Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Kedekatan dengan Tuhan Membawa Perubahan
2 Tawarikh 9:1-12 bercerita mengenai kunjungan Ratu Syeba. Ratu Syeba sangat tertegun dan kagum dengan hikmat yang dimiliki Salomo serta apa yang dilakukannya dalam tatanan kerajaannya. Ia kagum dengan bagaimana kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi kerajaan yang berubah dalam Kerajaan Salomo. Salomo telah berhasil mengubah tradisi-tradisi kerajaan yang tidak bisa diubah oleh generasi sebelumnya.
Mengubah tradisi bukanlah hal yang mudah. Tanpa otoritas dan hikmat dari Tuhan, Salomo juga tidak bisa mengubah tatanan dan tradisi yang sudah diwariskan turun temurun. Kita akan kesulitan mengubah tradisi jika tidak memiliki otoritas, namun otoritas hanya diberikan kepada seseorang yang memiliki kapasitas untuk itu.
Perubahan dimulai dengan kedekatan kepada Tuhan yang memberikan hikmat
Salomo adalah raja yang penuh dengan hikmat. Tanpa kedekatan dengan Tuhan, hikmat itu tidak akan ada. Tuhan memberikan hikmat kepada Salomo karena ia memiliki kapasitas, tidak hanya menerima hikmat, namun juga menggunakannya untuk membawa perubahan dan menyenangkan hati Tuhan.
Banyak hikmat-hikmat palsu yang berasal dari iblis. Iblis memberikan godaan dengan tipu daya dunia yang menyenangkan daging, seperti kekayaan dan tahta, namun semuanya itu adalah semu. Jika kita tidak dekat dengan Tuhan sebagai sumber hikmat yang sejati, kita akan mudah tertipu dan disesatkan. Lawan dari hikmat adalah kebodohan, dan banyak orang yang bodoh karena tidak dekat dengan Tuhan. Ketika kita mencari dunia dan segala keinginannya, kita akan binasa.
Bukan hal yang salah jika kita berfokus untuk mencari kekayaan demi meningkatkan kualitas keluarga, yang berbahaya adalah jika kita tidak melibatkan Tuhan dalam proses mencapai tujuan tersebut. Kita akan terjebak pada usaha-usaha menjaring angin.
Tipu daya dunia memang menyenangkan, tetapi Tuhanlah sumber pemuasan kita yang sejati. Mari kita meletakkan fokus kita hanya kepada Tuhan dan mengejar hikmat dari Tuhan.
Yesus telah memberikan contoh yang baik dan sempurna. Yesus senantiasa mencari Bapanya, memiliki hubungan dengan Bapa. Demikian juga kita, kita harus membangun hubungan yang dekat dengan Bapa, memiliki koneksi dengan Tuhan, sehingga kita tidak mudah disesatkan, seperti penjual emas akan mudah mengetahui emas yang asli dan palsu. Tanpa kedekatan dengan Tuhan, kita tidak akan tahu pengajaran-pengajaran yang salah dan menyesatkan yang merusak gereja Tuhan di akhir jaman ini.
Hikmat dari Tuhan menghasilkan perubahan yang menyenangkan Tuhan
Hikmat dari Tuhan berbanding lurus dengan perubahan kepada Kristus. Walaupun Salomo memiliki hikmat yang luar biasa, jika ia tidak mau berubah, tidak akan ada perubahan. Seseorang yang berkata mendapat hikmat dari Tuhan, tetapi tidak mau berubah untuk menyenangkan Tuhan, itu tidak mungkin. Ada transformasi dalam kehidupan mengikuti Kristus. Kalau tidak ada perubahan, artinya kita belum mengikuti Kristus.
Banyak orang memisahkan perkara-perkara rohani dengan perkara-perkara sekuler. Namun Firman Tuhan berkata bahwa kita adalah garam dan terang dunia, yang artinya kita memberi pengaruh kepada dunia. Jika kita memisahkan perkara rohani dengan perkara sekuler, bagaimana kita bisa memberi pengaruh kepada dunia. Tuhan tidak pernah memisahkan perkara dunia dan perkara sekuler, kita harus menjadi pelaku Firman Tuhan di manapun kita berada.
“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga. – Matius 5:13-16
Mengubah kebiasaan akan menimbulkan pertentangan dari banyak orang. Tetapi hendaknya kita tetap teguh pada kebenaran dan bersandar pada hikmat dari Tuhan. Kita berikan yang terbaik untuk Tuhan, baik sikap hidup kita, cara kita berbicara, cara kita melayani Tuhan. Hadirat Tuhan akan dinyatakan ketika kita senantiasa mengutamakan Tuhan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Pdm. Christin Jedidah : Murid Palsu
Banyaknya mujizat yang dilakukan Yesus membuat banyak orang berbondong-bondong mengikuti Dia. Mereka yang mengaku murid Kristus, tetapi mereka bukanlah murid Kritus yang sejati; Mereka adalah murid-murid palsu.
Banyak dari murid palsu itu meninggalkan Yesus karena perkataan Yesus yang keras (Yoh. 6:60-65).
