Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Dipanggil Menjadi Anak-anak Raja
Manusia seringkali menggunakan pemikiran-pemikirannya sendiri untuk memikirkan apa yang terjadi di sekelilingnya. Kemudian menjadi sangat khawatir dan tanpa sadar ragu, bahkan tidak percaya dengan janji-janji Tuhan. Kita sibuk waspada dengan apa yang akan kita hadapi, hingga lupa akan berkat-berkat Tuhan yang setiap hari datang menyertai kita.
1 Petrus 2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Imamat artinya adalah panggilan Tuhan, misalnya imamat Musa. Musa mendapat urapan dan perkenanan Tuhan, meski ia tidak pandai bicara. Musa memiliki iman yang tidak tergoyahkan, tidak seperti Harun yang meski memiliki pesona pandai bicara dan diurapi juga, namun ia mudah terpengaruh oleh orang-orang di sekelilingnya.
Imamat rajani artinya panggilan sebagai anak-anak raja. Namun sayangnya tidak semua orang mau diurapi menjadi anak-anak raja. Kita dipanggil untuk menjadi anak dari Raja segala raja, tetapi mereka tidak bisa menikmatinya. Bukan hanya sekadar memegang kuasa yang diberi Tuhan untuk menjadi anak-anak raja, melayani dengan luar biasa, tetapi juga menikmati setiap hidup yang telah dianugerahkan oleh Tuhan.
Miliki iman, pengharapan dan kasih
Yakobus 2:19 Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.
Iman bukan hanya sekadar percaya saja kepada Tuhan, karena setan pun mempercayainya, bahkan mereka gemetar karena hal itu. Manusia beriman kepada Tuhan, tetapi manusia tidak gemetar dengan dosa-dosanya.
Tanpa iman, manusia tidak mungkin selamat, tetapi iman bukanlah hanya sekadar percaya, namun percaya akan jalan-jalanNya dan tanpa ragu mengikutiNya. Pengharapan berarti kita bersandar pada janji-janji Tuhan. Kasih adalah yang terbesar dari semuanya, karena tanpa kasih, kita tidak bisa melakukan kerinduan Tuhan dengan sukacita.
Tuhan memiliki kerinduan dan panggilan bagi setiap kita, tetapi panggilan Tuhan bisa saja tidak seperti yang kita pikirkan. Misalnya, kita mungkin berpikir bahwa ada banyak orang yang belum pernah mendengar kebenaran kasih Kristus di desa-desa dan kota-kota kecil. Namun sebenarnya kota-kota besar juga membutuhkan kebenaran kasih Kristus. Banyak gereja-gereja di kota besar yang tidak lagi tertuju kepada Kristus dan sibuk bersaing satu sama lain. Banyak gereja Tuhan kehilangan urapannya karena terlalu sibuk dengan organisasi dan fokus kepada memperkenalkan organisasinya, bukan Tuhan-nya, mereka kehilangan suara dan kerinduan Tuhan.
Gereja bukan hanya sekadar tempat berkumpul dan memuji Tuhan, tetapi adalah tempat orang-orang yang beriman kepada Kristus. Iman bukan sekadar percaya kepada Yesus adalah Tuhan, tetapi melakukan kerinduan Tuhan.
Hidup dalam kekudusan
Anak Tuhan tidak mengalami kuasa mujizat karena mereka kehilangan perkenanan Tuhan, mereka menolak mendengar suara Tuhan, menolak kerinduan Tuhan. Saat seseorang setengah hati mengerjakan kerinduan Tuhan dan hidup tanpa kekudusan, makan mujizat Tuhan tidak akan terjadi. Kalaupun terjadi, itu adalah kedaulatan Tuhan dan hak Tuhan untuk menyatakan diriNya. Kedaulatan Tuhan selalu ada, tetapi perkenanan Tuhan jugalah yang mengadakan mujizat. Kejarlah kekudusan untuk mendapatkan perkenanNya.
