Khotbah Pdm. Evie Mehita : Cinta adalah Hubungan
Dalam dunia ada berbagai macam hubungan. Kita patut bersyukur karena kita diciptakan memiliki perasaan. Karena dengan perasaan itu kita dapat memiliki hubungan; Hubungan dengan teman, orang tua dengan anak, hubungan dengan keluarga – Hubungan adalah anugerah Tuhan.
Kekristenan bukanlah sebuah teori atau status, tetapi sebuah hubungan; Kisah cinta antara kita dengan pencipta kita. Namun kita tidak mungkin bisa mengenal dan mencintai Tuhan, jikalau bukan Tuhan yang menyatakan cintaNya terlebih dahulu kepada manusia.
Tuhan sebagai Sahabat (Yohanes 15:13 -15)
Yesus menyebut kita sebagai sahabatNya, bukan seorang hamba. Seorang hamba hanya melakukan apa yang diperintahkan – Dia melakukannya karena kewajiban semata, tetapi sahabat melakukannya dengan bersukacita. Hamba tidak diceritakan apa yang dilakukan tuannya, tetapi sahabat saling berbagi rahasia. Tuhan sudah memberikan rahasia kerajaanNya kepada kita. Demikian jika kita memandang Yesus sebagai sahabat, maka kita akan menceritakan semua rahasia kita kepadaNya.
Yesus adalah sabahat yang baik. Sahabat yang baik menanggung semua bersama dalam suka dan duka. Di dalam kesedihan, Dia menghibur dan turut menanggung kesedihan bersama dengan kita.
Tuhan sebagai Suami / Kekasih (Yesaya 54:5-8)
Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. (2 Korintus 11 : 2).
Kita adalah kekasih Tuhan; Kita adalah calon mempelai yang dipersiapkan ke dalam pernikahan kudus dengan Anak Domba. Dalam KBBI, kekasih artinya orang yang dicintai; tempat mencurahkan perhatian dan kasih sayang. Demikianlah Tuhan juga mengasihi kita; dan hanya ketika Tuhan terlebih dahulu menyatakan kasihNya kepada kita, maka kita dapat mencintai Tuhan.
Hubungan Kristus dengan jemaat juga digambarkan sebagai hubungan suami dengan istri (Efesus 5:22-33).
Sebagaimana istri tunduk kepada suaminya, demikianlah jemaat perlu tunduk kepada Tuhan (ay. 24). Mengapa kita perlu tunduk kepada Tuhan seperti halnya istri perlu tunduk kepada suami? [ay. 25] Istri hanya tunduk kepada suami yang mengasihi istrinya. Kristus sudah menggenapinya; Dia mengasihi kita dan memberikan segalanya, bahkan nyawaNya untuk kita. Maka kita perlu tunduk kepadaNya sebagai suami dan kekasih kita.
Suami yang baik adalah suami yang memperlakukan istrinya sebagai seseorang yang berharga (Efesus 5:28-29). Kristus melakukan itu; Dia memandang kita berharga – Kristus menjadikan kita sebagai prioritasNya. Tidak peduli seberapa kita berdosa atau tidak melakukan apapun, Dia mau kita semua diselamatkan. Ini dibuktikanNya dengan Dia mengorbankan diriNya untuk menebus setiap kita.
Cinta itu Berkorban
Cinta selalu identik dengan memberi – orang yang mencintai pasti memberi, berkorban sesuatu untuk yang dicintainya. “ Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup , yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati ” (Roma 12 : 1). Hendaklah kita mempersembahkan hidup kita yang terbaik bagi Tuhan.
Cinta itu menguduskan
untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela (Efesus 5 : 26-27).
Awal Tuhan menciptakan manusia baik adanya. Namun kini manusia penuh dengan kerusakan. Karena itulah Tuhan hendak mengembalikan kita kepada kekudusan itu. Tidak ada seorang pun yang bisa kudus, sebab kecenderungan manusia adalah pikiran yang cemar. Tuhanlah yang akan menguduskan kita; Dia memandikan dan menyucikan kita dengan air dan Firman. Artinya ada ada proses untuk mencapai kekudusan.
Cinta adalah sebuah proses.
Maka cinta kita haruslah bertumbuh. Cinta yang kekanak-kanakan hanyalah menjadi cinta yang saling menyakiti dan menjebak kita dalam ikatan jiwa yang salah. Tetapi cinta yang benar, cinta yang dewasa, akan membuat orang lain menjadi lebih baik. Demikian juga cinta kita kepada Tuhan harus terus bertumbuh. Sebuah hubungan perlu dipelihara. Kita perlu senantiasa menjaga hubungan kita dengan Tuhan, sebab sebagai manusia cinta kita seringkali bisa berubah. CintaNya sudah sempurna bagi kita, tetapi cinta kita kepada Dia harus terus bertumbuh.
Dalam Mitologi Yunani ada beberapa jenis cinta :
1. Eros – Cinta romantika, kepuasan antara laki-laki dan wanita.
2. Storge – Cinta yang bertumbuh karena kelahiran kita di sebuah keluarga.
3. Philia – Cinta persahabatan (antar sahabat).
4. Agape – Cinta yang mementingkan Tuhan.
5. Ludus – Cinta yang main-main, takut untuk berkomitmen tetapi mengumbar cinta.
6. Mania – Cinta yang harus memiliki/mendapat.
7. Pragma – Cinta yang berdasar logika, bukan dibangun berdasar kasih sayang.
8. Plautia – Cinta akan diri sendiri, obsesif dengan diri sendiri.
Sudahkan kamu punya cinta yang sejati? Miliki cinta Agape. Kita mementingkan Tuhan di atas segalanya. Kita rela memberikan segalanya bagi Tuhan.
