Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Ular Tembaga yang menjadi Berhala
Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup. (Bilangan 21:9)
Tuhan mendatangkan ular tedung kepada bangsa Israel yang bersungut-sungut, namun mereka memohon ampun kepada Tuhan. Tuhan memerintahkan Musa untuk membuat ular tembaga, dan ular tembaga itu menyelamatkan bangsa itu dari ular-ular tedung. Ular tembaga yang dibuat Musa adalah lambang penyertaan dan perlindungan Tuhan atas bangsa Israel (Bil. 21:4-9). Tetapi ular itu justru menjadi berhala bagi mereka (2 Raj. 18:1-4). Bangsa Israel mengalami penyertaan Tuhan, tetapi karakter mereka belum diubahkan. Mereka berbalik kepada Tuhan sebentar, lalu kembali menyembah kepada allah lain.
Bangsa Israel keluar dari Mesir bukan karena mengasihi Tuhan, tetapi karena ingin kehidupan yang lebih baik. Tuhan menyebut bangsa Israel sebagai “pelacur”. Mereka hidup di dalam Tuhan, tetapi mereka tidak memberikan hati mereka total untuk Tuhan.
Berapa banyak kita mengikut Tuhan hanya karena berkat? Kita mengikut Tuhan karena ada hal yang baik yang kita terima.
Tuhan memberikan mujizat untuk menolong setiap kita, tetapi seringkali banyak yang akhirnya hanya tertuju pada mujizatnya, bukan kepada sang pemberi mujizat. Kita tak jauh berbeda dengan “pelacur”, yang mau dengan seseorang untuk mendapat keuntungan, namun tidak pernah memberikan hati dan cinta kepadanya. Dan ketika tidak ada lagi berkat, dengan mudahnya meninggalkannya.
Maukah Anda mengasihi Tuhan dengan segenap hati?
Dalam hidup ini Tuhan tidak hanya memberikan yang baik-baik saja, tetapi terkadang Tuhan ijinkan kita untuk mengalami masa-masa tergelap. Sekalipun demikian, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita dalam masa tergelap kita; penyertaan dan pertolongan-Nya sempurna. Manusia seringkali salah sangka dengan Tuhan; kita sering menganggap Tuhan terlambat. Tetapi Tuhan tidak pernah terlambat. Wanita Samaria yang berjumpa dengan Yesus di sumur Yakub datang pada siang hari; dia datang pada saat sumber air sudah kotor (Yoh. 4:1-42). Dia malu bertemu dengan orang karena sudah berzinah dengan banyak laki-laki; dia menganggap hidupnya sudah terlambat, tidak dapat diperbaiki lagi. Tetapi perjumpaannya dengan Yesus mengubahkan kehidupannya.
Di kisah Lazarus (Yoh. 11:1-44), semua orang menganggap Yesus terlambat karena Lazarus sudah mati. Tetapi Yesus tidak terlambat, melainkan Dia mau menyatakan kuasa-Nya dengan membangkitkan Lazarus di waktu yang tepat.
Tuhan tidak pernah terlambat, sekalipun manusia sering memandangnya sebagai sebuah keterlambatan.
Waktu menurut cara pikir kita berbeda dengan waktu Tuhan; Waktu-Nya selalu yang terbaik bagi kita. Jangan paksa Tuhan untuk membuat segalanya sesuai pemikiran kita. Mari belajar memahami dan mengenal hati Tuhan. Jangan menggunakan pikiran pribadi, memotong standar kebenaran untuk memuaskan kedagingan kita. Tetapi biarkan Tuhan berdaulat penuh atas kehidupan kita.
Jangan mengikut Tuhan hanya karena mengejar berkat-Nya saja, tetapi mari kita mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati, mari belajar mengenal Dia dan percaya kepada-Nya; Dia Tuhan yang tidak pernah terlambat dalam hidup kita.
Ps. Daniel Hadi Shane
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Lepaskan Berhalamu!
Maksudku ialah : hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging – karena keduanya bertentangan – sehingga kamu setiap kali melakukan apa yang kamu kehendaki. Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. (Galatia 5:16-18)
Rasul Paulus berbicara tentang hidup menurut Roh atau daging. Keduanya saling bertentangan, dan sebagai anak Tuhan, kita harus belajar menyalibkan kedagingan kita yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Hari-hari ini banyak orang Kristen yang ngakunya anak Tuhan, tetapi ternyata ada berhala-berhala dalam hidupnya.
Di perjanjian lama, berhala-berhala digambarkan dengan patung-patung atau dewa-dewa. Di masa sekarang, berhala bisa berbicara banyak hal yang lebih kita utamakan dibandingkan Tuhan dalam hidup kita, dan itu sangat menghambat pertumbuhan rohani kita.
Apa saja hal yang bisa menjadi berhala kita?
