Khotbah Ev. Christin Jedidah : Memberi yang Terbaik
Ketika kita datang ke gereja, sudahkah kita sungguh-sungguh menyembah Tuhan? Ada kuasa dalam hadirat Tuhan ketika kita menyembahNya. Ketika kita sungguh-sungguh menyembah Dia dan mengalami Tuhan, Tuhan sanggup mengubahkan hidup kita. Maukah kamu memberikan yang terbaik? Ketika kita ada di hadirat Tuhan, kita pasti rindu memberikan yang terbaik: waktu, pelayanan, persembahan, hidup, dan semua yang berharga bagi kita.
Memberikan yang berharga kepada Tuhan bukanlah perkara yang mudah. Tetapi itu akan menjadi mudah ketika kita mengalami perjumpaan dengan Kristus. Dalam Pperjumpaan dengan Kristus, itu akan mengubahkan hati kita dan fokus kita
Nabi Yeremia adalah nabi yang dipanggil pada saat masih muda. Dia tidak mudah bicara dan dia mengalami penolakan demi penolakan. Panggilannya untuk memberitakan suara Tuhan kepada bangsa Israel yang menolaknya pada waktu itu menjadi pergumulan baginya. Tetapi dalam pergumulannya, dia merelakan dirinya untuk dibujuk oleh Tuhan (Yer 20:7). Dia rela menjadi tawanan Roh dan diikat dalam Tuhan, sehingga apapun yang terjadi dia tidak bisa lari dari panggilan Tuhan (Yer 20:8-9).
Banyak orang yang berpikir, Bahagia itu apabila kita mendapatkan sesuatu yang nampak: Nilai terbaik, uang banyak, punya pacar yang cantik/ganteng, menikah, memiliki anak, dan lain sebagainya. Tetapi kebahagiaan sesungguhnya adalah ketika kita tinggal dalam Kristus
Menjadi bahagia adalah pilihan. Bahagia bukan di tentukan dari keadaan di sekeliling kita atau kondisi yang kita alami. Orang yang punya masalah bisa bahagia. Orang yang sakit pun juga bisa bahagia.
PILIH SAKIT ATAU BAHAGIA?
Tentu dengan kita bahagia, kita tidak terbeban dengan sakit Kita. Sebaliknya, ketika kita tidak bahagia, tubuh yang tidak sakit pun kita bisa rasakan sakit. Pilihlah sukacita dan Yesuslah yang akan menjadi kekuatan kita. Kehidupan serendah apapun tidak akan bisa menggoyahkan kta.
Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! “TUHAN adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya. TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia. Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN (Rat 3:22-26)
Yesus mengasihi kita dan kita adalah umat kesayangan Tuhan. Sudahkah kita berharap pada-Nya? Mari kita mau berkata, “Tuhan adalah bagianku” dan melakukan kehendakNya. Seperti seorang Bileam yg hanya mau melakukan apa yang Tuhan katakan kepadanya dengan taat (Bilangan 22).
Hiduplah sebagai umat-umat pilihan Tuhan. Kita cari perkenanan Tuhan dan kita membiarkan diri kita dibujuk dan ditawan oleh Kristus. Ikatan kita dengan Tuhan seperti ikatan pernikahan, yang didalamnya ada komitmen dan kita mengikatkan diri kita dengan sukarela, tanpa paksaan. Tuhan mengasihi kita dengan kasih yang kekal (Yer 31:3). Karena itu, mari Kita berikan yang terbaik bagi Tuhan.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Kuasa Roh Kudus
“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.” (Yohanes 14:17)
Yesus menjanjikan Roh kebenaran untuk menuntun murid-muridNya. Kita percaya akan Allah Tritunggal, Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi yang sama dengan pribadi yang lain. Kita perlu mengenal satu pribadi ini dan mengalamiNya.
Apa fungsi Roh Kudus ini? Dikatakan dalam perikop ini, Roh Kudus adalah penuntun (ay. 26). Dulu ketika murid-muridNya bersama Yesus, setiap kali mereka bingung, mereka datang pada Yesus dan Yesus banyak memberikan tuntunan pada mereka. Sehingga, penghibur ini turun ke dunia untuk mengajarkan kita dan mengingatkan kita akan sesuatu yang Yesus pernah katakan, yaitu FirmanNya; Supaya kita menjadi serupa dengan Kristus. Inilah peranan Roh Kudus.
Mungkin kita sering dengar Firman Tuhan, kita sering mendengar khotbah atau makanan rohani lainnya. Seringkali tanpa sadar, kita hanya mendengar tetapi kemudian kita melupakannya. Firman Tuhan seperti sebuah energi. Mungkin kita tidak dapat ingat semuanya bersamaan. Kita bisa lupa makanan yang kita makan selama seminggu dari Senin sampai hari Minggu, tetapi Firman Tuhan itu seperti makanan. Kita tidak ingat apa yang kita makan, tapi makanan itu memberikan energi dan kekuatan. Itulah fungsi Firman Tuhan.
Kita mungkin tidak hafal semua khotbah, tetapi ketika kita mendengar Firman Tuhan, kita belajar menyerap nutrisi yang diberikan agar tidak terbuang percuma. Jika Firman itu tidak benar-benar kita tangkap, Firman itu akan menjadi sia-sia. Dan Roh Kudus akan mengingatkan kita akan Firman yang kita dengar. Ketika kita sakit, kita ingat janji-janji Tuhan, bahwa Tuhanlah penyembuhku. Ketika kita mendengar Firman Tuhan, jangan kita berpikir “ah Firman itu bukan untukku, itu untuk temanku”. Firman Tuhan adalah untuk diri kita, jangan lihat orang lain. Roh Kudus akan mengajar kita untuk segala sesuatunya dan menuntun langkah-langkah kita agar kita sesuai dengan FirmanNya.
Hukum kasih yang pertama : yang terpenting dalam hidup kekristenan kita adalah bukan untuk menjadi seorang yang agamawi, tetapi bagaimana kita dapat menjadi pelaku-pelaku Firman. Kita mungkin banyak mengerti Firman Tuhan, tetapi sudahkah kita menjadi pelaku-pelaku Firman? Sudahkah kita benar-benar melakukannya dengan sungguh-sungguh?
Kekristenan jaman sekarang banyak disesatkan oleh dunia dengan pengajaran-pengajarannya
Firman Tuhan seringkali dicampuradukkan dengan ajaran dunia. Sehingga bisa-bisa pikiran kita disesatkan. Hati2! Pengajaran seringkali dicampurkan dengan pemikiran-pemikiran sendiri yang berasal dari dunia. Banyak penafsiran-penafsiran Alkitab yang ditafsirkan tidak sesuai dengan Alkitab dan kita mempercayainya sebagai sebuah kebenaran.
Kita harus belajar mengerti kebenaran Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh. Roh Kuduslah yang akan menerjemahkan Firman Tuhan dalam hidup kita. Kita berdoa agar kita dijauhkan dari pemikiran-pemikiran yang sesat. Kita minta agar Roh Kudus menuntun kita pada kebenaran. Roh Kudus akan memberikan hikmat. Kita perlu untuk bergaul karib dengan Kristus dan mengenal pribadi Kristus yang sesungguhnya.
