Khotbah Ev. Christin Jedidah : Menjadi Murid Kristus
Bacaan : Lukas 14 : 25-35
Ada banyak alasan orang-orang mengikut Yesus. Ada yang menginginkan makan, mujizat, dan lain sebagainya. Tetapi Tuhan tidak menghendaki kita hanya sekedar menjadi “pengikut” Kristus, tetapi menjadi murid Kristus yang sejati. Bagaimana menjadi murid Kristus yang sejati?
Membenci Semua Berhala
“Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Lukas 14:26)
Apakah ada yang kita kasihi lebih dari Tuhan? Tuhan mau kita membenci itu. Maksud dari membenci ini supaya itu tidak menjadi berhala kita. Allah kita adalah Allah yang cemburu. Ia begitu mengasihi dan menginginkan kita. Ia mau kita mencintai-Nya lebih dari segalanya. Kita harus menempatkan Tuhan di atas segalanya. Keluarga merupakan salah satu orang yang paling kita kasihi. Tapi Firman Tuhan berkata barangsiapa mengasihi keluarga daripada Yesus, maka ia tidak layak untuk menjadi Murid Kristus.
Mungkin ada berhala-berhala di hidup kita: raksasa. Ada yang memiliki raksasa keluarga, raksasa persahabatan, dll, sehingga hati kita bisa terikat oleh keterikatan duniawi. Ketika hati kita sudah terikat, kita jadi tidak bisa menempatkan Yesus menjadi yang pertama dan satu-satunya.
Kalau kita lebih mengasihi berhala-berhala kita, rencana Tuhan tidak dapat terjadi di dalam hidup kita.
Banyak orang yang tidak mau menerima panggilan Tuhan hanya karena lebih memilih orang-orang yang ia kasihi di dunia. Banyaknya pilihan sulit yang membuat kita harus memutuskan apakah kita mau taat kepada Tuhan atau manusia. Berapa banyak orang yang dipengaruhi oleh apa kata orang? Menjadi murid Kristus harus meninggalkan apa kata orang. BELAJAR MENDENGARKAN SUARA TUHAN! Maukah kita sungguh-sungguh mempertahankan panggilan kita? Ini membutuhkan PROSES.
Memikul Salib
“Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Lukas 14:27)
Memikul salib berarti kita mau menderita untuk Tuhan. Kekristenan bukan hanya berbicara tentang berdoa meminta kepada Tuhan lalu dikabulkan, tetapi berbicara tentang BAYAR HARGA. Belajarlah untuk mengikut Kristus dengan membayar harganya. Dalam setiap pelayanan, pengerjaan visi, kita perlu bayar harga.
Visi tidak cukup hanya dibayangkan, tetapi juga harus dilakukan, dan itu membutuhkan bayar harga. Belajar mengandalkan Tuhan, dan Ia yang akan mencukupi kebutuhan kita.
“Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.” (Lukas 14:28-31)
Dalam mengikut Yesus kita perlu punya perhitungan; punya perencanaan. Kita harus siap dalam membayar harganya. Siap mental dan penuh persiapan supaya tidak putus di tengah jalan dalam perjalanan memenuhi panggilan Tuhan. Selesaikan panggilan kita sampai akhir.
Mengosongkan Diri
“Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Lukas 14:33)
Serahkan semua yang ada padamu kepada Tuhan. Apa berhala yang menghalangimu untuk dekat dengan Tuhan? Belajar merelakan semuanya dan kosongkan dirimu. Sehingga rencana Tuhan yang sempurna dapat terjadi dalam hidupmu.
Menjadi Garam
“Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja. Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!” (Lukas 14:34-35)
Ketika kita menjadi murid, kita harus menjadi DAMPAK bagi orang lain. Jangan kita menjadi tawar yang tidak memberikan pengaruh apapun; semuanya hanya menjadi sia-sia. Jadilah dampak dimanapun kita berada, dan nama Tuhan dipermuliakan.
JADILAH MURID KRISTUS SEJATI YANG MENJADIKAN TUHAN YANG TERUTAMA DALAM HIDUPMU
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Sedang Proses
“…. Jiwaku selalu teringat akan hal itu dan tertekan dalam diriku. Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! “TUHAN adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya. TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.”
Ratapan 3:20-25
Pernahkah kita mengalami situasi seperti pada Ratapan 3:1-25 ? Dimana kita berusaha sekuat tenaga, tetapi seolah-olah Tuhan memberikan tembok besar yang tidak bisa kita terobos. Jika itu terjadi pada dirimu, percayalah bahwa Tuhan sedang melakukan sebuah proses, yaitu menghancurkan daging dan jiwa kita, supaya Roh Tuhan berkuasa atas hidup kita. Proses peremukkan itu indah untuk menciptakan sebuah pribadi yang berkenan di mata Tuhan. Kita semua boleh punya mimpi dan tujuan dalam hidup kita, tetapi sayangnya mimpi kita terkadang tidak sejalan dengan mimpi Tuhan. Sehingga Tuhan mengijinkan proses-proses yang berat supaya mimpi kita sejalan dengan mimpi-Nya. Tuhan adalah Roh, sedangkan kita manusia terdiri dari daging. Kita tidak mungkin menyembah Tuhan dan mengerti kerinduan Tuhan dengan daging kita.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Mati dan Bangkit Bersama Kristus
Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita juga akan hidup juga dengan Dia. Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia.
Roma 6 : 5,8-9
Paskah mengingatkan kita untuk mengenang peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Ini adalah peristiwa yang penting, karena untuk inilah Kristus datang ke dunia, yaitu menebus dosa manusia. Tidak ada penebusan manusia tanpa peristiwa kematian dan kebangkitan-Nya. Di dalam Roma dikatakan bahwa, “… kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya”. Tetapi apakah kita sudah hidup dalam kematian dan kebangkitan Yesus?
Sebagai pengikut Kristus yang sejati, kita harus mengalami peristiwa kematian dan kebangkitan bersama dengan Kristus. Artinya kita mati dari manusia lama kita yang tunduk kepada dosa (Roma 6:10-11), dan bangkit menjadi manusia baru dalam Tuhan (Roma 6:4). Jika kita ikut mati dan bangkit bersama dengan Kristus, artinya kita tidak lagi menyerahkan tubuh kita yang fana kepada dosa. Kita memang tidak bisa lepas dari dosa, tetapi Tuhan rindu kita menjadi pribadi yang mau senantiasa disempurnakan.
Kita belajar instrospeksi diri kita, hal apa yang harus kita perbaiki dalam hidup kita. Tuhan rindu kita ada progress; kita mengalami kemenangan demi kemenangan yang mengubahkan hidup kita. Perubahan yang kita alami akan membawa dampak untuk orang-orang yang ada di sekeliling kita. Inilah tujuan kita dilahirkan di dunia: berdampak dan membawa kemuliaan Tuhan di muka bumi.
