Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Penuhi Cawanmu!
“Mereka telah mendirikan bukit-bukit pengorbanan bagi Baal untuk membakar anak-anak mereka sebagai korban bakaran kepada Baal, suatu hal yang tidak pernah Kuperintahkan atau Kukatakan dan yang tidak pernah timbul dalam hati-Ku.” (Yeremia 19:5)
Hati-hati, beda tipis antara api yang dari Tuhan dan api yang bukan dari Tuhan. Kerinduan untuk memimpin yang bukan dari Tuhan akan mengakibatkan api yang asing. Ketika kita mau memimpin seseorang tetapi tidak mau dipimpin, kita sedang masuk ke dalam sebuah penyesatan. Kita merasa, kita dipanggil oleh Tuhan, tetapi kita tidak mau mendengar orang yang terlebih dahulu dipanggil oleh Tuhan untuk menceritakan pengalaman hidup mereka dan kita tidak mau dipimpin oleh kerinduan Tuhan.
Api asing berbahaya. Ia muncul bukan dari hati Tuhan, tetapi muncul dari perasaan manusia.
Api yang palsu bisa berupa bakat dan talenta teknis yang mendatangkan kesombongan. Misalnya saja, kita sebagai manusia menetapkan standar-standar tertentu untuk seseorang bisa menyembah Tuhan harus dengan suara yang indah. Justru, segala sesuatu yang kelihatannya hebat dan heroik, belum tentu datangnya dari Tuhan. Seperti kisah dalam Yeremia, pada waktu itu, umat Israel mempersembahkan anak mereka sendiri. Hal itu kelihatannya dahsyat dan luar biasa, tetapi itu bukan dari Tuhan, melainkan dari pikiran dan perasaan mereka sendiri.
Banyak orang yang berbicara “aku mendapat ini dari Tuhan,” sementara, itu hanya merupakan dari perasaan dan pikiran mereka semata. Tetapi, domba-domba Tuhan, mengenal suara Tuhan. Beberapa waktu yang lalu, terjadi tsunami di Lombok. Lalu terjadi tsunami di Palu dan Donggala, dan sampai saat ini, kota-kota tersebut terisolasi dan kita tidak tahu bagaimana nasib orang-orang yang ada di kota tersebut. Hal ini tentu mengingatkan kita semua bahwa mall yang besar bisa rubuh, harta yang dikumpulkan dengan susah payah bisa hanyut oleh air, tetapi pada hari-hari terakhir ini, Tuhan rindu mengumpulkan sebuah jemaat yang berkemenangan. Anda tidak boleh “berdiam diri”. Tetapi Anda harus berdiam diri di dalam Tuhan, yakni bertindak dengan iman.
Janji Tuhan itu pasti. Namun, mengapa seringkali kita masih mengalami kegagalan demi kegagalan? Jika Anda sedang mengalami situasi yang berat dalam kehidupan Anda, Anda tidak tahu mengapa janji-janji Tuhan tidak segera digenapi, yang perlu Anda pahami ialah:
Suara siapa yang sedang Anda dengarkan?
Ada seseorang yang menjual semua rumah dan harta pribadinya, untuk membuat sebuah bisnis, dan akhirnya bangkrut dan menyalahkan Tuhan. Mengapa? Karena ia merasa itu suara Tuhan. Tetapi sesungguhnya, Tuhan tidak pernah berkata demikian, sebab suara Tuhan tidak mungkin gagal. Suara manusia dan suara perasaan seringkali menipu.
Waktu Tuhan
Ketika Anda sudah betul-betul mendengarkan suara Tuhan, dan bisnismu masih gagal, studimu masih gagal, dan hidupmu masih berantakan, percayalah, Tuhan sedang meminta Anda untuk berdiam diri. Berdiam diri bukan berarti tertidur, tetapi Anda menyerahkan segala sesuatunya sesuai dengan perintah Tuhan sebab waktu-Nya tidak sama dengan waktu kita. Ketika Naaman disembuhkan (2 Raja-raja 5:1–27), orang yang paling berjasa dalam penyembuhannya ialah pembantunya. Pembantu itu berjalan kepada istri Naaman, dan berujar, “tidak baik berdiam diri, pergilah kepada nabi, dan mudah-mudahan akan terjadi kesembuhan di sana.” Ada sebuah tindakan iman yang perlu dilakukan. Berdiam diri bukan berarti pasrah dengan keadaan. Berdiam diri artinya mendengarkan suara Tuhan, apa yang Tuhan mau untuk kita lakukan?