Gereja bukanlah tentang tempat, tetapi tanah hati kita di mana Tuhan harus bertahta.
Ketika gereja Tuhan kehilangan esensi akan panggilan Tuhan dan rumah Tuhan menjadi sarang penyamun, penuh dengan penggosip, bertindak cabul, dan bersilat lidah. Para pelayan berbuat dosa, bahkan menganggap dosa sebagai hal biasa dan menyelepelekannya. Mereka merasa berjalan dalam negeri kemenangan tapi sebenarnya sedang berjalan menuju api neraka. Perkenanan Tuhan hilang dari kehidupan mereka.
Nikmati setiap anugerah yang diberikan Tuhan
Banyak anak Tuhan yang masuk dalam peperangan yang tidak perlu ia masuki. Memikirkan peperangan milik orang lain yang tidak perlu dipikirkan. Mencemaskan banyak hal yang tidak perlu dicemaskan. Akhirnya mereka tidak bisa menikmati hidup mereka karena terlalu cemas akan banyak hal. Percayalah pada kasih dan penyertaan Tuhan dalam hidup kita. Tuhan kita bukan Tuhan yang kejam, yang tertawa-tawa ketika kita menderita, itu iblis bukan Tuhan! Tuhan kita adalah Tuhan yang setia, yang sedih ketika kita sedih, yang rindu melepaskan kita dari penderitaan-penderitaan kita.
Belajar bersyukur dan berbahagia. Ada banyak hal yang bisa kita syukuri dan banyak alasan untuk kita berbahagia. Hitunglah berkat Tuhan yang bisa kita nikmati. Jangan menjadi anak yang kurang ajar yang selalu komplain dengan hal-hal yang Tuhan berikan dalam kehidupan kita. Bagaimana Tuhan bisa meningkatkan level kita untuk bersyukur dalam hal-hal yang buruk dalam hidup ini jika yang baik saja tidak bisa kita syukuri. Bersyukur untuk setiap kesempatan dalam hidup ini, kesempatan untuk bisa bernafas, bisa menjalani hari demi hari yang Tuhan anugerahkan dalam hidup kita.
Stop memikirkan luka-luka di masa lalu dan berfokus pada penyembuhan luka tersebut. Luka di masa lalu sudah terjadi dan Tuhan telah menyiapkan masa depan yang indah bagi setiap kita. Jika ktia terus menerus mengorek luka itu, kita tidak akan pernah sembuh bahkan luka itu semakin dalam dan melukai orang lain juga.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Jumat Agung Ps. Daniel Hadi Shane : Jumbai Jubah Yesus
Kebersamaan yang lama tidak menunjukkan bahwa kita bisa betul-betul mendapatkan hati seseorang. Kebersamaan yang lama juga tidak menunjukkan kita yakin dicintai.
Cinta adalah anugerah, namun dalam cinta kita juga akan mengalami rasa sakit.
Yesus merasakan apa yang manusia rasakan.
Jubah Yesus adalah jubah yang layaknya digunakan orang yahudi pada masa itu. Ada benang berwarna biru dan keunguan yang dikepang di keempat sudutnya, untuk mengingatkan akan hukum/ ketetapan Tuhan (Bil. 15:37-39).
Jubah Yesus itu berkuasa, jika kita mau mengambilnya. Artinya kita mengambil bagian dan hidup dalam Firman Tuhan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Pdm. Evie Mehita : Cinta adalah Hubungan
Dalam dunia ada berbagai macam hubungan. Kita patut bersyukur karena kita diciptakan memiliki perasaan. Karena dengan perasaan itu kita dapat memiliki hubungan; Hubungan dengan teman, orang tua dengan anak, hubungan dengan keluarga – Hubungan adalah anugerah Tuhan.