Tugas utama kita menginjil kepada banyak orang, supaya mereka mengenal Kristus. Menginjil bukan hanya berkhotbah atau berupa perkataan, tetapi lewat hidup kita. Karena itu, kita disebut sebagai garam dan terang dunia (Mat. 5:13-16). Garam adalah bumbu yang berfungsi untuk memberi rasa pada makanan. Jika garam itu menjadi tawar, dia akan kehilangan fungsinya. Demikian juga terang kita. Janganlah kita menyembunyikannya, tetapi meletakkannya di atas kaki dian, supaya orang bisa merasakan terangnya. Ketika hidup kita sungguh-sungguh menjadi garam dan terang dunia, orang akan terberkati lewat hidup kita dan nama Tuhan dipermuliakan.
Bagaimana menjadi Garam dan Terang? Ada 3P yang harus kita perhatikan, yaitu:
- Perkataan
Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, dimana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
Efesus 4:29
Perkataan kotor yang dimaksudkan adalah perkataan umpatan dan perkataan sia-sia. Janganlah keluar kata sia-sia dari mulut kita; kita harus menjadi terang dalam perkataan kita. Kita harus bijak dalam berkata-kata, tidak semua hal dapat kita perkatakan sembarangan. Kita perlu menyaring setiap perkataan kita. Perkataan yang tidak kita jaga dengan baik, akan bisa menjadi gosip dan fitnahan yang dapat merugikan orang lain. Ada banyak orang yang memiliki gambar diri yang rusak akibat dari perkataan orang tua mereka yang salah. Bahkan perkataan yang merujuk kepada bullying juga dapat membunuh karakter orang lain.
Dalam Yakobus 3:1-12, dijelaskan bahwa lidah kita mengambil peranan yang penting. Jika lidah kita cemar, maka cemarlah seluruh tubuh kita. Untuk menjinakkan lidah dan perkataan kita memang membutuhkan proses, karena itu kita harus belajar untuk mematikan setiap perkataan-perkataan kita yang jahat. Sebagai anak-anak Tuhan, kita perlu memiliki perkataan-perkataan Kristus dalam hidup kita, yakni kata-kata yang membangun (Kolose 3:16).
- Pikiran
Pikiran adalah pusat dari peperangan rohani. Pikiran berpengaruh terhadap perkataan dan perbuatan kita. Pikiran muncul dari apa yang kita lihat dan kita dengar. Karena tidak semua yang kita lihat dan dengar baik, maka kita perlu memilah-milah. Sebab dari pikiran, akan timbul keinginan. Hati-hati dengan dosa keinginan/ dosa pikiran. Jika pada zaman dahulu, orang yang berzinah itu dikatakan berdosa, tetapi Yesus berkata bahwa ketika pikirannya mengingininya saja sudah dikatakan berdosa.
Pikiran kita juga mempengaruhi perasaan dan respon kita terhadap sesuatu. Ketika respon dan perasaan mengikuti pikiran kita yang jahat, maka perkataan dan perbuatan kita pun juga akan condong kepada hal yang jahat. Pikiran yang iri hati, akan mempengaruhi hati kita untuk menjadi iri dan terluka. Karena itu, kita harus menaklukkan pikiran kita kepada Tuhan (2 Kor 10:5). Kita harus sadar bahwa peperangan rohani sungguh nyata. Iblis akan selalu berusaha menjatuhkan kita sebagai anak Tuhan. Jangan sampai kita dikuasai oleh pikiran jahat dan berpengaruh kepada perbuatan kita.
Karena itu, mari kita memikirkan apa yang berkenan kepada Tuhan (Filipi 4:8).
- Perbuatan
Perbuatan kita adalah output dari pikiran kita. Jika pikiran kita baik, maka perbuatan yang dilakukan pun menjadi baik. Namun, ketika pikiran kita dikuasai dengan kejahatan, maka output yang dikeluarkan pun demikian. Karena itu, mengendalikan dan menguasai pikiran itu penting. Supaya apa yang kita lakukan dapat memancarkan terang untuk orang-orang di sekeliling kita.
Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidup yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
1 Petrus 1:14-15,18-19
Hidup kita yang lama sudah mati. Mari kita bangkit dan menjalani hidup kita yang baru. Belajarlah hidup kudus d hadapan Tuhan, karena Yesus adalah Kudus. Jangan kita hidup seperti manusia lama kita, karena kita sudah di tebus oleh Yesus Kristus. Sekalipun ada dosa-dosa keturunan yang membuat kita sangat sulit untuk bangkit, tetapi Tuhan-lah yang terlebih sanggup. Dia sanggup mengubahkan setiap kita.
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Evie Mehita : Tuhan Sudah Membayar Lunas
Ketika kita membayar sesuatu dengan mahal, kita akan menganggap itu sangat berharga bagi kita. Demikian pula jika kita merasa memiliki sesuatu, kita akan merasa hal itu berharga untuk kita. Kita bisa dengan mudah mengkritik banyak hal ketika memasuki rumah orang lain, tetapi di dalam rumah kita sendiri, kita akan membersihkan dan menghargai apa yang ada di dalamnya. Demikian juga dengan kita, jemaat perlu belajar untuk memiliki gereja dan menghargai apa yang ada di dalamnya. Sehingga kita merasa bahwa itu adalah sesuatu yang berharga.
“Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”
1 Korintus 6:20
Seringkali kita kurang menghargai apa yang Tuhan berikan dalam hidup kita karena kita menganggap diri kita tidak berharga. Bagaimana kamu memandang dirimu? Kita bisa merasa bahwa diri kita buruk, penuh dengan dosa dan kegagalan, sehingga kita dihantui rasa bersalah dan membuat diri kita merasa tidak berharga lagi. Tetapi dalam Firman Tuhan dikatakan bahwa kita telah dibeli dan lunas dibayar dari dosa. Tuhan telah membayar lunas kita dengan darahNya yang tercurah di kayu salib. Di mata Tuhan kita sangat berharga. Karena itu, Yesus relakan hidupnya untuk menebus setiap kita.
“Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah.- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab, kamu telah ditebus dengan harga lunas. Karena itu, muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”
1 Korintus 6:19
Diri kita adalah bait Roh Kudus, sehingga diri kita bukanlah milik kita sendiri. Sama halnya dengan suami dan istri. Ketika mereka sudah terikat dalam sebuah pernikahan, hidup mereka bukan milik mereka sendiri; mereka terikat satu dengan yang lainnya. Sama halnya dengan kita; kita adalah milik Kristus, artinya kita perlu bertanya kepada Tuhan tentang segala yang terkait dengan hidup kita. Kita tidak bisa memutuskan sendiri dengan sesuka hati kita.