Saat menjalin kasih dengan orang, kita memberikan hati kita kepadanya dan mengijinkan orang lain memiliki kita. Tetapi jangan lupa bahwa hidup kita adalah milik Tuhan. Saat kita sadar bahwa kita adalah kepunyaan Tuhan, maka cinta kita adalah sebuah penyerahan kepada rencana dan jalan Tuhan. Kita tidak kuatir akan hari depan dan kita menyerahkan kisah hidup kita kepada penulis dan pelukis agung, Tuhan kita.
Pdm. Evie Mehita
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Hidup untuk Kemuliaan Tuhan
Setiap kita dilahirkan untuk menjadi pemenang. Kita menyukai tantangan dan kita bersukacita ketika berhasil melakukannya. Di jaman ini, begitu banyak tantangan atau challenge yang aneh-aneh dan bahkan ekstrim yang disebarkan melalui media sosial. Ada tantangan menahan nafas, tantangan untuk melakukan bunuh diri, dan yang terbaru ada kiki challenge yang lucu, tetapi tidak berguna. Semakin ekstrim melakukannya, semakin bangga. Kita dilahirkan sebagai umat pemenang, tetapi banyak anak muda yang menelan semua informasi dari media sosial dengan mentah-mentah. Kita menelan berita sepotong-sepotong dan itu berbahaya, apalagi jika ktia suka Firman Tuhan sepotong-sepotong.
Kalau kita menginginkan sesuatu yang bukan milik kita, itu sudah termasuk dosa. Begitu sulitnya melakukan hukum taurat. Kita tidak akan pernah bisa dan dengan demikian, tidak ada satupun dari kita yang akan dapat masuk dalam Kerajaan Surga, karena kita semua pasti pernah berdosa. Anda mungkin tidak berzinah, tetapi melihat video porno, itu sudah dosa. Kalau kita mengikuti aturan dalam hukum taurat, tidak ada satupun manusia di dunia ini yang dapat masuk dalam Kerajaan Surga.
TUHAN keluar berperang seperti pahlawan, seperti orang perang Ia membangkitkan semangat-Nya untuk bertempur; Ia bertempik sorak, ya, Ia memekik, terhadap musuh-musuh-Nya Ia membuktikan kepahlawanan-Nya. Aku membisu dari sejak dahulu kala, Aku berdiam diri, Aku menahan hati-Ku; sekarang Aku mau mengerang seperti perempuan yang melahirkan, Aku mau mengah-mengah dan megap-megap.
Yesaya 42:13-14
Satu-satunya yang dapat membawa kita ke surga adalah Yesus. Pengorbanan Yesus di kayu salib itu cukup bagi kita. Banyak orang pergi ke KKR karena takut masuk neraka. Tetapi masalahnya, khotbah yang disampaikan hanya menekankan pada dosa sekecil apapun, dia akan masuk neraka kalau ia tidak maju ke depan untuk didoakan. Itu adalah kesesatan!
Setiap orang yang ada dalam Kristus adalah ciptaan baru.
Ciptaan baru adalah proses yang progresif. Kita mengandalkan Yesus yang bisa membantu kita melawan ikatan dosa. Kasih karunia meyakinkan kita bahwa kita tetap masuk Surga meskipun kita berbuat dosa. Bukan karena kekuatan kita, tetapi kekuatan dari Tuhanlah yang memampukan kita. yesus sudah menyembuhkan dan memulihkan dosa-dosa kita. Maksudnya, kasih karunia Tuhan tidak membawa kita lepas dari dosa, tetapi memampukan kita melawan dosa. Kalau kita menggantikannya dengan yang lain, kita akan bisa kembali pada dosa itu.
Banyak mimbar menjadi alat algojo, menjadi alat penghakiman. Hamba Tuhan merasa superior, menjadi raksasa rohani dan menghakimi setiap orang yang hadir.
Yesus adalah juru selamat. Bukan hanya menyelamatkan manusia dari neraka, tetapi menyembuhkan diri kita dari yang jahat, memulihkan kita. Itu proses dari Yesus yang disembah sebagai juruselamat total. Dia sedang merancangkan rencana besar yang tidak pernah kita pikirkan. Firman Tuhan akan membebaskan kehidupan kita.
semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!
Yesaya 43:7
Kita diciptakan untuk kemuliaan Tuhan. Kasih karunia Tuhan itu bukan hypergrace. Kasih karunia menuntun kita kepada pertobatan. Hukum Taurat mematikan, tetapi kasih karunia menghidupkan. Kristus adalah puncak dari hukum taurat. Perjumpaan dengan Tuhan itu mengubahkan seterusnya. Bukan hanya sekadar di KKR saja, tetapi serahkan tubuh, jiwa dan roh kita di dalam tanganNya. Kasih karunia memimpin kita kepada kebangunan dan menjaga hidup kita. Kita harus mempelajari alkitab secara utuh. Jangan menjadi saksi dusta, tidak tahu kebenarannya, tidak tahu faktanya.
Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa, seperti ada tertulis: “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.
Roma 3:9-10
Bergantunglah hanya kepada Yesus. Yesus mencintai Anda dan tidak menghakimi Anda. Ia memaafkan Anda dan memampukan Anda untuk melawan dosa. Hidup kita untuk kemuliaan Tuhan. Tuhan itu adil. Kalau kita punya kelemahan, gunakan kelebihanmu untuk mengalahkan kelemahanmu. Jangan fokus dengan kelemahanmu, tetapi fokuslah dengan kelebihanmu. Jangan sampai iblis mencari sisi lemahmu dan membuatmu tidak fokus dengan kelebihan yang kamu punya. Tuhan menciptakan kita untuk kemuliaan. Sudahkah hidup ktia berdampak dan jadi berkat? Menjadi alat kesaksian atau tidak? Tuhan akan memberkati hidupmu dan hidupmu menjadi dampak.
Kita tidak bisa memberhentikan Tuhan. Berkarya nyata bagi Tuhan yesus, berkarya nyata untuk setiap kepercayaanNya.