Kekristenan bukanlah sebuah teori atau status, tetapi sebuah hubungan; Kisah cinta antara kita dengan pencipta kita. Namun kita tidak mungkin bisa mengenal dan mencintai Tuhan, jikalau bukan Tuhan yang menyatakan cintaNya terlebih dahulu kepada manusia.
Tuhan sebagai Sahabat (Yohanes 15:13 -15)
Yesus menyebut kita sebagai sahabatNya, bukan seorang hamba. Seorang hamba hanya melakukan apa yang diperintahkan – Dia melakukannya karena kewajiban semata, tetapi sahabat melakukannya dengan bersukacita. Hamba tidak diceritakan apa yang dilakukan tuannya, tetapi sahabat saling berbagi rahasia. Tuhan sudah memberikan rahasia kerajaanNya kepada kita. Demikian jika kita memandang Yesus sebagai sahabat, maka kita akan menceritakan semua rahasia kita kepadaNya.
Yesus adalah sabahat yang baik. Sahabat yang baik menanggung semua bersama dalam suka dan duka. Di dalam kesedihan, Dia menghibur dan turut menanggung kesedihan bersama dengan kita.
Tuhan sebagai Suami / Kekasih (Yesaya 54:5-8)
Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. (2 Korintus 11 : 2).
Kita adalah kekasih Tuhan; Kita adalah calon mempelai yang dipersiapkan ke dalam pernikahan kudus dengan Anak Domba. Dalam KBBI, kekasih artinya orang yang dicintai; tempat mencurahkan perhatian dan kasih sayang. Demikianlah Tuhan juga mengasihi kita; dan hanya ketika Tuhan terlebih dahulu menyatakan kasihNya kepada kita, maka kita dapat mencintai Tuhan.
Hubungan Kristus dengan jemaat juga digambarkan sebagai hubungan suami dengan istri (Efesus 5:22-33).
Sebagaimana istri tunduk kepada suaminya, demikianlah jemaat perlu tunduk kepada Tuhan (ay. 24). Mengapa kita perlu tunduk kepada Tuhan seperti halnya istri perlu tunduk kepada suami? [ay. 25] Istri hanya tunduk kepada suami yang mengasihi istrinya. Kristus sudah menggenapinya; Dia mengasihi kita dan memberikan segalanya, bahkan nyawaNya untuk kita. Maka kita perlu tunduk kepadaNya sebagai suami dan kekasih kita.
Suami yang baik adalah suami yang memperlakukan istrinya sebagai seseorang yang berharga (Efesus 5:28-29). Kristus melakukan itu; Dia memandang kita berharga – Kristus menjadikan kita sebagai prioritasNya. Tidak peduli seberapa kita berdosa atau tidak melakukan apapun, Dia mau kita semua diselamatkan. Ini dibuktikanNya dengan Dia mengorbankan diriNya untuk menebus setiap kita.
Cinta itu Berkorban
Cinta selalu identik dengan memberi – orang yang mencintai pasti memberi, berkorban sesuatu untuk yang dicintainya. “ Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup , yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati ” (Roma 12 : 1). Hendaklah kita mempersembahkan hidup kita yang terbaik bagi Tuhan.
Cinta itu menguduskan
untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela (Efesus 5 : 26-27).
Awal Tuhan menciptakan manusia baik adanya. Namun kini manusia penuh dengan kerusakan. Karena itulah Tuhan hendak mengembalikan kita kepada kekudusan itu. Tidak ada seorang pun yang bisa kudus, sebab kecenderungan manusia adalah pikiran yang cemar. Tuhanlah yang akan menguduskan kita; Dia memandikan dan menyucikan kita dengan air dan Firman. Artinya ada ada proses untuk mencapai kekudusan.
Cinta adalah sebuah proses.