Orang yang sadar dirinya milik Tuhan dan terikat dengan-Nya akan selalu melibatkan Tuhan di dalam keputusan-keputusan penting dalam hidupnya. Ketika kita melakukan hal ini, kita akan sungguh-sungguh mengalami tuntunan dari Tuhan.
Dikatakan di ayat 20, “… Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu” Jika kita sudah terikat dengan Tuhan, artinya tubuh kita juga milik Tuhan. Apapun kondisi tubuh kita, kita memerlukan tubuh ini untuk melakukan karya-karya bagi Kerajaan Allah. Kita tidak bisa melakukan sesuatu untuk orang lain hanya jiwa dan roh tanpa tubuh. Kita memerlukan bibir kita untuk memperkatakan berkat; kita memerlukan kaki kita untuk melangkah kepada orang yang membutuhkan, kita memerlukan tangan kita untuk melayani sesama. Tubuh kita seharusnya digunakan kemuliaan nama Tuhan. Sudahkah tubuh kita menjadi berkat untuk orang lain? Tubuh kita sangat penting. Dengan kita menjaga kehormatan tubuh kita, kita juga menjaga kehormatan Bapa di Sorga. Karena itu, mari kita belajar untuk menghargai tubuh kita.
Paulus mengulang perkataannya dalam 1 Korintus 7:23, “Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia.” Arti menjadi “hamba manusia” disini adalah berbicara menjadi budak dari pemikiran, kedagingan, dan jiwani manusia. Tubuh, jiwa dan roh kita perlu kita serahkan dalam tangan Tuhan, karena di dalam Tuhan kita bukan lagi hamba dosa, tetapi kita adalah hamba kebenaran.
“Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota- anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan.”
Roma 6:19
Kita adalah orang-orang yang penuh dengan kelemahan. Karena itu mari kita belajar menyerahkan segalanya dalam tangan Tuhan untuk masuk dalam proses pengudusan. Proses pengudusan artinya tubuh, jiwa dan roh kita menjadi hamba kebenaran. Semua masalah dan dosa-dosa kita sudah dibayar lunas oleh Tuhan, tetapi seringkali banyak anak Tuhan masuk dalam ikatan dan pergumulan. Mereka bisa merasa bahwa diri mereka berada di dalam penjara dan tidak bisa keluar, padahal kunci itu sudah mereka miliki. Kita perlu ambil langkah iman untuk berlari ke pintu dan membukanya dengan kunci yang sudah kita miliki.
Ada cawan dari Tuhan yang harus kita minum. Kita meminumnya supaya kehendak Tuhan terjadi dalam hidup kita. Sekalipun cawan itu terasa tidak enak, tetapi cawan itu adalah obat terbaik untuk setiap kita. Kalau kita meminum cawan itu, kita akan diberi kekuatan sampai akhir. Saat dihadapkan dengan cawan kita, mungkin kita merasa tidak aman, tertolak, dan ingin lari dari Tuhan. Tetapi sebenarnya perasaan kita tidak bisa dipercaya; perasaan kita mudah berubah. Jika hidup kita dikendalikan oleh perasaan, kita hanya akan melakukan hal yang menyenangkan bagi kita. Kita akan dengan mudahnya melarikan diri dari cawan-cawan yang harus kita hadapi. Saat ini kita sedang dibentuk untuk menjadi tentara-tentara yang kuat di akhir zaman. Orang yang kuat adalah orang yang bertahan di dalam proses Tuhan. Karena itu, marilah kita senantiasa bertahan di dalam proses-proses pembentukan Tuhan.
Paulus menyampaikan kerinduannya untuk setiap jemaat Tuhan agar memiliki cara hidup seorang hamba (1 Kor 1:9-17). Hari-hari ini banyak hamba-hamba Tuhan yang tidak melayani Tuhan, tetapi menjadi hamba yang materialistis. Menjadi hamba bukan berarti tidak mengikui tren yang ada, tetapi yang kita pancarkan bukanlah kekayaan kita, melainkan spirit kita yang sungguh-sungguh melayani Tuhan.
Mari kita belajar melayani dengan hati, bukan karena upah yang kita dapat dengan melayani Tuhan, tetapi bagaimana pelayanan kita membawa kemuliaan nama Tuhan. Hidup kita haruslah jadi teladan, supaya hidup kita memancarkan Kristus. Paulus juga menyampaikan dalam 1 Korintus 6:1-7, bahwa Tuhan rindu ada penasehat-penasehat rohani yang bijaksana. Karena ketika kita menjadi pemimpin dan memberikan nasehat-nasehat yang berhikmat, kita akan memberi damai sejahtera untuk orang-orang yang kita pimpin. Seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang tidak mencampuri peperangan orang lain.
Di dalam Korintus 2 kali disebutkan bahwa kita hidup kita sudah lunas dibayar oleh Tuhan. Karena itu mari kita jangan lagi menjadi hamba kedagingan kita. Yesus sudah membayar dosa-dosa kita, tapi kita perlu belajar untuk menggunakan kunci yang telah diberikan supaya kita tampil sebagai pemenang. Jadilah orang merdeka yang memuliakan nama Tuhan!
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Holy Grail
“Tuhan sudah melunasi semua hutangku,”
“Doaku untuk membeli mobil mewah dijawab oleh Tuhan,” cerita banyak orang yang menjadikan Yesus sebagai “brand”.
Mereka menjadikan-Nya sebagai “brand” seakan-akan mereka sangat diurapi Tuhan. Kesaksian ini adalah sebuah “daging” yang dipertontonkan di atas mimbar. Yesus yang diceritakan bukan Yesus yang mati di kayu salib, tetapi Yesus yang seperti santa claus. Sangat kontradiksi dengan kesaksian yang diceritakan oleh rasul-rasul terdahulu. Mereka bersaksi tentang penderitaan yang dialami karena memberitakan kebenaran Firman Tuhan. Tetapi yang menjadi sukacita mereka adalah nama Tuhan dipermuliakan. Anak Tuhan yang sesungguhnya dapat dilihat dari buah-buah yang dihasilkan. Yang selalu melekat pada pokok anggur yang benar, yaitu Yesus Kristus.
Yesus berkata kepada mereka semua, “Jika seseorang ingin mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya sendiri, dan memikul salibnya setiap hari, dan mengikuti Aku.
Lukas 9:23
Sudah berapa lama gereja Tuhan dibuat tidur oleh dongeng-dongeng dari orang-orang yang tidak menjadikan Firman Tuhan sebagai sumber dari kesaksian mereka? Kekristenan yang berasal dari Firman Tuhan adalah kekristenan yang bertanggung jawab pada Tuhan dan diri sendiri. Kekristenan bukan hal yang instan! Kekristenan adalah mengikut Yesus, menyangkal diri, dan memikul salib setiap hari. Bagaimana kita bisa menjadi anak-anak Tuhan yang berdampak kalau kita masih menyimpan dosa?