Mereka tidak percaya kepada Yesus meskipun sudah melihat dan mengalami mujizat Yesus, karena mereka tidak mengenal Yesus secara pribadi. Mereka hanya datang kepada Yesus karena mencari roti supaya mereka kenyang, tetapi Yesus dengan tegas mengatakan bahwa mereka harus percaya sungguh-sungguh kepada-Nya, sang roti hidup, yang memberikan mereka kekekalan lebih daripada roti fana yang mereka inginkan (Yoh. 6:22-59).
Menjadi seorang murid bukanlah sebuah pilihan, tetapi sebuah keharusan.
Namun apakah kita adalah murid yang sejati atau murid yang palsu? Murid sejati adalah murid yang mau diajar dan tidak mudah mengundurkan diri; Mereka percaya kepada Kristus dan mengenal Yesus secara pribadi, bukan hanya dari apa kata orang lain saja. Murid sejati punya iman yang teguh di dalam Dia, sehingga ketika ada banyak badai hidup, ia tidak mudah digoncangkan. Kita jangan hanya mendengarkan dan membaca Firman Tuhan secara harfiah saja, tetapi juga biarkan kita menerima perkataan Yesus yang adalah roh yang berkuasa mengubahkan kehidupan kita.
Ciri-ciri murid palsu:
1. Tidak mau hidup di dalam terang (1 Yoh 5-8)
Murid palsu suka tinggal dalam dosa; Suka mengulangi dosa-dosanya. Murid Kristus yang sejati bukan berarti tidak bisa berbuat dosa, tetapi ketika mereka tersandung dalam dosa, mereka bangkit dan bertobat; mereka mau diubahkan dan ikut tuntunan Roh Kudus.
2. Tidak suka mengakui dosanya (1 Yoh 1 :8-9)
Mereka tidak mau mengakui dosanya sehingga hidupnya tidak dapat diubahkan dan dibenarkan. Orang yang seperti ini tidak mau bertobat.
3. Mengasihi dunia (1 Yoh 2:16-17)
Selalu mengutamakan perkara dunia untuk kesenangan dan keinginan pribadinya, tidak pernah puas akan pencapaiannya, dan lebih mengikuti apa yang dunia katakan daripada kebenaran. Dia dikuasai oleh kedagingan, bukan oleh Kristus.
4. Tidak suka akan Firman dan perintah Tuhan (1 Yoh 2:3)
Tidak mau belajar dan taat untuk mengikuti kebenaran Firman Tuhan.
5. Pikirannya mudah disesatkan oleh dunia (1 Yoh 2:26)
Karena tidak taat akan kebenaran Firman Tuhan, mereka tidak dapat membedakan ajaran yang benar dan yang salah. Sehingga mereka mudah disesatkan oleh pengajaran yang salah.
Tuhan Yesus akan segera datang. Mari kita menjadi murid-murid yang sejati di akhir zaman ini; Menjadi murid sejati yang punya iman yang tidak mudah digoncangkan dan tidak mengundurkan diri sampai akhirnya. Ketika kita percaya, Tuhan akan memberikan kehidupan kekal kepada kita. (Ibrani 10:37-39).
Pdm. Christin Jedidah
- Published in Sermons
Khotbah Pdm. Evie Mehita : Pelayanan Yesus
Kisah Yesus memberi makan 5000 orang adalah kisah mujizat Yesus yang sangat terkenal; Kisah ini tercatat di semua kitab Injil (Matius, Markus, Lukas, Yohanes). Yesus dan murid-Nya hendak menyepi dan beristirahat, tetapi banyak orang yang mengikuti Yesus. Yesus tergerak oleh kasih dan melayani mereka (Matius 14:13-14, Markus 6:30-31).
Apa yang dapat kita pelajari dari pelayanan Yesus?
1. Pelayanan Yesus tidak egois
Pelayanan Yesus bukan pelayanan yang egois, tetapi ada kasih di dalam pelayanan-Nya. Sekalipun Yesus dan murid-Nya lelah dan belum makan, tetapi Yesus tetap menerima orang-orang itu dengan kasih.
2. Yesus menerima, mengajar, dan menyembuhkan
Yesus menerima mereka, mengajar mereka, dan menyembuhkan mereka yang sakit. Betapa di akhir jaman ini banyak orang mengalami “sakit”, mereka mengalami krisis kasih. Kasih kebanyakan orang menjadi dingin. Karena itu Yesus datang ke dunia ini untuk memberikan pemulihan akan kasih; semua ini dilakukan-Nya karena Dia sangat mengasihi kita.
3. Menjadi pemberi roti
Yesus memberikan teladan bagi kita untuk memberi “makan” kepada orang-orang yang membutuhkan, bukan hanya secara jasmani, tetapi juga secara rohani.
Anak kecil itu tahu cara memberikan yang terbaik (Yoh. 6:9).
