Khotbah Jumat Agung Ps. Daniel Hadi Shane : Jumbai Jubah Yesus
Kebersamaan yang lama tidak menunjukkan bahwa kita bisa betul-betul mendapatkan hati seseorang. Kebersamaan yang lama juga tidak menunjukkan kita yakin dicintai.
Cinta adalah anugerah, namun dalam cinta kita juga akan mengalami rasa sakit.
Yesus merasakan apa yang manusia rasakan.
Jubah Yesus adalah jubah yang layaknya digunakan orang yahudi pada masa itu. Ada benang berwarna biru dan keunguan yang dikepang di keempat sudutnya, untuk mengingatkan akan hukum/ ketetapan Tuhan (Bil. 15:37-39).
Jubah Yesus itu berkuasa, jika kita mau mengambilnya. Artinya kita mengambil bagian dan hidup dalam Firman Tuhan.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Pdm. Evie Mehita : Cinta adalah Hubungan
Dalam dunia ada berbagai macam hubungan. Kita patut bersyukur karena kita diciptakan memiliki perasaan. Karena dengan perasaan itu kita dapat memiliki hubungan; Hubungan dengan teman, orang tua dengan anak, hubungan dengan keluarga – Hubungan adalah anugerah Tuhan.
Kekristenan bukanlah sebuah teori atau status, tetapi sebuah hubungan; Kisah cinta antara kita dengan pencipta kita. Namun kita tidak mungkin bisa mengenal dan mencintai Tuhan, jikalau bukan Tuhan yang menyatakan cintaNya terlebih dahulu kepada manusia.
Tuhan sebagai Sahabat (Yohanes 15:13 -15)
Yesus menyebut kita sebagai sahabatNya, bukan seorang hamba. Seorang hamba hanya melakukan apa yang diperintahkan – Dia melakukannya karena kewajiban semata, tetapi sahabat melakukannya dengan bersukacita. Hamba tidak diceritakan apa yang dilakukan tuannya, tetapi sahabat saling berbagi rahasia. Tuhan sudah memberikan rahasia kerajaanNya kepada kita. Demikian jika kita memandang Yesus sebagai sahabat, maka kita akan menceritakan semua rahasia kita kepadaNya.
Yesus adalah sabahat yang baik. Sahabat yang baik menanggung semua bersama dalam suka dan duka. Di dalam kesedihan, Dia menghibur dan turut menanggung kesedihan bersama dengan kita.
Tuhan sebagai Suami / Kekasih (Yesaya 54:5-8)
Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. (2 Korintus 11 : 2).
Kita adalah kekasih Tuhan; Kita adalah calon mempelai yang dipersiapkan ke dalam pernikahan kudus dengan Anak Domba. Dalam KBBI, kekasih artinya orang yang dicintai; tempat mencurahkan perhatian dan kasih sayang. Demikianlah Tuhan juga mengasihi kita; dan hanya ketika Tuhan terlebih dahulu menyatakan kasihNya kepada kita, maka kita dapat mencintai Tuhan.
Hubungan Kristus dengan jemaat juga digambarkan sebagai hubungan suami dengan istri (Efesus 5:22-33).
Sebagaimana istri tunduk kepada suaminya, demikianlah jemaat perlu tunduk kepada Tuhan (ay. 24). Mengapa kita perlu tunduk kepada Tuhan seperti halnya istri perlu tunduk kepada suami? [ay. 25] Istri hanya tunduk kepada suami yang mengasihi istrinya. Kristus sudah menggenapinya; Dia mengasihi kita dan memberikan segalanya, bahkan nyawaNya untuk kita. Maka kita perlu tunduk kepadaNya sebagai suami dan kekasih kita.
Suami yang baik adalah suami yang memperlakukan istrinya sebagai seseorang yang berharga (Efesus 5:28-29). Kristus melakukan itu; Dia memandang kita berharga – Kristus menjadikan kita sebagai prioritasNya. Tidak peduli seberapa kita berdosa atau tidak melakukan apapun, Dia mau kita semua diselamatkan. Ini dibuktikanNya dengan Dia mengorbankan diriNya untuk menebus setiap kita.