Pada perjamuan terakhir, Yesus mengambil cawan. Cawan artinya mengambil bagian. Ketika Ia mengambil cawan, pikiran-Nya berperang. Ada dua cawan yang akan Ia minum. Cawan pertama adalah cawan dari dunia. Dalam cawan tersebut ada gambaran-gambaran ayah dan ibu-Nya—Yusuf dan Maria, murid-murid serta orang-orang yang dikasihi-Nya. Cawan kedua terdapat gambaran diri-Nya yang disiksa, dianiaya, disalib untuk menanggung dosa seluruh manusia. Cawan mana yang harus Ia ambil? Ia sangat bergumul.
Ia bisa memilih untuk tidak melewati penderitaan karena Ia 100% manusia dan 100% Allah. Sama seperti kita. Ketika Tuhan memberikan dua cawan, mana yang akan kita pilih? Mungkin kita akan memilih cawan yang berasal dari dunia. Cawan yang berisi kesuksesan, kemakmuran, kekayaan duniawi. Rasa puas dari daging tidak pernah cukup. Allah berjanji akan mencukupkan kita sesuai dengan kapasitas kita bukan kepuasan daging. Oleh karena itu, mulailah belajar mendengarkan kebenaran injil Firman Tuhan yang sesungguhnya. Bukan injil yang dibuat-buat untuk menyenangkan kedagingan kita.
Jadilah bodoh dalam dosa dan pandai dalam kebenaran.
Firman Tuhan adalah terang dan pelita bagi hidup kita. Jangan mau terikat dengan dosa karena itu akan membuat kita tidak bisa maksimal dalam melayani Tuhan. Kalau kita menyerahkan diri untuk bertobat dan berbalik pada Tuhan, maka Ia menjanjikan adanya pemulihan. Bila kita menabur dosa, maka kita akan menuainya. Tetapi bersama Kristus, Ia akan menemani kita sampai akhir, memberikan kekuatan untuk menghadapinya dan memulai hari esok yang lebih baik. Kebangunan rohani yang terbaik adalah ketika kita mengalami kematian Kristus di hidup kita setiap hari. Mau mengambil cawan kerinduan Tuhan yang berbeda dengan cawan dunia.
Sudahkah kita siap meminum cawan kerinduan Tuhan? Ketika kita meminumnya, artinya kita siap memberikan mimpi-mimpi kita untuk digantikan dengan mimpi dari Tuhan. Jangan curiga dengan Tuhan. Akar segala dosa adalah cinta uang,. Tetapi akar dari tidak pemulihan ada curiga dengan Tuhan.
KEKRISTENAN BUKAN SEBUAH STEMPEL
TETAPI MENGAMBIL CAWAN KRISTUS DI HIDUPNYA
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Sukacita Termanis
Semua orang pasti mempunyai keinginan. Tetapi ketika kita memperoleh keinginan kita, apakah itu menjamin kehidupan kita berbahagia?
Ibu saya berkata, bahwa dia akan berbahagia ketika melihat anaknya menikah. Ketika anaknya sudah menikah, dia berkata, “1 cucu saja akan membuatku tersenyum bahagia.”Ketika dia mendapatkan 1 cucu saja, dia berkata, “Kasihan cucu saya sendirian. Kalau ada cucu lagi, saya akan lebih berbahagia.” Namun, ketika dia sudah memiliki 2 dan 3 cucu, dia kunjung tidak berbahagia. Kapankah dia akan sungguh-sungguh berbahagia?
Kebahagiaan menurut versi bumi tidak ada habisnya.
Manusia mengejar yang fana, yang tidak bisa memberikan kebahagiaan. Berbeda dengan Para Rasul. Mereka dianiaya, tetapi mereka menyebut mereka adalah orang yang paling berbahagia. Para rasul berbahagia ketika mereka melakukan kehendak Tuhan. Mereka berani memberitakan injil damai sejahtera. Mereka memiliki keberanian untuk melawan pengajar-pengajar palsu. Hari-hari ini banyak nabi-nabi dan pengajar-pengajar palsu. Tetapi hanya dari buahnya kita dapat mengenal mereka. Namun, banyak juga pengajar-pengajar palsu yang buah-buahnya kelihatan bagus. Tetapi ternyata, di dalamnya, mereka memiliki kandungan bakteri yang bisa membuat orang sakit. Maka dari itu kita perlu berhati-hati dengan nabi-nabi palsu yang ada di akhir zaman ini.
Nabi-nabi palsu pada zaman ini sulit untuk dideteksi. Ketika kita menentang mereka, mungkin kita akan dimusuhi oleh banyak orang. Tetapi kita harus berani menolaknya! Karena ketika kita mendengarkan injil yang bukan injil yang sesungguhnya, itu adalah perbuatan setan.
Dalam sebuah KKR kesembuhan yang didalamnya terdapat trik atau rekaan, maka ada kuasa setan di sana yang menyamar sebagai malaikat terang. Nabi-nabi palsu menggunakan kekuatan mereka untuk mendatangkan mujizat dan menarik banyak jiwa. Kesembuhan itu tidak datang dari Tuhan!
Injil adalah kekuatan dari Tuhan.
Injil tidak perlu dibantu oleh kekuatan manusia atau cerita dongeng untuk memajukan Kerajaan Tuhan. Saat ini begitu banyak rupa-rupa penipuan. Banyak orang yang mengklaim dirinya seorang pembawa kebangunan rohani. Mereka merasa paling berdampak, paling hebat, dan paling berkuasa, sehingga mereka mencari jiwa-jiwa bukan dari orang yang tidak percaya Kristus. Mereka menarik jiwa-jiwa kepada kegerakan-kegerakan yang bukan berasal dari Tuhan. Hanya murid-murid Kristus yang sejati dapat melihat buahnya, tetapi orang yang belum sungguh-sungguh pada Kristus akan sulit membedakan dan menjadi tertipu.
Kita perlu banyak diubahkan oleh Tuhan. Banyak yang berpikir bahwa orang harus jatuh ketika ada yang menumpang tangan. Bila tidak jatuh artinya orang tersebut melawan Roh Kudus. Itu adalah cara berpikir yang salah. Pada akhirnya di KKR-KKR banyak orang yang “terpaksa” tumbang, karena hati nuraninya tertuduh. Sebab mereka berpikir, kalau tidak tumbang artinya dia tidak rohani. Kita perlu berhati-hati. Roh Kudus memang bisa membuat jatuh, tetapi kekuatan untuk menghadirkan Tuhan dengan kekuatan manusia itu menjadi sebuah okultisme. Di banyak KKR kesembuhan, banyak terjadi orang jatuh bukan karena kuasa Roh Kudus. Mereka jatuh karena sugesti perkataan hamba Tuhan. Hari-hari ini, roh penyesat ada dimana-mana. Roh penyesat ini berusaha menggeser injil yang benar menjadi Injil yang lain, Injil palsu yang hanya membangkitkan semangat dari kedagingan dan perasaan manusia saja.