Dia memberikan apa yang ada padanya: 5 roti jelai dan 2 ikan kecil. Banyak orang mencibir dia, “Bagaimana makanan yang sangat sedikit itu bisa memberi makan 5000 orang?”. Tetapi dia memberikan semuanya di tangan Tuhan, dan Tuhan sanggup melakukan perkara besar. Belajar dari anak kecil ini, mari kita menjadi pemberi roti, bukan karena kita kaya dan punya segalanya. Tetapi ketika kita menyerahkannya di tangan Tuhan, itu sanggup memberkati banyak orang.
Apa yang ada di tanganmu saat ini? Mari belajar menjadi pemberi roti; melalui talenta, kemampuan, dan apapun yang kamu miliki. Taruh semua di tangan Tuhan, dan biarkan Tuhan yang bekerja dan menjadikannya berkat bagi banyak orang. Percayalah bahwa Tuhan tahu dengan tepat apa yang akan dikerjakan-Nya.
Terkadang Tuhan menjawab pergumulan kita dengan cara yang unik.
Tuhan bertanya kepada Filipus dimana mereka dapat membeli roti (Yoh. 6:5); bukan berarti Tuhan tidak tahu jawabannya, tetapi karena Tuhan tahu Filipus orang yang mudah ragu, sekalipun dia melihat banyak mujizat Yesus. Terkadang kita bertanya kepada Tuhan dalam pergumulan kita, Tuhan tidak langsung menjawab; Tuhan mungkin diam, atau bahkan balik bertanya. Tetapi bukan berarti Tuhan tidak tahu apa yang akan dilakukan-Nya; Dia tahu dengan tepat apa yang akan dikerjakan-Nya.
Tuhan memberikan 5000 orang itu makan sampai mereka kenyang (Yoh. 6:11). Ini berbicara Tuhan memenuhi kebutuhan kita. Tetapi banyak orang mencari-Nya karena tujuan yang lain. Mereka mencari Yesus supaya mereka kenyang, bukan karena pribadi-Nya (Yoh. 6:25-26).
Bagaimana dengan kita? Mari kita berfokus kepada pribadi Yesus, bukan hanya kepada berkat-Nya (Yoh 6:27-29).
Yesus adalah Roti Hidup sejati, roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia (Yoh 6:33). Barangsiapa datang kepada-Nya, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan haus lagi (Yoh 6:35).
Pdm. Evie Mehita
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Ular Tembaga yang menjadi Berhala
Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup. (Bilangan 21:9)
Tuhan mendatangkan ular tedung kepada bangsa Israel yang bersungut-sungut, namun mereka memohon ampun kepada Tuhan. Tuhan memerintahkan Musa untuk membuat ular tembaga, dan ular tembaga itu menyelamatkan bangsa itu dari ular-ular tedung. Ular tembaga yang dibuat Musa adalah lambang penyertaan dan perlindungan Tuhan atas bangsa Israel (Bil. 21:4-9). Tetapi ular itu justru menjadi berhala bagi mereka (2 Raj. 18:1-4). Bangsa Israel mengalami penyertaan Tuhan, tetapi karakter mereka belum diubahkan. Mereka berbalik kepada Tuhan sebentar, lalu kembali menyembah kepada allah lain.
Bangsa Israel keluar dari Mesir bukan karena mengasihi Tuhan, tetapi karena ingin kehidupan yang lebih baik. Tuhan menyebut bangsa Israel sebagai “pelacur”. Mereka hidup di dalam Tuhan, tetapi mereka tidak memberikan hati mereka total untuk Tuhan.
Berapa banyak kita mengikut Tuhan hanya karena berkat? Kita mengikut Tuhan karena ada hal yang baik yang kita terima.
Tuhan memberikan mujizat untuk menolong setiap kita, tetapi seringkali banyak yang akhirnya hanya tertuju pada mujizatnya, bukan kepada sang pemberi mujizat. Kita tak jauh berbeda dengan “pelacur”, yang mau dengan seseorang untuk mendapat keuntungan, namun tidak pernah memberikan hati dan cinta kepadanya. Dan ketika tidak ada lagi berkat, dengan mudahnya meninggalkannya.
Maukah Anda mengasihi Tuhan dengan segenap hati?
Dalam hidup ini Tuhan tidak hanya memberikan yang baik-baik saja, tetapi terkadang Tuhan ijinkan kita untuk mengalami masa-masa tergelap. Sekalipun demikian, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita dalam masa tergelap kita; penyertaan dan pertolongan-Nya sempurna. Manusia seringkali salah sangka dengan Tuhan; kita sering menganggap Tuhan terlambat. Tetapi Tuhan tidak pernah terlambat. Wanita Samaria yang berjumpa dengan Yesus di sumur Yakub datang pada siang hari; dia datang pada saat sumber air sudah kotor (Yoh. 4:1-42). Dia malu bertemu dengan orang karena sudah berzinah dengan banyak laki-laki; dia menganggap hidupnya sudah terlambat, tidak dapat diperbaiki lagi. Tetapi perjumpaannya dengan Yesus mengubahkan kehidupannya.
Di kisah Lazarus (Yoh. 11:1-44), semua orang menganggap Yesus terlambat karena Lazarus sudah mati. Tetapi Yesus tidak terlambat, melainkan Dia mau menyatakan kuasa-Nya dengan membangkitkan Lazarus di waktu yang tepat.
