Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Pemulihan Luka Hati Diawali dengan Kerendahan Hati
“Rendah hati mendahului Kehormatan. Tinggi hati mendahului kehancuran.” (Amsal 18:12-13)
Tinggi hati seringkali tidak disadari, tetapi tindakannya dapat dikenali
Dari gaya bicaranya sangat tinggi dan membuat segan, tetapi ternyata omongannya kosong dan tidak ada artinya. Ia tidak memandang dirinya perlu untuk belajar, sehingga ia akan sulit untuk dibentuk oleh Tuhan. Tidak bisa melihat kesalahannya sendiri, membuatnya cenderung berjalan di tempat. Padahal, kesalahan adalah sebuah hal yang wajar dan jika ia mau belajar dari kesalahan, Tuhan akan bawa dia semakin tinggi.
Orang tinggi hati biasanya memiliki luka dari masa lalunya, misalnya sering disalahkan dan dianggap lemah, sehingga cenderung berbicara lebih besar dari kualitasnya saat itu agar tidak direndahkan orang. Ia cenderung berbohong agar orang lain tidak dapat melihat kelemahannya.
Secara tidak langsung, orang yang tinggi hati adalah farisi rohani, berbanding terbalik dengan Kristus Yesus yang rela dihakimi untuk kesalahan yang tidak diperbuatNya.
Bagaimana cara memeriksa apakah kita memiliki luka dalam hati kita?
Tidak mau mendengar tentang seseorang/sesuatu.
Kita bisa saja tidak sadar kita memiliki luka dengan seseorang. Ketika mendengar nama seseorang/sesuatu, kita menjadi enggan dan tidak mau mendengar apapun tentangnya. Ekspresi dan mood kita runtuh seketika.
Senang membicarakan kejelekannya seseorang/sesuatu
Tanpa sadar, Ketika kita memiliki luka, kita senang membicarakannya, terutama jika orang-orang yang kita ceritakan memiliki luka yang sama. Perhatikan dengan siapa kita berkumpul dan menceritakan kehidupan pribadi kita! Perhatikan juga dengan cerita yang kamu dengar! Ada cerita yang membangun dan merusak. Berhenti mendengar cerita mereka meski dibungkus rohani karena tanpa sadar, hati kita juga ikut diliputi kebencian.
Selama bertahun-tahun, Kekristenan dibenci oleh beberapa kalangan, karena hal itu diceritakan bertahun-tahun, dibawa generasi ke generasi. Luka itu dapat ditransferkan kepada orang lain. Mari bereskan hati kita!
Bagaimana pulih dari luka hati?
-
Datang kepada sang Sumber Kasih
Untuk pulih dari luka dan pahit, yang pertama harus kita lakukan adalah datang kepada Tuhan sebagai Sumber Kasih. Belajarlah dalam perjalanan Bersama Tuhan, sebab Tuhan adalah kekuatan kita. Kesulitan dan tantangan yang ada adalah bagian dari proses Tuhan.
Banyak orang yang tinggi hati penuh luka masih hidup dalam masa lalunya. Datanglah dalam mezbah doa kita. Mezbah adalah tempat penyerahan korban, korbannya yaitu kedagingan dan keakuan kita. Dalam mezbah, kita akan dikuliti, diselidiki oleh Tuhan. Dikoreksi itu sakit, tetapi itu adalah awal dari pemulihan Tuhan. Tidak ada yang tersembunyi bagi Tuhan. Jadilah pribadi yang mau selalu diubah dan disentuh oleh Tuhan.
-
Miliki kerendahan hati
Orang yang tinggi hati berbicara seolah mendirikan banyak hal, namun kosong. Sementara orang yang rendah hati seolah-olah tidak membangun apa-apa, namun ternyata mendirikan banyak hal.
Jangan memberi batasan pada Tuhan untuk memproses hidup kita. Kerendahan hati memampukan kita menerima karya Kristus yang tidak terbatas dan melampaui kelemahan kita. Orang yang rendah hati akan selalu mengandalkan Tuhan, karena ia tahu, tanpa Tuhan, ia tidak dapat berbuat apa-apa.
-
Jangan Berprasangka
Belajar untuk tidak berprasangka dan memberi label buruk pada setiap orang, termasuk mereka yang pernah berbuat jahat kepada kita sebab setiap orang bisa berubah. Seperti kita yang bisa berubah, demikian juga orang lain bisa berubah.