Cinta itu Berkorban
Cinta selalu identik dengan memberi – orang yang mencintai pasti memberi, berkorban sesuatu untuk yang dicintainya. “ Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup , yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati ” (Roma 12 : 1). Hendaklah kita mempersembahkan hidup kita yang terbaik bagi Tuhan.
Cinta itu menguduskan
untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela (Efesus 5 : 26-27).
Awal Tuhan menciptakan manusia baik adanya. Namun kini manusia penuh dengan kerusakan. Karena itulah Tuhan hendak mengembalikan kita kepada kekudusan itu. Tidak ada seorang pun yang bisa kudus, sebab kecenderungan manusia adalah pikiran yang cemar. Tuhanlah yang akan menguduskan kita; Dia memandikan dan menyucikan kita dengan air dan Firman. Artinya ada ada proses untuk mencapai kekudusan.
Cinta adalah sebuah proses.
Maka cinta kita haruslah bertumbuh. Cinta yang kekanak-kanakan hanyalah menjadi cinta yang saling menyakiti dan menjebak kita dalam ikatan jiwa yang salah. Tetapi cinta yang benar, cinta yang dewasa, akan membuat orang lain menjadi lebih baik. Demikian juga cinta kita kepada Tuhan harus terus bertumbuh. Sebuah hubungan perlu dipelihara. Kita perlu senantiasa menjaga hubungan kita dengan Tuhan, sebab sebagai manusia cinta kita seringkali bisa berubah. CintaNya sudah sempurna bagi kita, tetapi cinta kita kepada Dia harus terus bertumbuh.
Dalam Mitologi Yunani ada beberapa jenis cinta :
1. Eros – Cinta romantika, kepuasan antara laki-laki dan wanita.
2. Storge – Cinta yang bertumbuh karena kelahiran kita di sebuah keluarga.
3. Philia – Cinta persahabatan (antar sahabat).
4. Agape – Cinta yang mementingkan Tuhan.
5. Ludus – Cinta yang main-main, takut untuk berkomitmen tetapi mengumbar cinta.
6. Mania – Cinta yang harus memiliki/mendapat.
7. Pragma – Cinta yang berdasar logika, bukan dibangun berdasar kasih sayang.
8. Plautia – Cinta akan diri sendiri, obsesif dengan diri sendiri.
Sudahkan kamu punya cinta yang sejati? Miliki cinta Agape. Kita mementingkan Tuhan di atas segalanya. Kita rela memberikan segalanya bagi Tuhan.
Saat menjalin kasih dengan orang, kita memberikan hati kita kepadanya dan mengijinkan orang lain memiliki kita. Tetapi jangan lupa bahwa hidup kita adalah milik Tuhan. Saat kita sadar bahwa kita adalah kepunyaan Tuhan, maka cinta kita adalah sebuah penyerahan kepada rencana dan jalan Tuhan. Kita tidak kuatir akan hari depan dan kita menyerahkan kisah hidup kita kepada penulis dan pelukis agung, Tuhan kita.
Pdm. Evie Mehita
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Jangan Takut, Teguhkan Hatimu!
Bacaan : Yosua 1:1-8
Seorang yang tawar hati melakukan segala hal hanya sebagai kewajiban, tidak ada gairah lagi di dalam apa yang dikerjakannya, semua hanya menjadi rutinitas semata.
Yosua 1:16-18
Yosua 2:1-4
Mari mengawali tahun ini dengan gairah kepada Tuhan. Cintai apa yang Tuhan cintai, benci apa yang Tuhan benci. Miliki kasih, karena kasih mampu mengembalikan seseorang kepada kebenaran, tanpa menjatuhkan nilai orang lain.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Mengasihi Yesus
Kita semua memiliki orang kita kasihi. Mungkin itu orang tua, sahabat, anak-anak, atau pasangan kita. Dan setiap orang punya cara yang berbeda-beda untuk menunjukkan kasih sayang kepada orang-orang yang mereka kasihi. Demikian juga dengan Yesus. Apakah kamu juga mengasihi Yesus?
Kita tidak dapat mencintai Yesus yang tidak kelihatan jikalau kita tidak pernah menunjukkan kasih kepada orang yang kelihatan.
