Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Pemulihan Identitas Anak Tuhan
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus , umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan. (1 Petrus 2:9-10).
Tuhan menciptakan manusia bukan hanya sekedar untuk memenuhi bumi. Natur mula-mula manusia adalah sebagai “kepunyaan Tuhan”, yang diciptakan untuk memuliakan nama Tuhan dan menjadi rekan sekerja Allah untuk kemuliaan namaNya. Namun sejak manusia jatuh dalam dosa, natur mula-mula itu menjadi rusak; Manusia kehilangan identitas mereka sebagai “kepunyaan Tuhan”, dan mulai mencari identitas-identitas baru yang mereka ciptakan sendiri.
Di akhir zaman ini banyak orang mengalami krisis identitas dan tidak tahu tujuan hidupnya, sehingga mereka berusaha menciptakan sebuah identitas baru yang menurutnya menyenangkan dan diterima oleh orang kebanyakan. Dan berusaha dengan berbagai supaya manusia dapat menerimanya, tetapi semua tidaklah dilakukan untuk kemuliaan nama Tuhan
Banyak orang membuat identitas melalui pencapaian yang dipamerkan : Orang yang melayani melakukan yang terbaik supaya dikenal sebagai orang baik, penyanyi akan bernyanyi dengan suara terbaik demi memperoleh pujian dari banyak orang, orang kaya membeli banyak barang mahal supaya dipuji oleh orang-orang dan mendapat pengakuan bahwa mereka orang yang kaya dan keren. Bahkan tidak sedikit orang yang menggunakan sosial media dan status (pernikahan, karir, gelar, dsb.) demi memperoleh identitas. Namun ketika Tuhan ijinkan mereka tidak bisa lagi mengalami hal itu (dipuji, diakui, diberi penghargaan, diindahkan), mereka menjadi sangat marah dan menderita; Mereka menjadi depresi dan terluka.
Tuhan rindu mengembalikan kita kepada natur yang mula-mula, yaitu memuliakan Tuhan; semua yang kita lakukan untuk kemuliaan nama-Nya. Dia rindu menyatakan kembali kerinduan-Nya dan identitas kita sebagai milik kepunyaan-Nya. Dan ketika kita kembali kepada rancangan-Nya yang semula, kita menjadi ciptaan baru di dalam Dia.
Menjadi ciptaan baru adalah sebuah proses dimana kita menyangkali identitas kita yang lama dan menghidupi identitas baru kita dalam Yesus Kristus.
Kita tidak akan lagi suka tinggal di dalam dosa, dan kita akan menyadari panggilan kita sebagai rekan sekerja Allah untuk membangun kerajaan-Nya di muka bumi ini. Kita tidak lagi memperdulikan perkataan orang lain tentang kita, tetapi kita melakukan yang terbaik untuk kemuliaan nama Tuhan, dan kita menjadi terang dimanapun kita berada.
Miliki pemulihan identitas di dalam Tuhan. Identitas kita adalah milik kepunyaan Allah, identitas kita yang sesungguhnya adalah warga kerajaan Allah. Natur mula-mula kita adalah memuliakan Tuhan. Karena itu, mari kerjakan kerinduan Tuhan dan jadilah saksi Kristus dimanapun kita berada. Mari melakukan perkara-perkara besar bersama dengan Tuhan!
- Published in The Shepherd's Voice
PIC (Pro-M Impact City) : 5 Bahasa Kasih
Sabtu 5 Mei 2018 lalu PIC kembali mengadakan Ibadah Dewasa Muda dengan tema 5 Language Of Love, dengan Pembicara Tamu Ko Edey Santoso Pendiri Shallom Family Ministry dan Ce Shinta Oktaviani seorang Psychology Consulting. Agar dewasa muda yang hadir lebih memahami materi maka terlebih dahulu mereka diminta mengisi test agar mengetahui apa bahasa kasih mereka masing-masing. Setelah test selesai maka sesi pun dimulai dengan pembahasan dari sisi ilmu Psikologi.