Mari kita menjaga hati kita dengan maksimal agar dapat memproses semua nutrisi dan racun yang ada.
Amsal 14:23
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
-
Be positive
Berikan pembahasan yang baik terhadap suatu perkara buruk. Dengan demikian, kita menjadi berkat untuk diri kita sendiri dan orang lain.
Tuhan belum selesai dengan kehidupan kita. Oleh sebab itu, jangan membatasi Tuhan dengan kelemahan kita bahkan keadaan sekeliling kita.
Serahkan segala kekuatiran kita sebab Ia terlebih sanggup memelihara kehidupan kita dan menjadikan kita lebih dari pemenang. Carilah Pimpinan dan Tuntunan Tuhan maka semua akan ditambahkan oleh Tuhan sesuai dengan Hikmat dan KemuliaanNya sebab bagi Tuhan tak ada yang mustahil. Belajar untuk rendah hati dalam belajar dan menyerap semua informasi yang membangun. Tuhan rindu membawa kita ke tempat yang lebih besar lagi dimana Tuhan ingin ada karya indah sedang dikerjakan dalam hidup kita untuk Kemuliaan Tuhan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Evie Mehita : Menjaga Hati
Yesus menjadi dampak dalam keluarganya. Adik-adik Yesus, Yakobus dan Yudas, melihat Yesus sebagai Tuhan. Mereka melihat Yesus menjadi terang di tengah mereka, sehingga mereka menjadi penulis kitab yang luar biasa (kitab Yakobus dan Kitab Yudas).
Sudahkah kita menjadi dampak dalam keluarga? Orang yang tinggal serumah dengan kita tahu kehidupan kita yang sesungguhnya. Jikalau masih ada hal tidak baik yang kita miliki, mari belajar berubah.Perubahan tidak menuntut orang lain, perubahan menuntut diri sendiri.
Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu (Yakobus 1:21)
Diterima dengan hati yang lembut
Tertanam
Berkuasa
Mari menjaga hati kita. Hati kita bagaikan taman, yang perlu dijaga dan dirawat dengan baik. Biarlah Tuhan tinggal di dalamnya dan hati kita menjadi sebuah taman yang indah, yang berkenan kepada Tuhan.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Mengasihi Yesus
Kita semua memiliki orang kita kasihi. Mungkin itu orang tua, sahabat, anak-anak, atau pasangan kita. Dan setiap orang punya cara yang berbeda-beda untuk menunjukkan kasih sayang kepada orang-orang yang mereka kasihi. Demikian juga dengan Yesus. Apakah kamu juga mengasihi Yesus?
Kita tidak dapat mencintai Yesus yang tidak kelihatan jikalau kita tidak pernah menunjukkan kasih kepada orang yang kelihatan.
Yesus pun bertanya kepada Petrus, “Apakah engkau mengasihiKu?” dan Dia berkata, “Jikalau engkau mengasihiKu, gembalakanlah domba-dombaKu.” Yesus sendiri meminta bukti kepada Petrus, bahwa jika dia sungguh-sungguh mengasihi Yesus, dia akan menunjukkan cintanya kepada kehendak dan kerinduan Tuhan.
Sudahkah kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan?
Yesus sudah mengasihi kita. Dia merelakan dirinya untuk menebus dosa-dosa kita di atas kayu salib. Dia melakukannya dengan cinta yang total untuk setiap kita. Tuhan mau kita mencintai Dia sepenuhnya, dan Dia bisa cemburu ketika melihat kita mencintai yang lain.
Bagaimana cara kita mencintai Tuhan?
Memberikan Pujian Penyembahan yang Terbaik
Cinta identik dengan memberikan yang terbaik. Ketika kita mencntai seseorang, kita pasti ingin memberikan yang terbaik. Seperti orang tua kepada anaknya, pasti rindu memberikan makanan dengan gizi yang terbaik, pendidikan yang terbaik, dan barang-barang yang terbaik. Mari kita berikan yang terbaik untuk Tuhan. Saat kita datang ke gereja, kita memuji dan menyembah Tuhan dengan totalitas. Mari dalam setiap ibadah kita, kita memuji Tuhan dengan semarak dan penuh keagungan kepada Tuhan.