Yesus pun bertanya kepada Petrus, “Apakah engkau mengasihiKu?” dan Dia berkata, “Jikalau engkau mengasihiKu, gembalakanlah domba-dombaKu.” Yesus sendiri meminta bukti kepada Petrus, bahwa jika dia sungguh-sungguh mengasihi Yesus, dia akan menunjukkan cintanya kepada kehendak dan kerinduan Tuhan.
Sudahkah kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan?
Yesus sudah mengasihi kita. Dia merelakan dirinya untuk menebus dosa-dosa kita di atas kayu salib. Dia melakukannya dengan cinta yang total untuk setiap kita. Tuhan mau kita mencintai Dia sepenuhnya, dan Dia bisa cemburu ketika melihat kita mencintai yang lain.
Bagaimana cara kita mencintai Tuhan?
Memberikan Pujian Penyembahan yang Terbaik
Cinta identik dengan memberikan yang terbaik. Ketika kita mencntai seseorang, kita pasti ingin memberikan yang terbaik. Seperti orang tua kepada anaknya, pasti rindu memberikan makanan dengan gizi yang terbaik, pendidikan yang terbaik, dan barang-barang yang terbaik. Mari kita berikan yang terbaik untuk Tuhan. Saat kita datang ke gereja, kita memuji dan menyembah Tuhan dengan totalitas. Mari dalam setiap ibadah kita, kita memuji Tuhan dengan semarak dan penuh keagungan kepada Tuhan.
Tuhan rindu ada pemulihan pondok Daud, karena itu kita harus belajar sungguh-sungguh mengasihi Tuhan dan memberikan yang terbaik lewat pujian dan penyembahan kita. Pujilah Tuhan dengan segenap hati, dengan semangat. Kita memuji Tuhan bukan dengan mulut kita, tetapi dengan hati kita. Maka Tuhan akan disenangkan dengan pujian yang keluar dari hati kita.
Memberikan Waktu yang Terbaik
Waktu itu sangat berharga, karena itu berikanlah waktumu yang terbaik untuk Tuhan. Berikan quality time-mu bersama Tuhan. Banyak sekali hubungan di dunia ini mulai rusak karena tidak ada quality time. Quality time sangat diperlukan untuk membangun sebuah hubungan, karena tidak ada kedekatan tanpa quality time. Demikian juga dengan hubungan kita dengan Tuhan. Hidup kita bukan hanya ke gereja sebagai orang Kristen, tetapi juga membangun hubungan dengan Tuhan. Yesus bisa sebagai sahabat, kadang sebagai kekasih, kadang sebagai Bapa. Kita perlu komunikasi dengan Tuhan. Seringkali kita salah paham, kita curiga kepada Tuhan karena kita jarang bergaul dengan Tuhan.
Kalau kita sungguh-sungguh mengasihi Yesus, dia akan mencari tahu apa yang menjadi kesukaanNya. Untuk mengetahui apa yang Tuhan sukai, kita perlu berkomunikasi dan bergaul dengan Dia. Seperti kisah Maria dan Marta (Lukas 10:38-42), kita seringkali sibuk seperti Marta. Kita bahkan sibuk melayani, tetapi Yesus lebih menghargai orang yang dekat dengan Dia.
Melayani belum tentu mencintai, tetapi ketika kita mencintai seseorang, pasti kita melayani orang itu
Apakah kita memberikan waktu-waktu sisa untuk Tuhan? Ataukah waktu terbaik yang kita berikan untuk Tuhan? Tuhan menghargai dan menyukai ketika kita memberikan waktu terbaik kita buat Tuhan. Kita akan memberikan waktu-waktu kita jika menganggap hal itu berharga bagi kita. Apa yang kita anggap itu penting, kita akan meluangkan banyak waktu untuk itu.
Jika Yesus adalah pribadi yang berharga untuk kita, kita pasti akan selalu sediakan waktu untuk Dia.
Memberikan Korban yang Terbaik
Pada jaman dulu, korban yang dipersembahkan kepada Tuhan memiliki syarat-syarat tertentu. Orang pada jaman itu mengikuti segala peraturan karena mereka ingin memberikan persembahan yang terbaik kepada Tuhan. Bagaimana dengan kita? Mari kita berikan tubuh kita sebagai korban persembahan yang hidup, yang kudus, dan berkenan kepada Tuhan.