Di akhir zaman ini akan ada banyak orang yang tidak pernah berjumpa dengan Tuhan, yang mereka kenal dan sukai adalah hal-hal yang berbau okultisme. Mereka merasa mengenal dan menerima Yesus, tetapi mereka berusaha membawa pengalaman supranatural mereka yang ternyata itu adalah sebuah okultisme yang dibungkus secara rohani. Banyak yang mengaku bahwa mereka sudah berdoa selama puluhan hari, dia berkata, “Aku sudah berdoa kepada Tuhan. Aku berhak mendapatkan apa yang menjadi milikku.” Bagaimana dengan Para Rasul? Sedangkan Para Rasul terdahulu berdoa selama bertahun-tahun untuk kebangunan rohani. Mereka menginjil kepada banyak orang dengan bersusah payah; mereka melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan.
Yesus pernah berkata pada akhir zaman akan muncul nabi-nabi palsu. Mereka bahkan akan lebih dicintai daripada Kristus itu sendiri. Mereka bisa menceritakan Yesus dan membuat banyak orang terharu. Bahkan mereka bisa membuat orang mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Tetapi perjumpaan-perjumpaan yang dilakukannya sebagian besar palsu. Akan tetapi, ada perjumpaan yang benar dengan Tuhan, karena Tuhan sangat mengasihi anak-Nya.
Apa rahasia hidup yang berbahagia? Yesus menyampaikan rahasia-rahasia hidup berbahagia dalam Matius 5:3-10 :
“Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga” (Ayat 3)
Miskin artinya tidak terikat hartanya di bumi. Mari kita belajar melepas apa yang kita miliki d bumi ini, dan kita akan memiliki Kerajaan Sorga.
“Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur” (ayat 4)
Para rasul juga pernah sedih. Paulus berkali-kali mengatakan kekuatirannya jikalau ada penyusup dalam jemaat yang mengacaukan injil yang benar. Paulus memiliki pikiran yang begitu kuatir dan manusiawi, tetapi di dalam Firman Tuhan tidak dikatakan Paulus tidak bahagia. Mari kita bahagia dengan jalan-jalan Tuhan. Memang di bumi ini menderita. Jika kehidupan ini tentang bahagia saja, tidak ada pengorbanan kita lakukan ketika kita mengikut Yesus. Kehidupan di bumi ini tidak ada yang kekal, tetapi ketika kita tahu apa yang kita tuju, kita pasti akan memiliki kehidupan yang bahagia.
“Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan” (ayat 7)
Mari kita menjadi orang yang murah hati. Jangan segala sesuatu kita perhitungkan, yang selalu berpikir tentang untung dan rugi saja. Ubah mindset kita menjadi sama dengan mindset kemurahan hati Tuhan. Berpikirlah simpel: ketika kita murah hati, Tuhan juga akan murah hati kepada kita.
“Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah” (ayat 8)
Suci hati artinya memiliki motivasi selalu benar untuk datang ke Kerajaan Tuhan.
“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (ayat 9)
Mari kita menjadi orang yang perkataan kita membawa damai untuk orang-orang disekitar kita. Karena dengan membawa damai, kita akan disebut “anak-anak Tuhan” yang membawa sukacita untuk orang-orang disekeliling kita.
“Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah empunya Kerajaan Sorga” (Ayat 10)
Kita harus berani mempertahankan keyakinan kita yang benar akan Firman Tuhan. Tidak semua orang yang berkata: “aku rindu kebangunan rohani” adalah orang yang sungguh-sungguh rindu sebuah kebangunan rohani.
Kebangunan rohani bukanlah ketika sebuah komunitas penuh sesak dan membangun gedung-gedung yang mahal. Kebangunan rohani adalah ketika Yesus bertahta dalam hati anak-anakNya dan terjadi perubahan yang luar biasa di masyarakat, di kota, dan bahkan di negara tersebut. Kebangunan rohani yang sejati hanya dilakukan oleh Tuhan.
Kebahagiaan yang manis bukan karena kita memiliki segala sesuatu yang ada di dunia ini. Kebahagiaan sejati bukan berati kita tidak pernah sedih dan menangis. Kebahagiaan sejati bukan berarti kita punya rasa aman secara dunia. Tetapi Kebahagiaan sejati adalah ketika kita menyerahkan kekuatiran kita di dalam tangan Tuhan Yesus.
Mari kita serahkan semuanya di dalam tangan Tuhan, sebab Dia adalah penulis hidup kita. Jika sekarang kita masih terikat dengan sesuatu, bawalah itu dihadapan Tuhan dan minta kekuatan Tuhan untuk terbebas dari itu. Tuhan ingin melihat kelahiran baru. Hanya orang yang dilahirkan kembali yang berhak mendapatkan convenant-nya Tuhan.
Mari kita kobarkan injil damai sejahtera yang murni dari Firman Tuhan. Bawalah jiwa-jiwa untuk kemuliaan Tuhan. Jangan biarkan anak-anak Tuhan menjadi sesat karena perkabaran injil yang palsu. Hari-hari ini gereja Tuhan menangis. Tetapi Tuhan berkata, bahwa akan bangkit generasi jawaban doa, yaitu generasi yang mengambil semua kerinduan Tuhan dan berkata tidak terhadap dosa. Mari kita lepaskan semua dosa dan keterikatan kita. Kita akan dirubah Tuhan, dan kita akan menjadi pahlawan-pahlawan Tuhan yang berani menyatakan injil damai sejahtera sampai pada kesudahannya nanti.
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Raksasa
“Suruhlah beberapa orang mengintai tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel; dari setiap suku nenek moyang mereka haruslah kausuruh seorang, semuanya pemimpin-pemimpin di antara mereka.”
Bilangan 13 : 2
Ingatkah kita dengan kisah dua belas pengintai tanah Kanaan? Dua belas orang pengintai tersebut adalah orang-orang pilihan dari setiap sukunya. Tetapi apa yang mereka lihat? Mereka setuju bahwa tanah Kanaan adalah tanah yang perfect—berlimpah susu dan madunya. Namun, sepuluh pengintai diantaranya memberikan informasi yang tidak menyenangkan. Ternyata ada raksasa yang diam di sana.
Seringkali ketika kita melihat janji Tuhan, kita akan mengintai hal itu lebih dahulu. Janji Tuhan memberikan kebangunan rohani bagi kita. Apa yang sering menjadi reaksi kita ketika mengintai janji yang sudah diberikan Tuhan?
