Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Anggur yang Berkualitas
Amsal 22:17-29
Jangan merampasi orang lemah dan jangan menginjak orang yang kesusahan (ay. 22-23)
Ini berbicara tentang empati. Kita harus memiliki belas kasihan kepada orang yang lemah. Sudahkah kita sudah empati dengan saudara di sekitar kita? Tuhan menganugerahkan empati kepada kita untuk mengenal hati Tuhan untuk orang lain.
Jangan berteman dengan orang yang lekas gusar, mudah marah, dan mudah terluka (ay.24-25). Jangan bergaul dengan mereka karena kamu akan menjadi biasa dengan tingkah lakunya dan memasang jerat bagi dirimu sendiri.
Menjadi pendamai terus menerus juga tidak baik (ay. 26). Orang pendamai tidak suka berada dalam masalah, mereka suka menghindari masalah. Mengikut Yesus bukan tentang hidup tanpa masalah, tetapi hidup yang semakin disempurnakan semakin serupa dengan Kristus.
Alkitab adalah buku yang hidup. Sehingga ketika kita membaca Firman Tuhan, kita bisa mendapatkan iluminasi dari Roh Kudus. Namun iluminasi dari Roh Kudus haruslah selu diuji melalui Firman Tuhan.
Di lain sisi, ada yang mengikuti Firman Tuhan dengan kaku dan jadi takut sesat. Mereka membatasi diri untuk tidak meminta sesuatu kepada Tuhan. Padahal sebagai anakNya, kita boleh meminta apapun kepada Tuhan. Tetapi keputusan untuk doa kita diterima atau tidak itu adalah urusan Tuhan; Dia tahu yang terbaik bagi kita. Oleh sebab itu, jangan lupa mengakhiri doa kita dengan “Jadilah kehendakMu”.
Diproses Tuhan itu Indah (Yeremia 48:10-13)
Banyak orang yang dilewatkan Tuhan karena hidupnya tidak bisa melakukan tanggungjawab yang dipercayakan Tuhan kepadanya. Mereka masih terikat dengan dosa, mereka mengerjakan pekerjaan Tuhan dengan sembarangan, tidak sepenuh hati.
Ayat 11
Moab selalu hidup dalam zona nyamannya, sehingga anggurnya tidak berubah baunya. Anggur yang berkualitas adalah anggur yang berubah baunya dari yang semula. Karena itu, anggur yang baik harus dipindahkan dari tempayan satu ke tempayan lainnya sampai endapannya habis. Sehingga dihasilkan anggur yang berkualitas.
Seperti anggur, kita harus mau dituangkan; Kita harus mau diproses.
Kita tidak tinggal diam dalan kondisi kita terus menerus. Jangan sampai diri kita hari ini masih sama dengan diri kita yang dulu; tidak ada perubahan semakin serupa dengan Kristus : masih dengan tabiat buruk yang lama, masih dalam keterikatan yang sama, masih dalam pergumulan yang sama.
Jangan jadi anggur yang sama, yang tidak pernah dimurnikan. Mungkin banyak dari kita yang kenal Tuhan, tapi masih pakai anggur lama. Karena hanya mau mendengarkan khotbah yang menyenangkan telinganya. Kita suka mencari pembenaran dari pikiran kita yang salah namun kita anggap benar.
Hiduplah dengan pedulilah apa kata Tuhan, bukan apa kata orang. Kita suka jika banyak yang “like” kita. Namun hidup kita bukan seberapa banyak yang “like” kita, tapi apakah Tuhan “like” dengan hidup kita.
Ayat 12-13
Jangan sampai Tuhan turun tangan sendiri dan kita menjadi malu. Mari belajar setia dalam proses Tuhan.
Waktu segera berlalu, karena itu gunakan waktumu dengan sebaik-baiknya. Panggilan Tuhan menanti kita. Jangan karena malas, lalu kita tidak mau dan menunda-nunda untuk melayani Tuhan. Mari kita layani Tuhan dalam masa muda kita.
Kejar dan kerjakan mimpi Tuhan. Hidup kita tidak selamanya; Jangan sampai kita mempersembahkan hidup kita kepada Tuhan ketika kita sudah tidak ada waktu lagi. Mari berlomba dalam perlombaan iman kita. Kita mendirikan gereja yang kudus, yang suci, yang tidak menjadikannya sebagai sumber keuntungan pribadi, melainkan Kristus sejati yang diberitakan.
- Published in The Shepherd's Voice