Ce Shinta menjabarkan dengan contoh anak kecil berusia 2-3 tahun, akan mulai belajar tentang otonomi, yaitu bagaimana mereka diberi kesempatan untuk eksplore sehingga mereka dapat belajar mandiri. Oleh karena itu sebagai orang tua atau guru kita tidak dapat membatasi perkembangan seorang anak. Tahap selanjutnya adalah tahap Sekolah Dasar. Tahap ini berbeda lagi, karena mereka mulai belajar serius dengan pelajarannya. Tahap remaja adalah tahap pencarian identitas untuk diakui, ketika ia merasa diterima oleh lingkungan maka ia akan merasa lebih percaya diri. Tahap berikutnya 20-30 tahunan adalah masuk kategori dewasa awal dan seterusnya, yang tentu saja setiap tahapnya memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.
Identitas personal yang kuat sangat penting untuk membangun sebuah hubungan. Jika identitas personal kita kurang kuat maka akan mempengaruhi kemampuan kita dalam menjalin hubungan yang baik dengan orang lain dan pasangan. Dalam kesempatan ini, Ce Shinta juga mengaitkan bahasa kasih dengan kepribadian Kolerik, Sanguinis, Melankolis dan Plegmatis.
Jika kita sudah mengenal diri kita maka selanjutnya kita melihat pada teori kebutuhan dari Abraham Maslow. Kebutuhan yang paling dasar adalah kebutuhan fisik, seperti makanan dan minuman. Jika kita berhenti pada kebutuhan fisik saja, maka kita tidak akan dapat berkembang pada kebutuhan selanjutnya, seperti kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial (kebutuhan berelasi), kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan paling puncak adalah kebutuhan akan aktualisasi diri. Jadi kita harus cek sampai mana tingkat kebutuhan kita.
Selanjutnya sesi dilanjutkan dengan penjelasan dari Ko Edey yang mengupas dari sudut kebenaran firman Tuhan yaitu tentang 4 M. Sebagaimana kita ketahui Gary Chapman membagi bahasa kasih menjadi 5 jenis yaitu :
- Sentuhan Fisik
- Kata-kata penyemangat/dorongan/pujian
- Waktu berkualitas
- Hadiah
- Layanan
Namun bagaimana cara kita menerapkan atau mengkomunikasikan bahasa kasih dalam kehidupan kita sehari-hari? Terutama bagi kita yang adalah orang-orang Kristen. Ingat, orang Kristen berarti adalah orang-orang yang serupa dengan Kristus. Kita perlu belajar untuk hal tersebut, karena ketika kita melakukan sesuatu pasti kita akan mencari tahu apa alasannya.
Kita tidak dapat mengkomunikasikan 5 Bahasa Kasih tanpa memahami apa itu 4 M :
- Menerima
Bagaimana kita akan mengkomunikasikan bahasa kasih jika kita belum dapat menerima seseorang?, artinya kita harus dapat berkomitmen untuk menerima seseorang minimal sebagai pertama sebagai ciptaan Allah (apapun agamanya), apalagi jika kita sebagai saudara seiman, maka kita harus menerimanya sebagai saudara seiman dalam Kristus Yesus, berikutnya jika kita adalah suami istri maka kita harus bisa menerima suami atau istri kita sebagai rekan pewaris kasih karunia, hal ini penting karena kita harus memastikan pasangan kita sama-sama mencintai Tuhan, untuk yang punya anak, maka kita harus berkomitmen menerima anak tersebut sebagai keturunan Ilahi maka kita harus sangat memperhatikan pendidikannya agar anak-anak kita dapat menjadi manusia Ilahi.