Tuhan tidak pernah terlambat, sekalipun manusia sering memandangnya sebagai sebuah keterlambatan.
Waktu menurut cara pikir kita berbeda dengan waktu Tuhan; Waktu-Nya selalu yang terbaik bagi kita. Jangan paksa Tuhan untuk membuat segalanya sesuai pemikiran kita. Mari belajar memahami dan mengenal hati Tuhan. Jangan menggunakan pikiran pribadi, memotong standar kebenaran untuk memuaskan kedagingan kita. Tetapi biarkan Tuhan berdaulat penuh atas kehidupan kita.
Jangan mengikut Tuhan hanya karena mengejar berkat-Nya saja, tetapi mari kita mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati, mari belajar mengenal Dia dan percaya kepada-Nya; Dia Tuhan yang tidak pernah terlambat dalam hidup kita.
Ps. Daniel Hadi Shane
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Ketaatan dan Perjanjian dengan Tuhan
Tuhan punya perjanjian dengan Abraham untuk memberikan suatu tanah perjanjian bagi keturunan Abraham. Hingga beberapa generasi, akhirnya Tuhan mempersiapkan Musa untuk membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir menuju ke tanah perjanjian, dan Yosua melanjutkan perjuangan Musa membawa bangsa Israel masuk dalam tanah perjanjian itu.
Yosua adalah seorang abdi; Dia tidak terkenal dan menonjol, tetapi dia dipilih Tuhan, karena dia memiliki kesetiaan dan respon yang benar terhadap perintah Tuhan dan dalam menerima janji Tuhan (Kisah 12 pengintai). Di dalam menggenapi janji Tuhan, Yosua juga mengalami ketakutan dan kegentaran, tetapi Tuhan tetap setia dan berjanji akan senantiasa menyertai serta tidak akan meninggalkan Yosua (Yosua 1:9,17-18).
Setiap kita rindu janji-Nya digenapi dalam hidup kita. Namun seringkali sebelum kita menerima penggenapan janji-Nya, ada banyak tantangan yang harus kita lalui.
Bagaimanakah respon kita? Marilah kita meresponi dengan benar setiap janji Tuhan. Ketaatan dan percaya saja adalah kunci dari penggenapan janji Tuhan. Adakah kita mengalami kemustahilan dalam melihat janji Tuhan? Mari belajar percaya dan terus maju seperti Yosua. Jika Tuhan sudah berjanji, Tuhan pasti akan menggenapinya.
Dengarkan dan lakukan kehendak Tuhan dengan penuh ketaatan.
Tuhan hendak memilih kita menjadi generasi jawaban doa yang menjawab doa generasi-generasi kita yang sebelumnya. Kuduskanlah kehidupan kita supaya senantiasa berkenan kepada Tuhan.
Tetap kuatkan dan teguhkanlah hatimu, Yesus akan berjalan di depan mu memberikan kemenangan demi kemenangan.
Ev. Christin Jedidah
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Sudut Pandang Kristus
Setiap orang memiliki keunikannya masing-masing, termasuk juga dalam bagaimana kita memandang suatu hal/ suatu peristiwa. Setiap manusia bisa memiliki sudut pandang yang berbeda dalam melihat sebuah hal.
Ketika uang koin 500 rupiah dilihat dari satu sisi, orang akan melihat gambar Garuda. Sedangkan disisi yang lain orang akan melihat angka 500. Angka 9 jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda akan menjadi angka 6. Sama halnya ketika kita mendengar / membaca Firman Tuhan, kita bisa memiliki persepsi yang berbeda. Namun kadang manusia melihat dari satu sisi saja. Namun untuk memahami kehendak Tuhan, kita perlu mempelajarinya dari berbagai sudut pandang.
Melihat dari Sudut Pandang Kristus
Manusia melihat apa yang tampak, tetapi Tuhan melihat jauh di kedalaman hati (1 Sam 16:7). Manusia seringkali melihat sesuatu dari apa yang tampak, tetapi apa yang tampak baik diluar belum tentu baik. Manusia duniawi memandang segala sesuatu dengan hikmat duniawi, tetapi ketika kita menggunakan hikmat Tuhan, kita dapat melihat dari apa yang Tuhan lihat (1 Kor 2:6-9). Karena itu, milikilah pikiran dan cara pandang Kristus.
Sudut pandang kita menentukan reaksi atau tindakan yang kita lakukan.
Ketika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan kita, bagaimanakah respon kita? Seringkali kita menjadi marah dan menganggap Tuhan tidak mengasihi kita; Sebab kita memandangnya dari sudut pandang pribadi, bukan sudut pandang Kristus.
Tuhan selalu merancangkan yang terbaik bagi kita. Namun karena kita fokus kepada masalah yang kita hadapi, kita tidak melihat ada rencana terbaik dibalik semuanya. Belajar bersyukur dengan apapun yang Tuhan ijinkan terjadi, sebab Tuhan memberikan porsi yang pas untuk kita (Ams 30:8-9).
Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah. (1 Kor 1:26-29)
Kita mungkin lemah bagi dunia, tetapi Tuhan sanggup memakai hidup kita yang rindu menjadi berkat dan mau menyerahkan hati kita kepadaNya.
Seorang Misionaris, David Levingston, dipakai Tuhan untuk menginjil di Afrika. Sebuah kecelakaan membuatnya kehilangan kakinya dan harus membuatnya harus memakai kaki palsu. Namun kaki palsu itu dipakai Tuhan untuk memberitakan Injil di sebuah suku yang kanibal (makan daging manusia).
Ada maksud Tuhan di balik setiap kejadian dalam hidup kita. Ada rancangan terbaik yang Tuhan sediakan dalam setiap masalah. Kita tidak bisa hidup tanpa masalah, tetapi kita Akan diberikan kekuatan untuk mengatasi masalah, asal kita bergantung penuh kepada Tuhan.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Evie Mehita : Peperangan Rohani
Di dalam sebuah film, pasti ada tokoh utama di dalamnya. Demikian pula setiap kita adalah tokoh utama dalam cerita kehidupan kita. Kita semua memegang peranan penting dalam cerita yang Tuhan buat. Tidak ada bagian yang tidak penting, karena kita-lah tokoh utamanya. Ketika Kita menonton film, kita mengharapkan akhir yang bahagia. Sama halnya manusia mencari kebahagiaan dalam hidup mereka. Tetapi tujuan kekristenan bukanlah mencari kebahagiaan duniawi semata, tetapi kebahagiaan kekal. Karena itu mari kita mengejar perkenanan Tuhan, mengejar kebahagiaan surga.
Manusia Rohani & Manusia Duniawi
Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya. Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? Karena jika yang seorang berkata: “Aku dari golongan Paulus,” dan yang lain berkata: “Aku dari golongan Apolos, ” bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?
(1 Korintus 3:1-4)
Manusia duniawi buka hanya orang yang belum percaya atau belum mengenal Tuhan. Tetapi orang yang belum dewasa rohani bisa disebut manusia duniawi.
Orang yang belum dewasa tidak bisa makan makanan yang keras, tidak bisa menerima kebenaran. Mereka suka hidup dengan sifat duniawinya, sehingga mereka tidak bisa dipercayakan hal besar oleh Tuhan. Selama kita masih dunia, kita masih punya sifat-sifat duniawi, tetapi ketika hidup kita dipenuhi oleh Roh Kudus, kita harusnya tidak tahan lagi untuk tinggal dalam hal duniawi; Kita berjuang memeranginya.
Setiap kita sedang berada dalam pertandingan kita masing-masing yang harus kita selesaikan secara pribadi. Kita tidak bisa menyeret orang lain untuk menyelesaikan pertandingan kita; Kita harus menyelesaikannya sendiri (1 Korintus 9:24). Setiap kita harus sadar kalau kita penting dalam pekerjaan Tuhan, sebab itu bertandinglah sebaik mungkin.
Hidup kita tidak pernah lepas dari peperangan. Ada 2 peperangan yang kita hadapi dalam hidup kita :
1. Peperangan Pribadi (Raksasa), bisa muncul dari :
– Warisan Nenek Moyang (sifat, dosa, kecenderungan/Avon)
– Pengalaman pribadi / masa lalu yang terjadi atau yang dilakukan terus menerus
– Ketakutan (Karena intimidasi & tawaran Iblis) yang melemahkan mental.
Iblis selalu berusaha menjerat dan menjatuhkan anak-anak Tuhan dengan ketakutan. Dia akan melemahkan mental kita dan membuat kita mengiyakan setiap perkataannya.
2. Peperangan Secara Korporat
Sebagai gereja kita perlu bergerak secara tim. Di akhir zaman ini, Tuhan rindu mengembalikan hati anak-anakNya kepada hati Bapa. Gereja menaklukkan prinsip dunia dan dosa, sehingga dapat merebut jiwa-jiwa dari jerat kebinasaan dan setiap mereka dimenangkan oleh karena Tuhan.
Tuhan rindu setiap kita menjadi pahlawan Tuhan yang tidak terus berkutat dalam peperangan kita pribadi, tetapi berkarya untuk jadi berkat bagi orang lain. Kita tidak hidup bagi diri kita sendiri, tetapi hidup kita dipersembahkan seluruhnya untuk kerajaan Tuhan; Kita hidup untuk kepentingan orang lain.
Kalahkah peperanganmu!
Jika tidak, kita menjadi orang yang lumpuh; Kita menjadi orang yang tidak maksimal dalam Tuhan. Sekalipun kita berada dalam peperangan, jangan pernah menyerah, Jangan berhenti melayani. Jika tidak, Iblis akan semakin menghancurkanmu. Dia akan menghancurkan mental kita sampai kita percaya padanya bahwa kita tidak bisa bangkit lagi.