Roh Kudus akan mengubah kita untuk menjadi serupa dengan Kristus. (Yoh 16 : 7)
Roh penghibur itu akan mengingatkan kita akan dosa. Seperti apa Roh Kudus itu? Ketika kita bisa percaya pada Yesus, itu adalah peranan Roh Kudus. Karena tidak ada satupun yang percaya pada Yesus jika tidak ada Roh Kudus. Ketika kita mempercayai Yesus, Roh Kudus sudah ada dalam hati kita.
Dalam hidup kita ada 3 suara : suara diri sendiri, suara si jahat, suara Tuhan yang berbicara melalui Roh Kudus dalam hidup kita. Roh Kudus berbicara dalam hidup kita melalui cara yang tidak bisa kita bayangkan. Suara iblis adalah suara yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Si jahat selalu berbicara dengan tipuan manis seolah-olah itu adalah suara Tuhan, suara yg baik, suara yg manis.
Kita belajar dari kisah pencobaan Yesus di padang gurun. Di sini kita mengenal bahwa suara iblis terkadang benar adanya, begitu manis, tapi sebenarnya menyesatkan. Iblis dapat menggunakan Firman Tuhan. Firman Tuhan dapat dipakai untuk menjatuhkan kita jika kita tidak sungguh-sungguh mengerti akan Firman Tuhan.
Roh Kudus selalu rindu bergaul dengan kita bahkan sejak awal pagi kita bangun. Kita berdoa agar Roh Kudus menuntun kita sepanjang hari, bagaimana kita bertingkah laku pada hari itu. Kita perlu Roh Kudus dan kita akan disempurnakan hari demi hari. Kalau kita tidak mau mendengar Roh Kudus, mengabaikanNya, maka hati nurani kita akan tumpul, tidak lagi peka dengan Roh Kudus. Kita belajar taat dengan Roh Kudus.
Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.
(Kisah Para Rasul 1:8)
Kuasa Roh Kudus diberikan untuk murid-muridNya karena ada 1 tujuan yaitu menjadi saksi Kristus. Yerusalem adalah tempat terdekat dgn kita, bagaimana kita menjadi saksi dalam lingkungan terdekat kita. Yudea, lebih jauh lagi, di kota, di desa. Ini adalah peran Roh Kudus. Saat Roh Kdusu dicurahkan pada waktu itu, memberikan kekuatan besar bagi murid-muridNya saat itu. Saat bersama Yesus, murid-muridNya penuh dengan ketakutan. Mereka hanya mengandalkan Yesus.
Berapa banyak diantara kita yang mengikut Yesus di masa-masa di mana kita nyaman. Kita akan dengan mudah berkata “Aku akan tetap setia pada Tuhan, sekalipun harus mati”. Tapi ketika masa sulit itu datang, bisakah kita mempertahankan janji kita di hadapan Tuhan? Petrus yang terkesan sangat berani, ia menyangkal Yesus bahkan sampai 3x. Murid-murid lainnya pun demikian, ketika dicari oleh tentara romawi, mereka bersembunyi karena mereka takut dibunuh.
Yesus menjanjikan seorang penghibur, penolong dan mereka akan menerima kuasa serta menjadi saksi Kristus. Murid-murid yang awalnya penakut, ketika Roh Kudus itu datang, mereka mendapatkan kuasa dan keberanian untuk menjadi saksi. Ketika pentakosta itu terjadi, mereka berbicara dalam bahasa-bahasa asing bagi mereka, bahasa-bahasa yang tidak mereka ketahui tetapi orang-orang lain memahami. Mereka memuliakan Tuhan dengan bahasa-bahasa yang lain.
Pada hari-hari terakhir, Tuhan akan mencurahkan Roh Kudus kepada orang-orang, perempuan, laki-laki, anak-anak, anak muda (Kis. 2:17-21). Pentakosta tidak hanya terjadi pada jaman kisah para rasul tapi sampai saat ini. Manifestasi Roh Kudus masih ada sampai saat ini. Kalau kita mmbayangkan manifestasi Roh Kudus seperti jatuh ketika ditumpangtangan saja, itu salah. Manifestasi Roh Kudus adalah ketika kita menjadi saksi-saksi Kristus. Jangan sampai kita menempatkan karunia-karunia Roh Kudus lebih dari kebenaran Firman Tuhan.
Manifestasi Roh Kudus dan karunia Roh Kudus memiliki tujuan, yaitu untuk membangun jemaat dan menjadi saksi Kristus, bukan untuk pembuktian diri bahwa kita lebih hebat, lebih sakti, lebih rohani. Karunia adalah pemberian dari Tuhan. Kita tidak layak, tapi kita dilayakkan (1 Kor 12:7-11)
Dalam pelayanan di akhir jaman, kita membutuhkan Roh Kudus agar kita diperlengkapi untuk melayani. Kita boleh minta karunia pada Tuhan, tapi tujuannya adalah untuk melayani Tuhan. Karunia tidak hanya diberikan kepada penginjil, kepada pendeta, hamba Tuhan. Firman Tuhan mengatakan Karunia Roh Kudus diberikan juga untuk setiap murid Kristus.
Roh Kudus Tuhan berikan untuk kita menjadi saksi Kristus. Dengan karunia-karunia Roh yang Tuhan berikan untuk kita diperlengkapi melayani jemaat. Jangan sampai kita apatis dengan karunia-karunia Roh, apalagi dengan Roh Kudus.
Petrus seorang yang penakut. Tapi saat Roh Kudus dicurahkan, Petrus menjadi orang yang sangat berani. Ia bersaksi akan Kristus dan 3000 orang bertobat. Itulah awal jemaat mula-mula yang menjadi awal kebangunan rohani dan kita boleh mengenal Kristus. Kalau dulu murid-muridNya hanya berani ngomong, tapi tidak melakukan. Setelah peristiwa Pentakosta, mereka menjadi seorang yang tidak hanya berbicara tapi melakukan. Karena Roh Kudus yang ada dalam mereka memberikan keberanian dan kekuatan.
Mari kita bersungguh-bersungguh. Kita mau menerima kuasa dari Tuhan, kuasa dari Roh Kudus. Kita mau rindu akan Roh Kudus yang mengubahkan kita, yang menyadarkan kita akan dosa. Kita minta karunia Roh Kudus untuk memperlengkapi kita dalam melayani jemaat Tuhan.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Menjadi Murid Kristus
Bacaan : Lukas 14 : 25-35
Ada banyak alasan orang-orang mengikut Yesus. Ada yang menginginkan makan, mujizat, dan lain sebagainya. Tetapi Tuhan tidak menghendaki kita hanya sekedar menjadi “pengikut” Kristus, tetapi menjadi murid Kristus yang sejati. Bagaimana menjadi murid Kristus yang sejati?
Membenci Semua Berhala
“Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Lukas 14:26)
Apakah ada yang kita kasihi lebih dari Tuhan? Tuhan mau kita membenci itu. Maksud dari membenci ini supaya itu tidak menjadi berhala kita. Allah kita adalah Allah yang cemburu. Ia begitu mengasihi dan menginginkan kita. Ia mau kita mencintai-Nya lebih dari segalanya. Kita harus menempatkan Tuhan di atas segalanya. Keluarga merupakan salah satu orang yang paling kita kasihi. Tapi Firman Tuhan berkata barangsiapa mengasihi keluarga daripada Yesus, maka ia tidak layak untuk menjadi Murid Kristus.