- Menghormati
Jika kita sudah bisa menerima maka baru kita bisa belajar menghormati, menghormati adalah memberikan sesuatu nilai yang tinggi terhadap seseorang, apakah bisa kita menghormati sesuatu yang tidak kita nilai tinggi, jika kita menghormari dalam konteks bahasa kasih maka menghormati ini aplikasinya adalah menghormati orang lain sebagai pribadi yang berbeda, sehingga kita bisa belajar untuk memahami dan tidak memaksa untuk merubah seseorang menjadi sosok seperti yang kita inginkan, jangan menyia-nyiakan waktu untuk merubah sifat dasar seseorang, namun belajarlah untuk menerima dan menghormati perbedaan yang ada. Karena itulah ada 5 bahasa kasih yang berbeda, kita kita semua adalah pribadi yang berbeda-beda.
- Melayani
Bahasa kasih adalah salah satu cara untuk kita melayani, mengapa kita harus melayani? Kita harus melayani karena kita semua sudah berproses menuju kepada kedewasaan, karena itulah maka kita mau untuk memberi diri menolong, menyemangati dan memperlengkapi sesama kita, dengan salah satu cara yaitu bahasa kasih, karena itu ada persekutuan/ komunitas, sebagai wadah bagi kita untuk menolong, menyemangati dan memperlengkapi saudara seiman.
- Mengampuni
Tidak dapat dipungkiri bahwa proses mulai dari menerima, ,menghormati dan melayani akan membuat kita terluka, itulah resikonya, atau bahkan kita sendiri bisa membuat orang lain terluka, maka kita harus belajar mengampuni.
Keempat proses ini akan terus berlangsung dan berulang-ulang, ketika kita sudah mengampuni maka pasti kita akan masuk kembali pada proses awal yaitu menerima lagi, demikian seterusnya. Dengan kita terus melakukan proses ini maka kita akan terus menuju kepada kedewasaan. Jika kita tidak memiliki 4M maka kita tidak akan bisa mempraktekkan bahasa kasih. Memahami bahasa kasih agar minimal kita bisa hidup harmonis dengan orang-orang disekeliling kita, harmonis bukan berarti sama namun bagaimana dengan kondisi yang berbeda-beda namun kita dapat hidup berdampingan.
Tujuan dari kita melakukan 4 M ini adalah agar kita sama-sama dewasa dan menjadi serupa dengan Kristus. Untuk agenda bulan Juni, tema Ibadah PIC adalah Failing Is OK yang akan dilayani oleh Bapak Gembala kita Pdt. Daniel Hadi Shane, jadi jangan sampai ketinggalan ya. God Bless You.
- Published in News & Events
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Bukan Diciptakan untuk Dunia
Janganlah kamu mengasihi dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
1 Yohanes 2 : 15
Sebagai anak-anak Tuhan, kita dipanggil untuk mengikuti kehendak Tuhan. Ada mimpi dan benih visi yang Tuhan rindu untuk kita kerjakan. Tetapi seringkali kita memiliki mimpi dan ambisi pribadi yang tanpa sadar kita kejar melebihi dari mimpi-mimpi Tuhan. Kita dipanggil bukan untuk mengerjakan mimpi pribadi kita, tetapi mimpi-mimpi Tuhan. Banyak sekali orang kristen yang bersaksi, “Saya mendapatkan berkat dari Tuhan. Dulu hidup saya susah. Tetapi karena anugerah Tuhan, sekarang saya sudah bisa berkeliling luar negeri berkali-kali.” Banyak kesaksian yang menonjolkan cerita-cerita keberhasilan anak Tuhan dalam pencapaian materi, mujizat kesembuhan, kedudukan, dan pencapaian-pencapaian “dunia” lainnya. Orang suka mendengar kesaksian-kesaksian demikian, tanpa sadar bahwa ini adalah “kekristenan yang sakit”.