“Jika engkau telah berlari dengan orang berjalan kaki, dan engkau telah dilelahkan, bagaimanakah engkau hendak berpacu melawan kuda? Dan jika di negeri yang damai engkau tidak merasa tenteram, apakah yang akan engkau perbuat di hutan belukar sungai Yordan? (Yeremia 12:5)
Jangan mudah menyerah dalam pertandingan hidupmu. Janganlah ketika menghadapi sedikit tantangan, kita sedikit-sedikit lelah, sedikit-sedikit menyerah, sedikit-sedikit tidak mau melayani Tuhan; Itu bukan mental seorang prajurit. Milikilah mental prajurit yang kuat, sehingga kita mampu memenangkan setiap peperangan kita.
Belajar dari Maria ibu Yesus, di dalam pergumulannya, dia menyimpan dalam hatinya, dia membereskan dan menyelesaikan peperangan dalam dirinya (Lukas 2:19). Kita perlu berlatih untuk dapat memenangkan pikiran kita sendiri kepada Tuhan; tidak menyeret orang lain dan memintanya menyelesaikannya. Kita boleh bercerita dan meminta nasehat untuk setiap masalah kita, tetapi kita harus belajar menyelesaikan masalah kita sendiri.
Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: “Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu. TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai, (Zefanya 3:16-17)
Tuhan adalah pahlawan kita. Jika Tuhan ada bersama kita dalam setiap peperangan, kita tidak akan pernah kalah. Dia yang akan memegang hidup kita dan tangan kananNya memberikan kita kemenangan. Hadapi setiap peperangan bersama dengan Tuhan, dan kemenangan ada di tanganmu.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Evie Mehita : Menjaga Hati
Yesus menjadi dampak dalam keluarganya. Adik-adik Yesus, Yakobus dan Yudas, melihat Yesus sebagai Tuhan. Mereka melihat Yesus menjadi terang di tengah mereka, sehingga mereka menjadi penulis kitab yang luar biasa (kitab Yakobus dan Kitab Yudas).
Sudahkah kita menjadi dampak dalam keluarga? Orang yang tinggal serumah dengan kita tahu kehidupan kita yang sesungguhnya. Jikalau masih ada hal tidak baik yang kita miliki, mari belajar berubah.Perubahan tidak menuntut orang lain, perubahan menuntut diri sendiri.
Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu (Yakobus 1:21)
Diterima dengan hati yang lembut
Tertanam
Berkuasa
Mari menjaga hati kita. Hati kita bagaikan taman, yang perlu dijaga dan dirawat dengan baik. Biarlah Tuhan tinggal di dalamnya dan hati kita menjadi sebuah taman yang indah, yang berkenan kepada Tuhan.
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Kekristenan yang Aneh
Apakah kamu bisa mendengarkan suara Tuhan? Domba mendengarkan suara gembalanya. Tetapi yang menjadi masalah seringkali adalah, sudahkah kita menjadi dombanya Tuhan? Banyak orang Kristen tidak menjadi dombanya Tuhan dan menjadi kawanan serigala liar; dikasih petunjuk Tuhan tidak mau dengar. Orang-orang seperti ini tidak akan bisa mendengar suara Tuhan. Sebab hanya domba yang mau dipimpin dan taat mendengarkan suara gembalanya.
Ketaatan itu proses, iman itu proses
Iman yang besarnya sebiji sesawi tidak akan dapat memindahkan gunung. Tetapi dalam bahasa aslinya iman itu hidup dan bertumbuh seperti biji sesawi yang semakin bertumbuh semakin besar. Maka dari itu, iman kita harus bertumbuh, karena iman yang tidak bertumbuh berarti iman itu mati.
Dulu saya bertanya-tanya, bagaimana saya bisa memiliki ini dan itu. Saya melakukan hitung-hitungan dan saya berpikir saya tidak akan mampu memilikinya. Tetapi ketika saya ditanya sekarang bagaimana memiliki ini dan itu, saya hanya tersenyum dan mengatakan itu mudah. Kenapa bisa seperti itu? Karna iman itu bertumbuh, percaya itu bertumbuh.. dan Tuhan melatih kita tahap demi tahap.
Banyak orang yang lebih mempercayai dunia daripada Tuhan. Penghinaan terbesar adalah ketika kita lebih mempercayai orang lain, yang seringkali berkata mungkin, tidak bisa. Miris sekali ketika pelayan Tuhan yang bertanya “Apakah Tuhan mengasihiku?” Pertanyaan-pertanyaan seperti itu mengkhianati pengorbanan Kristus di kayu salib. Kita shrusnya mempercayai Tuhan, bukan kata-kata orang.
Gereja Tuhan yang benar seharusnya bersaksi tentang Kristus. Gereja yang tidak bersaksi adalah gereja yang aneh. Dunia mengatakan ketika kita sungguh-sungguh kepada Tuhan adalah sebuah hal yang aneh. Tetapi sesungguhnya yang aneh adalah ketika standart kita sebagai anak Tuhan diluar standart Firman Tuhan.
Para rasul berteman dengan pemabuk dan orang-orang jahat, tetapi tidak bergaul. Beda antara berteman dan bergaul. Kalau kita tidak berteman dengan mereka, siapa yang mengenalkan mereka pada Kristus? Bergaul artinya berteman dekat dan saling mempengaruhi 1 sama lain. Para rasul menyadari bahwa tujuan mereka bukan dunia ini, dunia ini hanya smentara. Tujuan mereka adalah langit dan bumi baru dan mereka radikal untuk itu.