Penerimaan
Kita sangat mengutamakan penerimaan dan persetujuan orang lain akan apa yang kita putuskan, dan tidak bertanya kepada Tuhan. Kita hidup dari apa kata orang lain tentang kita dibandingkan apa kata Tuhan tentang kita. Tujuan hidup kita tidak lagi diselaraskan dengan tujuan Tuhan, melainkan apa yang orang lain katakan. Seringkali tidak dapat menolak orang lain, atau kondisi hati yang sangat buruk jika menolak orang lain. Ini membuat kita tidak bisa mengikuti jalan-jalan Tuhan.
Posisi/Jabatan/Kekuasaan
Kita menjadi berambisi untuk mendapatkan posisi tertentu. Berebut mencari kekuasan dengan menghalalkan segala macam cara. Hidupnya digerakkan dengan mencari pengakuan melalui jabatan dan kekuasaan. Ini juga menjadi salah satu alasan kejatuhan Lucifer; karena dia berambisi dengan jabatan dan kekuatan, dia ingin menjadi sama seperti Tuhan (Yesaya 14:12-14).
Promosi itu datangnya dari Tuhan. Jangan ambisius untuk mendapatkan jabatan, karena Tuhan tahu waktu yang terbaik untuk mengangkat kita.
Tuhan mau kita memiliki kerendahan hati (Matius 23:11). Tidak perlu mencari pengakuan dari dunia ini. Kita harus sadari bahwa posisi kita sebagai Ahli Waris Kerajaan Surga adalah posisi yang luar biasa.
Pekerjaan / Pelayanan / Studi
Menjadi orang sibuk dengan perkerjaan/ pelayanan/ studi kita tanpa berfokus kepada Tuhan, pekerjaan/ pelayanan/ studi kita telah menjadi berhala bagi kita. Kita berfokus kepada pekerjaannya, bukan kepada Tuhan lagi, atau menjadi seorang yang melayani di banyak bidang, sehingga tidak fokus beribadah menemukan Tuhan. Kita suka pelayanan sana sini, tetapi justru itu membuat kita lupa bersekutu dan berdoa dengan Tuhan. Jangan seperti Martha yang sibuk melakukan ini dan itu, tapi jadilah Maria yang mengerti bahwa bagian terbaik adalah mendengarkan Tuhan.
Oleh karena itu, kita harus bisa seimbang dalam pelayanan dan pekerjaan dengan Tuhan. Jangan kita lupa siapa yang lebih penting dari semua pelayanan kita.
Keluarga
Keluarga juga bisa menjadi berhala bagi kita. Kita lebih mencintai kelurga kita daripada Yesus. Banyak anak-anak Tuhan yang lebih mementingkan kata-kata keluarganya daripada mendengarkan kata Tuhan terhadapnya. Baik dalam melayani Tuhan, mengikuti panggilan Tuhan, ataupun mengambil keputusan untuk sungguh-sungguh sama Tuhan. Berhala ini membuat kita tidak bisa memenuhi kerinduan Tuhan buat hidup kita, karena seringkali kita tidak mendengarkan Tuhan dan lebih mendengarkan apa kata keluarga kita.
Kekayaan / Materi
Orang dengan berhala ini adalah penganut Teologi kemakmuran. Harta dan kekayaannya menjadi berhala dan lebih diutamakan daripada Tuhan. Tidak suka memberikan persembahan buat Tuhan, karena sayang dengan uangnya. Lebih baik mencari banyak uang dan terus bekerja cari uang daripada pergi beribadah.
Gereja / Denominasi
Gereja juga bisa menjadi berhala, ketika kita terlalu mengkhususkan nama gereja, denominasi, aliran, atau kita terlalu mengagungkan hamba Tuhan daripada Tuhan. Bahkan ada yang sampai selalu menyetujui semua pengajarannya dan tidak menyaring hal-hal yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan.
Hobi dan Me Time
Hobi-hobi kita bisa menjadi berhala juga dalam hidup kita, misalnya mengidolakan Bintang Film berlebihan, main handphone, intenet, atau games terus menerus, dan tidak punya waktu untuk Tuhan. menghabiskan semua waktu untuk kepuasan diri sendiri, dan tidak memiliki tujuan ke arah Tuhan.
Mari kita sungguh-sungguh hidup untuk Tuhan. Jangan kita memiliki berhala dan bersahabat dengan dunia ini. Sebab Firman Tuhan katakan, Persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah (Yakobus 4:4). Tuhan mau kita hidup dan hati kita utuh diberikan untuk Tuhan.
Jangan kuatir dengan segala sesuatu, karena Tuhan tahu yang terbaik untuk kita. Mungkin kita tidak sadar memiliki berhala-berhala dalam hidup kita, hari ini mari kita sadari dan lepaskan semua berhala kita, dan Tuhan yang akan memegang hidup kita.
- Published in Sermons