Kesempatan yang diberikan Tuhan, pergunakan itu dengan sebaiknya seperti kita akan mati besok. Banyak ladang yang membutuhkan uluran tangan Tuhan. Iman itu membutuhkan deklarasi. Ketika tidak ada uang, dibutuhkan iman dalam perkataan. Tuhan tidak mengijinkan keterlambatan untuk maksud yang tidak jelas. Hidup harus jadi berkat. Hidup untuk kemuliaan Tuhan.
Menikmati setiap proses yang Tuhan berikan. Dalam permasalahan kita, kalau Tuhan tidak bertidak, jangan hakimi Tuhan. Ia bertindak dengan cara yang tidak pernah kita pikirkan. Bagi yang terikat dengan dosa, Tuhan mengampunimu. Jangan tinggal dalam dosa lagi karena Tuhan mengasihimu. Kalau hidupmu suam-suam kuku, berarti kamu belum berjumpa dengan Yesus. Maria Magdalena mencintai Yesus dan dia rela memberikan segala-galanya untuk Tuhan.
Kuasa Tuhan tidak dapat diperjual belikan. Kuasa Tuhan bertambah, kita semakin berkurang.
Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.
2 Petrus 1 : 3
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Kekuatan dari Roh Kudus
Hari Pentakosta merupakan peringatan adanya pencurahan Roh Kudus kepada orang-orang yang percaya kepada Yesus. Peristiwa ini merupakan momentum yang ditunggu-tunggu oleh para rasul setelah Yesus terangkat ke sorga. Mengapa orang-orang percaya di zaman itu sangat menantikan adanya Roh Kudus? Mereka menantikannya karena Roh Kudus memampukan mereka untuk memberitakan injil ke seluruh penjuru bumi.
“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
Kisah Para Rasul 1:8
Kita semua tahu bahwa sebelum Yesus naik ke sorga, Ia memberikan sebuah amanat agung yang tertulis dalam kitab Matius 28:18-20. Amanat itu diterima dengan semangat oleh para rasul dan dengan segera mereka memberitakannya ke seluruh daerah. Padahal, para rasul saat itu merupakan orang-orang yang tidak bersama Yesus saat Ia disalib, salah satunya Petrus. Petrus adalah murid yang memiliki kepribadian sanguin namun penakut. Terbukti dengan dirinya yang menyangkal Yesus sampai tiga kali sebelum ayam berkokok. Tetapi, Petrus menjadi orang yang berbeda setelah ia mengalami peristiwa Pentakosta. Kisah Para Rasul mencatat bahwa Petrus berkhotbah dengan suara nyaring dan membuat ribuan orang percaya kepada Yesus. Bahkan, Petrus ditangkap sampai dipenjara karena membawa banyak jiwa untuk bertobat. Apakah Petrus gentar? Sekali-kali tidak! Justru ia semakin semangat untuk mengabarkan injil kepada orang-orang yang belum percaya. Ia adalah Petrus yang sama dengan Petrus yang menyangkal Yesus tiga kali. Petrus bersaksi dipenuhi oleh Roh Kudus dan kesaksiannya hidup.
Roh Kudus memberikan kekuatan dan keberanian untuk setiap kita yang mau menggenapi amanat agung Kristus.
Tanpa Roh Kudus, mungkin Petrus akan tetap menjadi Petrus yang penakut untuk memberitakan injil. Tanpa Roh Kudus, mungkin para misionaris tidak mau mengambil risiko untuk dibunuh secara sadis karena memberitakan injil. Ketakutan bukan hal yang mudah untuk diatasi. Kita butuh Roh Kudus untuk menjadi berani dan radikal saat dihadapkan dengan kondisi yang sulit. Sama seperti Petrus. Hanya dengan Roh Kudus, kita dapat menginjil dengan kuasa.
Setelah peristiwa Pentakosta, jemaat mula-mula hidup dalam kekudusan. Masa itu adalah masa kebangunan dimana kuasa Tuhan dinyatakan kepada banyak orang. Kuasa Tuhan masih dinyatakan sampai sekarang karena Roh Kudus masih bekerja hingga saat ini. Roh Kudus membuat kita tidak tahan dengan dosa, sehingga kita tidak lagi menjadi hamba dosa. Roh Kudus memberikan kita penghiburan walaupun masalah datang silih berganti. Yesus ingin kita semua mengerti bahwa kita tidak perlu takut untuk mengabarkan injil karena ada Roh Kudus yang akan selalu menyertai. Petrus sudah mengerti hal itu dan ia percaya bahwa sekalipun ia sengsara karena mengabarkan injil, ia tetap bersukacita.
“Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.”
1 Petrus 4:14
Sudahkah kita mengerti arti kehadiran Roh Kudus yang memberikan kekuatan, keberanian, dan penghiburan di hidup kita? Peristiwa Pentakosta menjadi peringatan akan pentingnya kehadiran Roh Kudus yang menyertai kita untuk melaksanakan amanat agung Kristus. Bahkan, Roh Kudus sanggup mengubahkan dan menuntun hidup kita kepada tujuan hidup yang sejati. Sudahkah kita meresponi semua ini?
MUJIZAT MASIH ADA KARENA ROH KUDUS MASIH BEKERJA
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Evie Mehita : First Love
Siapa yang pernah mengalami jatuh cinta untuk pertama kalinya? Mungkin untuk orang yang sudah dewasa, mereka mengalami cinta kedua, ketiga, dan seterusnya. Tetapi adakah seorang manusia yang tidak pernah mengalami jatuh cinta?