Jaman dulu menyiapkan kehidupan saat ini untuk kehidupan yang akan datang. Tapi kekristenan jaman sekarang banyak yang berubah. Mereka juga menikmati dunia ini. Fokusnya untuk dunia, bekerja di dunia dan tidak mempersiapkan bekal apapun untuk langit dan bumi yang baru. Kristen yang aneh selanjutnya adalah kekristenan yang tidak pernah mengalami mujizat dalam hidupnya. Orang Kristen identik dengan mujizat.
Mujizat bukan hanya tentang orang sakit disembuhkan. Tetapi mujizat adalah ketika kita yang tidak mampu kemudian dimampukan untuk melakukannya.
Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu. (1 Tesalonika 1:5)
Jangan hanya pandai dalam hal berkata-kata untuk menjadi seorang penginjil. Butuh kekuatan dari Roh Kudus dan kepastian yang kokoh. Tanpa itu, kita tidak bisa membuat hati orang berbalik pada Tuhan. Kekristenan bukan sekedar agama. Agama hanya mengikuti aturan demi aturan dalam kitab suci. Tetapi, Kekristenan yang benar adalah mengikut Kristus sebagai hukum yang terutama di atas semua aturan demi aturan. Kekristenan bukan hanya soal kita fasih baca alkitab atau kitab taurat, bukan soal tata agama, tetapi mengikuti apa yang Kristus lakukan.
Mari menjadi kekristenan yang tidak aneh. Ibadah kita adalah menyelaraskan pikiran dan hati kita dengan Tuhan. Ibadah yang berkenan di hadapan Tuhan adalah ketika kita melakukan di tempat yang tersembunyi, tidak ada orang yang tahu. Tetapi Kristus melihatnya sebagai sesuatu yang luar biasa dan semuanya dilakukan hanya demi kemuliaan nama Tuhan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Elita Chandra : Kebenaran yang Memerdekakan
Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya. Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Yohanes 8:30-32)
Berbicara kebenaran, setiap kita yang dilahirkan dari keluarga Kristen, kita sudah sering mendengar kebenaran. Dalam perikop sebelum Yohanes 8 : 30-36 banyak menjelaskan asal usul Yesus dan banyak orang yang menjadi percaya. Tetapi Tuhan tidak mau kita hanya cukup menjadi percaya. Kita harus menghidupi kepercayaan kita. Kita harus mengerti dan melakukan prinsip Kebenaran itu. PRINSIP KEBENARAN :
Tinggal dalam Firman akan Memerdekakan Kita
Setiap kita memang tidak mungkin lepas dari dosa tanpa kasih karunia, tetapi dengan tinggal dalam Firman Tuhan, kita dapat dimerdekakan. Tinggal artinya tetap, tidak berpindah-pindah.
Sama halnya ranting tanaman anggur yang tidak berpindah-pindah; dia melekat dengan pokoknya. Tuhan berkata tentang pokok anggur yang benar. Ranting yang sesungguhnya melekat pada pokoknya. Ranting yang tidak melekat dengan benar adalah ranting yang palsu. Tuhan mau kita melekat pada pokok anggur. Buah akan dapat kita hasilkan kalau kita melekat pada pokok anggur.
Kebenaran itu menyakitkan. Seperti pil pahit yang harus kita telan, tetapi menyembuhkan kita.
Ketika kita sakit, kita tidak bisa memilih-milih obat yang harus kita minum. Demikian juga dengan kebenaran; kita tidak bisa memilih-milih kebenaran yang menyenangkan telinga kita saja. Jika kita pilih-pilih obat/ Firman, kita tidak sungguh-sungguh tinggal dalam Firman. Walau itu menyakitkan, kita harus menelan Frman itu.
Kita tidak akan tahu kebenaran seperti apa, jika kita tidak tinggal di dalamnya.
Jika kita tinggal, kita akan mengetahui apa yang kita tidak pernah tahu. Seperti kita tinggal satu rumah dengan orang lain, kita akan tahu kebiasaan-kebiasaan orang-orang yang tinggal bersama dengan kita. Ketika kita tinggal bersama sesuatu/seseorang, ada kehidupan yang terjadi. Demikian juga jika kita tinggal bersama kebenaran, maka akan ada kehidupan yang terjadi.
Cara pandang yang berubah
Untuk merdeka, kita harus tahu apa itu kebenaran. Ketika kita tahu kebenaran, cara pandang kita terhadap sesuatu akan sesuai dengan kebenaran. Jika kita tidak tahu kebenaran, kita akan dengan mudahnya menerima inputan-inputan yang tidak benar berupa nilai-nilai yang berasal dari dunia yang kemudian kita rohanikan.
Cara pandang kita menentukan arah hidup kita. Jika cara pandang kita salah, hidup kita akan dikendalikan pada suatu yang salah. Tapi jika cara pandang kita benar, hidup kita akan dibawa pada kebenaran.