Kesaksian yang disampaikan oleh Rasul Paulus di zamannya sangat berbeda dengan kesaksian masa kini. Pada zaman itu, seorang Paulus akan berkata, “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.” (Filipi 3:8). Kekristenan yang disampaikan oleh Paulus menunjukkan seorang yang mau untuk memikul salib dan menderita bagi Kristus.
Kita tidak diciptakan untuk diterima dunia.
Bukan berarti kita sama sekali tidak mengindahkan perkara dunia, tetapi dimana hartamu berada, disitu hatimu berada. Jika harta terbesarmu adalah hal-hal yang dunia, maka hatimu akan condong kepada hal dunia. Tetapi jika Tuhan adalah yang terutama dalam hidupmu, maka hatimu akan tertuju kepada Tuhan. Banyak orang menikmati dan mengejar kesuksesan secara dunia, hingga mereka mencampur Injil yang benar dengan pencapaian-pencapaian duniawi. Padahal Firman Tuhan katakan, bahwa kerajaan Tuhan tidak dapat disatukan dengan dunia. Berapapun banyaknya harta, teman, dan kedudukan kita tidak menjamin kita akan masuk surga. Karena itu, di akhir zaman ini perlu adanya pemurnian supaya jangan sampai banyak anak Tuhan hidup dalam injil-injil palsu. Injil palsu akan mengajarkan banyak anak Tuhan untuk berfokus pada diri kita sendiri. Ini menyesatkan pikiran mereka; mereka akan berpikir bahwa Tuhan adalah pemenuh setiap keinginan pribadi mereka. Sehingga ketika mereka harus dihadapkan pada situasi yang tidak menguntungkan bagi mereka, mereka akan dengan mudahnya meninggalkan Tuhan.
Hidup ini seperti uap; sebentar saja selesai. Dengan apa kita isi hidup kita? Apakah dengan hasrat dan keinginan pribadi kita, ataukah dengan kerinduan Tuhan? Kita perlu melepaskan semua keterikatan kita. Banyak anak-anak Tuhan yang hidup tidak bebas dari dosa, membuat kita tidak bisa bebas berlari kepada Tuhan. Tetapi kita ditakdirkan untuk menjadi pemenang. Ada Roh Tuhan yang besar hidup dalam kita, sehingga kita diberi kuasa untuk mengalahkan dosa-dosa kita. Jangan kita menjadi nyaman di dalam dosa, karena pada akhirnya Tuhan akan meminta pertanggungjawaban apa yang telah kita kerjakan di dunia ini. Jangan sampai kita didapati tidak berkenan bagi Tuhan. Kita diciptakan untuk mengikuti kehendak Tuhan. Untuk itu, kita perlu memahami kebenaran Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh. Membaca buku-buku rohani itu baik, tetapi buanglah semua buku-buku rohanimu jika itu menggantikan Firman Tuhan yang seharusnya kamu baca secara utuh! Roh kita dibangun dari Firman Tuhan, bukan dari buku rohani semata.
Mari kita menjadi gereja yang hidup! Gereja yang hidup akan mengabarkan injil damai sejahtera. Ketika tidak ada damai sejahtera, akan ada banyak kekuatiran dalam hidupnya. Tetapi anak-anak Tuhan tidak perlu memiliki banyak kekuatiran, karena Firman Tuhan katakan, Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepadaNya. Jalan kita aman selama ini tetap di dalam rencana Tuhan.
Mari kita berhenti menggambarkan Yesus seperti yang kita mau. Berhenti memaksa Tuhan mengabulkan apa yang kamu minta. Mari kita hidup dalam kebenaran! Kekristenan kita perlu didewasakan. Kita harus ambil keputusan untuk dipisahkan dari dunia. Sebuah Gereja yang hidup akan mewartakan injil yang benar kepada orang lain. Gereja yang hidup akan mengikut Tuhan karena sungguh-sungguh mencintai Dia. Mari kita miliki api penginjilan! Mari kita kejar surga dan tinggalkan keinginan dunia. Mari kita kerjakan keselamatan dengan tidak jemu-jemu. Lakukan sekarang, karena kedatanganNya sudah semakin dekat!