Cinta pertama dialami oleh seorang anak. Ketika baru lahir, manusia merasakan cinta kasih dari orangtuanya dalam wujud peluk dan cium seorang ibu. Bagi mereka yang tidak mengenal orangtua sejak kecil, setidaknya mereka merasakan sebuah cinta dari orang yang menemukan mereka. Semua orang pasti pernah mengalami cinta pertama. Kita mengalami cinta pertama ketika masih anak-anak. Kita mengerti kata ‘cinta’ dari orangtua atau orang-orang yang berada di sekeliling kita. Ada dua jenis cinta yang dialami oleh manusia ketika masih hidup di dunia.
- Cinta anak
Seorang anak kecil suka berharap untuk memiliki pasangan yang mempunyai figur sama dengan ayah atau ibunya. Mengapa hal ini sering terjadi? Karena cinta pertama seorang anak didapatnya melalui kasih orangtua. Ketika kita tidak mau memiliki pasangan seperti ayah atau ibu, artinya cinta pertama kita sudah rusak. Ketika cinta pertama kita rusak, itu akan menimbulkan sakit hati yang teramat dalam. Kalau tidak segera dibereskan hingga dewasa, hati kita akan menjadi keras. Akibatnya, kita tidak bisa mengecap kasih seorang bapa yang sesungguhnya. Mudah curiga dengan kasih Tuhan yang tak bersyarat.
Hati yang penuh luka harus dipulihkan!
Belajar untuk terbuka dengan Tuhan yang senantiasa memahami keadaan kita. Mungkin kita sering menyamakan perlakuan ayah yang di bumi dengan Bapa di sorga. Sehingga hal tersebut membuat kita mudah curiga dengan Tuhan dan selalu berpikiran negatif tentang-Nya. Mari kita belajar untuk percaya pada setiap rencana-Nya. Karena, setiap kali kita curiga dan mengutuki Tuhan, hati Bapa sakit.
- Cinta persahabatan/kekasih/suami-isteri
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Wahyu 19 : 7
Sebagai gereja Tuhan, kita bukan hanya menjadi anak, tetapi pengantin Tuhan. Cinta kita harus mengalami pertumbuhan hari demi hari. Kita seringkali berpikir bahwa kadar cinta Tuhan kepada kita diukur dari pelayanan dan kegiatan rohani yang lain. Tetapi sesungguhnya, cinta Tuhan dari dulu, sekarang, dan sampai selamanya tetap sama. CintaNya untuk kita, tetap dan sempurna 100%. Tetapi cinta kita sebagai manusia harus mengalami perubahan. Ada keintiman dengan Tuhan yang harus kita bangun. Kita harus menjadi anak, tetapi juga harus mempunyai cinta kepada Tuhan sebagai kekasih.
Dalam ayat Hosea 2:6 tertulis “Dia akan mengejar para kekasihnya, tetapi tidak akan mencapai mereka; dia akan mencari mereka, tetapi tidak bertemu dengan mereka. Maka dia akan berkata: Aku akan pulang kembali kepada suamiku yang pertama, sebab waktu itu aku lebih berbahagia dari pada sekarang.” menggambarkan kasih Tuhan sebagai ‘suami’ kepada umat Israel.
Kita mudah sekali mencintai banyak kekasih. Cinta kita tidak stabil. Semua yang menyenangkan hati kita bisa menjadi kekasih, entah pekerjaan, persahabatan yang selalu menjadi orang ketiga antara kita dengan Tuhan. Tetapi jangan letakkan Tuhan di urutan ke-2 atau ke-3 dalam hidup kita. Belajar mencintai itu diperbolehkan, tetapi jangan sampai membuat Tuhan cemburu karena lebih mementingkan hal itu lebih dari Dia.
Tuhan mau menjadi yang pertama dan utama dalam hidup kita.
Terkadang kita juga egois. Kita ingin menjadi yang pertama untuk pasangan kita atau orang-orang yang kita sayangi. Tuhan taruh cinta di antara manusia supaya kita belajar untuk mengenal cinta-Nya Tuhan—hasrat dan kerinduan Tuhan sebagai mempelai. Tuhan mempunyai kecemburuan yang kudus. Hidup di dalam Yesus akan menemukan sukacita dan kepuasan yang kekal.
Keintiman harus kita miliki setiap hari. Keintiman berbicara tentang kedekatan hubungan pribadi dengan Tuhan. Kita memiliki komunikasi dan kepercayaan pada Tuhan.
“Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.”
2 Korintus 11:2
Arti cinta dalam Firman Tuhan; Hes = kemurahan atau mercy, kesetiaan dan kemuliaan. Ahab = aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, cinta yang penuh dengan passion dan hasrat seperti suami-isteri, sahabat, orangtua, dan anak.
TUHAN MENCINTAI KITA DENGAN SANGAT BERGAIRAH. OLEH KARENA ITU, MARILAH KITA HDUP DALAM KASIH TUHAN
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Berhala Terkuat
Ada begitu banyak dewa-dewa yang disembah oleh manusia di muka bumi ini. Di dalam Alkitab, kita mengenal beberapa dewa yang disembah oleh bangsa-bangsa bukan Israel. Ada dewa dagon, dewa kamon, dewa molokh dan lain-lain. Semua dewa-dewa itu telah berhasil dihancurkan dan ditundukkan oleh Tuhan. Tetapi, ada satu jenis berhala yang begitu kuat dan bahkan kita menyembahnya sampai saat ini. Berhala itu bernama “saya“.
Mengapa “saya” menjadi sebuah berhala? Karena seringkali, segala sesuatunya haruslah berpusat kepada saya dan saya, pada diri sendiri. Semua orang harus mencintai saya, semua orang harus menerima pendapat saya. Inilah berhala yang sangat kuat dan paling sulit untuk dihancurkan.
Kita rindu dicintai, dihargai dan dikasihi. Tetapi sebenarnya kita tidak bisa memaksa orang lain untuk mencintai kita sesuai dengan cara kita. Kita tidak bisa mengatur orang lain untuk mengasihi kita, tetapi kita bisa mengatur diri kita sendiri untuk memberikan cinta pada orang lain, untuk memberikan pengampunan kepada orang lain. Itu adalah prinsip yang Tuhan berikan kepada kita melalui hukumnya yang terutama dan utama.
Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Matius 22: 37-39
Alkitab tidak menyatakan “kasihilah dirimu“, melainkan “kasihilah sesamamu manusia“. Tetapi manusia masih memakai prinsip “kasihilah dirimu“. Kalau kita tidak berhasil mengalahkan berhala bernama “saya” atau diri sendiri ini, kita tidak akan dapat melihat kemuliaan Tuhan dalam diri kita.
Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
2 Korintus 4:16
Apakah hari-hari ini kita tawar hati dengan Tuhan? Kita tawar dengan pengajaran, dengan Firman Tuhan, dengan doa dan kegiatan kerohanian. Bagaimana kita tidak tawar hati, jika kita tidak berhenti memuja diri sendiri. Kita harus stop memuja diri sendiri! Kasih tidaklah egois. Yesus telah menunjukkan diriNya yang tidak menjadikan diriNya manusia menjadi berhala. Ketika akan disalibkan, Yesus berkuasa untuk menyelamatkan diriNya sendiri. Tetapi jika Ia melakukan itu, tentu kita manusia tidak dapat diselamatkan.
Ketika kita pelayanan, tetapi kita mengharapkan suatu kembalian, sebagai upah atas pelayanan kita, kita hanya akan menjadi letih dan capek. Upaya kasih yang kita lakukan melalui pelayanan hanya akan membuat kita tawar hati. Hati yang sedang tawar akan selalu letih dan capek. Para rasul tidak pernah tawar hati. Sebagai contoh, Rasul Paulus diutus untuk pergi ke kota-kota dan bangsa-bangsa lain untuk memperkenalkan Yesus. Rasul Paulus tidak menolak atau bertanya “mengapa harus aku? Yang lain saja“. Ia menerima dan pergi dengan percaya, karena ia tahu, mungkin tanpa pelayanannya, bangsa-bangsa lain tidak dapat mengenal kebenaran. Ia telah menghancurkan berhala “saya” dalam dirinya. Bahkan ia menyatakan bahwa “aku ini adalah tawanan roh“. Hidupnya bukanlah untuk dirinya sendiri lagi.
Terkadang perintah Tuhan bukan untuk mempertahankan mimpi-mimpi kita, tetapi untuk melepaskan dan menyerahkannya dalam tangan Tuhan.
Seperti dewa dagon yang pada kisahnya, ia bersujud menyembah Tabut Perjanjian ketika tabut itu satu ruangan dengannya. Bahkan ia memenggal kepalanya di hari kedua.
Ketika kita “memenggal” keakuan kita, kemuliaan Tuhan akan dinyatakan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Membuka Tanah Baru
Sebab beginilah firman TUHAN kepada orang Yehuda dan kepada penduduk Yerusalem: “Bukalah bagimu tanah baru, dan janganlah menabur di tempat duri tumbuh.
Yeremia 4:3
Awalnya, saya mendefinisikan tanah baru sebagai sebuah tanah yang belum pernah dihuni dan tanahnya subur dan baik. Tetapi, dalam NKJV, kata “tanah baru” yang disebutkan bukan ditulis dalam “new land” tetapi “fallow ground” yang berarti tanah yang sudah lama ditinggalkan, banyak tumbuhan-tumbuhan liar, tidak terlalu bagus, tetapi jika digali, kita masih bisa menemukan buah-buahan yang sudah mengering, namun mati.
Hari ini, Tuhan meminta kita untuk membuka tanah yang baru. Definisi awal saya adalah sebuah tempat yang wellcome dengan kekristenan dan menyenangkan. Tapi ketika menyelidiki arti kata yang sebenarnya dari tanah yang baru, itu berarti bukanlah tempat yang benar-benar menyenangkan.
Kita dibesarkan dalam keluarga yang berbeda-beda dan definisi kita seringkali salah tangkap satu dengan lainnya. Misalnya ketika mendefinisikan kata cukup. Sang suami mendefinisikan kata cukup sebagai kaya raya, sehingga kemudian ia bekerja membanting tulang dari pagi hingga malam dan kurang waktu dengan keluarga. Sedangkan sang istri mendefinisikan kata cukup sebagai tidak kekurangan, dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan memiliki waktu untuk keluarga. Definisi yang salah akhirnya membuat bentrok antara suami dengan istri.
Demikian juga dalam Firman Tuhan. Kita bisa multitafsir terhadap suatu khotbah. Kalau kita mau sehati dan sepikir, kita harus belajar mengenali Firman Tuhan dari sudut pandang Tuhan, bukan dari sudut pandang masing-masing.
Bentukan-bentukan yang kita dapatkan dari masa lalu mempengaruhi hubungan kita dengan Tuhan.
Misalnya, saya dengan ibu saya. Saya bisa mengubah keputusan ibu saya kalau saya menyenangkan hatinya. Tadinya dia bisa berkata “TIDAK”, tetapi jika saya bisa menyenangkan hatinya, mendapatkan nilai sempurna, saya bisa membalikkan kata TIDAK tadi menjadi kata YA. Demikian juga dengan Tuhan. Saya berpikir bahwa keputusan Tuhan bisa diubah jika saya bisa mengambil hati Tuhan, melakukan sesuatu yang baik, yang tadinya saya tidak diijinkan, saya jadi mendapatkan ijin.
Bentukan masa lalu begitu dominan untuk menentukan sikap kita dan bagaimana kita mendefinisikan kasih Tuhan.
Ketika berdoa, ke gereja, membaca Firman Tuhan, menyembah adalah sebuah kewajiban, kemudian menjadi pengamat-pengamat rohani, sesungguhnya kita sudah mundur dari Tuhan.