Mungkin ada berhala-berhala di hidup kita: raksasa. Ada yang memiliki raksasa keluarga, raksasa persahabatan, dll, sehingga hati kita bisa terikat oleh keterikatan duniawi. Ketika hati kita sudah terikat, kita jadi tidak bisa menempatkan Yesus menjadi yang pertama dan satu-satunya.
Kalau kita lebih mengasihi berhala-berhala kita, rencana Tuhan tidak dapat terjadi di dalam hidup kita.
Banyak orang yang tidak mau menerima panggilan Tuhan hanya karena lebih memilih orang-orang yang ia kasihi di dunia. Banyaknya pilihan sulit yang membuat kita harus memutuskan apakah kita mau taat kepada Tuhan atau manusia. Berapa banyak orang yang dipengaruhi oleh apa kata orang? Menjadi murid Kristus harus meninggalkan apa kata orang. BELAJAR MENDENGARKAN SUARA TUHAN! Maukah kita sungguh-sungguh mempertahankan panggilan kita? Ini membutuhkan PROSES.
Memikul Salib
“Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Lukas 14:27)
Memikul salib berarti kita mau menderita untuk Tuhan. Kekristenan bukan hanya berbicara tentang berdoa meminta kepada Tuhan lalu dikabulkan, tetapi berbicara tentang BAYAR HARGA. Belajarlah untuk mengikut Kristus dengan membayar harganya. Dalam setiap pelayanan, pengerjaan visi, kita perlu bayar harga.
Visi tidak cukup hanya dibayangkan, tetapi juga harus dilakukan, dan itu membutuhkan bayar harga. Belajar mengandalkan Tuhan, dan Ia yang akan mencukupi kebutuhan kita.
“Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.” (Lukas 14:28-31)
Dalam mengikut Yesus kita perlu punya perhitungan; punya perencanaan. Kita harus siap dalam membayar harganya. Siap mental dan penuh persiapan supaya tidak putus di tengah jalan dalam perjalanan memenuhi panggilan Tuhan. Selesaikan panggilan kita sampai akhir.
Mengosongkan Diri
“Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Lukas 14:33)
Serahkan semua yang ada padamu kepada Tuhan. Apa berhala yang menghalangimu untuk dekat dengan Tuhan? Belajar merelakan semuanya dan kosongkan dirimu. Sehingga rencana Tuhan yang sempurna dapat terjadi dalam hidupmu.
Menjadi Garam
“Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja. Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!” (Lukas 14:34-35)
Ketika kita menjadi murid, kita harus menjadi DAMPAK bagi orang lain. Jangan kita menjadi tawar yang tidak memberikan pengaruh apapun; semuanya hanya menjadi sia-sia. Jadilah dampak dimanapun kita berada, dan nama Tuhan dipermuliakan.
JADILAH MURID KRISTUS SEJATI YANG MENJADIKAN TUHAN YANG TERUTAMA DALAM HIDUPMU
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Tidak Bercacat Cela di Hadapan Tuhan
Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah (Filipi 1:9-11)
Tuhan menginginkan di akhir kehidupan kita, kita didapati suci dan tidak bercacat di hadapan Tuhan. Ending dari kehidupan kita adalah menjadi serupa seperti Kristus. Bagaimana caranya? Kita harus bisa dapat memilih apa yang baik.
Hidup ini penuh pilihan, dan pilihan kita menentukan kehidupan yang akan datang.
Kita perlu memiliki pengetahuan dan pengertian yang benar untuk dapat memilih yang baik, sehingga kita menjadi pribadi yang didapati tak bercacat dan memiliki hidup yang berbuah di hadapan Tuhan. Karena itu miliki pengetahuan yang benar agar dapat memilih yang dengan benar.
Miliki pengetahuan yang benar agar dapat memilih yang dengan benar
Dalam kerohanian kita, kita harus memiliki pengetahuan yang benar; Pelajari terlebih dahulu sebelum memilih. Di sisi yang lain, seseorang tidak bisa melihat pengetahuan yang benar jika dia tidak memiliki kasih. Karena orang yang tidak memiliki kasih tidak akan bisa menerima kebenaran.
Apa itu kasih?
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena kebenaran. Ia menutupi segala seuatu, percaya segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. (1 Kor 13:4-7)
Orang yang tidak memiliki kasih tidak bisa menerima kebenaran, karena masih ada benteng-benteng dalam pikiran mereka. Sedangkan apa yang ada dalam pikiran kita belum tentu benar. Seringkali apa yang kita pikirkan, itulah yang kita lakukan. Kalau yang kita pikirkan salah, maka pilihan-pilihan kita pun menjadi salah. Karena itu, penting untuk belajar Firman Tuhan dengan benar.
Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar. Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah (Roma 10:2-3)
Dikatakan bahwa banyak yang kelihatannya rohani, tetapi mereka tidak memiliki pengertian yang benar. Mereka tidak mengenal kebenaran, lalu mulai menciptakan kebenaran versi mereka sendiri. Sehingga mulai memilih-milih Firman Tuhan yang menyenangkan telinga mereka saja. Hanya mendengarkan Firman Tuhan yang menguntungkan saja. Pengertian kita telah salah terhadap Firman Tuhan.
Maukah kita dipakai Tuhan untuk menyampaikan apa yang benar? Ataukah kita adalah orang apatis yg enggan menyampaikan apa yang benar? Apakah kita sudah memilih yg benar? Hidup adalah sebuah pilihan dan Tuhan rindu kita semua memilih apa yang baik.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Roma 12:2)
Janganlah kita menjadi serupa dengan dunia ini. Dunia memang memberikan banyak tawaran, tapi pilihlah apa yang berasal dari Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kita sebagai robot. Manusia mempunyai kehendak bebas untuk memilih. Tapi yang perlu kita lakukan adalah memberikan kehendak dan keinginan kita kepada Tuhan untuk dipakai sesuai dengan rencana-Nya.
Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. Jadi jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup. Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia. (2 Petrus 3:9,11,14)
Tuhan memberikan kesempatan bahwa kita harus berusaha memiliki hidup tak bercacat dan bercela di akhir kehidupan kita, artinya kita 100% taat kepada kehendak Tuhan; Kita harus menaati seluruh Firman Tuhan, dan keseluruhannya harus dijalankan dengan sempurna.
Tuhan menghendaki kita berbuah. Sudahkah kita menghasilkan buah? Buah berbicara tentang buah pertobatan, buah pelayanan, dan buah jiwa. Sudahkah hidup kita mengalami perubahan? Sudahkah kita melayani Tuhan? Sudahkah kita berbuah jiwa?
Sama seperti pohon ara yang tidak berbuah (Lukas 13:6-9), Jika kita tidak berbuah, maka Tuhan akan menebang kita. Dan kita tidak bisa berbuah kalau kita tidak melekat pada Yesus, pokok anggur yang benar. Karena itu, mari kita senantiasa melekat kepada Yesus, supaya hidup kita semakin tidak bercacat cela dan berbuah bagi kerajaanNya.