Korban yang dapat kita persembahkan kepada Tuhan adalah hati kita dan hidup kita
Korban adalah ketika diri kita berkata “Apapun yang Tuhan mau, aku mau berikan untuk Tuhan. Berapapun harga yang harus aku bayar untuk Tuhan, akan aku berikan.” Inilah tujuan hidup kita, yaitu menyenangkan hati Tuhan. Mari kita maksimalkan potensi yang kita punya untuk memiliki dan dimiliki visi Tuhan. Mari kita mengerjakan mimpi-mimpi Tuhan.
Dalam pelayanan ada 3D yang harus dimiliki, yaitu Doa, Daya, dan Dana. Mari kita ambil bagian berdoa untuk gereja kita. Daya berbicara tentang sumber daya manusia. Kita memberikan diri untuk melayani Tuhan di ladang-ladangNya. Dan sudahkah kita memberikan dana yang terbaik untuk Tuhan? Seperti seorang Janda yang memberikan persembahannya yang terbaik. Dia memberikan persembahan dari kekurangannya, bukan dari apa yang menjadi kelimpahannya.
Sudahkah kita mengasihi Tuhan? Berikanlah yang terbaik bagi Tuhan. Ketika kita mengasihiNya dengan tulus, apapun yang harus kita berikan tidak menjadi berat. Mengasihi Tuhan jangan hanya di bibir saja, tapi buktikan itu dengan seluruh hidup kita.
- Published in Sermons
PIC (Pro-M Impact City) : 5 Bahasa Kasih
Sabtu 5 Mei 2018 lalu PIC kembali mengadakan Ibadah Dewasa Muda dengan tema 5 Language Of Love, dengan Pembicara Tamu Ko Edey Santoso Pendiri Shallom Family Ministry dan Ce Shinta Oktaviani seorang Psychology Consulting. Agar dewasa muda yang hadir lebih memahami materi maka terlebih dahulu mereka diminta mengisi test agar mengetahui apa bahasa kasih mereka masing-masing. Setelah test selesai maka sesi pun dimulai dengan pembahasan dari sisi ilmu Psikologi.
Ce Shinta menjabarkan dengan contoh anak kecil berusia 2-3 tahun, akan mulai belajar tentang otonomi, yaitu bagaimana mereka diberi kesempatan untuk eksplore sehingga mereka dapat belajar mandiri. Oleh karena itu sebagai orang tua atau guru kita tidak dapat membatasi perkembangan seorang anak. Tahap selanjutnya adalah tahap Sekolah Dasar. Tahap ini berbeda lagi, karena mereka mulai belajar serius dengan pelajarannya. Tahap remaja adalah tahap pencarian identitas untuk diakui, ketika ia merasa diterima oleh lingkungan maka ia akan merasa lebih percaya diri. Tahap berikutnya 20-30 tahunan adalah masuk kategori dewasa awal dan seterusnya, yang tentu saja setiap tahapnya memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.
Identitas personal yang kuat sangat penting untuk membangun sebuah hubungan. Jika identitas personal kita kurang kuat maka akan mempengaruhi kemampuan kita dalam menjalin hubungan yang baik dengan orang lain dan pasangan. Dalam kesempatan ini, Ce Shinta juga mengaitkan bahasa kasih dengan kepribadian Kolerik, Sanguinis, Melankolis dan Plegmatis.
Jika kita sudah mengenal diri kita maka selanjutnya kita melihat pada teori kebutuhan dari Abraham Maslow. Kebutuhan yang paling dasar adalah kebutuhan fisik, seperti makanan dan minuman. Jika kita berhenti pada kebutuhan fisik saja, maka kita tidak akan dapat berkembang pada kebutuhan selanjutnya, seperti kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial (kebutuhan berelasi), kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan paling puncak adalah kebutuhan akan aktualisasi diri. Jadi kita harus cek sampai mana tingkat kebutuhan kita.
