-anak terang. Anak-anak terang akan memancarkan cahayanya dan lewat hidupnya, orang memuliakan Bapa di sorga.
Demikian hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapa yang di sorga.
Matius 5 : 16
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Armagedon Is Near!
Tanda-tanda peperangan Tuhan dengan Antikristus sudah sangat dekat. Sebelum masa-masa Antikristus, akan ada tanda-tanda yang menyertainya.
Pada waktu itulah si pedurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali. Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.
2 Tesalonika 2 : 8- 10
Sebelum kejadian harmagedon tiba, akan muncul mujizat-mujizat palsu. Mujizat palsu adalah mujizat yang diada-adakan sendiri.
Pada masa-masa kami haus dan rindu akan kebenaran Firman Tuhan, kami percaya dengan apapun yang hamba Tuhan katakan tanpa mengujinya. Padahal kebenaran Firman Tuhan tidak dapat sembarangan ditafsirkan. Ada yang ilmu tafsir yang dinamakan Hermen-eutika atau segala sesuatu harus ditafsirkan ilmunya sesuai dengan kesamaan sejarah, geografis, dan tata bahasa, sehingga kita menghindari diri dari terjemahan yang sembarangan. Kita harus hati-hati dengan roh tipu daya di akhir zaman ini.
Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.
Roma 10:3
Ada yang disebut dengan mujizat emas. Ketika itu, tangan mereka akan dipenuhi dengan serbuk-serbuk emas. Ternyata mujizat palsu itu diadakan dengan mencampurkan glitter dengan serbuk emas yang dimasukkan dalam pendingin, sehingga serbuk itu tersebar di dalam ruangan. Demikian juga dengan mujizat minyak. Tangan akan tiba-tiba dipenuhi dengan minyak. Ternyata minyak itu dihasilkan dari minyak aromaterapi yang diberi blower, sehingga orang-orang yang ada dalam ruangan tersebut tangannya menjadi berminyak.
Dalam banyak KKR, sebagian kejadian kesembuhan yang dialami bisa saja benar-benar dari Tuhan, tetapi sebagian hanya terjadi karea euforia semata, bahkan ada juga kesembuhan yang berasal dari setan.
Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu – namun engkau kaya – dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah iblis. Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah kamu setia sampai mati, dan Aku aku mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Wahyu 2:9-10
Cara berpikir anak Tuhan tentang berbuah telah mengalami perubahan. Mereka merasa merasa memiliki buah apabila memiliki mobil mewah, pacar yang cantik/tampan, bahkan mereka berpikir memiliki buah ketika gerejanya bertambah banyak. Kata “kaya” pada ayat di atas diartikan bukan kaya secara materi, tetapi kaya akan pengenalan Firman Tuhan. Alkitab menjelaskan, buah dari gereja bukan dilihat dari banyaknya jemaat, tetapi kesetiaan jemaat untuk mempertahankan kebenaran.
Tidak semua pujian penyembahan benar kala ini. Musik bukan penyembahan. Musik hanya salah satu cara kita menyembah Tuhan. Tuhan ingin kita menyembah dia di dalam Roh dan Kebenaran. Menyembah dalam Roh dan Kebenaran bukan kita menyanyi di gereja saja, tetapi bagaimana hidup kita menjadi penyembahan di hadapan Tuhan. Kalau dalam hidup kita seringkali mengeluh dan tidak hidup dalam kebenaran Firman Tuhan, sesungguhnya hidup kita tidak melakukan penyembahan kepada Tuhan. Ucapan syukur kita bukan ketika kita menyanyikan/menciptakan lagu, tetapi Tuhan lebih suka ketika kita menghidupi lagu tersebut. Jangan salah berpikir! Penyembahan bukan hari minggu di gereja saja, tetapi setiap hari dalam hidup kita haruslah menjadi penyembahan bagi Tuhan.
Antikristus sebenarnya dimulai dari gereja itu sendiri. Timbulnya Antikristus karena banyak anak Tuhan yang tidak mengalami perjumpaan dengan Tuhan yang sungguh-sungguh mengubahkan. Anak-anak Tuhan seringkali menganggap peristiwa perjumpaan dengan Tuhan dalam KKR. Mereka merasa mengalami Tuhan, tetapi bahayanya jika ternyata semuanya itu tidak berasal dari Tuhan. Mereka merasa mengenal Tuhan, tetapi mereka merekayasa Yesus dari pikiran mereka sendiri. Orang-orang yang demikian sudah sangat dekat dengan nabi palsu.
Petrus pun pernah menjadi rasul palsu. Dia membayangkan Yesus tidak perlu mati di kayu salib. Tetapi Yesus berkata, “Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia” (Markus 8:33). Kalau kita mau tahu kerinduan Tuhan, kita harus sepakat dengan konsep Firman Tuhan. Biarkan apa yang Tuhan mau terjadi dalam hidup kita. Jangan hanya dengarkan apa kata orang tanpa pengenalan yang benar akan panggilan Tuhan. Ketika kita tidak tahan dengan proses pembentukan, kita akan bisa dengan sengaja memunculkan kemampuan kita, sehingga kita akan berusaha menonjolkan diri kita dibandingkan Kristus.
Ciri dari Armagedon adalah munculnya Nabi Palsu, Mujizat Palsu, Kebenaran Palsu, dan Gereja yang Palsu. Gereja yang palsu hanya akan mempertontonkan semua kekayaan versi dunia. Dia mengatakan ini berasal dari Tuhan dan menyesatkan pikiran jemaat. Mereka akan lebih banyak menceritakan hamba Tuhannya dibandingkan Kristus itu sendiri. Karena itu, gereja di dunia saat ini sedang berada di ujung tanduk; akan ada pemurnian dari Tuhan. Gereja yang mengikuti pola pikir pendurhaka, dia akan menjadi Antikristus itu sendiri. Gereja yang benar bukan berarti gereja yang tanpa celah. Seperti gereja di Smirna, mereka miskin tetapi Tuhan melihat mereka begitu setia.
Armagedon sudah sangat dekat. Mari kita belajar kebenaran Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh. Firman Tuhan katakan dalam 3 Yohanes 1:4, “Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran.” Adalah sukacita Tuhan apabila kita hidup dalam kebenaran. Dan Kebenaran itu memampukan kita untuk mengalahkan hambatan-hambatan yang iblis buat dalam hidup kita.
Hari sudah menjelang pagi. Mari kita telanjangi perbuatan kita dan bertobat. Hari Tuhan sudah dekat. Tetapi Tuhan berkata, siapa yang bertahan dengan pemikiran yang benar akan diselamatkan. Mari kita relakan hati kita untuk dimurnikan, dikuduskan, dan dibenarkan oleh Tuhan.
- Published in The Shepherd's Voice