Memberi Ruang untuk Kebenaran Dalam Hati
Aku tahu, bawa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena Firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu (Yohanes 8 : 37)
Yesus mengatakan mereka memang adalah keturunan jasmani dari Abraham, tetapi Yesus menegur mereka bahwa mereka tidak hidup dalam Firman, tidak seperti Abraham, bapa leluhur mereka.
Kebenaran seringkali bertolak belakang dengan apa yang kita inginkan. Awalnya pasti menyakitkan, tetapi jika kita ingin bebas, kita harus menerima kebenaran.
Seringkali kita datang pada Tuhan, kita bertanya pada Tuhan, tetapi tidak menginginkan kebenaran, melainkan pembenaran. Kita jahat dan licik.
Berikan tempat untuk kebenaran tinggal dalam hati, jangan hanya mendengar. Tetapi biarlah itu mengoreksi dan mengubah hidup kita.
BAGAIMANA IBLIS MEMPERNGARUHI KEBENARAN, MENIPU ANAK-ANAK TUHAN SEHINGGA MEREKA MEMPEROLEH KEBENARAN YANG SALAH?
Berfokus dengan 1 Kata Larangan
Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua
pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, ” (Kejadian 2:16)
Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang
dijadikan oleh Tuhan Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahhnya, bukan?” (Kejadian 3:1)
Iblis fokus pada 1 perintah Tuhan, iblis suka menyorot 1 poin larangan saja, padahal ada 1000 kebaikan Tuhan lainnya. Sehingga manusia salah fokus seakan Tuhan itu jahat, Tuhan melarang. Mindset Hawa dipermainkan agar Hawa hanya fokus pada larangan Tuhan!
Ketika kita ditegur, kita langsung menyorot pada teguran tanpa melihat nasihat yang diberikan itu baik. Kita langsung mengecap orang yang menegur kita adalah orang yang jahat dengan 1 larangan, tanpa memperhitungkan kebaikan-kebaikan lainnya yang dia lakukan. Padahal kata jangan/larangan yang diberikan itu bertujuan baik untuk kita.
Menyederhanakan Perintah Tuhan
“.. Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu,
janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” (Kejadian 2:17)
Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak
akan mati,” (Kejadian 3:4)
Iblis selalu MENYEPELEKAN dosa dan MENYEDERHANAKAN perintah Tuhan. Tuhan sudah jelas mengatakan bahwa manusia akan langsung mati, tetapi iblis berkata bahwa “sekali-sekali”. Hati manusia sangat licik untuk bermain-main dengan larangan Tuhan. Kita mencari-cari cara, menyepelekan dosa karna kita suka. Tetapi hati nurani kita tahu bahwa itu tidak benar.
Jangan pernah menyederhakan perintah Tuhan!
karena sekali-kali dilakukan, lama-lama akan menjadi berkali-berkali.
Memakai Dalih Rohani untuk Membenarkan Dosa
Tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka dan kamu menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat(Kejadian 3:5)
Iblis berkata “sama seperti Allah”. Tuhan mau kita sempurna seperti Tuhan, dan iblis memakai dalih-dalih kerohanian untuk membuat kita jatuh dalam dosa, padahal itu tidak membawa kita dekat kepada Tuhan.Kita sering memakai statement yang terlihat rohani untuk melancarkan sesuatu.
Contohnya kita bekerja keras sehingga tidak ke gereja dengan alasan agar dapat uang dan uang tersebut akan digunakan untuk memberkati gereja. Tetapi itu adalah DALIH KITA, pembenaran yang kita lakukan. Jika roh Kudus ada dalam hati kita, kita pasti tahu bahwa kita salah.
Tawaran yang Tampaknya Baik dan Menarik
Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. (Kejadian 3:6a)
Tipuan iblis seakan-akan tidak berhasil terhadap Hawa, tetapi saat itu Iblis pikiran Hawa sedang bermain. Dikatakan bahwa Hawa melihat buah itu baik dan menarik.
APA YANG KITA LIHAT BAIK, BELUM TENTU ITU BAIK. Mata manusia seringkali menipu, tetapi manusia seringkali tertipu oleh apa yang kita lihat. Tipuan pertama Iblis pada Hawa masih dapat dengan mudah ia sangkal. Ia masih teguh dan mengingat perintah Tuhan. Tetapi ketika ia melihat bahwa buah itu menarik dan seakan tidak berbahaya, ia tertipu.
Apa yang kita lihat baik, belum tentu itu yang terbaik. Terlihat baik tetapi ujungnya adalah maut, kita terpisah dari kasih dan perkenanan Tuhan.
Berapa jarak pandang manusia? Penglihatan manusia sangat terbatas, tetapi Tuhan melihat segalanya. Apa yang kita lihat baik dan berkenan, kita harus tanyakan kembali pada Tuhan agar kita tidak tertipu. Siapa tahu apa yang kita lihat baik seperti pohon pengetahuan, itu ternyata menyesatkan.
Hiduplah dalam kebenaran yang sanggup memerdekakan kita. Dengan kita tinggal dalam kebenaran, itu akan menjadi senjata kita untuk bertahan dan melawan tipu daya si Jahat kepada setiap kita.
- Published in Sermons