Selanjutnya sesi dilanjutkan dengan penjelasan dari Ko Edey yang mengupas dari sudut kebenaran firman Tuhan yaitu tentang 4 M. Sebagaimana kita ketahui Gary Chapman membagi bahasa kasih menjadi 5 jenis yaitu :
- Sentuhan Fisik
- Kata-kata penyemangat/dorongan/pujian
- Waktu berkualitas
- Hadiah
- Layanan
Namun bagaimana cara kita menerapkan atau mengkomunikasikan bahasa kasih dalam kehidupan kita sehari-hari? Terutama bagi kita yang adalah orang-orang Kristen. Ingat, orang Kristen berarti adalah orang-orang yang serupa dengan Kristus. Kita perlu belajar untuk hal tersebut, karena ketika kita melakukan sesuatu pasti kita akan mencari tahu apa alasannya.
Kita tidak dapat mengkomunikasikan 5 Bahasa Kasih tanpa memahami apa itu 4 M :
- Menerima
Bagaimana kita akan mengkomunikasikan bahasa kasih jika kita belum dapat menerima seseorang?, artinya kita harus dapat berkomitmen untuk menerima seseorang minimal sebagai pertama sebagai ciptaan Allah (apapun agamanya), apalagi jika kita sebagai saudara seiman, maka kita harus menerimanya sebagai saudara seiman dalam Kristus Yesus, berikutnya jika kita adalah suami istri maka kita harus bisa menerima suami atau istri kita sebagai rekan pewaris kasih karunia, hal ini penting karena kita harus memastikan pasangan kita sama-sama mencintai Tuhan, untuk yang punya anak, maka kita harus berkomitmen menerima anak tersebut sebagai keturunan Ilahi maka kita harus sangat memperhatikan pendidikannya agar anak-anak kita dapat menjadi manusia Ilahi.
- Menghormati
Jika kita sudah bisa menerima maka baru kita bisa belajar menghormati, menghormati adalah memberikan sesuatu nilai yang tinggi terhadap seseorang, apakah bisa kita menghormati sesuatu yang tidak kita nilai tinggi, jika kita menghormari dalam konteks bahasa kasih maka menghormati ini aplikasinya adalah menghormati orang lain sebagai pribadi yang berbeda, sehingga kita bisa belajar untuk memahami dan tidak memaksa untuk merubah seseorang menjadi sosok seperti yang kita inginkan, jangan menyia-nyiakan waktu untuk merubah sifat dasar seseorang, namun belajarlah untuk menerima dan menghormati perbedaan yang ada. Karena itulah ada 5 bahasa kasih yang berbeda, kita kita semua adalah pribadi yang berbeda-beda.
- Melayani
Bahasa kasih adalah salah satu cara untuk kita melayani, mengapa kita harus melayani? Kita harus melayani karena kita semua sudah berproses menuju kepada kedewasaan, karena itulah maka kita mau untuk memberi diri menolong, menyemangati dan memperlengkapi sesama kita, dengan salah satu cara yaitu bahasa kasih, karena itu ada persekutuan/ komunitas, sebagai wadah bagi kita untuk menolong, menyemangati dan memperlengkapi saudara seiman.
- Mengampuni
Tidak dapat dipungkiri bahwa proses mulai dari menerima, ,menghormati dan melayani akan membuat kita terluka, itulah resikonya, atau bahkan kita sendiri bisa membuat orang lain terluka, maka kita harus belajar mengampuni.
Keempat proses ini akan terus berlangsung dan berulang-ulang, ketika kita sudah mengampuni maka pasti kita akan masuk kembali pada proses awal yaitu menerima lagi, demikian seterusnya. Dengan kita terus melakukan proses ini maka kita akan terus menuju kepada kedewasaan. Jika kita tidak memiliki 4M maka kita tidak akan bisa mempraktekkan bahasa kasih. Memahami bahasa kasih agar minimal kita bisa hidup harmonis dengan orang-orang disekeliling kita, harmonis bukan berarti sama namun bagaimana dengan kondisi yang berbeda-beda namun kita dapat hidup berdampingan.
Tujuan dari kita melakukan 4 M ini adalah agar kita sama-sama dewasa dan menjadi serupa dengan Kristus. Untuk agenda bulan Juni, tema Ibadah PIC adalah Failing Is OK yang akan dilayani oleh Bapak Gembala kita Pdt. Daniel Hadi Shane, jadi jangan sampai ketinggalan ya. God Bless You.