Maka cinta kita haruslah bertumbuh. Cinta yang kekanak-kanakan hanyalah menjadi cinta yang saling menyakiti dan menjebak kita dalam ikatan jiwa yang salah. Tetapi cinta yang benar, cinta yang dewasa, akan membuat orang lain menjadi lebih baik. Demikian juga cinta kita kepada Tuhan harus terus bertumbuh. Sebuah hubungan perlu dipelihara. Kita perlu senantiasa menjaga hubungan kita dengan Tuhan, sebab sebagai manusia cinta kita seringkali bisa berubah. CintaNya sudah sempurna bagi kita, tetapi cinta kita kepada Dia harus terus bertumbuh.
Dalam Mitologi Yunani ada beberapa jenis cinta :
1. Eros – Cinta romantika, kepuasan antara laki-laki dan wanita.
2. Storge – Cinta yang bertumbuh karena kelahiran kita di sebuah keluarga.
3. Philia – Cinta persahabatan (antar sahabat).
4. Agape – Cinta yang mementingkan Tuhan.
5. Ludus – Cinta yang main-main, takut untuk berkomitmen tetapi mengumbar cinta.
6. Mania – Cinta yang harus memiliki/mendapat.
7. Pragma – Cinta yang berdasar logika, bukan dibangun berdasar kasih sayang.
8. Plautia – Cinta akan diri sendiri, obsesif dengan diri sendiri.
Sudahkan kamu punya cinta yang sejati? Miliki cinta Agape. Kita mementingkan Tuhan di atas segalanya. Kita rela memberikan segalanya bagi Tuhan.
Saat menjalin kasih dengan orang, kita memberikan hati kita kepadanya dan mengijinkan orang lain memiliki kita. Tetapi jangan lupa bahwa hidup kita adalah milik Tuhan. Saat kita sadar bahwa kita adalah kepunyaan Tuhan, maka cinta kita adalah sebuah penyerahan kepada rencana dan jalan Tuhan. Kita tidak kuatir akan hari depan dan kita menyerahkan kisah hidup kita kepada penulis dan pelukis agung, Tuhan kita.
Pdm. Evie Mehita
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Christin Jedidah : Masih Adakah Iman?
Yesus menceritakan tentang seorang janda yang tidak jemu-jemu meminta pertolongan kepada hakim untuk membela perkaranya (Lukas 18:1-8). Yesus mengajarkan kita untuk senantiasa tekun berdoa; seperti janda itu yang tidak berhenti memohon kepada hakim itu. Ini adalah perumpamaan tentang Yesus: Hakim yang tidak mengenal Tuhan itu saja dapat membenarkan perkara janda itu. Apalagi Tuhan: tentu Ia akan segera menolong orang-orang pilihanNya.
Namun saat Yesus datang kedua kalinya, akankah Ia mendapati Iman di bumi?
Di akhir zaman ini, kasih kebanyakan orang menjadi dingin. Banyak orang mengalami putus asa dan kehilangan iman, sehingga tidak lagi mau berdoa dan tidak percaya kepada Tuhan.
Iman seperti apa yang Tuhan rindukan?
Iman yang dipraktekkan
Iman harus diaplikasikan dalam hidup kita; bukan hanya teori. Artinya kita sungguh-sungguh mempercayakan hidup kita dalam Tuhan. Hidup kita mencermikan bahwa kita punya Tuhan. Ketika ditimpa masalah, kita tidak melihat seberapa besar masalah kita, tetapi kita percaya bahwa kita punya Tuhan yang jauh lebih besar dari masalah-masalah kita. Akhir zaman ini, Iman kita semakin diuji. Karena pandemi, banyak kebiaasan kita yang berubah. Disinilah sikap hati dan iman kita akan diuji, namun jangan sampai hati kita menjadi dingin dan tidak lagi sungguh-sungguh kepada Tuhan.
Orang yang punya iman akan mempercayakan hidupnya sepenuhnya kepada Tuhan; Hidupnya menjadi milik Kristus.
Percaya bahwa segala sesuatu yang Tuhan lakukan adalah untuk kebaikan kita (Roma 8:28). Serahkan segala permohonan kita dan biarlah jadi seturut dengan kehendak Tuhan.
