Khotbah Ev. Christin Jedidah : Doa, Ketaatan, dan Kasih
Tahun ini adalah tahun dimana kemuliaan Tuhan akan dinyatakan, walaupun sepertinya apa yang terjadi di sekeliling kita berbeda dengan apa yang kita harapkan.
Ada 3 hal yang harus kita miliki sebagai anak Tuhan di tengah kondisi yang terjadi saat ini:
Doa
Mari kita berdoa dengan sungguh-sungguh, mencari wajah Tuhan, mencari kehendak Tuhan. Kita datang kepada Tuhan dan meminta belas kasihanNya atas bangsa ini. Seperti Abraham yang memohon belas kasihan Tuhan untuk tidak membinasakan semua kota Sodom dan Gomora.
Setiap hari kita mendengar berita kematian. Banyak dari mereka yang belum mengenal Yesus. Mari berdoa dan meminta belas kasihan Tuhan. Kita berdoa supaya pintu keselamatan dan pertobatan dibukakan untuk jiwa-jiwa.
Yeremia 29:7-14
Mari menjadi mezbah doa dimanapun Tuhan tempatkan kita (ay. 7). Tuhan selalu memberikan rancangan yang terbaik dan hari depan yang penuh pengharapan (ay. 11) . Kita tidak bisa berharap kepada manusia, pengharapan kita hanya ada di dalam Yesus. Tuhan sanggup memulihkan keadaan kita (ay. 12-14). Jangan takut, tetaplah berdoa dan berserah kepada Tuhan. Mari kita ketuk pintu hatiNya dan memohonkan belas kasihan dan pertobatan jiwa-jiwa terjadi di Indonesia.
Ketaatan
Dalam kita menantikan kedatangan Tuhan, kita tidak bisa hanya berdiam dan berdoa. Kita butuh bergerak dan berkarya sesuai dengan kerinduan Tuhan. Jangan berdiam, mari berbuat sesuatu untuk Tuhan dan orang-orang di sekitar kita.
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan (Efesus 5:15-17)
Bangunlah roh yang tidur. Mari perhatikan bagaimana seharusnya kita hidup. Jangan menjadi orang bebal yang susah menerima peringatan Tuhan. Dengan waktu yang Tuhan berikan, mari menjadi aktif, efektif, dan produktif.
Kasih
Doa dan ketaatan jika tidak dilakukan dengan kasih, maka semuanya sia-sia. Hari-hari ini Tuhan rindu ada doa yang didasari dengan hati yang hancur, bukan doa yang rutinitas semata.
Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula . Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat. (Wahyu 2:1-5)
Jemaat di Efesus adalah orang-orang yang mengenal Kristus, mereka berjerih payah, memiliki ketekunan, tidak sabar dengan orang yang jahat, bahkan menderita karena Kristus, tetapi Tuhan mencela mereka karena meninggalkan kasihnya yang semula.
Di akhir zaman ini, kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Orang-orang menjadi biasa mendengar kematian dan tidak peduli dengan orang lain. Bagaimanakah dengan hati kita? Jika hati kita mulai berubah, tidak ada belas kasihan lagi, tidak ada hati untuk jiwa-jiwa, maka kita harus segera bertobat. Mintalah hati yang hancur dan kasih yang semula dari Tuhan.
Keadaan di akhir zaman digambarkan dalam 2 Timotius 3:1-5. Akan datang masa-masa sukar dimana manusia mencintai diri sendiri dan tidak mempedulikan agama (ay. 2). Dengan ibadah streaming yang dilakukan hari-hari ini, sudahkah kita siapkan diri yang terbaik? Hendaknya kita mengikuti ibadah dengan hormat, sebab kita mau datang kepada Tuhan, kita mau berhubungan pribadi dengan Tuhan.
Mari kita lakukan ketiga hal ini dengan sungguh-sungguh. Biarlah kita hidup dalam kasih Tuhan. Sebab tidak ada satu hal pun yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus.