- Published in News & Events
Khotbah Ev. Evie Mehita : First Love
Siapa yang pernah mengalami jatuh cinta untuk pertama kalinya? Mungkin untuk orang yang sudah dewasa, mereka mengalami cinta kedua, ketiga, dan seterusnya. Tetapi adakah seorang manusia yang tidak pernah mengalami jatuh cinta?
Cinta pertama dialami oleh seorang anak. Ketika baru lahir, manusia merasakan cinta kasih dari orangtuanya dalam wujud peluk dan cium seorang ibu. Bagi mereka yang tidak mengenal orangtua sejak kecil, setidaknya mereka merasakan sebuah cinta dari orang yang menemukan mereka. Semua orang pasti pernah mengalami cinta pertama. Kita mengalami cinta pertama ketika masih anak-anak. Kita mengerti kata ‘cinta’ dari orangtua atau orang-orang yang berada di sekeliling kita. Ada dua jenis cinta yang dialami oleh manusia ketika masih hidup di dunia.
- Cinta anak
Seorang anak kecil suka berharap untuk memiliki pasangan yang mempunyai figur sama dengan ayah atau ibunya. Mengapa hal ini sering terjadi? Karena cinta pertama seorang anak didapatnya melalui kasih orangtua. Ketika kita tidak mau memiliki pasangan seperti ayah atau ibu, artinya cinta pertama kita sudah rusak. Ketika cinta pertama kita rusak, itu akan menimbulkan sakit hati yang teramat dalam. Kalau tidak segera dibereskan hingga dewasa, hati kita akan menjadi keras. Akibatnya, kita tidak bisa mengecap kasih seorang bapa yang sesungguhnya. Mudah curiga dengan kasih Tuhan yang tak bersyarat.
Hati yang penuh luka harus dipulihkan!
Belajar untuk terbuka dengan Tuhan yang senantiasa memahami keadaan kita. Mungkin kita sering menyamakan perlakuan ayah yang di bumi dengan Bapa di sorga. Sehingga hal tersebut membuat kita mudah curiga dengan Tuhan dan selalu berpikiran negatif tentang-Nya. Mari kita belajar untuk percaya pada setiap rencana-Nya. Karena, setiap kali kita curiga dan mengutuki Tuhan, hati Bapa sakit.
- Cinta persahabatan/kekasih/suami-isteri
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Wahyu 19 : 7
Sebagai gereja Tuhan, kita bukan hanya menjadi anak, tetapi pengantin Tuhan. Cinta kita harus mengalami pertumbuhan hari demi hari. Kita seringkali berpikir bahwa kadar cinta Tuhan kepada kita diukur dari pelayanan dan kegiatan rohani yang lain. Tetapi sesungguhnya, cinta Tuhan dari dulu, sekarang, dan sampai selamanya tetap sama. CintaNya untuk kita, tetap dan sempurna 100%. Tetapi cinta kita sebagai manusia harus mengalami perubahan. Ada keintiman dengan Tuhan yang harus kita bangun. Kita harus menjadi anak, tetapi juga harus mempunyai cinta kepada Tuhan sebagai kekasih.
Dalam ayat Hosea 2:6 tertulis “Dia akan mengejar para kekasihnya, tetapi tidak akan mencapai mereka; dia akan mencari mereka, tetapi tidak bertemu dengan mereka. Maka dia akan berkata: Aku akan pulang kembali kepada suamiku yang pertama, sebab waktu itu aku lebih berbahagia dari pada sekarang.” menggambarkan kasih Tuhan sebagai ‘suami’ kepada umat Israel.
Kita mudah sekali mencintai banyak kekasih. Cinta kita tidak stabil. Semua yang menyenangkan hati kita bisa menjadi kekasih, entah pekerjaan, persahabatan yang selalu menjadi orang ketiga antara kita dengan Tuhan. Tetapi jangan letakkan Tuhan di urutan ke-2 atau ke-3 dalam hidup kita. Belajar mencintai itu diperbolehkan, tetapi jangan sampai membuat Tuhan cemburu karena lebih mementingkan hal itu lebih dari Dia.
