Khotbah Pdm. Evie Mehita : Hati-Hati dengan Roh Pengendali!
Setiap anak Tuhan dipanggil dan diberikan perlengkapan untuk melakukan kehendak Tuhan, tetapi masih banyak yang tidak tahu cara mengaktifkan dan menggunakannya, bahkan ada yang tidak mendapatnya karena tidak mau berjalan dalam panggilan Tuhan. Langkah pertama mendapatkan perlengkapan dari Tuhan adalah belajar melangkah dalam panggilan Tuhan.
Ada juga yang takut dan kuatir ketika berjalan dalam rencana Tuhan dan panggilan Tuhan. Jangan takut dulu!!! Percaya kalau Tuhan memanggil kita, Dia pasti akan perlengkapi. Tuhan yang menciptakan kita, Tuhan yang paling mengetahui apa yang menjadi tujuan hidup kita. Seringkali kita sulit mengerti rencana Tuhan karena memiliki Roh pengendali.
Seperti namanya, roh pengendali adalah yang mengendalikan dan mengikat kita, sehingga kita tidak bisa berjalan sesuai dengan rencana Tuhan. Ia mengendalikan perasaan, pikiran atau tindakannya, sehingga hidupnya terikat. Pelayan Tuhan bisa saja melayani dengan luar biasa, tetapi ia tidak bisa melangkah lebih maju karena ia sedang terikat. Orang-orang yang terikat ini seringkali tidak menyadari bahwa ia sedang diikat.
Sebenarnya, dari mana asal Roh Pengendali?
-
Roh jahat (1 Korintus 10:20-21)
Kita bisa membuka celah bagi roh jahat untuk masuk dalam hidup kita, misalnya dengan melakukan praktek okultisme, perdukunan, dan percaya pada peruntungan dan ramalan. Tanpa kita sadari, kita dikendalikan oleh roh jahat tersebut. Intimidasi iblis membuat kita sulit untuk menyembah dan mempercayai Tuhan. Tetapi jangan khawatir, Tuhan sanggup membebaskan setiap orang yang berseru kepada Tuhan, namun kita tetap harus bertanggung jawab atas dosa yang kita lakukan.
-
Adat istiadat dan mitos (Kolose 2:8 & Galatia 4:9-10)
Hal ini berbicara mengenai roh-roh dunia. Di dalam kitab Galatia 4:9-10 mengatakan bahwa roh dunia yang sebenarnya lemah dan miskin dapat mengikat hidup banyak orang yang lemah hati dan tidak diisi oleh Firman Tuhan. Roh ini menjadi pengendali banyak orang bahkan anak-anak Tuhan. Adat istiadat dan mitos budaya yang tidak sesuai Firman Tuhan juga bisa menjadi celah yang membuat seseorang terikat kuat. Oleh karena itu, janganlah kita dikendalikan oleh Roh jahat maupun adat istiadat yang tidak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.
-
Dosa (Ibrani 12:1-2)
Upah dosa adalah maut. Dosa membuat kita tidak dapat berlari karena ia mengikat kita dan menghalangi berkat Tuhan turun atas kita. Tidak semua beban adalah dosa, tetapi dosa pasti menjadi beban bagi kita. Misalnya, perasaan khawatir berlebihan dalam pergumulan yang tidak esensial dan berupa ikatan jiwa dari hubungan yang melelahkan.
Bebas dari dosa begitu indah dan nikmat. Kita dapat melayani dengan bebas. Yesus telah mati untuk setiap kita agar kita bebas. Jika kita mau meninggalkan semua beban dan dosa, Tuhan pasti membebaska kita. Dengan demikian, kitab isa berlari tanpa harus merasa menderita.
-
Manusia
Contoh di mana manusia menjadi pengendali adalah Ratu Izebel. Ia mengendalikan kehidupan raja Ahab dan orang-orang di sekelilingnya. Wanita sangat mudah menjadi pengendali dengan air mata, rajukan ataupun kata-kata yang menarik simpati. Demikian juga pria yang memiliki keinginan untuk menguasai wanita dan merasa wanita harus taat kepadanya.
Setiap orang bisa memiliki roh pengendali atas sesama kita. Roh pengendali bisa berwujud dalam banyak hal, bahkan sering dijumpai dalam keluarga.