Mari siapkan diri kita yang terbaik menjelang kedatangan-Nya yang sudah tidak lama lagi. Mari kita senantiasa mengoreksi kehidupan kita. Apakah kita sudah mengusahakan diri untuk tidak bercacat cela di hadapan Tuhan? Pilihlah apa yang baik dan benar karena kita sudah mengenal kebenaran yang sejati.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Ketidaktaatan Saul
Bacaan: 1 Samuel 13
Saul membagi 2 pasukan untuk menyerang Filistin. Ternyata pasukan Yonatan menang, sedangkan Saul belum berperang dan tidak menemukan titik kemenangan. Lalu Saul meniup sangkakala dan menyatakan dirinya menang, padahal sebenarnya Saul belum menang. Di sisi yang lain, Filistin sudah mengumpulkan pasukan yang sangat banyak untuk menyerang balik Saul. Mereka menjadi takut dan gemetar.
Rakyat Saul mulai meninggalkan Saul dan Saul menjadi takut. Sehingga Saul mengambil alih kedudukan Samuel sebagai imam, untuk mempersembahkan korban. Saul tidak menunggu Samuel datang, meskipun Samuel belum terlambat. Dalam hal ini Saul memiliki banyak ketidaktaatan.
Penyebab ketidaktaatan Saul :
1. Ketakutan / kekuatiran
Saul takut kalah dan mati. Dia tidak bertanya pada Tuhan dan menggunakan pikirannya sendiri. Ketakutan-ketakutan kita membuat kita mencari jalan keluar dengan pikiran kita sendiri. Saul tidak menunggu Samuel dan buru2 mempersembahkan korban. Padahal Samuel datang tidak lama setelah Saul mempersembahkan korban. Kemudian Saul mulai mempersalahkan Samuel yang tidak kunjung datang. Ketika kita mengambil sebuah keputusan yang salah, berapa banyak kita mulai menyalahkan orang lain dan sekeliling kita.
Mari belajar untuk tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. Kita harus percaya kepada Tuhan, dan juga pada pemimpin kita. Saul tidak percaya pada pemimpinnya. Kalau dia percaya pada Samuel, pasti dia percaya bahwa Samuel akan datang.
Masih Suka dengan Dosa
1 Samuel 15 selanjutnya menceritakan ketidaktaatan Saul selanjutnya.
Tuhan memperintahkan Saul untuk menumpas Bangsa Amalek sampai habis, tetapi Saul tidak menumpas semuanya.
Seringkali kita suka pilih2 untuk membuang dosa. Kita masih sayang untuk membuang dosa yang menyenangkan daging kita. Ini adalah bentuk ketidaktaatan. Mari kita taat pada Firman Tuhan secara utuh, tidak setengah-setengah. Tuhan tidak suka dengan dosa, maka kita harus melepaskan semuanya.
Saul merasa sudah melakukan Firman Tuhan, tapi sebenarnya melanggar Firman Tuhan [ayat 13]. Saul suka membenarkan diri, ditambah lagi dia membenarkan diri dengan alasan yang terlihat rohani [ayat 14]. Saul menyalahkan rakyatnya demi alasan membenarkan dirinya [ayat 21]. Bahkan ketika Samuel memperingatkan Saul atas ketidaktaatannya, tidak ada reaksi penyesalan apapun dari Saul.
Tuhan lebih tertarik dengan ketaatanmu daripada kita mempersembahkan korban. Tuhan melihat hati kita.
Berkatalah Saul kepada Samuel: “Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka.
1 Samuel 15:24
Saul meminta maaf, tetapi tidak ada ketulusan di dalamnya, masih ada kata “tetapi” dalam permintaan maafnya. Hingga akhirnya Tuhan benar-benar menolak dia sebagai raja.
Janganlah kita menjadi seperti Saul yang tidak taat dengan perintah Tuhan. Mari kita belajar untuk menjadi orang yang taat kepada Tuhan. Mari kita tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. Tanya dulu kehendak Tuhan dalam hidup kita sebelum kita melakukan sesuatu. Belajar percaya kepada Tuhan dan pemimpin kita, sehingga kita didapati menjadi anakNya yang taat kepada Tuhan.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Kesalehan yang Sejati
Bacaan : Yesaya 58:1-12
Yesaya mengatakan tentang kesalehan yang palsu dan sejati. Bangsa Israel berkata kepada Tuhan, bahwa mereka sudah melakukan banyak hal. Mereka tiap hari datang kepada Tuhan; mengikuti semua kegiatan keagamaan dan rajin saat teduh setiap hari. Mereka aktif mengikuti acara-acara rohani. Mereka ingin dan suka mengenal jalan-jalan Tuhan. Sepertinya bangsa ini melakukan hal yang benar, dan tidak meninggalkan hukum Allah.
Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?. (Yesaya 58:3a)
Mereka sepertinya dekat dengan Tuhan, tetapi mereka merasa Tuhan tidak pernah memperhatikan mereka. Ada banyak motivasi orang berpuasa, dan juga ada macam-macam jenis puasa. Ternyata bangsa Israel yang berpuasa tidak mendapatkan jawaban dari puasa mereka kepada Tuhan. Mengapa demikian?
Yang menghalangi kita mendapatkan janji Tuhan dan kesalehan yang sejati:
Ketika kita masih mengurus urusan kita sendiri
Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. (Yesaya 58:3b)
Seringkali ketika hidup kita hanya berfokus pada “aku”, kita tidak akan mendapatkan perkenanan dari Tuhan. Hukum kasih yang terutama adalah “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu.” Dan hukum yang kedua adalah “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Matius 22:37-39). Alkitab tidak pernah mengatakan bahwa kita harus mengasihi diri kita sendiri. Kita belajar, bahwa kita hidup janganlah berfokus pada diri sendiri.
Kita mau dipakai Tuhan untuk membangun Kerajaan Allah, bukan kerajaan kita sendiri.
Dalam Hagai 1 : 4 – 11, berbicara tentang membangun kembali rumah Allah. Jangan kita berfokus untuk membangun rumah kita sendiri; jangan berfokus membangun kehidupan kita sendiri, padahal rumah Tuhan menjadi reruntuhan. Mereka menabur banyak, tetapi hasilnya sedikit. Ini bukan berbicara tentang materi, tetapi tentang kepuasan mereka dalam menikmati apa yang mereka usahakan. Mungkin ada orang-orang tertentu yang bisa menghasilkan 50 juta atau 100 juta dalam 1 bulan, tetapi tidak pernah bisa menikmatinya karena sakit-sakitan. Mereka tidak dapat menikamtinya karena mereka masih mengurus urusan mereka sendiri.
Mereka berpuasa, tetapi mereka tetap melakukan perbuatan-perbuatan yang jahat.