Tuhan mau menjadi yang pertama dan utama dalam hidup kita.
Terkadang kita juga egois. Kita ingin menjadi yang pertama untuk pasangan kita atau orang-orang yang kita sayangi. Tuhan taruh cinta di antara manusia supaya kita belajar untuk mengenal cinta-Nya Tuhan—hasrat dan kerinduan Tuhan sebagai mempelai. Tuhan mempunyai kecemburuan yang kudus. Hidup di dalam Yesus akan menemukan sukacita dan kepuasan yang kekal.
Keintiman harus kita miliki setiap hari. Keintiman berbicara tentang kedekatan hubungan pribadi dengan Tuhan. Kita memiliki komunikasi dan kepercayaan pada Tuhan.
“Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.”
2 Korintus 11:2
Arti cinta dalam Firman Tuhan; Hes = kemurahan atau mercy, kesetiaan dan kemuliaan. Ahab = aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, cinta yang penuh dengan passion dan hasrat seperti suami-isteri, sahabat, orangtua, dan anak.
TUHAN MENCINTAI KITA DENGAN SANGAT BERGAIRAH. OLEH KARENA ITU, MARILAH KITA HDUP DALAM KASIH TUHAN
- Published in Sermons
PIC (Pro-M Impact City) : Love Hunting or Hunted?
Proses pendekatan (alias PDKT) merupakan proses yang sangat menentukan dalam keberhasilan sebuah hubungan pria dan wanita karena segala wujud sikap dan perhatian yang kita berikan pada lawan jenis yang kita sukai akan menentukan seberapa jauh kita mengenalnya dan akan dibawa ke arah mana kedekatan tersebut. Hal inilah yang menarik pengurus PIC untuk mengangkat tema LOVE Hunted or Hunting? Pada Ibadah bulanan PIC Sabtu 22 April 2017 lalu.
Meskipun cinta seharusnya merupakan sesuatu yang sederhana dan jelas (hanya berbicara tentang aku cinta dia atau tidak), namun kenyataannya cinta diakui merupakan sesuatu yang sering membuat galau dan gelisah, hal ini dikarenakan berbagai macam hal antara lain komunikasi.
Bagaimana mengetahui dia memiliki perasaan pada kita?
Apakah boleh bagi seorang wanita untuk menyatakan cinta duluan?
Berapa lama yang diperlukan untuk menunggu kepastian perasaan seseorang terhadap kita?
Berbagai macam pertanyaan seputar cinta seringkali muncul dalam benak kita dan masih banyak lagi pertanyaan yang mungkin bergelayut dalam hati kita, yang tidak jarang membuat kita bisa uring-uringan bahkan sampai tidur pun tak nyaman. Dalam seminar LOVE Hunted or Hunting? Pdt Daniel Hadi Shane mengangkat ayat alkitab dalam 2 Petrus 1 : 3-7 untuk mengingatkan kita kembali mengenai esensi makna dari “Kesetaraan Gender” yang akhir-akhir ini sudah sangat menyimpang dari maksud dan tujuan awal penggagasnya, yaitu R.A Kartini, karena akhirnya kesetaraan gender justru menjadikan kaum wanita mengambil alih peranan para pria sehingga akhirnya menyalahi kodrat ilahi yang sudah ditentukan.
Pria diciptakan sebagai pemimpin yang berarti seorang pria harus dapat menjadi decision maker, yaitu sosok yang harus dapat mengambil keputusan dan mampu mencukupi kebutuhan. Sedangkan wanita diciptakan sebagai penolong yang sepadan bagi pria, bukan diciptakan untuk mengganti peranan pria.
Kita harus memahami adanya tingkatan dalam berpasangan yaitu :
- Pria yang Menjadi Pemimpin dan Wanita sebagai Penolong
Ini merupakan tingkat teratas dan tingkatan yang sesuai dengan kerinduan hati Tuhan, dimana baik pria maupun wanita sama-sama mencintai Tuhan, sama-sama memiliki visi dan misi dan saling mendukung didalam doa. Setiap pria atau wanita yang belum mempunyai karakter demikian, maka akan sangat berbahaya saat melewati masa pernikahan.