Ada kasih dalam dirinya (Efesus 3:16-20)
Orang yang memiliki iman pasti memiliki kasih dan Kristus tinggal dalam hidupnya. Dia akan mampu merasakan kasih Kristus dalam dirinya.
Iman memampukan kita membedakan ajaran sesat, mengampuni orang lain, dan yang berkuasa menyembuhkan.
Dengan memiliki iman, kita dapat membedakan ajaran-ajaran sesat. Iman juga memampukan kita untuk mengampuni orang lain (Luk. 17:1-6). Kita juga perlu memiliki iman dalam pelayanan, untuk kesembuhan dan pemulihan orang lain (Matius 17:14-20).
Iman yang bertumbuh
Iman sebesar biji sesawi saja dapat melakukan perkara yang mustahil, tetapi Tuhan mau iman kita bertumbuh seperti biji sesawi. Biji sesawi adalah biji yang paling kecil, tetapi ketika dia bertumbuh, dia menjadi pohon besar dan menjadi tempat bagi burung untuk bersarang (Matius 13:31-32).
Iman yang dimulai dari hal yang kecil, dan kita bisa melakukan perkara yang ajaib. Milikilah iman yang bertumbuh, maka kita akan bisa menjadi berkat bagi banyak orang.
Bagaimana supaya memiliki iman?
Iman timbul dari pendengaran akan Firman Tuhan (Roma 10:17). Kita perlu membaca dan tinggal dalam Firman Tuhan; Kita memiliki kedekatan dengan Tuhan, maka iman kita akan timbul, bahkan terus bertumbuh. Tuhan segera datang. Jangan sampai ketika Dia datang, Dia tidak mendapati iman dalam hidup kita. Minimal kita memiliki iman sebesar biji sesawi saja, kita akan dimampukan untuk memindahkan gunung-gunung persoalan kita.
Mari gunakan setiap waktu yang ada untuk memberikan hidup bagi Tuhan. Hidup ini singkat. Mari melayani dan berikan yang terbaik bagi Tuhan.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Doa, Ketaatan, dan Kasih
Tahun ini adalah tahun dimana kemuliaan Tuhan akan dinyatakan, walaupun sepertinya apa yang terjadi di sekeliling kita berbeda dengan apa yang kita harapkan.
Ada 3 hal yang harus kita miliki sebagai anak Tuhan di tengah kondisi yang terjadi saat ini:
Doa
Mari kita berdoa dengan sungguh-sungguh, mencari wajah Tuhan, mencari kehendak Tuhan. Kita datang kepada Tuhan dan meminta belas kasihanNya atas bangsa ini. Seperti Abraham yang memohon belas kasihan Tuhan untuk tidak membinasakan semua kota Sodom dan Gomora.
Setiap hari kita mendengar berita kematian. Banyak dari mereka yang belum mengenal Yesus. Mari berdoa dan meminta belas kasihan Tuhan. Kita berdoa supaya pintu keselamatan dan pertobatan dibukakan untuk jiwa-jiwa.
Yeremia 29:7-14
Mari menjadi mezbah doa dimanapun Tuhan tempatkan kita (ay. 7). Tuhan selalu memberikan rancangan yang terbaik dan hari depan yang penuh pengharapan (ay. 11) . Kita tidak bisa berharap kepada manusia, pengharapan kita hanya ada di dalam Yesus. Tuhan sanggup memulihkan keadaan kita (ay. 12-14). Jangan takut, tetaplah berdoa dan berserah kepada Tuhan. Mari kita ketuk pintu hatiNya dan memohonkan belas kasihan dan pertobatan jiwa-jiwa terjadi di Indonesia.
Ketaatan
Dalam kita menantikan kedatangan Tuhan, kita tidak bisa hanya berdiam dan berdoa. Kita butuh bergerak dan berkarya sesuai dengan kerinduan Tuhan. Jangan berdiam, mari berbuat sesuatu untuk Tuhan dan orang-orang di sekitar kita.
