Khotbah Ps. Daniel Hadi Shane : Pemulihan Identitas Anak Tuhan
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus , umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan. (1 Petrus 2:9-10).
Tuhan menciptakan manusia bukan hanya sekedar untuk memenuhi bumi. Natur mula-mula manusia adalah sebagai “kepunyaan Tuhan”, yang diciptakan untuk memuliakan nama Tuhan dan menjadi rekan sekerja Allah untuk kemuliaan namaNya. Namun sejak manusia jatuh dalam dosa, natur mula-mula itu menjadi rusak; Manusia kehilangan identitas mereka sebagai “kepunyaan Tuhan”, dan mulai mencari identitas-identitas baru yang mereka ciptakan sendiri.
Di akhir zaman ini banyak orang mengalami krisis identitas dan tidak tahu tujuan hidupnya, sehingga mereka berusaha menciptakan sebuah identitas baru yang menurutnya menyenangkan dan diterima oleh orang kebanyakan. Dan berusaha dengan berbagai supaya manusia dapat menerimanya, tetapi semua tidaklah dilakukan untuk kemuliaan nama Tuhan
Banyak orang membuat identitas melalui pencapaian yang dipamerkan : Orang yang melayani melakukan yang terbaik supaya dikenal sebagai orang baik, penyanyi akan bernyanyi dengan suara terbaik demi memperoleh pujian dari banyak orang, orang kaya membeli banyak barang mahal supaya dipuji oleh orang-orang dan mendapat pengakuan bahwa mereka orang yang kaya dan keren. Bahkan tidak sedikit orang yang menggunakan sosial media dan status (pernikahan, karir, gelar, dsb.) demi memperoleh identitas. Namun ketika Tuhan ijinkan mereka tidak bisa lagi mengalami hal itu (dipuji, diakui, diberi penghargaan, diindahkan), mereka menjadi sangat marah dan menderita; Mereka menjadi depresi dan terluka.
Tuhan rindu mengembalikan kita kepada natur yang mula-mula, yaitu memuliakan Tuhan; semua yang kita lakukan untuk kemuliaan nama-Nya. Dia rindu menyatakan kembali kerinduan-Nya dan identitas kita sebagai milik kepunyaan-Nya. Dan ketika kita kembali kepada rancangan-Nya yang semula, kita menjadi ciptaan baru di dalam Dia.
Menjadi ciptaan baru adalah sebuah proses dimana kita menyangkali identitas kita yang lama dan menghidupi identitas baru kita dalam Yesus Kristus.
Kita tidak akan lagi suka tinggal di dalam dosa, dan kita akan menyadari panggilan kita sebagai rekan sekerja Allah untuk membangun kerajaan-Nya di muka bumi ini. Kita tidak lagi memperdulikan perkataan orang lain tentang kita, tetapi kita melakukan yang terbaik untuk kemuliaan nama Tuhan, dan kita menjadi terang dimanapun kita berada.
Miliki pemulihan identitas di dalam Tuhan. Identitas kita adalah milik kepunyaan Allah, identitas kita yang sesungguhnya adalah warga kerajaan Allah. Natur mula-mula kita adalah memuliakan Tuhan. Karena itu, mari kerjakan kerinduan Tuhan dan jadilah saksi Kristus dimanapun kita berada. Mari melakukan perkara-perkara besar bersama dengan Tuhan!
- Published in The Shepherd's Voice
Khotbah Ev. Christin Jedidah : Doa, Ketaatan, dan Kasih
Tahun ini adalah tahun dimana kemuliaan Tuhan akan dinyatakan, walaupun sepertinya apa yang terjadi di sekeliling kita berbeda dengan apa yang kita harapkan.
Ada 3 hal yang harus kita miliki sebagai anak Tuhan di tengah kondisi yang terjadi saat ini:
Doa
Mari kita berdoa dengan sungguh-sungguh, mencari wajah Tuhan, mencari kehendak Tuhan. Kita datang kepada Tuhan dan meminta belas kasihanNya atas bangsa ini. Seperti Abraham yang memohon belas kasihan Tuhan untuk tidak membinasakan semua kota Sodom dan Gomora.
Setiap hari kita mendengar berita kematian. Banyak dari mereka yang belum mengenal Yesus. Mari berdoa dan meminta belas kasihan Tuhan. Kita berdoa supaya pintu keselamatan dan pertobatan dibukakan untuk jiwa-jiwa.
Yeremia 29:7-14
Mari menjadi mezbah doa dimanapun Tuhan tempatkan kita (ay. 7). Tuhan selalu memberikan rancangan yang terbaik dan hari depan yang penuh pengharapan (ay. 11) . Kita tidak bisa berharap kepada manusia, pengharapan kita hanya ada di dalam Yesus. Tuhan sanggup memulihkan keadaan kita (ay. 12-14). Jangan takut, tetaplah berdoa dan berserah kepada Tuhan. Mari kita ketuk pintu hatiNya dan memohonkan belas kasihan dan pertobatan jiwa-jiwa terjadi di Indonesia.
Ketaatan
Dalam kita menantikan kedatangan Tuhan, kita tidak bisa hanya berdiam dan berdoa. Kita butuh bergerak dan berkarya sesuai dengan kerinduan Tuhan. Jangan berdiam, mari berbuat sesuatu untuk Tuhan dan orang-orang di sekitar kita.
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan (Efesus 5:15-17)
Bangunlah roh yang tidur. Mari perhatikan bagaimana seharusnya kita hidup. Jangan menjadi orang bebal yang susah menerima peringatan Tuhan. Dengan waktu yang Tuhan berikan, mari menjadi aktif, efektif, dan produktif.
Kasih
Doa dan ketaatan jika tidak dilakukan dengan kasih, maka semuanya sia-sia. Hari-hari ini Tuhan rindu ada doa yang didasari dengan hati yang hancur, bukan doa yang rutinitas semata.
Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula . Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat. (Wahyu 2:1-5)
Jemaat di Efesus adalah orang-orang yang mengenal Kristus, mereka berjerih payah, memiliki ketekunan, tidak sabar dengan orang yang jahat, bahkan menderita karena Kristus, tetapi Tuhan mencela mereka karena meninggalkan kasihnya yang semula.
Di akhir zaman ini, kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Orang-orang menjadi biasa mendengar kematian dan tidak peduli dengan orang lain. Bagaimanakah dengan hati kita? Jika hati kita mulai berubah, tidak ada belas kasihan lagi, tidak ada hati untuk jiwa-jiwa, maka kita harus segera bertobat. Mintalah hati yang hancur dan kasih yang semula dari Tuhan.
Keadaan di akhir zaman digambarkan dalam 2 Timotius 3:1-5. Akan datang masa-masa sukar dimana manusia mencintai diri sendiri dan tidak mempedulikan agama (ay. 2). Dengan ibadah streaming yang dilakukan hari-hari ini, sudahkah kita siapkan diri yang terbaik? Hendaknya kita mengikuti ibadah dengan hormat, sebab kita mau datang kepada Tuhan, kita mau berhubungan pribadi dengan Tuhan.
Mari kita lakukan ketiga hal ini dengan sungguh-sungguh. Biarlah kita hidup dalam kasih Tuhan. Sebab tidak ada satu hal pun yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus.
- Published in Sermons