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Selubung Kepandaian
Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka: Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.
Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.
Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.
Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja. Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!”
Lukas 14 : 25-35
Mengikut Yesus terdengar sudah tidak asing lagi bagi hidup kekristenan. Mengikut Yesus menjadi satu paket dengan memikul salib. Tentunya kita harus memikul salib kita sendiri, karena tidak ada satupun manusia yang bisa memikul salib Yesus. Sayangnya, hal ini dianggap terlalu rumit bagi sebagian orang Kristen yang belum lahir baru. Lebih parahnya lagi, banyak gereja di akhir zaman ini yang menanamkan doktrin-doktrin yang melenceng dari Firman Tuhan. Tidak jarang jika pendeta memberikan khotbah yang enak didengar telinga dan memuaskan daging. Padahal, syarat mengikut Yesus adalah memikul salib. Bagaimana kita dapat mengerti cara mengikut Yesus kalau pemberitaan tentang salib semakin lama semakin dilupakan?
Sama seperti orang Yahudi yang sampai sekarang tidak percaya akan hadirnya Mesias, yaitu Tuhan Yesus. Mereka masih ditutupi oleh ‘selubung kepandaian’. Orang-orang Yahudi memaknai Firman Tuhan berdasarkan akal budi manusia sehingga menjadikan perintah Tuhan yang sebenarnya simple menjadi rumit. Sadarkah kita kalau sebenarnya kita selalu menggunakan logika yang terbatas untuk membaca Firman Tuhan? Bahkan terkadang kita tidak lagi menggunakan Firman Tuhan sebagai kebenaran yang memerdekakan hidup orang percaya. Saat sakit, putus asa, ingin diet, mencari kekayaan, sumber pertama yang kita cari adalah google. Firman Tuhan dirasa sudah tidak bisa memenuhi permintaan manusia lagi, sehingga muncullah anak-anak Tuhan yang selfish.
Tuhan mau kita menjadi murid-Nya yang taat dan setia. Kalau kita mau mengikuti kerinduan-Nya, akan ada Roh Kudus yang membakar semangat kita. Jangan kalah dengan pengajaran sesat yang lebih berapi-api. Kita harus lebih berapi-api dalam memberitakan kebenaran, apalagi kebenaran Firman Tuhan. Hari-hari ini adalah hari terakhir panggilan Tuhan untuk kita. Lakukan sisa hidup yang sangat singkat ini untuk memuliakan nama-Nya.
Bagaimana menjadi murid Kristus yang terus diperlengkapi dengan kebenaran?
- Jangan pakai pengetahuan manusia kita untuk mengenal Firman Tuhan.
Hanya Firman Tuhan yang menjadi dasar kebenaran. Firman Tuhan memampukan kita melawan panah-panah pikiran iblis dan memerdekakan hidup kita.
- Terus belajar untuk menjadi murid Kristus yang mau bayar harga.
Jika kita selalu menginginkan usaha yang tidak menyakitkan daging, tidak ada nilai pengorbanan. Serahkan semua yang menjadi poros hidup kita untuk Tuhan. Menaruh segala pengharapan dalam Yesus yang tidak pernah mengecewakan.
SERAHKAN SEMUA DALAM TUHAN, MAKA AKAN ADA KEMERDEKAAN!
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Hidup oleh Roh
Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh. Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.
Roma 8:1-8
Terkadang kita berpikir, hidup di dalam roh itu sangat sulit dan sangat susah untuk dijalani. Sebab, selama kita hidup di dalam daging, kita selalu terus bergumul dengan dosa-dosa kita. Oleh karena itu kita harus memahami dan mengenali sifat-sifat dari dosa, misalnya avon.
Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku.Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku.Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. (7-26) Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa.