- Alasan yang menghambat kegerakan Tuhan [Ay.28]. “Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana.”
Ada beberapa orang yang ketika melihat janji Tuhan mereka akan berkata “tetapi…,” kata “tetapi” adalah alasan untuk tidak mengikuti kegerakan Tuhan. “Kristen tetapi,” istilahnya. “Tetapi” melunturkan keberanian iman untuk meyakini janji Tuhan. Tidak heran bila alasan “tetapi…” menjadi salah satu raksasa yang sulit dikendalikan. Apa yang menjadi alasan kita untuk tidak percaya akan janji Tuhan? - Menyebarkan kabar busuk [Ay.32a] “Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka,”
Suatu pernyataan yang dirasa buruk bagi beberapa pengintai yang tidak percaya lagi akan janji Tuhan disebarkan oleh mereka melalui kabar busuk. Seseorang yang memandang segala sesuatunya buruk memiliki ketidakberesan di area gambar diri. Secara tidak sadar, ia tidak percaya bahwa Tuhan menjadikan segala sesuatunya baik bagi dirinya. Parahnya, kabar busuk yang disebarkan dapat memengaruhi orang lain. Pada Bilangan 14:1 bangsa Israel menjadi bersungut-sungut dan sedih pada Tuhan. Padahal yang mereka dengar hanyalah pendapat dari beberapa pengintai yang penakut dan tidak percaya pada Allah yang menyertai mereka. Belajarlah untuk tidak terpicu menyebarkan kabar buruk. Pandang saja Tuhan dan percaya!
- Merasa bahwa orang lain memikirkan hal yang buruk tentangnya [Ay.33] “dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami.”
Merasa minder, tidak percaya diri, dan berprasangka buruk adalah ciri-ciri orang yang harus dipulihkan di area gambar diri. Bagaimana kita dapat melawan ‘raksasa’ kalau kita masih saja terus menganggap diri sendiri adalah ‘belalang’? Seharusnya kita mengalahkannya dengan Firman Tuhan.
Bagaimana seharusnya yang menjadi respon kita ketika melihat ‘raksasa’ dalam perjalanan mendapatkan janji Tuhan? [1 Samuel 17:45] Respon Daud luar biasa ketika menghadapi musuh dari Filistin. Tidak lari dan putus asa, tetapi ia menyertakan Tuhan. Respon seperti ini sama seperti dua pengintai yang menantang kemustahilan, yaitu Yosua dan Kaleb.
Percaya akan kuasa Tuhan. Iman percaya Yosua dan Kaleb membawa mereka menerima tanah yang dijanjikan oleh Tuhan. Percaya juga mendatangkan mukjizat [Matius 13:58]. Janji Allah memperkuat iman. [Roma 4:19-22]
PERCAYALAH BAHWA ALLAH SANGGUP MELAKUKAN PERKARA-PERKARA YANG BESAR! KALAHKAN RAKSASAMU!
- Published in Sermons
Khotbah Ev. Evie Mehita : Galah Rangsang dari Tuhan
Generasi jaman kini seringkali disebut sebagai generasi micin. Masakan yang diberi micin akan menjadi makanan yang sedap dan enak, tetapi tidak sehat. Demikian juga dengan gereja Tuhan. Cara pandang gereja masa kini telah juga banyak dibumbui dengan hal-hal yang membuatnya terasa sedap secara dunia, tetapi menjadi gereja yang tidak sehat. Tuhan rindu kita bukan menjadi gereja micin, tetapi Tuhan rindu setiap kita menjadi gereja garam yang hidup dan memberikan dampak untuk orang lain. Tuhan mengasihi setiap kita, tapi apakah kita sudah berfungsi sebagai orang yang dikasihi-Nya?
Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang. Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu.
Kisah Para Rasul 26:14-15
Paulus adalah seorang yang berpendidikan. Bahkan dulu dia merasa sangat mengenal dan dekat dengan Tuhan. Dia berpikir apa yang dilakukannya, yaitu membunuh orang-orang yang percaya Yesus, adalah hal yang benar. Ternyata dia salah! Dialah yang justru menyiksa Tuhan dengan tindakannya. Ketika Tuhan menjumpai Paulus, pikiran Paulus menjadi terbuka. Dia akhirnya sadar bahwa apa yang dilakukannya bukan berasal dari Tuhan, tetapi pikirannya sendiri. Seringkali orang yang merasa sudah berjalan di dalam Tuhan, bisa salah dalam mendengar Firman Tuhan, sehingga memiliki cara pikir yang salah. Maka dari itu kita harus sungguh-sungguh dalam belajar Firman Tuhan supaya kita tidak salah dalam melangkah. Kita perlu mengalami perjumpaan dengan Tuhan supaya pikiran kita senantiasa dibukakan dengan kebenaran.
Dikatakan “…… Sukar bagimu menendang ke galah rangsang”. Apa yang dimaksud dengan galah rangsang? Galah rangsang adalah sebuah alat yang Tuhan pakai untuk menangkap orang-orang yang dikasihiNya. Mungkin kita bisa merasa kesakitan saat Tuhan memasangnya kepada kita. Tetapi galah rangsang itu baik untuk sebagai alat pengendali Tuhan atas hidup kita. Paulus pun mengalami galah rangsang. Dia harus mengalami kebutaan selama 3 hari pada awal mula perjumpaannya dengan Tuhan, selanjutnya dia mengalami penganiayaan demi penganiayaan demi memberitakan kabar tentang Kristus.
Maukah kita mengalami galah rangsang? Galah rangsang itu baik dan itulah yang akan mendewasakan setiap kita.
“sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan.”
Efesus 4 : 13-14
Orang yang dewasa akan siap untuk mengunyah makanan yang keras. Orang yang tidak mau belajar menelan makanan keras dia akan tetap menjadi anak-anak walaupun secara fisik mereka dewasa. Firman Tuhan katakan bahwa kamu harus tumbuh dewasa agar dapat membedakan yang baik dan salah. Orang yang dewasa akan dapat mendengar dan mengenal visi yg benar-benar dari Tuhan, sedangkan orang yang tidak dewasa, dia akan mudah sekali diombang-ambingkan dengan penyesatan yang diajarkan oleh dunia ini.
Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat dihadapan-Nya.