Sesungguhnya kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan di tempat maha tinggi (Yesaya 58:4)
Mereka masih suka berbantah dan berkelahi. Ini mewakili perbuatan dosa. Mereka masih suka melakukan dosa, walaupun mereka kelihatannya rohani. Ini yang membuat mereka jauh dari Tuhan; mereka tidak mendapatkan perkenanan dari Tuhan. Orang yang memiliki kesalehan yang sejati, kita mengalami sebuah pemulihan yang sejati dari Tuhan. Yang Tuhan inginkan bukan sekedar rutinitas berpuasa. Berpuasa bukan sekedar aktifitas. Ibadah yang sesungguhnya bukan sekedar acara. Lalu apa yang Tuhan inginkan sebenarnya?
Dalam Yesaya 58:6-7, Tuhan menghendaki kehidupan kita “membuka belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk”. Tuhan ingin kita berfokus untuk mengasihi sesama kita. Apa yang menjadi belenggu dalam hidup kita? Apa yang menjadi beban yang begitu merintangi hidup kita untuk berlari kepada Tuhan? kita berdoa dan minta hikmat dari Tuhan supaya Tuhan melepaskan setiap belenggu-belenggu. Orang yang terbelenggu tidak akan bisa melakukan sesuatu.
Selama kita masih diijinkan hidup di dunia ini, kita mau hidup untuk orang lain. Kita memperhatikan kebutuhan orang lain.
Seperti halnya dalam peperangan rohani, ketika Iblis membelenggu hidup kita, itu membuat kita tidak dapat bergerak. Kita tidak bisa mengalami kehidupan yang berbuah. Tuhan mau kita memiliki kesalehan yang sejati; kita melepaskan semua yang menghalangi kita berlari bersama Tuhan. Sehingga kita bisa memerdekakan orang lain.
Sudahkah anda memiliki tujuan Tuhan dalam hidup anda?
Untuk memilikinya, kita perlu peka dengan kebutuhan orang lain. Selalu visi Tuhan adalah untuk membangun Kerajaan Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain. Banyak hal yang bisa kita berikan kepada orang lain. Berapa banyak yang mau dipanggil Tuhan untuk dipakai jadi berkat untuk orang lain?
Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas, maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari (Yesaya 58:10)
Kita harus seimbang dalam kehidupan ini, antara pelayanan, keluarga, teman-teman, dan diri kita sendiri. Mungkin ada kalanya kita bisa lelah melayani. Tetapi ada masa juga dalam hidup kita, ketika kita belajar untuk melayani, memperhatikan kebutuhan orang lain, membagi hidup kita, disitu kita akan mendapatkan kekuatan dari Tuhan. (Ayat 11-12). Ketika kita belajar melayani orang lain disaat kita terluka, di saat itulah luka-luka kita akan disembuhkan. (ayat 8)
Di dalam kita menjawab kebutuhan orang lain, ada rahasia yang luar biasa yang Tuhan janjikan. Tuhan yang akan memperbaharui kekuatan kita. Siapkah kita, jika Tuhan ingin pakai kita menjadi perintis-perintis? Dimana kita akan menjadi batu-batu awal dari kerajaan Allah. Maukah kita sama-sama membangun visi Tuhan yang Tuhan berikan dalam hidup kita? Ketika kita melakukan Firman Tuhan, Tuhan yang akan buka jalan demi jalan.
Mari kita menjadi History Maker, membuat yang tidak ada menjadi ada, membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Menuju Akhir Zaman
Bacaan : Yoel 1;Yoel 2
Tiuplah sangkakala di Sion dan berteriaklah di gunung-Ku yang kudus! Biarlah gemetar seluruh penduduk negeri, sebab hari Tuhan datang, sebab hari itu sudah dekat (Yoel 2:1).
Sangkalala menandakan bahaya atau ada serangan dalam sebuah peperangan. Jika kita pelajari dalam kisah sejarah, di atas tembok-tembok pertahanan yang tinggi selalu ada penjaga yang berjaga-jaga di atasnya. Ketika ada musuh yang datang menyerang, mereka akan meniup sangkakala sebagai tanda bahwa ada serangan. Sehingga orang yang mendengarnya akan berjaga dan bersiap-siap. Hari Tuhan sudah dekat. Apakah kita sudah bersiap?
Kitab Yoel menggambarkan keadaan yang terjadi pada datangnya hari-hari Tuhan di akhir zaman
Di dalam Yoel 1 dikatakan bahwa di akhir zaman akan ada belalang pengerip, belalang pindahan, belalang pindahan, belalang pelompat, dan belalang pelahap (Yoel 1:4). Belalang itu sifatnya merusak. Bahkan dikatakan dalan Yoel 1:6, “Sebab maju menyerang negeriku suatu bangsa yang kuat dan tidak terbilang banyaknya; giginya bagaikan gigi singa, dan taringnya bagaikan taring singa betina.” Di akhir zaman akan muncul pasukan perusak yang akan menghancurkan anak-anak Tuhan. Mereka akan mennghancurkan apa yang sudah dibangun oleh anak-anak Tuhan; merusak kehidupan kita, ladang-ladang kita, pelayanan dan hubungan kita dengan Tuhan. Banyak hal yang iblis mau rusak dalam hidup kita lewat belalang-belalang ini.
Tetapi sekarang juga, “Demikianlah Firman Tuhan,” berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh.” Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. (Yoel 2:12-13)
Sekalipun di akhir jaman akan muncul belalang-belalang, tetapi dalam perikop “Seruan untuk Bertobat” (Yoel 2:12-17), Tuhan mau berkata bahwa kita harus berbalik kepada Tuhan di hari-hari menjelang kedatangan Tuhan. Berbalik kepada Tuhan artinya kita bertobat; kita berbalik dari jalan-jalan yang salah. Sudahkah kita sungguh-sungguh bertobat? Pertobatan yang sejati bukan hanya sekedar dalam ucapan, tetapi pertobatan yang sejati lahir dari hati. Dan Untuk berbalik kepada Tuhan dibutuhkan respon kita dan kasih karunia Tuhan.
Kita tidak bisa bertobat dengan kekuatan kita sendiri. Kita mungkin ingin berubah, tetapi belalang-belalang perusak itu tidak tinggal diam untuk menggagalkan setiap usaha kita. Oleh karena itu, dibutuhkan kasih karunia Tuhan untuk berbalik dari jalan kita yang salah.
Seringkali banyak anak Tuhan yang hidup dalam lingkaran dosa; jatuh bangun dalam dosa yang sama, sehingga mereka tidak bisa bebas hidup melayani Tuhan. Itu harus kita bereskan supaya kita berlari dan maju. Tuhan merindukan pertobatan kita. Karena itu, marilah kita miliki pertobatan yang sejati, dimana hati kita dikoyakkan untuk berbalik dari jalan-jalan yang jahat.
Tuhan memanggil semua orang untuk menjadi pasukan Tuhan di akhir zaman
Di saat ada belalang-belalang yang muncul, Tuhan juga bangkitkan pasukan yang akan melawannya. Maukah kita sungguh-sungguh menanggapi panggilan Tuhan untuk bangkit menjadi pasukanNya? Tuhan panggil pasukkan menjadi imam yang berdiri bagi bangsanya; berdoa dan menangisi bangsanya yang dihabiskan oleh belalang-belalang perusak. Maukah engkau di pakai Tuhan?