- Pasangan/Pendamping
Ini adalah tingkatan yang lebih baik dari 2 tingkatan di bawah karena pada tingkatan ini, hubungan berpasangan antara pria dan wanita tidak menjadi batu sandungan, hanya saja masing-masing pihak masih tidak memahami peranan masing-masing sehingga masih ada tekanan yang dilakukan pria/ wanita terhadap pasangannya
- Perongrong
Ini adalah tingkatan dimana pria dan wanita memiliki peranan yang tertukar, dimana pria dan wanita sama-sama saling berusaha mengendalikan pasangannya dengan ancaman, Pria atau wanita yang berada pada tingkatan ini sama-sama tidak menunjukkan sikap mereka yang sebenarnya kepada pasangan.
- Penggoda
Pada tingkatan terbawah ini, pria maupun wanita cenderung tertarik pada pasangannya dikarenakan kelebihan fisik yang dimiliki pasangan. Pria atau wanita penggoda selalu menonjolkan kelebihan fisik yang ia miliki untuk menarik perhatian calon pasangannya.
Kesetaraan Gender bukanlah berarti mengambil peranan pasangan kita.
Lalu bagaimana dalam hal wanita yang ingin menyatakan perasaannya lebih dahulu pada pria? Kembali lagi ingatlah mengenai kodrat ilahi wanita. Kita harus belajar dari sosok Ribka. Perempuan hanya dapat memberikan sebatas signal pada pria, atau dengan menggunakan perantara, namun tetap pada prinsipnya prialah yang harus mengambil tindakan.
Pesan bagi para Wanita adalah ingatlah Wanita harus membuka diri namun tidak menjual diri. Bebas namun tetap terikat, terikat dengan Firman Tuhan tentunya. Jadi dalam bergaul tetap mengingat filternya yaitu Firman Tuhan. Jangan membatasi pergaulanmu karena Tuhan bisa mempertemukan kamu dimana pun dengan pasanganmu, seperti gereja, komunitas rohani, tempat kerja dan di tempat-tempat lainnya yang Tuhan ijinkan.
Pembicara juga mengingatkan bahwa pria tidak boleh berburu wanita karena cinta bukanlah cinta jika terlalu banyak pilihan, jadi jangan menebarkan jala ke banyak wanita. Begitu pula sebaliknya, wanita juga tidak boleh mendekati banyak pria, karena Anda akan dipermalukan jika Anda menjual cinta kemana-mana. Pria atau wanita yang sedang mendekati lawan jenisnya harus belajar setia mendekati hanya satu orang saja, mendoakannya dan menyelesaikannya. Menyelesaikan dalam arti setia menunggu sampai kita tahu dengan pasti orang tersebut dari Tuhan atau tidak, apakah orang yang didoakan tersebut juga memiliki perasaan yang sama atau tidak.
Hal terpenting sebelum kita membangun sebuah hubungan adalah memastikan bahwa kita sudah beres dalam area godaan seksual, serta pastikan motivasi kita berpasangan bukan untuk mengisi kesepian kita. Rasa kesepian yang sangat akan menimbulkan perasaan-perasaan yang palsu. Ingat! Rasa kesepian hanya dapat diisi oleh pribadi Yesus.
Setelah pembicara membagikan hal-hal yang penting dalam membangun sebuah hubungan, sesi tanya jawab pun dimulai, Dewasa muda yang hadir sangat antusias bertanya mengenai hal-hal berpasangan mulai dari masalah PHP (Pemberi Harapan Palsu) dan Baper (Bawa Perasaan), mencari pasangan lewat biro jodoh, sampai kepada permasalahan Move On. Karena begitu menarik dan hangatnya sesi tanya jawab sampai waktu pun tidak terasa.
Di Bulan Mei, PIC masih akan mengadakan Seminar Dewasa Muda dengan Tema Personal Leadership yang akan menghadirkan Pembicara Tamu. Jadi jangan lewatkan untuk datang pada Seminar PIC di tanggal 6 Mei 2017 dan ajak teman-teman Dewasa Muda lainnya. ^^
- Published in News & Events, The Shepherd's Voice