Kita belajar menghindari kebangunan rohani yang pura-pura. The Great Revival berbanding lurus dengan pertumbuhan rohani yang begitu pesat. Jika pekerjaanmu dibungkus dengan kerohanian, tetapi membuat kita meninggalkan Tuhan, kita sudah mundur dari Tuhan.
Fallow ground yang Tuhan suruh bukanlah tempat yang menyenangkan. Banyak semak duri yang harus dipangkas. Harus membajak tanahnya agar subur kembali. Tugas kita di fallow ground adalah membabat tanaman-tanaman liar, mengaduk tanahnya, dibajak. Fallow ground dipandang manusia sebagai tanah yang jelek, namun Tuhan dapat memandangnya menjadi bagus. Seperti Gomer, istri Hosea. Seorang pelacur seperti Gomer yang tidak berharga bagi manusia, Tuhan melihat kedalaman hatinya baik. Dan dia dipakai untuk kemuliaan Tuhan.
Mungkin Tuhan meminta kita untuk membersihkan hati kita saat ini. Membabat tanaman-tanaman liat dalam hati kita. Karena ketika hati kita sudah ditumbuhi semak belukar, pikiran kita menjadi pikiran-pikiran yang jahat dan negatif. Kalau hati kita tidak dekat dengan Tuhan sehari saja, hati kita ditumbuhi semak belukar. Mengusahakan tanah yang tandus tidak dapat kita kerjakan sendiri. Kita membutuhkan Tuhan untuk bekerja bersama kita dengan memberikan hujan untuk melembutkan tanah tersebut.
Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita — oleh kasih karunia kamu diselamatkan — dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Efesus 2:1-6
Penguasa kerajaan angkasa yang dimaksud adalah roh-roh di udara. Salah satunya yang terbesar adalah roh Mamon, roh cinta akan uang. Bukan berarti kita tidak boleh menjadi kaya, tetapi saat kita menjadi kaya itulah, kita harus berjaga-jaga. Roh Mamon menjauhkan kita secara perlahan namun pasti.
Kasih karunia menghidupkan kita dan menyelamatkan. Kasih karunia yang menyelamatkan sama dengan kasih akrunia yang menghidupkan kita. Kasih karunia dan iman adalah satu paket dan tidak bisa dipisahkan. Karena iman, kita beroleh kasih karunia.
Tuhan Yesus adalah seorang tukang kayu. Di masa itu, tukang kayu adalah sebuah gelar yang hebat. Seorang tukang kayu dapat membangun sebuah rumah. Yesus totalitas dalam pekerjaannya sehingga ia beroleh gelar sebagai tukang kayu.
Jangan menyerah, ketika kita sudah bekerja keras, tetapi belum berbuah lebat. Kita sudah berusaha maksimal, tetapi ada hak prerogatif dari Tuhan. Kita sudah mengusahakan fallow ground dengan tekun, namun ada yang harus kita minta, yaitu hujan dari Tuhan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Elita Chandra : Pagar TUHAN
Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak! Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran?
Roma 6:15-16
Di dalam kehidupan kita ada dua pilihan; menjadi hamba dosa atau hamba kebenaran. Persamaan dari keduanya adalah kita sama-sama menjadi hamba. Tetapi, yang menjadi perbedaan adalah pengabdian. Jika kita menjadi hamba dosa, kita mengabdikan diri pada perbuatan-perbuatan jahat, omongan sia-sia, terikat dengan dosa. Tuhan memindahkan kita ke terang ajaib menjadi hamba kebenaran. Status kita masih ‘hamba’ tetapi menjadi hamba kebenaran. Kita sudah tidak lagi diikat dengan dosa. Kita bebas dan merdeka dari dosa.
Pengertian hamba atau biasa disebut budak adalah orang yang tidak lagi mempunyai hak atas hidupnya. Lalu, sudahkah kita menjadi budak kebenaran?
Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.
Roma 6:18
Ketika berbicara soal kemerdekaan, banyak orang yang mengartikan itu sebagai sebuah kebebasan yang hakiki. “Kita bisa berbuat bebas. Tanpa aturan seharusnya kita bisa lebih merasakan hidup yang sejati dan merdeka,” ujar kebanyakan hati manusia. Naluri manusia cenderung tidak taat pada aturan. Manusia merasa aturan adalah sebuah batasan yang menjengkelkan dan mengekang. Tuhan berkata bahwa kita masih hamba. Masih ada batasan-batasan yang Tuhan tetapkan bagi kita sebagai hamba. Tuhan mau dikemerdekaan kita ada batasan. Bila di rumah ada peraturan, pun di Kerajaan Sorga. Kemerdekaan versi dunia tidak sama dengan kemerdekaan versi Kerajaan Sorga.
Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.
1 Petrus 2:16
Pertanyaannya, sudahkah kita meresponi setiap batasan yang Tuhan tetapkan dengan sukacita? Atau justru menganggap batasan tersebut sebagai sesuatu yang menghalangi kita dalam menjalani hidup yang merdeka? Bila kita menganggap itu semua adalah hal yang menghalangi kita, bertobatlah. Mengapa? Karena sesungguhnya status kita sekarang adalah hamba Tuhan. Batasan dan aturan yang Tuhan buat itu baik.
Seringkali anak-anak Tuhan gagal menyikapi aturan Tuhan. Kita sering mencari celah, supaya ketika kita melanggar kita tidak merasa berbuat dosa. Hal itu yang sering menjadi kesalahpahaman. Ada beberapa area yang Tuhan pagari. Sebagai contoh, anak balita yang baru belajar merangkak di ruang bermain akan diberi kebebasan untuk merangkak kemana saja. Tetapi pasti ada pagar yang membatasi ruang gerak balita tersebut supaya ia tidak jatuh. Sama seperti kita dijagaiNya dalam pagar Tuhan.