Tuhan akan menyatakan pemulihannya kepada orang yang sungguh-sungguh bertobat (Yoel 2:25-27). Tuhan akan kembalikan tahun-tahun kita yang sudah dihabiskan oleh belalang-belalang itu. Bagaimana keadaanmu saat ini? Apakah aspek dalam kehidupanmu begitu hancur berantakan? Tuhan berkata, bahwa hidupmu akan dipulihkan ketika kamu benar-benar mau bertobat.
Siapkah kamu menjadi tentara Kristus di akhir zaman?
Menjadi seorang tentara Kristus, ada 3 hal yang perlu menjadi prinsip : Tidak ada kata mundur, tidak ada tawar-menawar, tidak ada penyesalan. Apa yang sudah kita bangun bersama Tuhan, jangan pernah ada kata mundur. Mental seorang tentara Kristus ada pemberani; tidak takut terhadap apapun dan terus maju. Mengerjakan mimpi Tuhan, kita akan menjumpai banyak tantangan dan mendorong kita mundur. Tetapi kita harus fokus untuk terus maju.
Menjadi seorang tentara Kristus, ada 3 hal yang perlu menjadi prinsip : Tidak ada kata mundur, tidak ada tawar-menawar, tidak ada penyesalan.
Banyak anak muda yang takut melakukan misi buat Tuhan, takut untuk mengerjakan ladang Tuhan, takut untuk mengikuti panggilan Tuhan karena takut hidup mereka tidak dicukupi. Tetapi Tuhan tidak pernah berhutang kepada orang yang sungguh-sungguh mengikut Tuhan. Tuhan yang akan menjamin hidup kita. Karena itu jangan takut untuk mengikuti rencana Tuhan.
Tentara Kristus di akhir zaman akan Tuhan perlengkapi
Tuhan akan mencurahkan Roh Kudusnya kepada kita supaya kita dapat mengadakan mujizat-mujizat (Yoel 2:28-30). Tuhan mau mengingatkan kita melalui Nabi Yoel, bahwa di Akhir Zaman kita akan menghadapi peperangan. Kalau kita tidak bangkit dan tidak bersiap-siap maka kita akan mati sia-sia. Maka mulai hari ini persiapkan diri kita sebaik-baiknya (Yoel 3:9-11). Mari kita sama-sama berkata, “Aku ini Pahlawan.”
Pahlawan adalah seorang yang menonjol, yang memiliki keberanian, dan rela berkorban untuk membela kebenaran.
Selain itu, Pala-Wan dari bahasa Sansekerta berarti orang yang menghasilkan buah yang berkualitas bagi bangsa dan agama. Artinya kalau kita mau menjadi seorang pahlawan, kita harus menghasilkan buah yang berkualitas.
Menjadi pahlawan itu bukan menjadi manusia super. Menjadi pahlawan adalah ketika kita tidak lagi mementingkan diri sendiri, tetapi melakukan sesuatu, bahkan hal yang kecil sekalipun untuk orang lain.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Keluarga Allah
Kristus menciptakan kita serupa dengan-Nya dalam satu iman dan satu keluarga
Gereja tidak berbicara mengenai nama denominasi, organisasi, maupun gedung tempat beribadah. Namun, gereja adalah sebuah organisme kehidupan. Gereja adalah sebuah keluarga. Sudahkah kita merasa bahwa gereja ini keluarga di dalam Kristus, bahwa gereja ialah keluarga rohani kita? Jika ada hubungan keluarga jasmani, persahabatan, pertemanan, ada juga ada hubungan yang dinamakan hubungan dalam satu keluarga rohani. Gereja juga bukan sekedar komunitas, tempat kumpul saja, berkumpul bersama-sama karena tidak ada kerjaan, paksaan, atau karena ada banyak makanan pada saat itu.
Apa itu keluarga?
Tentu kita tidak asing lagi dengan kata yang satu ini. Keluarga adalah bagian terkecil yang membentuk masyarakat. Dalam keluarga, kita mulai mempelajari tentang berbagai hal. Keluarga merupakan bagian terdekat dalam hidup kita. Seringkali, kita cenderung tampil apa adanya pada keluarga kita. Ada keterbukaan, baik itu dalam hal penampilan, cara bicara, dan lain sebagainya.
Keluarga Rohani
Keluarga rohani ialah keluarga yang dipersatukan dalam Kristus, yaitu orang-orang yang ditemukan oleh kasih anugerah-Nya dan disatukan dalam rencana-Nya yang mulia. Ada beberapa ciri keluarga rohani yang benar, yaitu:
Di dalam sebuah keluarga rohani, seseorang tidak perlu mengenakan topeng.
Seorang anggota keluarga belajar untuk membuka setiap topeng dan kubu pikiran mereka untuk dipulihkan dan disempurnakan dalam Kristus. Ada suatu dasar kasih yang benar, bahwasanya teguran dari pemimpin ialah suatu bentuk kasih sayang dalam keluarga. Amsal 27:6 menyatakan, “Seorang kawan memukul dengan maksud baik.” Demikian pula kawan-kawan kita dalam persekutuan di dalam Kristus.
Di dalam sebuah keluarga rohani, ada rasa percaya antara satu anggota dengan anggota keluarga yang lain.
Ciri kedua yang terdapat dalam sebuah keluarga yaitu rasa percaya. Rasa percaya mengalahkan segala kebimbangan dan keraguan dalam hati. Sebab di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih (1 Yohanes 4:18). Adanya rasa percaya berarti ketiadaan rasa curiga antar tubuh Kristus. Dari sinilah muncul sebuah kesatuan hati. Sudahkah kita membangun rasa percaya, sehati, dan sepikir di dalam Kristus.
Di dalam sebuah keluarga rohani, Yesus merupakan kepala keluarga dan gereja ialah tubuh-Nya.
Iblis sangat menyukai perpecahan. Bilamana ada damai sejahtera, Iblis selalu mengambil celah untuk masuk dan memporakporandakan keadaan tersebut. Oleh karena itu, apabila terjadi perpecahan di dalam tubuh Kristus, yakni antar sesama anggota keluarga rohani, ingatlah Efesus 6:12. Bahwasanya, “karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.” Oleh karena itu, jangan biarkan Iblis mencuri kasih dan damai sejahtera Allah melalui ketegangan yang ada di antara kita. Tetapi, milikilah karakter kasih Allah agar kita dimampukan untuk memaafkan kesalahan anggota keluarga kita. Pernahkah Anda mendengar mengenai “mantan keluarga”? Sungguh aneh bukan? Sebab, tidak ada istilah demikian. Seorang anak yang mengalami perseteruan di dalam keluarga, tidak pernah pergi dan mencari keluarga lain. Ia mungkin kabur dari rumah, terhilang dan tersesat, tetapi keluarganya selalu ada untuk menerima dia kembali untuk pulang ke rumah yakni keluarganya yang sejati.
Di dalam sebuah keluarga rohani, ada kasih tak bersyarat.
Beberapa keluarga jasmani mungkin memaparkan kasih yang bersyarat, karena pada dasarnya, kita memang masih hidup dan berinteraksi di dunia dengan manusia yang penuh keterbatasan dalam mengasihi. Namun dalam keluarga rohani yang benar, ada kasih yang benar pula yakni bentuk kasih yang tak bersyarat. Paulus menyatakan dalam surat 1 Korintus 13:1, “Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.”