Ketika kita sedang berdiam diri, Tuhan sedang mengumpulkan air mata kita, peluh kita, di dalam kirbat dan cawan Tuhan. Dan sebelum cawan itu penuh, tidak akan terjadi sesuatu yang hebat dalam diri Anda. Tetapi ketika cawan itu penuh, meluap, melimpah, maka apa pun yang Anda kerjakan akan selalu berhasil.
Kita perlu menunggu cawan Tuhan penuh di dalam kehidupan kita. Lalu, dengan apa cawan ini bisa penuh?
Cawan tersebut akan penuh oleh air mata. Air mata disini melambangkan penyerahan demi penyerahan kita kepada Tuhan. Ketika punya kerinduan Tuhan, membuka toko donat, misalnya. Dan Anda yakin bahwa itu benar-benar dari Tuhan, maka yang pertama kali Tuhan akan kumpulkan yaitu air mata Anda. Pada awalnya, bisa saja Anda menyediakan 1000 donat, dan yang laku hanya 10. Anda mulai menangis, kita merasa, keadaan tidak bersahabat dengan kita. Ketika itu terjadi, Tuhan ingin agar kita berdiam diri, sebab Tuhan sedang mengumpulkan air mata kita, peluh kita ke dalam cawan-Nya. Saat cawan-Nya untuk kita sudah penuh, percayalah, mujizat-Nya untuk kita akan segera terjadi.
Banyak orang gagal dalam proses cawan ini dan menjadi tidak sabaran untuk menerima janji Tuhan. Mereka berusaha menyiramnya dengan api yang asing, semangat yang palsu. Akibatnya, api yang asing dan semangat yang palsu bukan memeras air mata mereka, tetapi memeras air mata kesombongan, “Hmph, lihatlah, donatku akan menjadi donat terbaik sedunia!” Itu api asing, yang Tuhan tidak kehendaki dalam hidup kita.
Lalu, bagaimana kita mengetahui air mata yang benar dan dikehendaki oleh Tuhan? Air mata yang demikian ditandai dengan adanya:
Pendahuluan, berupa motivasi, kerinduan yang dibangkitkan dari Tuhan. Anda akan mendapatkan pujian dan dukungan untuk mengerjakan mimpi Tuhan dalam hidup Anda.
Proses, yaitu bagian terberat. Anda akan mengalami caci maki, nyinyiran rohani, sentimen, dan segala sesuatu yang tidak baik dalam hidup Anda. Tetapi proses itu mendatangkan air mata dan minyak yang kudus, yang siap memenuhi cawan kita.
Pemenuhan cawan, yaitu keberhasilan demi keberhasilan yang disediakan Tuhan bagi orang-orang yang setia menanti pemenuhan cawan Tuhan. Semakin sabar Anda, semakin cepat waktu pemenuhan cawan tersebut di dalam kehidupan Anda. Tetapi semakin tidak sabar Anda, semakin waktu-Nya seakan-akan tidak berujung. Oleh karena itu, mari berdoa kepada Tuhan agar Ia memenuhi cawan Anda, supaya melimpah, dan jikalau cawan itu melimpah, maka Anda siap melakukan perkara-perkara yang besar untuk kemuliaan nama-Nya.
Ada yang berkata jualan ini gagal, jualan itu gagal, saya adalah orang yang gagal. Tetapi ingatlah bahwa Tuhan tidak menciptakan kita sebagai orang yang gagal, tetapi sebagai orang-orang yang lebih daripada para pemenang (Roma 8:37). Jikalau Anda tidak bisa memenuhi cawanmu, sampai seumur hidup, Anda tidak akan pernah mengerti hidup yang penuh kemenangan. Tetapi apabila cawan itu melimpah, kemenangan itu akan dipercepat oleh Tuhan. Maukah Anda bersama-sama, berlomba untuk memenangkan pertandingan Ilahi dan setia dalam proses pemenuhan cawan-Nya?
- Published in The Shepherd's Voice