Apa fungsi dari pagar yang dibuat Tuhan?
- Pagar yang dibuat Tuhan membuat kita merasakan kemerdekaan dan rasa aman yang sejati. Ketika kita keluar dari pagar Tuhan, sesungguhnya kita menjadi terikat, terikat dengan dosa. Namun dunia menganggap bahwa itu adalah sebuah kebebasan yang benar. Mengapa kita harus tertanam di gereja lokal? Karena itu adalah pagar kita. Seperti anak bungsu yang memilih untuk keluar dari rumah ayahnya, pagar yang dibuat ayahnya. Ia ingin merasakan kehidupan di luar sehingga ia memberontak dan keluar. Ketika ia keluar, ia merasakan kebahagiaan yang semua, setelah itu ia mengalami kejatuhan demi kejatuhan sampai menjadi penjaga babi. Seringkali kita tertarik pada sesuatu yang semu yang ada diluar pagar batasan Tuhan sehingga kita memilih memberontak dan keluar dari pagar yang Tuhan berikan.
- Pagar melindungi kita dari hal-hal luar yang membahayakan. Semua yang terbaik telah disediakan Tuhan di area yang sudah dipagariNya. Ketika kita lahir baru, Tuhan memberikan kita kebebasan yang dibatasi oleh pagar Tuhan. Kita bebas di dalam area tersebut dan belajar untuk bertanggung jawab. Tetapi, seringkali manusia mencari jalan keluar. Saat sudah berhasil keluar, manusia bingung bagaimana cara masuk lagi ke area yang sudah Tuhan pagari. Baru di saat itulah manusia merasa bahwa kehidupan di luar pagar lebih mengecam dan jahat.
- Pagar Tuhan sebenarnya membawa berkat jika kita taat. Di dalam pagar Tuhan sudah ada berkat-berkat yang telah Ia sediakan. Kita diberi kuasa untuk menikmati berkat yang telah Tuhan sediakan. Mengapa penting menjaga kekudusan dalam hubungan berpasangan? Karena setelah kita taat, kita akan mendapat berkat dalam pernikahan. Ketaatan kita akan dianggap kebodohan bagi dunia.
Tuhan membuat pagar karena Ia menganggap kita berharga dan bernilai. Ketika kita memiliki sesuatu yang sangat berharga dan bernilai, pasti akan kita jaga dan lindungi. Demikian juga kita di mata Tuhan, kita adalah kepunyaanNya yang berharga dan karena itu kita dijaga dan dilindungi dalam pagarNya.
Cara menyikapi setiap pagar Tuhan adalah bertumbuh dewasa dalam pengenalan akan Tuhan karena itu akan mengubah cara pandang dan percaya dalam Tuhan. Ketika kita masih kecil, kita bingung dengan aturan-aturan yang orang tua kita berikan, tapi ketika sudah dewasa, kita mulai mengerti apa fungsi dari aturan tersebut. Kedewasaan kita dan pengenalan akan Dia menentukan cara pandang kita terhadap aturan-aturan yang telah Ia tetapkan. Sudahkah cara pandang kita berubah?
Di dalam pagar Tuhan ada keamanan dan perlindungan yang sejati dan sukacita yang kekal.
Mazmur 19:8-11
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Evie Mehita : Berada dalam Komunitas
Jawab orang itu: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
Lukas 10:27
Sebagai makhluk sosial, kita perlu berhubungan dengan orang lain; membangun relationship. Nilai suatu hubungan sangat berharga. Tidak ada manusia yang tidak memiliki hubungan dekat dengan orang lain selain keluarga, minimal teman dekat.
Hubungan dibangun oleh kepercayaan, kasih dan kejujuran. Untuk menghancurkan suatu hubungan sangat mudah, tetapi untuk membangun kembali sangat sulit. Kita bisa terluka karena terlalu cinta dan mengasihi seseorang. Firman Tuhan sangat jelas mengatakan bahwa kita harus mengasihi Tuhan dan juga sesama. Hal itu tidak bisa dipisahkan! Tuhan menginginkan komunitas yang sehat. Iblis senang bila anak Tuhan keluar dari komunitas. Itu berarti mereka juga keluar dari tubuh Kristus. Iblis juga senang ketika hati kita lepas dari hubungan-hubungan komunitas. Ia akan membuat kita merasa malu lalu menjauhkan diri dari komunitas. Ia pun juga tidak senang apabila kita memaafkan dan terbuka satu sama lain. Keterbukaan akan menimbulkan rasa malu dan hal itu dipakai iblis untuk membuat kita berhenti bersaksi. Dengan begitu, belajar terbuka terhadap komunitas rohani sangat diperlukan. Seorang hamba Tuhan pun perlu belajar untuk terbuka.
Gereja yang sehat adalah gereja yang menjangkau, memuridkan, dan menghasilkan pemurid. Gereja adalah kita. Beberapa gereja saat ini berfokus pada acara sehingga jemaatnya tidak kuat dalam penggembalaan.
Kita harus berubah! Jadikan komunitas yang sehat sebagai gaya hidup. Visi tetap harus diceritakan! Kita harus menjadi generasi terang—menciptakan lingkungan komunitas yang kondusif. Harus ada misi Tuhan di dalamnya sehingga kita dapat menjangkau mereka sebagai murid. Apa yang kita bicarakan saat berkumpul dengan teman? Membicarakan tentang firman Tuhan atau hamba Tuhan? Jika sudah menjadi gaya hidup, bicara tentang firman Tuhan menjadi hal yang biasa.
Bagaimana hubungan kita dengan Tuhan? Apakah hubungan dengan Tuhan lebih berharga dari segala relasi di bumi? Ketika Salomo menganggap hubungan dengan istrinya lebih dari segalanya, ia jatuh.