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane – Menjadi Orang Pilihan
Bacaan : Hakim-Hakim 6 : 1-40
Gideon adalah salah satu orang yang dipilih Tuhan untuk melindungi Bangsa Israel. Seorang yang dipilih Tuhan pasti memiliki pergumulan. Sebab menjadi seorang yang dipilih memiliki konsekuensi dan tanggungjawab yang lebih besar. Gideon pada awal dipanggil untuk menjadi hakim bagi bangsa Israel, dia merasa tidak percaya diri, sebab dia berasal dari bangsa yang paling kecil dan dia adalah anak termuda dalam keluarganya (ay 15). Tetapi Tuhan meyakinnya dengan berkata, “Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis.” (ay 16).
Sekalipun Gideon meminta tanda kepada Tuhan, tetapi akhirnya dia taat akan apa yang Tuhan perintahkan kepadanya. Dia memahami tujuan hidupnya, dan dia mengerjakan panggilan Tuhan dengan segenap hati.
Sudahkah kamu menemukan tujuan hidupmu? Dan sudahkah tujuan hidupmu sesuai dengan Firman Tuhan? Tujuan hidup kita dalam Tuhan adalah untuk menyenangkan hati Tuhan. Gideon tahu cara menyenangkan hati Tuhan dengan panggilannya pada waktu itu. Tuhan tahu apa yang ada di hati manusia. Tuhan memilih orang yang sungguh-sunguh memuliakan nama Tuhan.
Dalam Hakim-Hakim 7:2-5, Tuhan menyeleksi pasukan Gideon dari 32.000 orang menjadi 300 orang untuk melawan Midian. Seleksi Tuhan yang terakhir ditentukan dari cara minum; Tuhan memilih pasukan yang meminum air dengan cara menghirup air dari tangan mereka. Cara minum ini berbicara tentang hati manusia. Pasukan yang minum air langsung dengan lidahnya berbicara tentang hati yang suka terburu-buru, tidak sabaran, orang yang tidak bisa menanti. Bahaya jika orang seperti ini masuk dalam peperangan; mereka bisa tergesa-gesa dan merusak strategi perang.
Kita perlu sabar menanti janji Tuhan, karena itu pasti akan digenapi sesuai dengan waktuNya, caraNya dan ketika kita siap menerimanya.
Dari 300 pasukan yang sudah dipilih Tuhan, Gideon membaginya lagi; 100 orang bersama Gideon menuju ke perkemahan orang Midian, dan 200 orang bersorak-sorak di sekeliling perkemahan (Hak. 7:19-20). Karena itulah pasukan Midian menjadi kacau balau dan Gideon menang melawan Midian. 200 orang di sekitar perkemahan berbicara tentang orang-orang yang berdoa. Doa mengalahkan musuh-musuh Gideon. Karena doa adalah bagian yang penting untuk memenangkan peperangan.
Doa mendatangkan otoritas. Karena itu kita harus menjadi gereja yang berdoa, sehingga kita memiliki otoritas untuk menjagai gereja Tuhan dari semua tipu daya Iblis. Gereja yang tidak berdoa akan membuka celah, dan dengan mudah disesatkan oleh rupa-rupa dunia ini.
Siapkah anda masuk dalam Api Kebangunan Tuhan?
Untuk sebuah kebangunan dibutuhkan orang-orang yang bersedia diutus oleh Tuhan. Orang yang bersedia memberikan mimpi-mimpinya kepada Tuhan dan memberikan segalanya untuk kemuliaan nama Tuhan; dimana Tuhan harus semakin bertambah, dan aku yang semakin berkurang.
Mari kita menjadi gereja yang Ang, yaitu gereja yang memiliki amanat Kristus, dimana kita menjangkau jiwa-jiwa yang membutuhkan Tuhan. Lakukan pekerjaan Tuhan! Ladang sudah menguning, maukah kamu menjadi yang terpilih diantara orang yang dipanggil oleh Tuhan mengerjakan semua kerinduanNya?