Kolose 1:21-22
Kita bisa secara tidak sadar memusuhi Tuhan. Kita bisa menendang-nendang Firman Tuhan yang rasanya tidak sedap untuk kita. Kita hanya mencintai Firman yang enak di telinga kita. Hati dan pikiran kita tidak mau mendengarkan Firman yang keras dan menegur kita. Janganlah kita keraskan hati kita ketika mendengarkan Firman Tuhan, tetapi terimalah Firman Tuhan dengan hati yang lemah lembut. Di sisi yang lain, kita bisa memusuhi Tuhan dengan menendang keputusan dan kedaulatan Tuhan dalam hidup kita. Kita bisa sangat berontak dengan jalan-jalan Tuhan. Justru ketika kita semakin berontak, kita akan semakin sakit dan terluka. Maka, kita harus belajar untuk diam. Diam artinya berserah. Ada penyerahan yang kita berikan kepada Tuhan. Penyerahan artinya kita taat dan berdamai dengan jalan-jalan yang Tuhan tetapkan dalam hidup kita. Tuhan mau kita memiliki penyerahan, maka mari kita serahkan diri kita dalam tangan Tuhan.
“Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, Ia menjadikan dirinya musuh Allah”
Yakobus 4 : 4
Kita bisa dengan sangat mudah memusuhi Tuhan. Ketika kita bergaul karib dengan dunia, kita bisa memusuhi Tuhan. Tetapi ada kabar baik untuk kita semua: kita diperdamaikan dengan Tuhan. Kita harus belajar taat pada Tuhan. Galah rangsang yang Tuhan berikan kepada itu enak untuk kita, bahkan itu dapat membangkitkan kita kalau kita mau.
Firman Tuhan mengajak kita untuk bersabar. Mari kita menguasai diri kita. Kita sangat tidak dapat menahan sakit ketika mengalami galah rangsang dari Tuhan. Kita bisa seringkali berontak ketika galah rangsang itu ada pada kita. Mari kita belajar menguasai diri kita. Hidup kita janganlah dikuasai oleh perasaan atau mood kita. Orang yang seringkali dikendalikan oleh perasaan adalah orang yang tidak dapat menguasai diri. kuasai diri dan bersabar dalam galah rangsang yang Tuhan berikan. Mari kita menjadi pribadi yang lebih dari seorang pahlawan!
“Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota”.
Amsal 16 : 32
- Published in Sermons
Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Bukan Diciptakan untuk Dunia
Janganlah kamu mengasihi dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
1 Yohanes 2 : 15
Sebagai anak-anak Tuhan, kita dipanggil untuk mengikuti kehendak Tuhan. Ada mimpi dan benih visi yang Tuhan rindu untuk kita kerjakan. Tetapi seringkali kita memiliki mimpi dan ambisi pribadi yang tanpa sadar kita kejar melebihi dari mimpi-mimpi Tuhan. Kita dipanggil bukan untuk mengerjakan mimpi pribadi kita, tetapi mimpi-mimpi Tuhan. Banyak sekali orang kristen yang bersaksi, “Saya mendapatkan berkat dari Tuhan. Dulu hidup saya susah. Tetapi karena anugerah Tuhan, sekarang saya sudah bisa berkeliling luar negeri berkali-kali.” Banyak kesaksian yang menonjolkan cerita-cerita keberhasilan anak Tuhan dalam pencapaian materi, mujizat kesembuhan, kedudukan, dan pencapaian-pencapaian “dunia” lainnya. Orang suka mendengar kesaksian-kesaksian demikian, tanpa sadar bahwa ini adalah “kekristenan yang sakit”.
Kesaksian yang disampaikan oleh Rasul Paulus di zamannya sangat berbeda dengan kesaksian masa kini. Pada zaman itu, seorang Paulus akan berkata, “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.” (Filipi 3:8). Kekristenan yang disampaikan oleh Paulus menunjukkan seorang yang mau untuk memikul salib dan menderita bagi Kristus.
Kita tidak diciptakan untuk diterima dunia.
Bukan berarti kita sama sekali tidak mengindahkan perkara dunia, tetapi dimana hartamu berada, disitu hatimu berada. Jika harta terbesarmu adalah hal-hal yang dunia, maka hatimu akan condong kepada hal dunia. Tetapi jika Tuhan adalah yang terutama dalam hidupmu, maka hatimu akan tertuju kepada Tuhan. Banyak orang menikmati dan mengejar kesuksesan secara dunia, hingga mereka mencampur Injil yang benar dengan pencapaian-pencapaian duniawi. Padahal Firman Tuhan katakan, bahwa kerajaan Tuhan tidak dapat disatukan dengan dunia. Berapapun banyaknya harta, teman, dan kedudukan kita tidak menjamin kita akan masuk surga. Karena itu, di akhir zaman ini perlu adanya pemurnian supaya jangan sampai banyak anak Tuhan hidup dalam injil-injil palsu. Injil palsu akan mengajarkan banyak anak Tuhan untuk berfokus pada diri kita sendiri. Ini menyesatkan pikiran mereka; mereka akan berpikir bahwa Tuhan adalah pemenuh setiap keinginan pribadi mereka. Sehingga ketika mereka harus dihadapkan pada situasi yang tidak menguntungkan bagi mereka, mereka akan dengan mudahnya meninggalkan Tuhan.
Hidup ini seperti uap; sebentar saja selesai. Dengan apa kita isi hidup kita? Apakah dengan hasrat dan keinginan pribadi kita, ataukah dengan kerinduan Tuhan? Kita perlu melepaskan semua keterikatan kita. Banyak anak-anak Tuhan yang hidup tidak bebas dari dosa, membuat kita tidak bisa bebas berlari kepada Tuhan. Tetapi kita ditakdirkan untuk menjadi pemenang. Ada Roh Tuhan yang besar hidup dalam kita, sehingga kita diberi kuasa untuk mengalahkan dosa-dosa kita. Jangan kita menjadi nyaman di dalam dosa, karena pada akhirnya Tuhan akan meminta pertanggungjawaban apa yang telah kita kerjakan di dunia ini. Jangan sampai kita didapati tidak berkenan bagi Tuhan. Kita diciptakan untuk mengikuti kehendak Tuhan. Untuk itu, kita perlu memahami kebenaran Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh. Membaca buku-buku rohani itu baik, tetapi buanglah semua buku-buku rohanimu jika itu menggantikan Firman Tuhan yang seharusnya kamu baca secara utuh! Roh kita dibangun dari Firman Tuhan, bukan dari buku rohani semata.
Mari kita menjadi gereja yang hidup! Gereja yang hidup akan mengabarkan injil damai sejahtera. Ketika tidak ada damai sejahtera, akan ada banyak kekuatiran dalam hidupnya. Tetapi anak-anak Tuhan tidak perlu memiliki banyak kekuatiran, karena Firman Tuhan katakan, Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepadaNya. Jalan kita aman selama ini tetap di dalam rencana Tuhan.
Mari kita berhenti menggambarkan Yesus seperti yang kita mau. Berhenti memaksa Tuhan mengabulkan apa yang kamu minta. Mari kita hidup dalam kebenaran! Kekristenan kita perlu didewasakan. Kita harus ambil keputusan untuk dipisahkan dari dunia. Sebuah Gereja yang hidup akan mewartakan injil yang benar kepada orang lain. Gereja yang hidup akan mengikut Tuhan karena sungguh-sungguh mencintai Dia. Mari kita miliki api penginjilan! Mari kita kejar surga dan tinggalkan keinginan dunia. Mari kita kerjakan keselamatan dengan tidak jemu-jemu. Lakukan sekarang, karena kedatanganNya sudah semakin dekat!