Tuhan rindu ada pemulihan pondok Daud, karena itu kita harus belajar sungguh-sungguh mengasihi Tuhan dan memberikan yang terbaik lewat pujian dan penyembahan kita. Pujilah Tuhan dengan segenap hati, dengan semangat. Kita memuji Tuhan bukan dengan mulut kita, tetapi dengan hati kita. Maka Tuhan akan disenangkan dengan pujian yang keluar dari hati kita.
Memberikan Waktu yang Terbaik
Waktu itu sangat berharga, karena itu berikanlah waktumu yang terbaik untuk Tuhan. Berikan quality time-mu bersama Tuhan. Banyak sekali hubungan di dunia ini mulai rusak karena tidak ada quality time. Quality time sangat diperlukan untuk membangun sebuah hubungan, karena tidak ada kedekatan tanpa quality time. Demikian juga dengan hubungan kita dengan Tuhan. Hidup kita bukan hanya ke gereja sebagai orang Kristen, tetapi juga membangun hubungan dengan Tuhan. Yesus bisa sebagai sahabat, kadang sebagai kekasih, kadang sebagai Bapa. Kita perlu komunikasi dengan Tuhan. Seringkali kita salah paham, kita curiga kepada Tuhan karena kita jarang bergaul dengan Tuhan.
Kalau kita sungguh-sungguh mengasihi Yesus, dia akan mencari tahu apa yang menjadi kesukaanNya. Untuk mengetahui apa yang Tuhan sukai, kita perlu berkomunikasi dan bergaul dengan Dia. Seperti kisah Maria dan Marta (Lukas 10:38-42), kita seringkali sibuk seperti Marta. Kita bahkan sibuk melayani, tetapi Yesus lebih menghargai orang yang dekat dengan Dia.
Melayani belum tentu mencintai, tetapi ketika kita mencintai seseorang, pasti kita melayani orang itu
Apakah kita memberikan waktu-waktu sisa untuk Tuhan? Ataukah waktu terbaik yang kita berikan untuk Tuhan? Tuhan menghargai dan menyukai ketika kita memberikan waktu terbaik kita buat Tuhan. Kita akan memberikan waktu-waktu kita jika menganggap hal itu berharga bagi kita. Apa yang kita anggap itu penting, kita akan meluangkan banyak waktu untuk itu.
Jika Yesus adalah pribadi yang berharga untuk kita, kita pasti akan selalu sediakan waktu untuk Dia.
Memberikan Korban yang Terbaik
Pada jaman dulu, korban yang dipersembahkan kepada Tuhan memiliki syarat-syarat tertentu. Orang pada jaman itu mengikuti segala peraturan karena mereka ingin memberikan persembahan yang terbaik kepada Tuhan. Bagaimana dengan kita? Mari kita berikan tubuh kita sebagai korban persembahan yang hidup, yang kudus, dan berkenan kepada Tuhan.
Korban yang dapat kita persembahkan kepada Tuhan adalah hati kita dan hidup kita
Korban adalah ketika diri kita berkata “Apapun yang Tuhan mau, aku mau berikan untuk Tuhan. Berapapun harga yang harus aku bayar untuk Tuhan, akan aku berikan.” Inilah tujuan hidup kita, yaitu menyenangkan hati Tuhan. Mari kita maksimalkan potensi yang kita punya untuk memiliki dan dimiliki visi Tuhan. Mari kita mengerjakan mimpi-mimpi Tuhan.
Dalam pelayanan ada 3D yang harus dimiliki, yaitu Doa, Daya, dan Dana. Mari kita ambil bagian berdoa untuk gereja kita. Daya berbicara tentang sumber daya manusia. Kita memberikan diri untuk melayani Tuhan di ladang-ladangNya. Dan sudahkah kita memberikan dana yang terbaik untuk Tuhan? Seperti seorang Janda yang memberikan persembahannya yang terbaik. Dia memberikan persembahan dari kekurangannya, bukan dari apa yang menjadi kelimpahannya.
Sudahkah kita mengasihi Tuhan? Berikanlah yang terbaik bagi Tuhan. Ketika kita mengasihiNya dengan tulus, apapun yang harus kita berikan tidak menjadi berat. Mengasihi Tuhan jangan hanya di bibir saja, tapi buktikan itu dengan seluruh hidup kita.
- Published in Sermons