Mari jadi pelaku Kasih, yang mengasihi dengan tindakan, bukan hanya dengan kata-kata. Sebab kasih dengan tindakan jauh lebih berbicara daripada hanya sebuah cerita tentang Kasih.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Kemenangan dari Ketaatan dan Doa
Seringkali kita bekerja dan belajar tiada henti, tetapi dia lupa dengan doa. Doa sama seperti memegang tongkat Tuhan, itulah Perkenanan Tuhan. Karena tanpa doa, semua yang Kita kerjakan menjadi sia-sia. Musa bersama Yosua dan bangsa Israel dapat memenangkan peperangan ketika Musa mengangkat tangannya (Kel 17:8-16). Mereka menang bukan karena angkat tangannya Musa, tapi karena ketaatan akan suara Tuhan. Dia melakukan yang diperintahkan Tuhan
Doa sanggup menggerakkan kuasa dari Surga, menjamah pintu surga dan memberikan perkenanan dalam hidup seseorang
Bagaimana ketika kita menghadapi masalah? Sudahkah kita bertanya kepada Tuhan? Seringkali bnyak orang yang memakai kekuatan sendiri. Mereka menjadi fokus dengan usaha-usaha mereka tapi menjadi lupa kalau Tuhan juga sanggup memberkati. Kita harus melihat bahwa Tuhan mempercayakan sesuatu bukan kepada anak kecil, tetapi kepada orang yang sudah dewasa. Ukuran kedewaasaan adalah ketaatan dan respon kita dalam melihat sesuatu.
Tuhan rindu bangkit penginjil-penginjil yang memberitakan kebenaran. Semua orang bisa dipakai Tuhan; di usia berapa saja dengan latar belakang apapun, asal Kita mau dan Taat.
Mari kita berdoa sungguh-sungguh dan hidup dalam kebenaran yang murni. Jangan menjadi kekristenan yang munafik; yang bisa mengajar tetapi tidak bisa melakukannya. Seperti Firman Tuhan katakan, bahwa pengajaran-pengajaran kekristenan saat ini telah bercampur dengan ajaran yang palsu. Kita harus hati-hati! Kita perlu belajar kebenaran yang murni, sehingga kita dapat membedakan manakah yang sungguh-sungguh kebenaran, dan manakah yang merupakan ajaran yang sesat. Mari kita perangi ajaran sesat yang kini menyebar dengan cepat.
Kunci Peperangan Rohani adalah Ketaatan
Doktrin-doktrin hanyalah buatan manusia. Tapi Kita harus menjdi penganut kebenaran Firman Tuhan. Kita harus berani, sama seperti Yesus yang berani menyatakan kebenaran bahkan dengan sindiran-sindiranNya kepada Ahli Taurat dan orang Farisi.
Doa harus sesuai dengan proses Tuhan dan harus berbanding lurus dengan ketaatan dan kesetiaan
Sama halnya ketika Musa mengangkat tangannya. Mereka tidak akan bisa menang jika Yosua tidak maju berperang. Tetapi mereka juga tidak akan menang jika Yosua maju tanpa otoritas Tuhan. Karena itu, proses juga merupakan bagian yang penting.
Banyak yang mengatakan, “Proses tidak akan akan mengkhianati hasil.” Tetapi di dalam Tuhan, “Proses tanpa doa tetaplah akan mengkhianati hasil.”
Maka dari itu, mari kita selaraskan seluruh kerinduan kita dengan kerinduan Tuhan. Kerjakan sambil berdoa dan ikuti proses Tuhan. Mari kita lakukan perintahNya dengan taat dan lakukan dengan setia, maka kemenangan akan menjadi milik Kita.
- Published in The Shepherd's Voice