Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Korban Paskah Terakhir
Bacaan : Ibrani 10:1-9
Yesus adalah korban paskah terakhir
Tidak mungkin manusia dapat berkenan kepada Tuhan hanya dengan melakukan hukum taurat. Ketika manusia berusaha melakukannya, hanya kegagalan-kegagalan yang terjadi. Tuhan tidak menghendaki korban dari hukum taurat, sehingga Yesus turun menjadi manusia. Dia mengambil bagian dalam keseharian manusia, mengerti semua penderitaan dosa manusia. Ia mengambil bagian di dalamnya dan mencurahkan darahNya untuk menutupi semua hukum Taurat dan berkata sudah digenapi dan sudah selesai.
Kita semua telah ditebus dengan darah yang mahal.
Kecenderungan manusia adalah dosa, pikiran kita cenderung kepada dosa dan kelicikan. Kita bisa saja terlihat rohani, tetapi sebenarnya hati kita penuh dengan kelicikan yang kita bungkus dengan hal-hal yang rohani. Karena itu, segala kebaikan kita tanpa Kristus adalah kain kotor; Perbuatan benar kita tanpa Kristus adalah seperti kain yang tidak berguna. Karena itu Kristus menggenapi hukum taurat itu.
Ada 1 hukum yang tidak pernah ditemukan oleh orang-orang perjanjian lama, yaitu Yohanes 3 : 16:
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal
Serahkan hidupmu sepenuhnya dalam tangan pemeliharaan Tuhan. Tuhan masih punya agenda denganmu, percayalah kepada Tuhan!
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Memiliki Pikiran Kristus
Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depanmu? Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil?
Galatia 3:1-2
Setiap kita dianugerahkan hati nurani yang pada dasarnya baik: Kita tidak suka orang ditindas, tidak suka akan penderitaan. Tetapi hati nurani saja tidak cukup untuk membuat kita dapat mengenal Tuhan.
Milikilah pikiran Kristus, sebab hati nurani kita tidak cukup untuk mengerti kehendak Tuhan. Hal buruk di mata kita, belum tentu bukan yang terbaik dari Tuhan.
Jika kamu mendengarkan suaraNya, jangan keraskan hatimu.
Bila Tuhan berkata itu baik, maka percayalah itu baik. Bila Tuhan berkata itu buruk, percayalah itu buruk. Percayalah bahwa Tuhan tahu yang terbaik bagi hidup kita.
- Published in The Shepherd's Voice, Uncategorized