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan (Efesus 5:15-17)
Bangunlah roh yang tidur. Mari perhatikan bagaimana seharusnya kita hidup. Jangan menjadi orang bebal yang susah menerima peringatan Tuhan. Dengan waktu yang Tuhan berikan, mari menjadi aktif, efektif, dan produktif.
Kasih
Doa dan ketaatan jika tidak dilakukan dengan kasih, maka semuanya sia-sia. Hari-hari ini Tuhan rindu ada doa yang didasari dengan hati yang hancur, bukan doa yang rutinitas semata.
Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula . Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat. (Wahyu 2:1-5)
Jemaat di Efesus adalah orang-orang yang mengenal Kristus, mereka berjerih payah, memiliki ketekunan, tidak sabar dengan orang yang jahat, bahkan menderita karena Kristus, tetapi Tuhan mencela mereka karena meninggalkan kasihnya yang semula.
Di akhir zaman ini, kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Orang-orang menjadi biasa mendengar kematian dan tidak peduli dengan orang lain. Bagaimanakah dengan hati kita? Jika hati kita mulai berubah, tidak ada belas kasihan lagi, tidak ada hati untuk jiwa-jiwa, maka kita harus segera bertobat. Mintalah hati yang hancur dan kasih yang semula dari Tuhan.
Keadaan di akhir zaman digambarkan dalam 2 Timotius 3:1-5. Akan datang masa-masa sukar dimana manusia mencintai diri sendiri dan tidak mempedulikan agama (ay. 2). Dengan ibadah streaming yang dilakukan hari-hari ini, sudahkah kita siapkan diri yang terbaik? Hendaknya kita mengikuti ibadah dengan hormat, sebab kita mau datang kepada Tuhan, kita mau berhubungan pribadi dengan Tuhan.
Mari kita lakukan ketiga hal ini dengan sungguh-sungguh. Biarlah kita hidup dalam kasih Tuhan. Sebab tidak ada satu hal pun yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Kasih Tak Bersyarat
Ada 4 kata kasih dalam bahasa Yunani, yaitu Agape, Phileo, Eros dan Storge, tetapi ternyata hanya ada 2 kata kasih dalam bahasa Yunani yang muncul dalam Alkitab Perjanjian Baru, yaitu Agape yang muncul sebanyak 116 kali dan Phileo sebanyak 26 kali.
Kasih agape adalah kasih yang tidak bersyarat, kasih yang memiliki pengorbanan dan tidak mengharapkan imbalan. Sedangkan Philia adalah kasih dalam persahabatan, yang tidak ada hubungan atau ikatan darah.
Di dalam Matius 22:37-49, hukum yang terutama, kasih yang terdapat pada ayat ini adalah kasih Agape. Tidak hanya Tuhan yang memberikan kasih agape kepada kita, tetapi kita juga harus memiliki kasi Agape, yaitu kasih tanpa syarat kepada Tuhan, sesama dan diri sendiri.
1. Kasih Agape kepada Tuhan (1 Yoh. 4:7-8,10,19)
Pada dasarnya manusia tidak bisa mengasihi. Tetapi jika kita bisa mengasihi, semua karena Allah yang terlebih dahulu mengasihi kita. Mengasihi Tuhan artinya memberikan seluruh hidup kita di tangan Tuhan dan mau didewasakan oleh Tuhan. Kita mau mengasihi Dia bukan karena berkat dan imbalan yang kita harapkan kita terima, tapi kita mencintai Tuhan tanpa syarat, walaupun apapun yang terjadi dalam hidup kita, kita akan tetap mengasihi Tuhan.