Banyak anak Tuhan takut memasuki rencana Tuhan karena dikendalikan orang tua. Ataupun, berusaha menjadi seperti saudara atau teman, hidup dalam bayang-bayang mereka. Jangan membandingkan diri kita dengan orang lain! Tuhan memiliki rencana besar dalam kehidupan masing-masing kita.
Terkadang, kita juga menuntut dan memaksa Tuhan mengabulkan keinginan kita. Kita melakukan sesuatu yang baik, bahkan kita melayani Tuhan, namun sebenarnya, kita melakukannya untuk tujuan pribadi kita sendiri. Akhirnya kita menjadi frustasi dan menderita. Kita menggunakan Tuhan dan hal-hal rohani untuk mencapai tujuan kita sendiri, bukan tujuan Tuhan.
Tetapi kita harus sadar bahwa kita diciptakan dengan begitu mulia, Tuhan turun tangan membentuk manusia dengan cinta bukan untuk tujuan yang sementara di bumi menurut rancangan kita.
Tuhan ingin agar kita percaya kepada rencanaNya, dengan bimbinganNya agar kita memuliakan Dia, bukan dengan cara kita, melainkan cara Tuhan. Mari belajar percaya penuh kepada Tuhan, karena kepercayaan itu penting. Yesus sangat mengasihi kita dna mengingini yang terbaik untuk kita. Mari kita belajar percaya kepada Tuhan.
Tuhan Yesus Memberkati
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Evie Mehita : Emosi yang Rusak
Hidup kita ini penuh dengan pilihan. Dalam setiap pilihan itu, tentunya kita mau apa yang kita pilih adalah yang hal tepat. Tetapi apa jadinya kalau kita memilih sesuatu saat emosi kita sedang rusak? Tentu semua pilihan, tindakan, dan keputusan kita pun jadi salah.
Kita perlu memberi perhatian lebih untuk “Emosi yang Rusak”. Emosi yang rusak adalah akibat dari luka masa lalu yang tidak kita bereskan, sehingga kita memiliki emosi yang tidak dapat kita kendalikan. Orang yang memiliki emosi yang rusak akan selalu haus akan penerimaan dan penghargaan orang lain, sehingga dia berusaha dengan keras untuk mencapainya bahkan dengan cara-cara yang salah. Bahayanya, emosi rusak dan hubungan rusak membuat kita mengambil keputusan dan tindakan yang salah sehingga seluruh jalan kehidupan kita tidak sesuai dengan destiny Tuhan.
Orang yang punya emosi yang rusak hidup dalam ketakutan; takut salah buat keputusan, takut salah memilih pasangan, takut salah memilih pekerjaan, takut kehilangan yang berlebihan.
Dalam Tuhan seharusnya kita tidak hidup dalam ketakutan
Semua ketakutan kita harus dilawan dengan kita belajar melangkah dengan Iman. Ketika kita mau menentukan pilihan pastikan apakah itu menyenangkan hatimu sendiri atau menyenangkan hati Tuhan. Tentu pilihan yang benar tolak ukurnya adalah sesuai Firman Tuhan, ada damai sejahtera, dan pastikan pilihanmu itu menyenangkan hati Tuhan.
Mintalah nasehat-nasehat yang benar dari orang-orang yang dapat dipercaya dalam hal kerohanian.
Jangan sembarangan minta nasehat orang yang tidak mengenal Tuhan; itu hanya akan menuntun kita kepada pilihan yang salah. Miliki penasehat di dalam Tuhan yang menuntun kamu dalam pilihan yang benar dalam Tuhan.
Emosi yang rusak merupakan sebuah belenggu bagi kita, yang membuat kita sulit untuk berubah dan menerima kasih karunia Tuhan, bahkan membuat kita tidak dapat berlari ke tujuan Tuhan yang ditetapkanNya bagi kita. Tetapi semua kembali kepada pribadi kita: Maukah kamu berubah? Berubah mengandung kata aktif, artinya perubahan kita adalah sebuah tindakan yang harus kita lakukan. Diperlukan usaha untuk berjuang melawannya supaya kita dipulihkan.