Dalam sebuah hubungan, entah seperti apa pun bentuknya, yaitu keluarga, jalinan kasih, persahabatan, diperlukan kasih dan pengampunan untuk mempertahankan hubungan tersebut. Kita memiliki kecenderungan untuk membentuk suatu benteng-benteng tertentu di dalam pikiran kita. Luka-luka lama yang terbentuk dari hubungan yang tidak berakhir dengan baik di masa lalu kita membawa banyak sekali masalah dalam hubungan-hubungan kita berikutnya di masa depan. Bahwasanya, hati ini bagaikan sebuah cermin, ketika ia menerima sesuatu, ia cenderung memberikan hal serupa kepada orang lain. Tetapi kita tidak perlu khawatir, karena seperti yang dinyatakan dalam 2 Korintus 10:4-5 bahwa, “…senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup meruntuhkan benteng-benteng. Kami mematahkan setiap siasat orang dan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukannya kepada Kristus.”
Mengapa Gereja disebut sebagai sebuah Keluarga?
Ada hubungan yang spesial dalam sebuah jalinan darah dalam keluarga. Seorang pegawai tidak mungkin akan mendapatkan sepeser pun dari si bos apabila ia resign dari tempat kerjanya. Namun bagaimana dengan seorang anak? Tentu ia berhak untuk mendapatkan warisan dari si bos, sang ayah. Begitu pula dalam gereja. Gereja disebut sebagai keluarga karena ada suatu warisan jubah karunia-karunia, tongkat estafet para pemimpin. Seperti Elia yang menyerahkan jubahnya kepada Elisa, demikian pula orang tua rohani kita akan memberikan juga suatu harta untuk diwariskan kepada kita (1 Raja-raja 19:19-21). Ada suatu genetik rohani yang dapat diturunkan kepada anak rohani, yang berakar dari Kristus. Inilah pentingnya suatu komitmen dalam sebuah keluarga, agar seorang anak siap menerima warisan yang diperuntukkan baginya.
Ketika memiliki hati yang dipulihkan, kita dimampukan untuk memikirkan hal-hal yang baik di mata Tuhan (Filipi 4:8).
Lawanlah kejahatan dengan kebaikan, cara satu-satunya untuk mengalahkan Iblis yaitu dengan memiliki sifat dan karakter Allah yang penuh kasih dan pengampunan, bukan dengan memiliki karakter Iblis yang penuh dendam dan perpecahan.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Ahli Waris
“Semua orang yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!” Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.” (Roma 8:14-17)
Apa yang muncul dibenakmu ketika mendengar kata “warisan”? Warisan adalah sesuatu yang diturunkan dari orangtua kepada anaknya. Warisan bukan hanya berbicara tentang harta saja, tetapi bisa juga banyak hal. Kita bisa menerima warisan berupa nilai-nilai atau karakter-karakter dari nenek moyang kita; dalam hal baik maupun buruk. Ada juga warisan yang otomatis kita warisi, yaitu warisan berkat atau warisan kutuk. Ketika nenek moyang kita hidup dalam kebenaran Firman Tuhan, maka kita juga sebagai keturunannya juga akan menerima warisan berkat. Sebaliknya, ketika nenek moyang kita hidup dalam kutuk, itu juga akan menurun kepada kita. Maka dari itu, mari kita hidup seturut dengan kebenaran Firman Tuhan, supaya warisan kutuk itu dipatahkan, dan warisan berkat dapat kita nikmati dan wariskan kepada anak cucu kita.
Sejarah akan terus berulang, sampai ada seseorang yang masuk dan memenangkannya
Sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, kita sudah mendapatkan warisan dosa; itulah yang disebut sebagai dosa kecenderungan. Kita akan memiliki kecenderungan dosa yang sama dengan orang tua atau nenek moyang kita. Tetapi semuanya akan terus terulang dari generasi satu ke generasi sampai ada seseorang yang memutuskan ikatan dosa itu. Jika dosa itu masih melekat dengan kita, maka kita tidak akan bertumbuh maksimal dalam Tuhan. Hidup kita harus mengalami pertumbuhan rohani.
Orang yang siap menerima warisan adalah seorang yang sudah akil balig
Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikitpun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu. (Galatia 4:1)
Untuk menjadi seorang ahli waris Kerajaan Allah, kita harus belajar menjadi anak terlebih dahulu. Tetapi seorang ahli waris yang belum dewasa belum bisa menerima warisan. Karena itu, jika kita mau menerima warisan, kita harus dewasa terlebih dahulu. Kita semua adalah ahli waris Kerajaan Allah, tapi syarat untuk menerima warisan adalah dewasa secara rohani.
Demikian pula kita: selama kta belum akil balig, kita takluk juga kepada roh-roh dunia (Galatia 4:3)
Orang yang dewasa adalah orang yang hidupnya dipimpin oleh Roh Allah, dan tidak lagi takluk dengan roh-roh dunia. Banyak yang mengaku orang Kristen, tapi masih takluk kepada roh-roh dunia. Orang yang seperti ini tidak berhak menerima warisan dari Tuhan. Maka dari itu, jadilah dewasa di dalam Tuhan.
Seorang hamba adalah seseorang yang diperhamba oleh sesuatu, dan dia tidak berhak menerima apapun. Tetapi Tuhan tidak tidak lagi menyebut kita hamba, tetapi ahli warisNya (Galatia 4:4-7)
Kita harus kembali pada tujuan awal Tuhan menciptakan kita. Status kita adalah anak raja. Karena itu kita harus sadar otoritas kita sebagai anak Raja. Ketika kita masih diperhamba oleh kutuk, kita tidak akan tampil sebagai anak raja. Kita diciptakan Tuhan pada mulanya sempurna, tetapi kita mudah jatuh bangun dalam dosa, tidak bisa bertumbuh lebih lagi dalam Tuhan; kita tidak bisa sempurna, karena dosa warisan yang diberikan kepada kita. Tetapi ketika kita menjadi ahli waris Kerajaan Sorga, kita diberi otoritas untuk mematahkan setiap warisan “pengemis” dalam hidup kita. Di dalam Tuhan tidak ada yang mustahil; itu adalah otoritas kita sebagai anak Raja. Miliki mental sebagai seorang anak Tuhan.
Bagian yang vital dari sebuah tanaman adalah akarnya. Tidak semua tanaman memiliki buah atau daun, tetapi tanpa akar, sebuah tanaman tidak akan bisa bertumbuh. Ketika akar itu kuat, maka tanaman itu bisa bertahan hidup, bertumbuh, bahkan berbuah. Seorang yang dewasa akan terlihat dari buahnya. Sudahkah kamu berbuah? Kalau kita mau menghasilkan buah yang baik, akar pemasalahan dari hidup kita harus kita bereskan, yaitu warisan kutuk/dosa dari nenek moyang kita. Setelah itu, barulah kita bisa menerima warisan yang sehat, yaitu warisan dari Kerajaan Sorga.