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Menjadi Tentara Kristus
Tahun 2018 adalah tahun bangkitnya pahlawan-pahlawan Tuhan. Menjelang kedatangan Tuhan yang semakin dekat, Tuhan menantikan anak-anakNya menjadi tentara-tentara Kristus yang bangkit bagiNya. Tentunya menjadi seorang tentara Kristus bukan perkara yang mudah. Ada kriteria-kriteria khusus yang harus dimiliki oleh seorang tentara Kristus. Tanpa memenuhi kriteria-kriteria tersebut, seseorang tidak akan bisa tentara Tuhan yang menang di akhir jaman.
Seorang tentara Kristus berfokus pada Kristus.
Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.
2 Timotius 2:3-4
Para pengatur pasukan haruslah berbicara kepada tentara, demikian: Siapakah orang yang telah mendirikan rumah baru, tetapi belum menempatinya? Ia boleh pergi dan pulang ke rumahnya, supaya jangan ia mati dalam pertempuran dan orang lain yang menempatinya. Dan siapa telah membuat kebun anggur, tetapi belum mengecap hasilnya? Ia boleh pergi dan pulang ke rumahnya, supaya jangan ia mati dalam pertempuran dan orang lain yang mengecap hasilnya. Dan siapa telah bertunangan dengan seorang perempuan, tetapi belum mengawininya? Ia boleh pergi dan pulang ke rumahnya, supaya jangan ia mati dalam pertempuran dan orang lain yang mengawininya.
Lagi para pengatur pasukan itu harus berbicara kepada tentara demikian: Siapa takut dan lemah hati? Ia boleh pergi dan pulang ke rumahnya, supaya hati saudara-saudaranya jangan tawar seperti hatinya. Apabila para pengatur pasukan selesai berbicara kepada tentara, maka haruslah ditunjuk kepala-kepala pasukan untuk mengepalai tentara.
Ulangan 20:5-9
Seorang tentara Kristus tidak memusingkan dirinya dengan masalah penghidupannya, tetapi hidupnya hanya berfokus pada Kristus. Seorang yang berfokus pada Tuhan semua aspek hidupnya akan dipersembahkan untuk kemuliaan Tuhan. Kitab Ulangan menjelaskan bahwa untuk menjadi tentara harus merelakan segalanya dan berfokus pada peperangannya.
Untuk menjadi seorang tentara Kristus, kita haruslah mengosongkan diri. Proses mengosongkan diri akan dapat kita kita lakukan ketika kita sudah mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Seperti seorang Paulus yang mengatakan bahwa, bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Filipi 1:21), dia telah mengosongkan dirinya untuk hidup bagi Kristus. Bagi seorang Paulus, mati adalah sebuah keuntungan karena bertemu dengan Tuhan, tetapi jikalau ia harus hidup, maka hidupnya haruslah berbuah. Seperti itulah hidup yang berpusat pada Tuhan: Hidup yang berbuah. Apa yang menjadi kebanggaan kita? Semua kebanggaan kita tidaklah berarti ketika kita semakin mengenal Kristus. Ketika Kristus adalah yang terutama dalam hidup kita, kita akan selalu memberikan segala yang terbaik untuk kemuliaan nama Tuhan.
Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
Filipi 3:7-8
Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
Filipi 1:21
Seorang tentara Kristus memiliki Kesetiaan dan Loyalitas
Tuhan menyukai anak-anakNya yang dengan setia mengikut Dia. Tuhan tidak berkenan dengan orang yang juga “bersahabat” dengan dunia. Firman Tuhan dalam Yakobus 4:4-5 mengatakan bahwa persahabatan dengan dunia berarti permusuhan dengan Allah. Kita harus sadar akan identitas kita. Kita berasal dari Kristus, bukan dari dunia ini. Jadi jangan sampai kita terikat pada dunia yang fana, tetapi terus setia mengikut Tuhan.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah yang kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Roma 12:2
Firman Tuhan katakan, bahwa janganlah kita menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi kita harus mencari apa yang Tuhan mau; yang sempurna dan berkenan bagi Tuhan. Karena itu, kita juga perlu menjaga pergaulan kita. Karena pergaulan yang buruk dapat merusak kebiasaan yang baik. Menjadi pelayan Tuhan bukan hanya sekedar melakukan pelayanan di gereja saja, tetapi kita juga harus menjaga sikap dan perilaku kita sehingga orang dapat melihat Kristus dalam kehidupan anak Tuhan.
Dunia mengajarkan kita untuk punya keinginan daging dan keangkuhan hidup (1 Yoh 2:15-17). Kita akan diajak untuk mengejar kesenangan yang sifatnya hanya sementara. Selanjutnya kita akan dengan mudah menjadi sombong. Padahal untuk menjadi seorang tentara Kristus haruslah memiliki hati hamba: rendah hati. Tentara Kristus harus memiliki sikap yang rela untuk dibentuk dan dilatih supaya menjadi pribadi yang kuat. Seorang tentara Tuhan yang sejati akan rela berkorban untuk Kristus. Justru pengorbanan yang dia lakukan akan membuatnya bersukacita (1 Pet 4:12). Tentara Kristus yang sejati akan rela diutus kemanapun Tuhan mau utus. Karena itu mari kita relakan hati kita untuk dibimbing kemanapun Tuhan mau tuntun kita. Kerelaan hati kita yang seperti ini yang berkenan bagi Tuhan.
Banyak dari antara pahlawan-pahlawan Tuhan yang tidak dapat berperang karena mereka tertawan musuh. Iblis menawan pahlawan-pahlawan Tuhan dengan ikatan dosa, luka masa lalu, kebiasaan-kebiasaan buruk, dan bahkan kutuk. Tetapi Roh Tuhan yang ada dalam diri kita lebih besar dari semuanya. Bahkan Tuhan sudah melepaskan belenggu-belenggu kita, tetapi untuk menjadi seorang yang benar-benar bebas butuh respon dari kita untuk segera lari dari penjara-penjara kita.
Marilah kita rindu Tuhan memakai hidup kita. Hidup kita biarlah menjadi alat untuk menyatakan kemuliaan Tuhan. Jangan tertidur! Mari kita jadi tentara Tuhan yang bangkit di akhir jaman. Berfokus pada Kristus, dan latihlah dirimu untuk menjadi tentara-tentara yang kuat. Latih senjata-senjata kita dan menangkan banyak jiwa bagi Kristus!
- Published in Sermons
- 1
- 2