Belenggu-belenggu manusia:
Budos – Budak dosa
Hidupnya diikat oleh dosa. Dia mau lepas, tetapi tidak bisa. Sehingga dia menyerah dengan keadaan itu, dan terus melakukan dosanya. Hal ini juga berupa kebiasaan-kebiasaan buruk yang tidak dikuasai, sehingga berbuahkan dosa. Dan itu menjadi sebuah belenggu yang sulit untuk dilepaskan.
Belenggu Mamon
Orang yang dibelenggu mamon ciri-cirinya adalah materialistis dan hidupnya dikuasai oleh kekuatiran. Hidupnya selalu kuatir apa yang akan dimakan besok, kuatir akan masa depannya, kuatir dengan harta-harta yang dimilikinya. Dia dibelenggu oleh rasa berharganya terhadap materi.
Belenggu nafsu keinginan
Hidupnya penuh dengan keinginan. Semua yang diinginkan harus terjadi dan sesuai dengan keinginannya. Dia dibelenggu dalam hal Pasangan, Games, Makan, keterikatan Internet, Media sosial, Ikatan nafsu.
Hidup kita adalah pilihan: Apakah kita memutuskan jatuh dalam dosa dan melukai Tuhan atau menyangkal diri dari semuanya. Ketika ada masalah dalam hidup kita, Kita pilih diam dan bereskan dengan Tuhan ataukah kita memilih untuk pahit.
Orang yang emosinya rusak adalah orang yang memilih untuk pahit ketika masalah terjadi dalam hidupnya.
Emosi kita yang rusak harus disembuhkan oleh Tuhan, dan kesembuhan kita itu dimulai dari keputusan kita untuk mau sembuh. Perhatikan setiap keputusan kita! Jangan membuat keputusan yang dekat-dekat dengan dosa. Sepert Lot, dia meninggalkan Abraham dan membuat sebuah keputusan untuk dekat dengan Sodom dan Gomora, yang akhirnya menyeretnya masuk dalam dosa yang Tuhan dibenci oleh Tuhan.
Kita perlu menguasai daging kita; kita harus bisa mengontrol semua emosi kita. Karena itu, kita jangan memberi daging kita makan terus. Memberi makan daging berbicara kita kompromi dengan dosa, kita kompromi dengan kebiasaan buruk, dan akhirnya membuat kita jatuh. Kita harus perbesar roh kita; kasih makan roh kita dengan lagu Rohani, doa dan Firman Tuhan. Sehingga roh kita jauh lebih mendominasi daripada perasaan kita.
Sebab beginilah Firman Tuhan kepada kaum Israel: “Carilah Aku, maka kamu akan hidup! Janganlah kamu mencari Betel, janganlah pergi ke Gilgal dan janganlah menyeberang ke Bersyeba, sebab Gilgal pasti masuk dalam pembuangan dan Betel akan lenyap.” Carilah Tuhan, maka kamu akan hidup, supaya jangan Ia memasuki keturunan Yusuf bagaikan api, yang memakannya habis dengan tidak ada yang memadamkan bagi Betel. (Amos 5:4-6)
Betel, Gilgal, dan Bersyeba adalah tempat yang pernah dipakai untuk bertemu dengan Tuhan. Itu adalah tempat-tempat yang luar biasa. Tetapi tempat-tempat itu pada akhirnya menjadi berhala; orang-orang lebih mengkhususkan tempat itu daripada mengutamakan Tuhan. Kita mungkin pernah mengalami pengalaman-pengalaman dengan Tuhan, tetapi yang terutama bukanlah pengalaman itu, tetapi Tuhan. Jangan punya Betel, Gilgal, atau Bersyeba dalam hidupmu, tetapi carilah Tuhan, maka kamu akan hidup.
Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mulai memperhambakan diri lagi kepadanya (Galatia 4:9)
Kita sebagai orang yang pernah mengecap kebaikan Tuhan jangan mau lagi diperhamba oleh Roh dunia ini yang miskin dan lemah. Tetapi kalau Roh Tuhan ada dalam kita, kita adalah orang-orang yang kaya dengan Kasih KaruniaNya. Emosi yang rusak adalah bagian dari roh yang miskin dan lemah itu, karena itu mari kita mau belajar dipulihkan hari ke hari bersama Tuhan.
- Published in Sermons