Roma 7:20-21, 24, 27
Ayat di atas bukanlah alasan untuk membuka jalan kalau kita bisa bebas berbuat dosa. Tubuh kita ini adalah tubuh celaka. Selama kita hidup kita akan terus bergumul dalam dosa. Tetapi orang-orang yang didalam kristus tidak lagi mengalami penghukuman karena Kristus telah mati untuk menebus semua dosa-dosa kita. Kita hidup didalam roh, maka kita memikirkan hal-hal dari roh dan fokus. Hidup kita, gairah, cinta kita adalah hal-hal yang rohani.
Memikirkan hal-hal yang rohani bukan saja tugas seorang lewi atau seorang pendeta. Tetapi, berlaku untuk semua orang baik yang bekerja di hal-hal rohani maupun yang bekerja di dunia sekuler.
Fokus hidup kita adalah Tuhan, di manapun dan apapun yang kita kita kerjakan. Contoh yang sederhana ketika kita jatuh cinta, kita tentu akan fokus kita ke orang yang kita cintai. Tetapi, walaupun fokus kita ke orang yang kita cintai, pasti ada hal-hal yang bisa kita lakukan diluar yang berhubungan dengan orang yang kita cintai. Memikirkan hal-hal yang rohani adalah fokus hidupnya, aktivitasnya selalu ditunjukan untuk hal-hal yang rohani. Dimana, semua fokus kita untuk kemuliaan Tuhan walaupun kita bekerja di dunia sekuler.
Sudahkah kita berpikir atau bertanya apa yang kita lakukan untuk kemuliaan Tuhan? Keinginan roh adalah damai sejahtera, tetapi keinginan daging berujung pada maut adalah keinginan yang memuaskan nafsu dan keinginan kita. Ciri-ciri orang rohani tidak dilihat dari seberapa sering pelayanan, rajin datang recom, rajin ke gereja dan lain-lain. Tetapi dilihat dari gaya hidupnya, semuanya di serahkan kepada Tuhan. Sudahkah kita melakukan penyerahan total? Maukah kita melakukan penyerahan total kepada Tuhan?
Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
Roma 8:9
Orang yang tidak memiliki Roh Kudus, bukanlah milik kristus. Jika kita menyerahkan hidup kita seutuhnya kepada Tuhan, seharusnya kita tidak akan protes kepada Tuhan dan selalu berkata “aku milik Kristus dan kepunyaan Kristus”. Kita adalah pengikut Kristus jadi harus berani berbeda. Jangan sampai kita memiliki pikiran-pikiran jahat. Sebab pikiran jahat berasal dari iri hati, kepahitan dan lain sebagainya. Orang yang hidupnya belum pulih akan hidup didalam perbudakan.
Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu. Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging. Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.
Roma 8:10-13
Oleh roh kita akan mematikan perbuatan daging. Pengikut Kristus bukanlah sebuah agama saja, melainkan sebuah gaya hidup. Memikirkan apa yang Tuhan pikirkan (what would jesus do). Gaya hidup kita harus menjadi gaya hidup kristus yang membawa damai sejahtera. Sebab, kita adalah buku terbuka. Bagaimana kita mau bersaksi sedangkan gaya hidup kita jauh dari mencerminkan pribadi Yesus Kristus. Bagaimana hidup bisa berbuah dan membangun kalau gaya hidup kita jauh dari cara hidup Kristus. Oleh karena itu, gaya hidup kita harus seperti gaya hidup kristus agar orang yang melihat menjadi percaya dan melihat Kristus.
Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik,suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!
2 Timotius 3:1-5
Ketika kita hidup didalam Roh, semua hidup kita hanya untuk Tuhan. Sebab semua orang yang di pimpin Roh Tuhan adalah anak-anak Tuhan. Dan sebagai anak-anak Tuhan, kita akan menerima janji-janji dan warisan dari Tuhan, sebab kita adalah ahli waris Kerajaan Sorga.
Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Roma 8 : 17
- Published in Sermons