Kita tidak bisa menjamin diri kita sendiri untuk tetap setiap pada Tuhan. Hanya oleh Roh Kudus yang menjamin kita. Maka dari itu kita tidak bisa berjanji, melainkan Roh Kudus yang menjanjikan kita untuk mampu mengatasi segala hal. Buatlah perjanjian dengan teman kita untuk mengingatkan bila kita sudah melenceng dari kebenaran. Teman yang baik akan membawa kita pada kebenaran.
Kita mungkin bisa tidak cocok satu dengan yang lain. Apa yang bisa menyatukan kita? Kasih Kristus dan tujuan Kristuslah yang menyatukan kita.
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Keselamatan yang Terjamin
Saya berusaha untuk hidup benar di hadapan Tuhan, namun saya tidak bisa. Dosa selalu ada menghampiri. Contohnya, ketika saya bertobat tidak lagi mencontek ataupun memberikan contekan, teman saya memohon agar saya memberikan contekan dengan memberikan alasan-alasan mengapa ia membutuhkan bantuan. Saya menolaknya dan membuatnya sedih… Saya sudah berbuat dosa… Saya tidak mau menolong teman saya dan membuatnya terluka.
Kita tidak mungkin dapat berhenti berbuat dosa jikalau kita tidak pernah menerima kemurahan dari Tuhan. Yang membuat manusia bebas dari dosa bukanlah segala perbuatan baik kita. Tidak ada seorangpun di dunia, bahkan nabi sekalipun sanggup menjalankan taurat Tuhan 100% sempurna. Yesus datang ke dunia untuk menyelesaikan tugas, yakni menggenapi hukum Taurat dan mematahkan kutuk. Karena itulah, keselamatan kita tergantung kepada Yesus Kristus, hasil usaha kita tidak dapat berbuat apa-apa untuk mendapatkannya. Tanpa kita sadar, kita sering mengingkari kuasa Yesus. Kita menjadi seorang yang sangat rohani, tapi kita sendiri meragukan keselamatan kita. Ketika kita diberi pertanyaan “jika engkau mati hari ini, apakah engkau akan masuk surga?”, 99% akan ragu menjawabnya. Ini adalah contoh kita mengingkari kuasaNya.
Kita sering diombang-ambingkan oleh pengajaran hukum taurat, bukan injil. Misalnya, suatu pengajaran mengatakan “kalau tidak berbahasa roh, tidak bisa masuk surga“. Tentu saja ini salah! Bahasa roh membuat kita dekat dengan Tuhan, tapi tidak membuat kita kehilangan keselamatan. Begitu banyak injil-injil palsu yang tidak pernah ada dalam Firman Tuhan, tapi disampaikan dan ditanamkan.
Keselamatan tidak tergantung pada perbuatan kita, tetapi dari kasih karunia.
Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya.
Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: “Maukah engkau sembuh?” Jawab orang sakit itu kepada-Nya: “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.”
Yohanes 5:2-7
Orang ini percaya akan adanya kesembuhan, namun tidak pernah mengalaminya sendiri. Ia mempercayai sesuatu yang salah, ia percaya kepada mitos-mitos, kepercayaan dan roh-roh agamawi yang ada. Ketika Yesus datang dan menjumpai dia, Yesus bertanya suatu pertanyaan yang konyol kepadanya “maukah engkau sembuh?“. Seharusnya, Yesus sudah tahu bahwa ia ingin sembuh. Bahkan tidak hanya Yesus, pasti semua orang tahu bahwa ia ingin sembuh. Tetapi jawaban dari orang lumpuh ini justru berbeda. Ia tidak marah, ia bahkan tidak menjawab dengan benar. Ia justru mengalihkan pembicaraan pada situasi-situasi yang ada, seolah-olah ia meminta Yesus untuk menolongnya sampai ke kolam. Sesuatu yang baik dari orang lumpuh ini adalah ia tidak kehilangan harapannya untuk sembuh selama 38 tahun.
Betesda artinya rumah kemurahan. House of Mercy, di mana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk sembuh. Lalu mengapa orang ini tidak menerima kemurahan di rumah kemurahan? Karena ia memiliki pola pikir yang salah, pikiran-pikiran yang berkubu. Berpikir bahwa Yesus akan menolong saya ketika saya melakukan perbuatan yang wah, ketika saya melayani Dia dengan sempurna. Kita sering lupa akan hukum kasih karunia. Kesembuhan yang kita dapatkan tidak tergantung pada situasi dan kondisi, karena itu jangan salahkan situasi dan kondisi ketika kita tidak sembuh.
Ketika Yesus mati di kayu salib, dosa dan kutuk kita sudah ditanggung olehNya, karena itu Ia berkata “sudah selesai“
Barang siapa percaya Yesus sungguh-sungguh, dosanya telah diampuni dan kita diselamatkan. Ada proses pengudusan yang membuat kita semakin lama, semakin serupa dengan Yesus.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Hidup dalam Kasih Karunia
Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: “Jangan mengingini!”
Tetapi dalam perintah itu dosa mendapat kesempatan untuk membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa keinginan; sebab tanpa hukum Taurat dosa mati.
Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat. Akan tetapi sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup,
sebaliknya aku mati. Dan perintah yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian. Sebab dalam perintah itu, dosa mendapat kesempatan untuk menipu aku dan oleh perintah itu ia membunuh aku. Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik.
Roma 7:7-12
Kita percaya bahwa Tuhan datang bukan untuk membatalkan hukum taurat tetapi justru menggenapinya. Dahulu pada perjanjian lama, orang-orang yang ingin datang kepada Allah harus lewat perantara nabi. Setelah zaman perjanjian baru, kita dapat berkomunikasi dengan Tuhan kapan saja. Itu semua karena kemurahan-Nya. Tanpa kemurahan Tuhan, upaya kita mengerjakan kebenaran di dunia ini adalah sia-sia.
- Published in The Shepherd's Voice
- 1
- 2