2. Kasih Agape kepada sesama manusia (1 Yoh 4:20-21)
Jika seorang berkata aku mengasihi Tuhan, tetapi ia membenci saudara nya, maka ia adalah, seorang pendusta. Apa bukti kita mengasihi Tuhan? Apakah kita sudah mengasihi sesama kita dengan kasih agape, yaitu kasih tanpa syarat? Mudah untuk mengasihi orang yang baik kepada kita, tetapi Tuhan mengajar kita mengasihi orang yang membenci kita (Luk. 6:27-29)
Mengasihi Tuhan dan sesama kita dapat di lihat dari perbuatan kita, apa yang kita lakukan untuk orang lain, seperti kita melakukan nya untuk Tuhan (Mat. 25:31-40).
3. Mengasihi Diri Sendiri
Untuk dapat mengasihi diri sendiri, kita perlu mengenal kasih Tuhan. Dan kita tidak dapat mengasihi orang lain sebelum kita mengasihi diri kita sendiri. Karena itu, kita harus bisa menerima diri kita sebagai ciptaanNya yang mulia dan yang dikasihiNya.
Yoh 15:13-17 – Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang rela memberikan nyawaNya untuk sahabatNya. Tuhan memanggil kita dengan sebutan sahabat.
Kata kasih yang tertulis di sini adalah Phileo. Ini menunjukkan bahwa Tuhan mau kita punya hubungan yang dekat denganNya.
Milikilah Kasih Agape dalam hidup Kita, yaitu kasih yang tak bersyarat, dan milikilah kasih Phileo yang membuat kita selalu melekat dengan Tuhan.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Mengasihi Yesus
Kita semua memiliki orang kita kasihi. Mungkin itu orang tua, sahabat, anak-anak, atau pasangan kita. Dan setiap orang punya cara yang berbeda-beda untuk menunjukkan kasih sayang kepada orang-orang yang mereka kasihi. Demikian juga dengan Yesus. Apakah kamu juga mengasihi Yesus?
Kita tidak dapat mencintai Yesus yang tidak kelihatan jikalau kita tidak pernah menunjukkan kasih kepada orang yang kelihatan.
Yesus pun bertanya kepada Petrus, “Apakah engkau mengasihiKu?” dan Dia berkata, “Jikalau engkau mengasihiKu, gembalakanlah domba-dombaKu.” Yesus sendiri meminta bukti kepada Petrus, bahwa jika dia sungguh-sungguh mengasihi Yesus, dia akan menunjukkan cintanya kepada kehendak dan kerinduan Tuhan.
Sudahkah kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan?
Yesus sudah mengasihi kita. Dia merelakan dirinya untuk menebus dosa-dosa kita di atas kayu salib. Dia melakukannya dengan cinta yang total untuk setiap kita. Tuhan mau kita mencintai Dia sepenuhnya, dan Dia bisa cemburu ketika melihat kita mencintai yang lain.
Bagaimana cara kita mencintai Tuhan?
Memberikan Pujian Penyembahan yang Terbaik
Cinta identik dengan memberikan yang terbaik. Ketika kita mencntai seseorang, kita pasti ingin memberikan yang terbaik. Seperti orang tua kepada anaknya, pasti rindu memberikan makanan dengan gizi yang terbaik, pendidikan yang terbaik, dan barang-barang yang terbaik. Mari kita berikan yang terbaik untuk Tuhan. Saat kita datang ke gereja, kita memuji dan menyembah Tuhan dengan totalitas. Mari dalam setiap ibadah kita, kita memuji Tuhan dengan semarak dan penuh keagungan kepada Tuhan.
Tuhan rindu ada pemulihan pondok Daud, karena itu kita harus belajar sungguh-sungguh mengasihi Tuhan dan memberikan yang terbaik lewat pujian dan penyembahan kita. Pujilah Tuhan dengan segenap hati, dengan semangat. Kita memuji Tuhan bukan dengan mulut kita, tetapi dengan hati kita. Maka Tuhan akan disenangkan dengan pujian yang keluar dari hati kita.