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. (Yohanes 15:16)
Kita adalah orang-orang pilihan Tuhan. Kita diperintahkan untuk berbuah, dan buah yang kita hasilkan tetap. Sebagai anak Tuhan yang dewasa, kita tahu betul apa yang kita minta kepada Tuhan adalah sebuah kebutuhan, bukan keinginan semata. Selama kita minta kepada Tuhan, dan itu selaras dengan kerinduan Tuhan, Tuhan pasti akan memberikannya kepada kita. Belajar percayai Tuhan, karena dia pasti memberikan yang terbaik untuk setiap kita.
Kalau kita dewasa dan siap menerima warisan dari Tuhan, kita akan mendapatkan pemenuhan dari janji-janji Tuhan. Kita adalah buatan Allah, dan Dia rindu kita mengerjakan pekerjaan baik yang sudah disediakan-Nya untuk kita (Efesus 2:10). Maka dari itu, mari kita semakin bertumbuh dan semakin dewasa dalam Tuhan, supaya kita siap menerima warisan kita.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Proses
Hari-hari ini banyak produk yang instan, dan begitu banyak orang menyukai hal yang instan. Tetapi sesuatu yang instan belum tentu baik untuk kita. Bukan hanya berbicara tentang sesuatu yang jasmani, tetapi juga dalam kerohanian kita. Tidak semua yang instan itu menyehatkan untuk jiwa kita. Hidup kita butuh yang namanya Proses.
Proses yang membuat kita dewasa
Proses yang membuat kita belajar dan membuat kita menjadi lebih besar. Tapi banyak orang yang tidak suka dengan proses. Orang yang tidak mengalami proses tidak akan bertahan lama. Sayangnya seringkali dalam menggapai mimpi dan ambisi kita, kita berusaha menggapainya dengan cara yang instan. Banyak orang yang ingin kaya dengan cara-cara yang instan, tetapi melanggar kebenaran Firman Tuhan. Setiap kita punya tujuan dan mimpi. Maukah kamu menyerahkan mimpi dan tujuan hidupmu supaya selaras dengan mimpi Tuhan?
Kita tidak akan pernah bisa mencapai mimpi kita tanpa penyertaan Tuhan. Kita bisa mencapai apa yang menjadi mimpi-mimpi kita, tetapi tanpa penyertaan dari Tuhan, semuanya hanya akan sia-sia. Karena itu belajar untuk diproses dan serahkan mimpimu dalam tangan Tuhan.
Mimpi apa yang sedang kau perjuangkan? Kita butuh proses untuk mencapainya. Proses itu bisa menyakitkan dan membutuhkan ketahanan mental. Banyak orang yang tidak sadar dengan proses. Sebenarnya apa yang kita kerjakan dan lalui saat ini adalah bagian dari proses. Kalau kita tidak sadar, kita akan melalui “proses” tanpa sebuah proses.
Seperti sekolah, setiap jenjang adalah proses untuk pertumbuhan kita dari kecil hingga dewasa. Kalau kita berhasil melalui proses itu, maka kita akan dapat melanjutkan ke stage yang selanjutnya. Ketika kita berhasil melalui proses dalam hidup kita, maka kita akan menjadi lebih dewasa dan matang secara rohani, kita akan memperoleh hal-hal yang sesuai dengan kerinduan Tuhan.
Tanpa proses, kita tidak akan pernah mendapatkan mimpi dari Tuhan
Tidak ada yang menyangka kalau seorang gembala bertubuh kecil seperti Daud akan diangkat menjadi raja. Tetapi Daud adalah orang pilihan Tuhan, dia adalah pribadi yang sudah diproses Tuhan. Hati Daud sangat lembut, mau dibentuk, dan menghargai Roh Tuhan dalam dirinya. Daud begitu takut kalau Roh Tuhan pergi darinya. Dia begitu intim dengan Tuhan. Inilah yang membuat hati Tuhan tertarik memandang hati Daud. Sudahkah Tuhan tertarik dengan hatimu?
Tuhan tidak butuh orang yang sempurna untuk mengerjakan mimpi-mimpiNya
Belajar dari Daud, Tuhan tidak melihat rupa, tapi Tuhan memandang hati. Daud punya kelemahan, tapi dia adalah seorang mau menyerahkan dirinya di hadapan Tuhan. Tetapi ketika dia melakukan dosa, dia segera bertobat dan berkabung dengan dosa-dosa yang dibuatnya. Ini yang disebut dengan proses. Karena itu dia memiliki tempat yang spesial di mata Tuhan. Mari kita memikat dan mencuri hati Tuhan dengan hati kita yang lembut dan mau diproses. Ketika Daud hendak diangkat menjadi raja membutuhkan proses yang panjang. Dia mengikuti semua proses Tuhan dengan setia.
Dalam kehidupan kita, kita juga akan menjalani sebuah proses untuk mengalahkan raksasa-raksasa kita. Kita harus berani seperti Daud yang maju mengalahkan Goliat. Apa raksasamu? Mungkin raksasa kita adalah zona nyaman kita. Kita tidak mau meninggalkan zona nyaman kita dan mengikuti panggilan Tuhan. Ayo kita belajar koyakkan kenyamanan kita untuk meraih apa yang menjadi visi Tuhan.
Maka berkumpullah segenap umat Israel di Silo, lalu mereka menempatkan Kemah Pertemuan di sana, karena negeri itu telah takluk kepada mereka. Pada waktu itu masih tinggal tujuh suku di antara orang Israel yang belum mendapat bagian milik pusaka. Sebab itu berkatalah Yosua kepada semua orang Israel: “Berapa lama lagi kamu bermalas-malasan, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allah nenek moyangmu? (Yosua 18:1-3)
Mereka sudah sangat mendekati tanah perjanjian Tuhan, tetapi mereka bermalas-malasan. Tanah perjanjian atau mimpi Tuhan itu mungkin ada di mata kita. Tetapi kemalasan kita bisa menghalangi kita untuk mencapainya. Jangan lewatkan waktu-waktu kita dengan sia-sia, tapi kita kerjakan semuanya untuk kemuliaan Tuhan.
Proses yang kita lalui dimulai dengan setia dari hal yang kecil
Tuhan tidak akan memberikan sesuatu yang besar kalau kita belum siap menerimanya. Perbesar kapasitas kita supaya kita bisa menampung sesuatu yang lebih besar. Untuk itu, kita harus siap diproses oleh Tuhan.Sesuatu yang baru membutuhkan kapasitas hati yang baru. Kantong yang lama; pemikiran-pemikiran kita yang yang lama, itu harus dibuang. Siapkan kantong hatimu yang baru jika kamu mau menerima sesuatu yang baru dari Tuhan. Jika kamu mau diproses, siapkan hatimu yang terbaik bagi Tuhan.
Dalam proses mungkin kita akan melalui kesengsaraan. Tetapi proses itu yang menghasilkan ketekunan dan tahan uji. Orang yang yang tahan uji adalah orang yang berpengharapan, dan pengharapan kita di dalam Tuhan tidak pernah mengecewakan.
Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita. Karena kita tahu, kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan. Dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh kudus yang telah dikaruniakan kepada kita (Roma 5:3-5)
- Published in Sermons