Memberikan Waktu yang Terbaik
Waktu itu sangat berharga, karena itu berikanlah waktumu yang terbaik untuk Tuhan. Berikan quality time-mu bersama Tuhan. Banyak sekali hubungan di dunia ini mulai rusak karena tidak ada quality time. Quality time sangat diperlukan untuk membangun sebuah hubungan, karena tidak ada kedekatan tanpa quality time. Demikian juga dengan hubungan kita dengan Tuhan. Hidup kita bukan hanya ke gereja sebagai orang Kristen, tetapi juga membangun hubungan dengan Tuhan. Yesus bisa sebagai sahabat, kadang sebagai kekasih, kadang sebagai Bapa. Kita perlu komunikasi dengan Tuhan. Seringkali kita salah paham, kita curiga kepada Tuhan karena kita jarang bergaul dengan Tuhan.
Kalau kita sungguh-sungguh mengasihi Yesus, dia akan mencari tahu apa yang menjadi kesukaanNya. Untuk mengetahui apa yang Tuhan sukai, kita perlu berkomunikasi dan bergaul dengan Dia. Seperti kisah Maria dan Marta (Lukas 10:38-42), kita seringkali sibuk seperti Marta. Kita bahkan sibuk melayani, tetapi Yesus lebih menghargai orang yang dekat dengan Dia.
Melayani belum tentu mencintai, tetapi ketika kita mencintai seseorang, pasti kita melayani orang itu
Apakah kita memberikan waktu-waktu sisa untuk Tuhan? Ataukah waktu terbaik yang kita berikan untuk Tuhan? Tuhan menghargai dan menyukai ketika kita memberikan waktu terbaik kita buat Tuhan. Kita akan memberikan waktu-waktu kita jika menganggap hal itu berharga bagi kita. Apa yang kita anggap itu penting, kita akan meluangkan banyak waktu untuk itu.
Jika Yesus adalah pribadi yang berharga untuk kita, kita pasti akan selalu sediakan waktu untuk Dia.
Memberikan Korban yang Terbaik
Pada jaman dulu, korban yang dipersembahkan kepada Tuhan memiliki syarat-syarat tertentu. Orang pada jaman itu mengikuti segala peraturan karena mereka ingin memberikan persembahan yang terbaik kepada Tuhan. Bagaimana dengan kita? Mari kita berikan tubuh kita sebagai korban persembahan yang hidup, yang kudus, dan berkenan kepada Tuhan.
Korban yang dapat kita persembahkan kepada Tuhan adalah hati kita dan hidup kita
Korban adalah ketika diri kita berkata “Apapun yang Tuhan mau, aku mau berikan untuk Tuhan. Berapapun harga yang harus aku bayar untuk Tuhan, akan aku berikan.” Inilah tujuan hidup kita, yaitu menyenangkan hati Tuhan. Mari kita maksimalkan potensi yang kita punya untuk memiliki dan dimiliki visi Tuhan. Mari kita mengerjakan mimpi-mimpi Tuhan.
Dalam pelayanan ada 3D yang harus dimiliki, yaitu Doa, Daya, dan Dana. Mari kita ambil bagian berdoa untuk gereja kita. Daya berbicara tentang sumber daya manusia. Kita memberikan diri untuk melayani Tuhan di ladang-ladangNya. Dan sudahkah kita memberikan dana yang terbaik untuk Tuhan? Seperti seorang Janda yang memberikan persembahannya yang terbaik. Dia memberikan persembahan dari kekurangannya, bukan dari apa yang menjadi kelimpahannya.
Sudahkah kita mengasihi Tuhan? Berikanlah yang terbaik bagi Tuhan. Ketika kita mengasihiNya dengan tulus, apapun yang harus kita berikan tidak menjadi berat. Mengasihi Tuhan jangan hanya di bibir saja, tapi buktikan itu dengan seluruh hidup kita.
- Published in Sermons